Basis Data Normalisasi Konsep Dasar Basis Data

2.4. Konsep Dasar Basis Data

2.4.1. Basis Data

Basis data adalah pusat sumber data yang caranya dipakai oleh banyak pemakai untuk berbagai aplikasi. Inti dari basis data adalah database management system DBMS, yang membolehkan pembuatan, modifikasi, dan pembaharuan basis data; mendapatkan kembali data; dan membangkitkan laporan. Tujuan basis data yang efektif yaitu : A. Memastikan bahwa data dapat dipakai di antara pemakai untuk berbagai aplikasi. B. Memelihara data baik keakuratan maupun kekonsistenannya. C. Memastikan bahwa semua data yang diperlukan untuk aplikasi sekarang dan yang akan datang akan disediakan dengan cepat. D. Membolehkan basis data untuk berkembang dan kebutuhan pemakai untuk berkembang. E. Membolehkan pemakai untuk membangun pandangan personalnya tentang data tanpa memperhatikan cara data disimpan secara fisik. Kendall Kendall 2, 2003, 128 Tabel berikut adalah simbol hubungan entitas beserta penjelasan dan artinya : Tabel 2.4 Simbol Hubungan Entitas dan Arti Kendall Kendall 2, 2003, 133 Simbol Penjelasan Resmi Arti Sebenarnya Entitas Sekelompok orang, tempat, atau sesuatu Entitas terhubung Digunakan untuk menghubungkan dua entitas Entitas atribut Digunakan untuk kelompok terulang Ke 1 hubungan Tepat satu Ke banyak hubungan Satu atau lebih Ke 0 atau 1 hubungan Hanya satu atau nol Ke lebih dari 1 hubungan Lebih besar dari satu

2.4.2. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan elemen data menjadi tabel - tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Kendall Kendall 2, 2003, 145 Tahapan normalisasi yaitu : A. Tahapan Pertama Tahap pertama dari proses meliputi menghilangkan semua kelompok terulang dan mengidentifikasi kunci utama. Untuk mengerjakannya, hubungan perlu dipecah ke dalam dua atau lebih hubungan. Pada titik ini, hubungan mungkin sudah menjadi bentuk normalisasi ketiga, bahkan lebih banyak tahap akan diperlukan untuk mentransformasi hubungan ke bentuk normalisasi ketiga. Kendall Kendall 2, 2003, 145 B. Tahapan Kedua Tahap kedua menjamin bahwa semua atribut bukan kunci sepenuhnya tergantung pada kunci utama. Semua ketergantungan parsial diubah dan diletakkan dalam hubungan lain. Kendall Kendall 2, 2003, 145 C. Tahapan Ketiga Tahap ketiga mengubah ketergantungan transitif manapun. Suatu ketergantungan transitif adalah sesuatu di mana atribut bukan kunci tergantung pada atribut bukan kunci lainnya. Kendall Kendall 2, 2003, 145 Berikut ini adalah gambaran tahapan yang dilakukan dalam normalisasi : Tahap 1 Menghilangkan kelompok terulang Tahap 2 Mengubah ketergantungan parsial Tahap 3 Mengubah ketergantungan transitif Hubungan tidak normal Hubungan bentuk normalisasi pertama 1NF Hubungan bentuk normalisasi kedua 2NF Hubungan bentuk normalisasi ketiga 3NF Pandangan Pemakai Gambar 2.3 Tahapan Normalisasi Kendall Kendall 2, 2003, 146

2.5. Keadaan Geografis Jembatan Timbang

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS TERHADAP JEMBATAN TIMBANG DALAM FUNGSI PENGAWASAN ANGKUTAN BARANG OLEH PEMERINTAH DAERAH

0 7 16

KAJIAN YURIDIS TERHADAP JEMBATAN TIMBANG DALAM FUNGSI PENGAWASAN ANGKUTAN BARANG OLEH PEMERINTAH DAERAH

0 3 16

ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 4 17

PENDAHULUAN ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 2 7

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 4 7

PEMBAHASAN DAN ANALISIS ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 3 24

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 3 12

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 3 8

PENDAHULUAN PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 4 7

Abstrak :Jembatan timbang atau UPPKB (Unit Pelaksana Penimbangan

0 0 10