LKP : Teknik Pengambilan Gambar Pada Program Acara Titik Tengah Metro TV Jawa Timur.
KERJA PRAKTEK
Nama
: BAGUS ARDIANTO
NIM
: 09.51016.0029
Program Studi
: DIV Komputer Multimedia
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
(2)
iii
Terlebih lagi pada televisi berita, visualisasi pada tayangan berita sangatlah penting. Hal ini bertujuan untuk mendukung dan memperkuat informasi yang ada dalam berita serta membuat berita lebih menarik.
Begitu juga dengan Metro TV Jawa Timur dengan program berita dialog “Titik Tengah”. Program “Titik Tengah” merupakan program dialog yang mengangkat satu isu yang sedang hangat, program ini menghadirkan satu atau lebih narasumber yang terkait dengan isu tersebut.
Teknik pengambilan gambar merupakan bagian terpenting dari sebuah program acara titik tengah.bagaimana menyajikan tampilan gambar yang bagus agar penonton tidak bosan melihat dialog titik tengah. Dan dapat memahami dengan mudah acara yang disajikan dalam program titik tengah metro tv jawa timur.
Kata Kunci: Televisi, Program Titik Tengah Metro TV Jawa timur, Teknik Pengambilan Data.
(3)
v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Manfaat ... 3
1.6 Pelaksanaan ... 3
1.7 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Multimedia ... 6
2.1.1 Kategori multimedia ... 7
2.1.2 Pertelevisian ... 9
2.2 Berita ... 11
2.3 Teknik Pengambilan Gambar Pada Kamera ... 12
2.4 Titik Tengah ... 18
(4)
vi
3.1 Metodologi ... 21
3.2 Teknik Pengumpulan Data... 21
3.3 Analisa Data ... 23
3.4 Teknik Pengambilan Gambar ... 24
3.5 Pra Produksi ... 24
3.6 Produksi ... 25
3.7 Pasca Produksi ... 28
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 30
4.1 Profil Umum Perusahaan ... 30
4.2 Sejarah Umum Perusahaan ... 30
4.3 Latar Belakang Perusahaan ... 32
4.4 Program Acara Metro TV Jawa Timur ... 33
4.5 Proses Penyiaran Metro TV Jawa Timur ... 34
4.6 Visi dan Misi ... 34
4.7 Logo dan Makna ... 35
BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 38
5.1 Implementasi Karya ... 38
5.2 Pra Produksi ... 38
5.3 Proses Teknik Pengambilan Gambar ... 46
(5)
vii
DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN ... 56
(6)
viii
Gambar 5.2 VTR ... 40
Gambar 5.3 Pengaktifan Kamera ... 41
Gambar 5.4 Posisi Kamera 1 ... 42
Gambar 5.5 Posisi Kamera 2 ... 43
Gambar 5.6 Posisi Kamera 3 ... 44
Gambar 5.7 Gambar Bagan Letak Kamera ... 45
Gambar 5.8 Kamera 1 Pada Presenter ... 46
Gambar 5.9 Kamera 2 Pada Presenter dan Nara Sumber ... 47
Gambar 5.10 Kamera 3 Pada Nara Sumber ... 48
Gambar 5.11 Pengambilan Gambar Split Screen ... 49
Gambar 5.12 Variasi Pengambilan Gambar ... 50
Gambar 5.13 Kamera Non-Aktif ... 51
(7)
ix
Lampiran 2 Acuan Kerja ... 57
Lampiran 3 Garis Besar Mingguan ... 58
Lampiran 4 Log harian ... 59
Lampiran 5 Log harian ... 60
Lampiran 6 Form Kehadiran Kerja Praktik ... 61
Lampiran 7 Form Kehadiran Kerja Praktik ... 62
Lampiran 8 Kartu Bimbingan ... 63
(8)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Media pertelevisian di indonesia saat ini sudah maju, banyak sekali berita ataupun acara yang disajikan, media pertelevisian berguna bagi masyarakat di indonesia khusus nya di masyarakat jawa timur. Banyak sekali hal hal atau acara yang ditawarkan di media pertelevisian, termasuk berita. Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau mulut ke mulut kepada orang ketiga atau banyak orang.
Berita bermacam macam penyampaiannya tidak hanya melalui tertulis melainkan visual. Berita biasanya disampaikan melalui media koran ataupun radio. Berita yang disampaikan melalui visual biasanya masyarakat akan lebih mudah untuk memahami berita tersebut dan bisa merasakan yang terjadi di dalam peristiwa tersebut. Visual berita biasanya dituangkan lewat media pertelevisian. Media televisi termasuk kemajuan dalam penyampaian informasi kedalam bentuk visual.
Visualisasi sangat indentik dengan pengelihatan. dalam sebuah berita kita memerlukan visualisasi yang menarik, aktual dan terpercaya. Didalam sebuah berita tentu ada sebuah percakapan dari sumber yang terpercaya untuk memperkuat informasi yang telah ada. Percakapan tersebut akan disampaikan kepada audience melalui visualisasi dan teknik pengambilan pada kamera.
(9)
Teknik pengambilan gambar pada program titik tengah metro jatim sangat diperlukan. Selain untuk sumber visualisasi teknik pengambilan kamera harus bisa menarik audience, agar bisa memahami informasi yang akan disampaikan pada program acara titik tengah metro jatim secara live. Didalam sebuah berita terdapat beberapa teknik pengambilan gambar tertentu yang diperlukan pada acara titik tengah metro jatim.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara teknik pengambilan gambar pada acara titik tengah jatim? 2. Bagaimana cara teknik pengambilan gambar yang siap tayang?
3. Bagaimana mengoperasikan kamera video secara baik dan benar?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Teknik pengambilan gambar pada acara titik tengah metro jatim. 2. Teknik pengambilan gambar yang siap tayang.
(10)
1.4 Tujuan
Adapula tujuan yang ingin dicapai dalam Kerja Praktik ini adalah:
1. Untuk mengetahui teknik pengambilan gambar pada program metro tv jatim. 2. Untuk mengoperasikan kamera secara baik dan benar.
1.5Manfaat
1. Manfaat yang diharapkan dalam Kerja Praktik ini adalah dapat membantu jalannya berita yang akan siap tayang.
2. Sebagai salah satu sumber refrensi untuk memperluas perbendaharaan ilmu yang bisa digunakan untuk akademik mahasiswa.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang teknik pengambilan gambar pada acara berita secara live.
1.6Pelaksanaan
Kerja Praktik ini dilaksanakan dalam periode 01 Juli 2012 – 01 Agustus 2012, diperusahaan PT. Media Lestari Satu (Metro TV Jatim) dalam bidang per-televisian, dengan jadwal kerja senin – jumat pada pukul 08.00 – 17.30.
(11)
1.7Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini dilampirkan dengan susunan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, pelaksanaan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang pengertian karakter generator serta gambaran besar dalam pengoperasian karakter generator dalam program Jurnal Pagi Metro TV Jawa Timur.
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang metodologi dan perancangan yang dikerjakan dalam Kerja Praktik ini.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta logo dan makna dari perusahaan.
BAB V IMPLEMENTASI KARYA
Dalam bab ini merupakan implementasi karya yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
(12)
BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini akan disampaikan simpulan serta saran oleh penulis sebagai akhir dari pengerjaan laporan Kerja Praktik.
(13)
6 2.1 Multimedia
Panduan untuk mengetahui multimedia harus dimulai dengan definisi atau pengertian multimedia. Dalam industri elektronika, multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu, suara, gambar dan teks (Mc Cormick, 1996) atau multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat berupa audio (suara,musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau multimedia merupakan alat yang menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, ani-masi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001).
Definisi lain dari multimedia yaitu dengan menempatkannya dalam konteks, seperti yang dilakukan oleh Hoftsteter (2001), multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video dan ani-masi dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terkandung empat komponen penting multimedia;
(14)
1. Harus ada komputer yang mengkoordinasi apa yang dilihat dan didengar yang berinteraksi dengan kita.
2. Harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi.
3. Harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung.
4. Multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri.
Jika salah satu komponen tidak ada, maka bukan multimedia dalam arti luas namanya. Misalnya jika tidak ada komputer untuk berinteraksi maka itu namanya media campuran, bukan multimedia. Jika tidak ada link yang menghadirkan sebuah struktur dan dimensi, maka namanya rak buku, bukan multimedia. Kalau tidak ada navigasi yang memungkinkan kita memilih jalannya suatu tindakan maka itu namanya film, bukan multimedia. Demikian juga jika kita tidak mempunyai ruang untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka namanya televisi, bukan multimedia. Dari definisi diatas, maka multimedia ada yang online (internet) dan multimedia yang offline (tradisional).
2.1.1 Kategori Multimedia
Multimedia dapat di definisikan menjadi 2 kategori, yaitu Multimedia ContentProduction dan Multimedia Communication.
1. Multimedia Content Production adalah penggunaan beberapa media (teks, audio, graphics, animation, video dan interactivity) yang berbeda dalam
(15)
menyampaikan suatu informasi atau menghasilkan produk multimedia seperti video, audio, musik, film, game, entertaintment, dll. Bisa juga dikatakan sebagai penggunaan beberapa teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (teks, audio, graphics, animation, video, dan interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah :
1) Media teks/tulisan
2) Media audio/suara
3) Media video
4) Media animasi
5) Media gambar
6) Media interaktif
7) Media special effect
2. Multimedia Communication adalah penggunaan media (massa), seperti televisi, radio, media cetak dan internet untuk mempublikasikan / menyiarkan / mengkomunikasikan material periklanan, publikasi, entertaintment, berita, pendidikan, dll. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah :
1) TV
2) Radio
3) Film
4) Media Cetak
5) Musik
(16)
7) Entertainment
8) Tutorial
9) Internet
Dengan penggunaan multimedia, penyampaian informasi akan menjadi lebih menarik dan mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi tersebut. Seperti yang disebutkan dalam laporan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Computer Technology Research (Hofstetter, p4) bahwa seseorang hanya akan mendapatkan 20% dari apa yang mereka lihat dan 30% dari yang mereka dengar. Sedangkan melalui multimedia akan mendapatkan 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar, sampai 80% dari apa yang mereka lihat, dengar dan berinteraksi dengan pada waktu yang sama.
2.1.2 Pertelevisian
Istilah televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dan “visi (vision)” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio, sedangkan segi penglihatan oleh gambarnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006: 1335), mendefinisikan televisi sebagai sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.
Sedangkan penyiaran televisi menurut Undang-undang Republik Indone-sia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 1 ayat (4) adalah media
(17)
komu-nikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi da-lam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
Sifat televisi yang menggabungkan audio dan visual, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada tayangan televisi, yaitu Elvinaro dkk., (2007: 140-142);
a. Pemirsa
Televisi harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa, baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang yang sudah lanjut usia sekalipun. Hal ini bertujuan agar pemirsa lebih tertarik menyaksikan tayangan televisi.
b. Waktu
Waktu penayangan harus sesuai dengan kebiasaan pemirsa. c. Durasi
Durasi disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah, durasi juga harus pas agar pemirsa tidak bosan saat menonton suatu tayangan. d. Metode Penyajiannya
Mengemas pesan sedemikian rupa , misalnya saja tayangan yang berisi pe-san khusus dan bersifat “berat” disajikan dalam bentuk hiburan, sehingga pemirsa lebih nyaman dan terhibur saat menyaksikannya.
(18)
2.2 Berita
News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Singkatnya, berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pen-dengar. Menurut Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III mendefinisikan berita sebagai laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.
Selain fakta, suatu berita harus juga harus memperhatikan aktualitas dan ju-ga harus dinilai penting oleh audience-nya serta menarik. Faktor daya tarik dan pentingnya fakta sebagai bahan penulisan berita dapat dilihat dari bobot peristiwa yang didasarkan terhadap eksklusivitas, keistimewaan, atau scoop-nya (Muda, Deddy Iskandar, 2005: 23). Opinijuga dapat menjadi sebuah berita, namun opini dari narasumber yang berkompeten, bukan opini pembuat berita.
Beberapa jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain adalah; 1. Straight News
Yaitu berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini. Straight News terbagi dalam 2 kategori yaitu Hard News, berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba. Kedua, Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan merupakan berita pendukung.
(19)
2. Depth News
Yaitu berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
3. Investigation News
Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
4. Interpretative News
Berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penu-lisnya/reporter.
5. Opinion News
Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksos-budhankam, dan sebagainya
2.3 Teknik Pengambilan Gambar Pada Kamera
Ada beberapa teknik untuk pengambilan gambar atau video ,berikut teknik -teknik yang sering di gunakan:
1. Sudut Pengambilan Gambar [CAMERA ANGLE].
a. Bird Eye View.
Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil.
(20)
Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung -gedung tinggi.
Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing lagi bagi anda.
b. High Angle.
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
c. Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan. Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster atau manusia raksasa.
d. Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri.
e. Frog Level.
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.
(21)
2. Ukuran Gambar[FRAME SIZE]
a. Extreme Close-up [ECU].
Pengambilan gambar sangat dekat sekali,hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetilan suatu objek.
b. Big Cloe-up[BCU].
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsinya adalah untuk menonjolkan ekpresi yang di keluarkan oleh objek.
c. Close-up[CU].
Ukuran gambar hanya sebatas dari ujung kepala hingga leher. Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tetang objek.
d. Medium Close-up[MCU].
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e. Mid Shoot[MS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f. Knee Shoot[KS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shoot.
g. Full Shoot[FS]
Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
(22)
h. Long Shoot [LS]
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Fool Shoot. Untuk mnujukan objek dengan latar belakangnya.
i. Extreem Long Shoot [ELS].
Pengambilan gambar melebihi long Shoot,menampilkan linkungan si objek secara utuh.Untuk menunjukkan objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j. 1 Shoot.
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang atau benda dalam frame.
k. 2 Shoot.
Pengambilan gambar 2 objek. Untuk memperlihatkan adegan 2 orang yang sedang berkomunikasi.
l. 3.Shoot
Pengambilan gambar 3 objek untuk memperlihatkan 3 orang yang sedang mengobrol.
m. Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek Untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan aktifitas.
(23)
3. GERAKAN KAMERA[MOVING CAMERA] a. Zooming[In/out]
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauh objek,gerakan ini merupakan fasilitas yang di sediakan oleh kamera vidio, dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b. Panning[left/Right].
Yang di maksud gerakan panning yakni kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah kekiri,namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang di inginkan.
c. Tilting[Up/Down].
Gerakan Tilting yitu gerakan keatas dan kebawah,masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang di dapatkan memuaskan dan stabil.
d. Dolly[In/Out].
Gerakan yang di lakukan yaitu gerakan maju mundur,hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada Dolly yang bergerak adalah tripod yang telah di beri roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow.
Pengambilan gambar di lakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
(24)
f. Framing[In/Out].
Framing adalah gerakan yang di lakukan oleh objek untuk memasuki [in] atau keluar [out] framing shot.
g. Fading [In/Out].
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk mengantikan gambar yang ada di sebut fade in,sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan di gantikan gambar baru di sebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang di pasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersamaan kameramen,baik mendekati maupun menjauhi objek.
4. GERAKAN OBJEK[MOVING OBJECT] a. Kamera sejajar objek.
Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek,baik kekiri maupun kekanan
b. Walking [In/Out]
Objek bergerak mendekati[in] maupun menjauhi [out] kamera.
Namun ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Dan elemen penting tersebut meliputi:
(25)
b. Informasi c. Komposisi d. Suara.
e. Sudut Kamera f. Kontinuitas.
Selain teknik-teknik maupun tatacara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameramen ada hal lain yang harus di miliki yakni sense of art atau rasa seni, karena gambar yang di ambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang di dapatkanpun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat di jadikan modal utama untuk menjadi kameramen. (bopf ive, 2011)
2.4 Titik tengah
Titik tengah merupakan salah satu program dari Metro TV Jatim yang dita-yangkan pada hari senin hingga kamis pada pukul 16.30-17.00. Dari program titik tengah tersebut yang berdurasi setengah jam, Metro TV Jatim memberikan tayan-gan berita yang terbaru, teraktual, dan berbobot yang akan disampaikan kepada penontonnya melalui wawancara dialog pada nara sumber yang telah ada di studio metro tv jatim. Berita yang disampaikan berkisar dari wilayah Jawa Timur. Dalam sebuah program berita dipegang oleh seorang editor yang merangkap sebagai PD (program director) yang mengatur jalannya sebuah acara program. Penulis
(26)
mengangkat program berita jurnal pagi karena pada program berita jurnal pagi berita-berita baru yang ditayangkan merupakan berita baru dan masih belum ban-yak ditonton dan didengar oleh para penonton. Sehingga demikian penulis mengangkat program jurnal pagi sebagai topic atau judul dalam pembuatan laporan ini.
2.4.1 Detail Proses Pengerjaan Dialog Titik Tengah
Ruang lingkup dari penyusunan kerja dapat dikelompokkan dalam tiga jenis tahap yaitu :
1. Tahap Pra produksi
Dalam tahap pra produksi Penulis mempersiapkan ruang studio, seperti cek kamera, white balance, cek fokus, memindah posisi kamera bila diperlukan untuk mendekati object yang akan di shoot, menyiapkan clip on untuk narasumber, dan kursi untuk nara sumber
2. Tahap Produksi
Dalam tahap produksi penulis disini akan dituntun untuk merekam gambar dialog nara sumber dan presenter oleh PD yang akan ditampilkan dilayar televisi sesuai teknik pengambilan gambar yang berlaku di acara titik tengah tersebut, dan melakukan inovasi pengambilan teknik gambar bila diperlukan. 3. Tahap Pasca Produksi
Dalam tahap pasca produksi yang dapat dilakukan adalah evaluasi. Hasil dari evaluasi tersebut dikerjakan dalam bentuk rekapan. Dari hasil rekapan
(27)
terse-but maka produser dan pimpinan dapat mengevaluasi kekurangan dan kelebi-han dalam pelaksanaan berita siap tayang.
(28)
21
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
Metodologi dan Perancangan Karya dalam laman ini, penulis akan membahas tentang pokok-pokok dalam pengerjaan teknik pengambilan gambar.
3.1 Metodologi
Metodologi yang akan digunakan penulis dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah deskriptif dengan paradigm kualitatif. Metode deskriptif meru-pakan metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompuk manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan sekumpulan cara yang digunakan un-tuk memperoleh data dan informasi mengenai masalah atau objek yang akan diteliti. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut;
1. Library Research
Pengumpulan data dan informasi dengan cara mempelajari dan menelaah sumber-sumber berupa buku, materi kuliah dan referensi lainnya yang berkai-tan dengan masalah yang akan diteliti.
(29)
2. Field Research
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan menelaah langsung objek yang akan diteliti melalui;
a. Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dan informasi yang factual melalui pengamatan di lokasi penelitian. Metode observasi sendiri ada 2, yaitu; observasi partisipan dan observasi non partisipan. ob-servasi partisipan dimana peneliti melakukan penelitian dengan cara terli-bat langsung dan berinteraksi dengan objek yang ditelitinya. Sedangkan dalam observasi non partispan peneliti tidak melibatkan diri dan tidak ber-interaksi dengan objek yang ditelitinya.
Penulis melakukan observasi partisipan dalam laporan ini, karena penulis melakukan pengamatan serta turut berpartisipasi dalam pengambilan gam-bar pada program acara Metro TV Jawa Timur.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan penulis untuk melengkapi data dan informasi yang didapat melalui observasi. Menurut Nazir (1988) wawancara adalah pros-es memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya ja-wab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan in-terview guide (panduan wawancara). Dalam pelaksanaanya, penduan wa-wancara tersebut tidak mengikat, karena di lapangan bisa saja ditemukan hal-hal yang bersifat spontan namun masih berada dalam konteks masalah
(30)
yang diteliti. Penulis melakukan tanya jawab kepada berbagai pihak yang terkait, seperti camera person, program director dan lain-lain yang menge-tahui mengenaai teknik pengambilan gambar program “Titik Tengah” di Metro TV Jawa Timur.
c. Dokumentasi
Peneliti mengambil teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan berbagai catatan lapangan dan pendokumentasian visual (foto). Hal ini ber-tujuan untuk memaksimalkan penelitian dan memperjelas hasil observai dan wawancara.
3.3 Analisa Data
Analisa data dilakukan agar data dan informasi yang terkumpul melalui teknik diatas memiliki arti dan bisa ditarik kesimpulan untuk menjawab permasa-lahn yang diteliti. Karena penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan paradigm kualitatif, sehingga belum ada pola yang jelas. Seperti yang dikemukakan Stainback bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada panduan un-tuk menenun-tukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan unun-tuk men-dukung kesimpulan dan teori.
Dalam laporan kerja praktek ini, penulis melakukan 3 tahap analisa data. Pertama, reduksi data, penulis melakukan pemilihan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek penting dalam teknik pengambilan gambar. Kemudian penulis mereduksi data yang dianggap penting dan menunjang penelitian, lalu membuang data-data yang tidak diperlukan.
(31)
Kedua, penyajian data, dlam tahap ini diikuti oleh pengumpulan data dan in-formasi dari studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hal ini dil-akukan untuk memperkuat hasil reduksi data sehingga menghasilkan suatu kes-impulan. Setelah data dan informasi terkumpul dan direduksi kembali, data kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi. Data-data yang saling berhubungan dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.
Tahap yang terakhir adalah pengambilan kesimpulan dan verifikasi data. Setelah penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian, selanjutnya adalah mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, serta meminta pertimbangan kepada berbagai pihak terkait mengenai data-data yang di-peroleh di lapangan.
3.4 Teknik Pengambilan Gambar dalam Program Titik Tengah Metro TV Jawa Timur.
Pengambilan gambar pada program ini lebih kebanyakan pada medium shoot dan group shoot dimana shoot kamera 1 untuk menampilkan gambar presenter, kamera 2 untuk master gambar biasanya menggunakan teknik groupshoot, kamera 3 lebih ke pengambilan narasumber
3.5 Pra Produksi
Dalam tahap pra produksi camera person program Titik Tengah harus melakukan beberapa tugas yaitu malakukan setting studio, karena program Titik
(32)
Tengah merupakan program dialog sehingga ada beberapa set yang harus dit-ambah. Kemudian camera person melakukan cek kamera, melakukan white bal-ance dan cek focus kamera dengan panduan dari PD. Kamera yang digunakan dis-tudio dapat dipindahkan jika objek yang di shootterlalu jauh atau terlalu dekat. Dan komposisi disetiap masing-masing kamera
3.6 Produksi
Sebuah proses produksi yang ada di Metro TV jawa timur adalah jalannya sebuah berita siap tayang pada jam tertentu. Sebuah produksi dalam program acara memiliki beberapa tahapan yang dilakukan. Agar sebuah program tersebut dapat mencapai sasaran penonton yang diinginkan. Dan ini adalah beberapa taha-pan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut:
1. Membuat Tujuan dari Produksi
Bagian terpenting dalam sebuah tahap produksi. Dalam pembuatan tujuan dan sasaran harus jelas karena dengan tujuan tersebut maka tahapan produksi akan berjalan dengan lancar. Jika tujuan tersebut tidak tercapai, maka harus diadakan evaluasi bagaimana tujuan yang benar agar sebuah acara dapat di-produksi dengan baik. Tujuan di-produksi bisa untuk informasi, edukasi, dan lain-lain. Kenyataannya, tujuan utama dari produksi sebuah program adalah menarik peminat pemirsa sehingga akan mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah produksi program acara.
2. Menganalisa Target Penonton
(33)
menganalisa target penonton baik dari psikografis, demografis, geografis, dan lain-lain sehingga tidak akan terjadi “salah alamat” dalam membuat suatu program. Program yang ditargetkan untuk orang tua, harus dikemas menjadi sebuah program yang menarik untuk ditonton oleh orang tua. Jangan sampai anak-anak yang menikmati sehingga yang terjadi adalah pemirsa bosan dan pemirsa yang bukan targetnya akan terkena imbas “Sindrom Televisi”.
3. Evaluasi Acara
Lihat kembali program sejenis yang sudah ada sebelumnya, Dalam memproduksi sebuah program, mari tengok ke belakang apakah program se-jenis sudah ada atau pernah dibuat sebelumnya. Jika program yang pernah dibuat itu gagal, maka ada baiknya membuat sebuah program baru. Kesala-han-kesalahan yang terjadi dalam program sebelumnya akan membuat pro-gram baru ini berbeda karena semua sudah dievaluasi. Perubahan itu penting. Dalam hal ini menyangkut konsep, pendukung artis, lokasi, dan waktu. 4. Membuat Proposal Program
Membuat proposal program adalah tahapan dimana konsep-konsep yang su-dah dipikirkan matang-matang diterjemahkan ke atas kertas. Dalam me-nyusun proposal ini ada beberapa tahapan lagi yang harus dilewati. Yang per-tama adalah membuat treatment dan jelaskan detail maksud dari dibuatnya program tersebut. Setelah bagian tersebut selesai dikerjakan, maka buatlah naskah keseluruhan program. Dalam hal ini menganalisa & menilai rancangan program, yang nantinya disetujui atau ditolak menjadi desain pro-gram.
(34)
5. Membuat Pengaturan Jadwal/Schedule
Pengaturan schedule acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan ser-ta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga ser-tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang mengatur itu semua dil-akukan di satu departemen yakni Programming Departement. Di dalam TV Programming akan tercakup:
a. Orientasi Program b. Kebijakan Program c. Strategi Program d. Sumber Acara e. Pola Acara f. Kriteria Acara
g. Pengembangan Program 6. Memilih Lokasi
Jika produksi didalam studio tidak mencukupi, maka harus diputuskan untuk lokasi di luar. Petugas yang bertugas untuk mensurvei dan mengkoordinasi lokasi dinamakan location scout atau location manager.
7. Memilih Pemeran dan Peralatannya
Disini seorang pemegang produksi memutuskan siapa yang akan memerank-an tokoh-tokoh dalam produksi, pamermemerank-an lmemerank-angsung menawarkmemerank-an kepada ormemerank-ang terkenal/bisa juga melalui proses seleksi (casting). Hal ini juga dapat dil-akukan jauh sebelum produksi berlangsung. Ini bisa digunakan sebagai bahan proposal. Orang yang menangani hal kostum dan peralatan disebut Set
(35)
De-signer. Dia bertugas melihat naskah lalu melakukan penelitian kemudian mendiskusikannya dengan sutradara, setelah melakukan perjanjian diatas. Set Designer dapat juga sebagai Designer pada proses komputer jika produksi tersebut membutuhkan sentuhan computer.
8. Memulai Latihan dan Shooting
Tergantung dari jenis acaranya seperti apa. Latihan atau disebut dengan gladi-resik bisa dilakukan pada saat sebelum acara utama dilakukan atau di shoot-ing kan. Produksi acara yang menggunakan sistem live on tape harus melakukan gladiresik karena nantinya akan ada latihan khusus untuk gerakan, kamera, properti, dan lain-lain yang tidak bisa di rekam ulang. Berbeda dengan produksi drama yang bisa mengambil gambar berulang-ulang karena terbantu dengan teknologi editing.
3.7 Pasca Produksi
Pasca produksi dilakukan setelah pra dan produksi terlaksanakan. Setelah semua produksi dilakukan, selanjutnya menindaklanjuti hasil dari produksi kita. Televisi penyiaran memiliki rating. Di dalam lembaga televisi, acara akan dieval-uasi, diuji coba/ditanggapi oleh para informer. Dalam sebuah pasca produksi se-buah berita kepala editor akan men-cek ulang hasil dari editor news, berita-berita yang sekiranya belum layak tampil akan direvisi ulang untuk dilakukan pembetu-lan lagi. Berita-berita yang belum layak akan dikembalikan pada editonya dan diberitahu oleh kepala editor letak kesalahan dari berita yang telah di edit olehnya. Sedangkan berita yang sudah fix/layak tayang, maka akan langsung dikirim ke
(36)
komputer pusat untuk dipersiapkan tampil sesuai dengan jam program-program acara yang ditentukan pula.
Dalam hal ini kepala editor bertanggung jawab penuh dengan bawahannya, sehingga apabila terjadi kesalahan maka yang akan terkena imbas atau teguran ialah kepala editor. Tanggung jawab dan ketelitian tetap harus dilakukan terus menerus oleh kepala editor dengan hasil berita yang akan ditayangkan.
(37)
30
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Profil Umum Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav. 118-123 Telepon : (031) 5620971 (Hunting)
Fax : (031) 5620991 (General) (031) 5623120 (Redaksi)
Email : [email protected]
Website : www.metrotvnews.com
Slogan : METRO TV Knowledge To Elevate
4.2Sejarah umum tentang berdirinya Metro TV
Metro TV adalah stasiun televisi swasta Indonesia, yang merupakan anak perusahaan dari media group, yang memiliki tujuan menyebarkan berita dan in-formasi ke seluruh pelosok Indonesia. Media group itu sendiri merupakan suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar media Indonesia. PT. Indonesia Televisi Indonesia mem-peroleh izin penyiaran atas nama “Metro TV” pada tanggal 25 oktober 1999. Pada tanggal 25 november 2000, Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, se-jak tanggal 1 april 2001, Metro TV mulai bersiaran 24 jam.
(38)
Metro TV merupakan sebuah stasiun TV yang focus pada berita. Tetapi selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya serta laiinya, guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30% program non berita yang edukatif.
Metro TV telah disiarkan di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 25 transmisi, dan salah satunya berada di Jawa Timur. Selain menampilkan siaran dari Metro TV Jakarta, Metro TV jawa timur saat ini telah melakukan siaran local, dengan menyajikan berita seputar Jawa Timur. Pada mu-lanya Metro TV Jawa Timur merupakan Metro TV biro Surabaya. Seiring dengan pesatnya kebutuhan akan informasi terutama bagi masyarakat Jawa Timur, Metro TV biro Surabaya kemudian diubah menjadi stasiun Metro TV Jawa Timur.
Metro TV Jawa Timur merupakan stasiun Televise berita di Jawa Timur yang awalnya merupakan kantor biro Metro TV untuk wilayah di Jawa Timur. Dengan pesatnya kebutuhan masyarakat akan informasi, terutama bagi masyarakat Jawa Timur. Metro TV biro Jawa Timur diubah menjadi stasiun Televise local yaitu Metro TV Jawa Timur yang menyajikan berita-berita seputar Jawa Timur.
Latar belakang yang didirikannya Metro TV Jawa Timur adalah masyarakat Jawa Timur yang memiliki keragaman dalam informasi tetang berbagai hal yang bersifat khas maupun global. Dengan adanya dasar pemikiran tersebut maka Met-ro TV Jawa Timur hadir dengan suguhan pMet-rogram yang memiliki kedekatan dengan kehidupan masyarakat Jawa Timur. Metro TV Jawa Timur menyajikan
(39)
berbagai informasi yang diharapkan mampu meningkatkan perkembangan potensi Jawa Timur di berbagai bidang.
4.3 Latar Belakang Perusahaan
Secara umum media massa mempunyai empat fungsi, yaitu educate, enter-taint, informative dan social control. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan integritas bangsa dan juga memperkaya wawasan generasi muda akan perkem-bangan dunia yang semakin cepat. Dengan demikian diharapkan generasi penerus akan menjadi generasi penerus yang mempunyai pengetahuan luas, demokratis, adil dan sejahtera.
Kemajuan di bidang teknologi membawa dampak positif dan negatif ter-hadap perkembangan jati diri generasi muda. Positifnya adalah generasi muda mampu mengetahui perkembangan dunia dengan sangat mudah, yaitu dengan menyaksikan siaran televisi melalui program yang ditayangkan. Negatifnya adalah kurangnya filter dan juga pengawas yang bisa menyaring informasi apa saja yang bisa diterima oleh generasi muda.
Masyarakat Jawa Timur saat ini telah memiliki informasi tentang keane-karagaman kebudayaan global yang bisa mereka dapatkan dari penyiaran maupun dari sumber yang berkaitan. Selain itu bisa juga didapatkan dari interaksi yang dilakukan terus menerus. Hal ini akan membuat keterbukaan pemikiran dan ber-pendapat pada masyarakat.
Hal-hal tersebut diatas menjadi landasan pemikiran untuk menciptakan me-dia komunikasi dan informasi yang cepat, aktual, dan terpercaya. Dengan
(40)
mengangkat sisi kedekatan dan juga budaya khas wilayah Jawa Timur, Metro TV Jatim hadir di tengah masyarakat Jatim dengan program acara yang diharapkan mampu untuk mengeksplorasi kebudayaan khas Jawa Timur, serta mampu mem-bentuk generasi muda yang beriman, berakhlak, dan memiliki jati diri tanpa mengesampingkan modernisasi dan kemajuan di bidang teknologi dan informasi.
4.4 Program Acara Metro TV Jawa Timur
Program acara yang ditayangkan di Metro TV Jatim antara lain:
1. “Jurnal Pagi” adalah program berita di pagi hari yang mampu menambah wawasan dan pengetahuan seputar Jawa Timur. “Jurnal Pagi” tayang setap Senin – Jumat mulai pukul 09.00 – 10.00 WIB.
2. “Buletin Jatim” tayang setap Senin – Jumat mulai pukul 16.00 – 16.30 WIB. Merupakan acara berita yang ditayangkan di sore hari dan memberikan berita seputar peristiwa yang terjadi di Jawa Timur.
3. “Titik Tengah” merupakan program talkshow yang hadir setiap hari Senin – Kamis pukul 16.30 – 17.00 WIB. Program talkshow ini menghadirkan nara-sumber yang memang ahli di bidangnya. Tema yang diangkat di program
“Titik Tengah” adalah tema yang up to date dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat.
4. “Traveler” adalah program yang hadir setiap hari Jumat pukul 16.30 – 17.00 WIB. Program ini adalah program tapping dan dibawakan oleh satu presenter. Program “Traveler” berisikan tayangan saat presenter sedang mengunjungi sebuah lokasi wisata serta kebudayaan di wilayah Jawa Timur.
(41)
4.5 Proses Penyiaran Metro TV Jawa Timur
Dalam proses penyiaran berita di Metro TV jatim alur dalam bekerja men-cari berita adalah dengan adanya liputan. Liputan dilakukan oleh reporter dan con-tributor yang sudah ditugaskan. Hasil liputan tersebut akan dipilah – pilah oleh produser untuk dijadikan sebuah berita siap tayang. Semuanya diperlukan adanya koordinasi antar produser dalam memilih berita siap tayang.
Dalam proses penyiaran ini penulis berperan untuk membantu proses jalannya berita siap tayang. Penulis bekerja berdasarkan jobdesc yang sudah ditentukan. Jobdesc yang dijalankan oleh penulis adalah CG atau yang disebut
Character Generator. Penulis berkerja dalam program acara Jurnal Pagi setiap hari senin – jumat pukul 09.00 – 10.00.
4.6 Visi dan Misi 4.6.1 VISI
Menjadi televisi berita yang paling kongkret di Indonesia dengan cakupan Internasional. Selain itu menjadikan referensi terpercaya bagi dunia internasional dalam mencari informasi aktual Indonesia. Dan menjadikan sebuah chanel televisi yang mendidik dan di nikmati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
4.6.2 MISI
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mense-jahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai – nilai demo-krasi.
(42)
1. Menjadikan televisi paling cepat, cerdas, dan akurat yang ada di indonesia. 2. Menjadi satu–satunya televisi berita di indonesia yang dapat membesarkan
reputasi Indonesia di mata Internasional.
3. Membantu Indonesia mendidik masyarakat melalui program–program aktual, dan informative baik di bidang politik, ekonomi, seni budaya, hukum, serta nilai- nilai moral.
4. Menstabilkan kondisi dalam negeri dan meningkatkan kepercayaan dari nega-ra lain. Metro TV juga menayangkan prognega-ram E-Lifestyle, yakni rognega-ram talkshow yang membahas teknologi informasi dan komunikasi. Metro TV memiliki Media Group pimpinan Surya Paloh yang juga memiliki Media In-donesia dan Lampung Post.
4.7 Logo dan Makna
Logo Metro TV Jatim dirancang sama dengan logo Metro TV, hanya saja yang membedakan adalah adanya tambahan tulisan “JAWA TIMUR” di bagian kiri bawah. Logo ini tampil dalam citraan tipografis sekaligus citraan gambar. Komposisi visualnya merupakan gabungan tekstual (diwakili dengan huruf M-E-T-R-T-V) dan juga gambar (diwakili simbol elips emas dan kepala Elang). Elips emas dengan kepala Elang didalam diposisikan sebagai huruf “O”, dengan
(43)
per-timbangan adanya kesamaan antara huruf “O” dan juga bidang elips. Selain itu untuk memisah tekstual antara Metro dan TV, sehingga diharapkan pemirsa yang melihatnya mampu menangkap nama Metro TV dan mengingatnya.
Melalui logo ini diharapkan masyarakat mampu mengingat, memahami dan meyakini visi dan misi Metro TV dibidang industri pertelevisian. Logo Metro TV dalam rancang bentuk berlandaskan hal-hal berikut ini:
1. Simpel, tidak rumit
2. Memberi kesan global dan modern 3. Menarik dan mudah diingat 4. Dinamis dan lugas
5. Berwibawa namun familiar
6. Memberi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis
7. Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif
Selain terdapat huruf dan teks dalam logo Metro TV, terdapat pula simbol gambar lain, yaitu bidang elips dan kepala burung Elang yang bermakna:
1. Bidang Elips Emas
Sebagai latar dasar teraan dasar kepala burung Elang, proses metamorphosis atau beberapa dasar bentuk, yaitu :
a. Bola Dunia
Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV.
(44)
b. Telur Emas
Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupa-kan simbol kesempurnaan dan merupamerupa-kan image suatu (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat dan aetistic, sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak presentasi dan puncak kualitas.
c. Elips
Sebagai simbol citraan lingkaran (ring) benda planet, tampil miring ke kanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat kaitannya dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.
d. Elang
Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas, namun penuh keagungan dalam gerak hidupnya.
(45)
38
BAB V
IMPLEMENTASI KARYA
Dalam bab IV ini akan dijelaskan dari bab sebelumnya tentang produksi dan pasca produksi. Dalam bab ini akan dijelaskan secara lebih detail dari setiap screen shoot kegiatan dalam produksi dan pasca produksi dalam program acara Titik Tengah Metro TV Jawa Timur.
5.1 Implementasi Karya
Dalam pengerjaannya di Metro TV Jawa Timur, penulis memiliki tugas da-lam melakukan pekerjaan menjadi kameramen. Dengan menggunakan teknik pengambilan gambar pada acara Titik Tengah. Program acara yang berdurasi 30 menit ini akan di sajikan dengan dialog antara narasumber dengan presenter metro tv jatim.
5.2 Proses Pra Produksi Titik Tengah Metro TV Jawa Timur
Berikut akan ditampilkan beberapa gambar proses Persiapan program Titik Tengah jatim:
(46)
Gambar 5.1
Dalam gambar 5.1 Gambar tersebut menunjukan saklar yang on untuk mengaktifan lighting studio.
(47)
Gambar 5.2
Dalam gambar 5.2 ini adalah gambar kamera yang telah diaktifkan untuk tampilan yang ada di switcher atau dimonitor program director.
(48)
Gambar 5.3
Dalam gambar 5.3 gambar diatas adalah cara untuk mengaktifan kamera dan kamera siap untuk digunakan.
(49)
Gambar 5.4
Dalam gambar 5.4 berikut adalah tampilan gambar posisi letak kamera 1 pada program acara titik tengah.
(50)
Gambar 5.5
Dalam gambar 5.5 diatas menunjukan posisi kamera 2 pada program titik tengah.
(51)
Gambar 5.6
Gambar 5.6 adalah menunjukkan posisi kamera 3 pada program acara titik tengah.
(52)
Gambar 5.7
Gambar 5.7 merupakan gambaran letak kamera didalam studio metro tv jatim pada program acara titik tengah.
(53)
5.3 Proses Teknik Pengambilan Gambar Program Titik Tengah Metro TV Jawa Timur
Berikut adalah beberapa Teknik pengambilan gambar kamera metro tv jatim pada program titik tengah jatim :
Gambar 5.8
Dalam gambar 5.8 ini adalah gambar kamera 1 pada studio metro tv jatim. Dimana kamera 1 lebih di utamakan untuk pengambilan gambar presenter tersebut. Dengan teknik medium close up dan komposisi yang sudah ditentukan oleh pihak metro tv jatim. Presenter disini akan membuka sebuah program acara titik tengah.
(54)
Gambar 5.9
Dalam gambar 5.9 tampak mereka melakukan dialog . disini adalah peran dari kamera 2 sebagai kamera master. pengambilan teknik kamera ini disebut dengan full shot karena memang semua obyek terlihat semua.
(55)
Gambar 5.10
Dalam gambar 5.10 berikut adalah tampilan gambar kamera 3. dimana kamera 3 lebih berfungsi untuk mengambil gambar narasumber. Disini digunakan teknik pengambilan gambar medium close up.
(56)
Gambar 5.11
Dalam gambar 5.11 adalah sebuah pengambilan gambar split screen dari kamera 3 yang dijalankan dari sub control yang diatur oleh program direc-tor.
(57)
Gambar 5.12
Pada gambar 5.12 adalah Variasi pengambilan gambar sesuai permintaan dari program director. gambar ini menggunakan teknik group shoot dari kamera 3.
(58)
5.4 Pasca Produksi Pada Program Acara Titik Tengah Metro TV Jatim
Berikut adalah proses pasca produksi dalam acara titik tengah metro TV jatim:
Gambar 5.13
Gambar 5.13 menunjukkan bahwa kamera telah di non aktifkan atau kamera sudah off.
(59)
Gambar 5.14
Gambar 5.14 Menunjukkan bahwa VTR telah di non aktif kan atau dimatikan yang menyambung pada layar sub control.
(60)
53
BAB VI
PENUTUP
Dalam bab VI ini akan diberikan kesimpulan serta saran selama penulis melakukan kegiatan sebagai seorang kameramen di Metro TV Jawa Timur.
6.1 Simpulan
Berdasarkan Implementasi diatas maka akan disimpulkan hasil dari pengerjaan yang telah di kerjakan oleh penulis:
1. Penulis memperoleh ilmu yang didapatkan dari Metro TV bagaimana cara mengoprasikan kamera.
2. Pengambilan teknik gambar sangat dibutuh kan untuk menampilkan visualisasi yang bagus untuk acara televisi.
3. Penulis dapat mempelajari situasi dan kondisi sebuah berita yang dibuat tid-aklah mudah dan membutuhkan waktu yang singkat namun jelas dalam setiap pengerjaannya.
4. Penulis mampu melakukan tugasnya dalam pengerjaan tayangan yang mengi-kuti live berita pada program titik tengah Metro TV Jawa Timur.
(61)
6.2 Saran
Adapun saran-saran yang akan disampaikan selama dalam pengerjaan Kerja Praktek ini, yang sehubungan dengan penulisannya:
1. Dalam kegiatan pembuatan program berita ini, penulis tidak merasa apa yang telah dibuat ialah sudah seratus persen benar, tetapi penulis masih mengharap kritik dan saran dari siapa saja atas hasil yang sudah dicapai dalam proses pembuatan teknik pengambilan gambar pada sebuah dialog.
2. Apabila memang perlu digunakan ulang berita dari penulis untuk keperluann-ya keperluann-yang sama, atau direvisi agar lebih baik, penulis memberikan izin kepada pembimbing yang ingin melakukan perombakan berita yang sudah dibuat oleh penulis.
(62)
55
bopf ive. (2011, 05 18). http://bopfive5.blogspot.com. Retrieved 10 26, 2012,
from http://bopfive5.blogspot.com/2011/05/teknik-pengambilan-gambar-atau-video.html:
http://www.satriamultimedia.com/artikel_apa_itu_multimedia.html.
Dipetik 10 2012, 25, dari http://www.satriamultimedia.com
(1)
50
Gambar 5.12
Pada gambar 5.12 adalah Variasi pengambilan gambar sesuai permintaan dari program director. gambar ini menggunakan teknik group shoot dari kamera 3.
(2)
5.4 Pasca Produksi Pada Program Acara Titik Tengah Metro TV Jatim Berikut adalah proses pasca produksi dalam acara titik tengah metro TV jatim:
Gambar 5.13
Gambar 5.13 menunjukkan bahwa kamera telah di non aktifkan atau kamera sudah off.
(3)
52
Gambar 5.14
Gambar 5.14 Menunjukkan bahwa VTR telah di non aktif kan atau dimatikan yang menyambung pada layar sub control.
(4)
53
BAB VI
PENUTUP
Dalam bab VI ini akan diberikan kesimpulan serta saran selama penulis melakukan kegiatan sebagai seorang kameramen di Metro TV Jawa Timur.
6.1 Simpulan
Berdasarkan Implementasi diatas maka akan disimpulkan hasil dari pengerjaan yang telah di kerjakan oleh penulis:
1. Penulis memperoleh ilmu yang didapatkan dari Metro TV bagaimana cara mengoprasikan kamera.
2. Pengambilan teknik gambar sangat dibutuh kan untuk menampilkan visualisasi yang bagus untuk acara televisi.
3. Penulis dapat mempelajari situasi dan kondisi sebuah berita yang dibuat tid-aklah mudah dan membutuhkan waktu yang singkat namun jelas dalam setiap pengerjaannya.
4. Penulis mampu melakukan tugasnya dalam pengerjaan tayangan yang mengi-kuti live berita pada program titik tengah Metro TV Jawa Timur.
(5)
54
6.2 Saran
Adapun saran-saran yang akan disampaikan selama dalam pengerjaan Kerja Praktek ini, yang sehubungan dengan penulisannya:
1. Dalam kegiatan pembuatan program berita ini, penulis tidak merasa apa yang telah dibuat ialah sudah seratus persen benar, tetapi penulis masih mengharap kritik dan saran dari siapa saja atas hasil yang sudah dicapai dalam proses pembuatan teknik pengambilan gambar pada sebuah dialog.
2. Apabila memang perlu digunakan ulang berita dari penulis untuk keperluann-ya keperluann-yang sama, atau direvisi agar lebih baik, penulis memberikan izin kepada pembimbing yang ingin melakukan perombakan berita yang sudah dibuat oleh penulis.
(6)
55
bopf ive. (2011, 05 18). http://bopfive5.blogspot.com. Retrieved 10 26, 2012, from http://bopfive5.blogspot.com/2011/05/teknik-pengambilan-gambar-atau-video.html: