TA : Film Pendek Adaptasi Novel "Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek" Karangan Djenar Maesa Ayu Berjudul Pasien Teknik Low Key Lighting.

(1)

FILM PENDEK ADAPTASI NOVEL “CERITA PENDEK TENTANG

CERITA CINTA PENDEK” KARANGAN DJENAR MAESA AYU BERJUDUL PASIEN TEKNIK LOW KEY LIGHTING

TUGAS AKHIR

Program Studi

DIV Komputer Multimedia

Oleh:

Muhamad Izharudin 11.51016.0026

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Manfaat ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Film ... 7

2.2 Genre Film ... 9

2.3 Adaptasi Novel ke Film ... 10

2.4 Teknik Pencahayaan Low Key Lighting ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14

3.1 Metodologi Penelitian ... 14

3.2 Pengumpulan Data ... 15

1. Film ... 15

a. Wawancara ... 15

b. Studi Pustaka ... 16

c. Observasi ... 16

2. Adaptasi ... 18


(3)

ix

b. Studi Pustaka ... 19

c. Observasi ... 20

3. Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek ... 20

a. Wawancara ... 20

b. Studi Pustaka ... 21

c. Observasi ... 21

4. Low Key Lighting ... 22

a. Studi Pustaka ... 22

b. Wawancara ... 23

c. Observasi ... 23

3.3 Analisa Data ... 24

3.4 Keyword ... 28

3.5 Analisa Warna ... 30

3.6 Perancangan Karya ... 31

3.6.1 Pra Produksi ... 32

1. Ide ... 32

2. Konsep ... 33

3. Penokohan/Karakter Tokoh ... 33

4. Treatment ... 34

5. Skenario ... 35

7. Shot List ... 48

8. Breakdown Schedule ... 48

9. Persiapan Teknis ... 49

10. Penjadwalan ... 50

11. Anggaran Produksi ... 53

12. Setting/Tempat ... 54

3.6.2 Produksi ... 55


(4)

x

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 57

4.1 Produksi ... 57

4.1.1 Shooting ... 57

4.1.2 Editing dan Color Grading ... 60

1. Pemilihan File ... 60

2. Penataan dan Pemotongan Video ... 61

3. Proses Pewarnaan (Color Grading) ... 62

4. Scoring Music ... 63

5. Rendering ... 63

4.2 Pasca Produksi ... 64

4.2.1 Publikasi ... 64

BAB V PENUTUP ... 67

5.1 Simpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 69


(5)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Unsur Film ... 9

Gambar 2.2 Contoh Low Key Lighting ... 13

Gambar 3.1 Foto Dokumentasi saat Pemutaran Film ... 17

Gambar 3.2 Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek ... 22

Gambar 3.3 Contoh Foto Low Key Lighting ... 24

Gambar 3.4 Bagan Alur Keyword ... 28

Gambar 3.5 Warna Panas ... 31

Gambar 3.6 Alur Perancangan Karya ... 32

Gambar 3.7 Ruang Hotel Pullman ... 55

Gambar 3.8 Poster ... 56

Gambar 3.9 Merchandise ... 56

Gambar 4.1 Hasil Gambar Produksi 1 ... 58

Gambar 4.2 Hasil Gambar Produksi 2 ... 59

Gambar 4.3 Hasil Gambar Produksi 3 ... 60

Gambar 4.4 Pengelompokan File ... 61

Gambar 4.5 Penataan dan Pemotongan Video ... 62

Gambar 4.6 Proses Color Grading ... 62

Gambar 4.7 Scoring Music ... 63

Gambar 4.8 Proses Rendering ... 64

Gambar 4.9 Poster ... 65

Gambar 4.10 Merchandise ... 66


(6)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Analisa Data Film ... 25

Tabel 3.2 Analisa Data Adaptasi ... 25

Tabel 3.3 Analisa Data Novel ... 26

Tabel 3.4 Analisa Data Teknik Low Key Lighting ... 27

Tabel 3.5 Jadwal Kerja ... 50


(7)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Kolokium I ... 70

Lampiran Bimbingan Tugas Akhir ... 71

Lampiran Mengikuti Seminar tugas Akhir . ... 72

Lampiran Shot List ... 73


(8)

vi

ABSTRAK

Film Pendek adalah film dengan durasi yang pendek, yang berdurasi di bawah 50 menit, film pendek sangat memanfaatkan secara efektif dalam pemaknaan sebuah cerita, karena dilihat dari durasi film tersebut, mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuatnya dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi, hal ini yang melatarbelakangi agar komunikasi yang ingin disampaikan lebih efektif diketahui oleh pemirsanya, pada 5 tahun belakangan kasus tentang pelecehan seksual khususnya di negara Indonesia ini semakin bertambah, hal ini yang ingin di komunikasikan dari sudut korbannya, dengan berbagai pesan moral didalam ceritanya. Metode pengumpulan data yang dilakukan ialah metode wawancara, studi pustaka, dan observasi, dari hasil semua itulah kemudian dirangkum tahapan pembuatan film pendek adaptasi novel karangan Djenar Maesa Ayu. Setelah melalui 3 tahapan yaitu pra produksi, produksi, dan paska produksi maka jadilah film pendek adaptasi novel ini. Dengan adanya film pendek adaptasi novel ini, harapannya tidak ada korban pelecehan seksual yang selalu menjadi korban terus-menerus, dan harus menjadi manusia seperti pada umumnya dan berbahagia.


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Tujuan yang akan dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat Film Drama Adaptasi Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu yang berjudul “Pasien”, hal ini dilatarbelakangi oleh semakin banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, berikut adalah kejadian yang dialami oleh siswi SMP di Bogor, Jawa Barat, yaitu pelecehan seksual yang tak tanggung-tanggung pelakunya berjumlah 7 orang, modusnya dengan berpura-pura ingin menghadiri pesta ulang tahun seorang kawannya. Berikut adalah salah satu contoh kejadian yang pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia.

Selain itu ada riset yang sudah di lakukan The Foundation Kita dan Buah

Hati, yang sudah menjatuhkan bahwa kekerasan/pelecehan seksual di Indonesia

tidak berkurang atau bertahan pada angka yang sama, tetapi bertambah terus setiap tahunnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh sebuah berita yang sudah dibuat oleh wartawan portal website dari www.harianterbit.com yang bernama Zahroni (2014).

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dalam keterangan pers menjelaskan, pada 2013 terjadi 279.760 kasus kekerasan terhadap perempuan dengan jumlah kasus kekerasan seksual bertambah dari 4.336 pada 2012 menjadi 5.629 pada 2013. “ini artinya dalam tiga jam setidaknya ada dua perempuan

mengalami kekerasan seksual,” demikian Komnas Perempuan dalam keterangannya, kamis (27/11).”


(10)

Dengan kejadian bertambahnya pelecehan seksual ini pemerintahan hanya bisa menguatkan dari sisi hukum. Hukum yang memayungi perempuan agar tidak terjadi lagi ataupun dapat mengurangi kekerasan seksual terhadap perempuan. Dalam artikel yang dibuat oleh salah satu mahasiswa hukum Universitas Bung Hatta, yang bernama Syamsir Firdaus mengatakan bahwa,:

“Bentuk lain kekerasan terhadap perempuan adalah pelecehan seksual. Tak ada perudangan yang khusus mengatur pelecehan seksual. Tapi dalam KUHP ada ketentuan tentang perbuatan pencabulan yang pengertiannya adalah perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan keji yang terjadi di lingkungan nafsu birahi kelamin. Pasal – pasal tersebut antara lain (1) barang siapa dengan sengaja merusak kesopanan di muka umum; (2) barang siapa dengan sengaja merusak kesopanan dimuka orang ain yang kehadirannya di sana tidak dengan kemauannya sendiri.Semua ini akan di ancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

Itulah salah satu Undang-Undang yang melindungi perempuan dari kekerasan seksual, agar para tersangka memiliki efek jera dikemudian hari, selain dengan hukum pidana yang membuahkan efek jera kepada tersangkanya, peneliti juga membantu dari segi pengetahuan menggunakan media film dari sudut pandang korban, dan berharap kejadian ini berkurang, dan tentunya bagi para korban tidak cepat menyerah pada kehidupan selanjutnya setelah mengalami kejadian oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Dalam hal ini ada novel karangan Djenar Maesa Ayu yang berjudul Cerita

Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek dengan subjudul “Pasien”, yang bercerita

tentang seorang wanita yang menjadi korban pelecehan seksual, yang menjadikannya seorang wanita ini depresi/stress berat, tetapi ada satu hal yang membuat dirinya kuat dan bangkit lagi dari keterpurukan ini, dan menjadikannya


(11)

wanita kuat, yang bisa keluar dari belenggu kejadian pelecehan seksual tersebut, dari cerita yang terdapat dalam novel tersebut, bisa dapat di refleksikan atau disamakan dengan kejadian fakta yang ada pada saat ini. Hal yang dapat membawakan agar apa yang terjadi di dunia nyata dengan isi dari sebuah novel karangan Djenar Maesa Ayu ini, maka dibuatkan sebuah film, kenapa film? Menurut Himawan Pratista dalam bukunya Memahami Film (2008:14), ada dua unsur yang terdapat dalam film, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik, kedua unsur ini menjadikan sebuah film lebih menarik, karena dapat mempengaruhi emosi penontonnya.

Jadi dalam hal ini yang melatarbelakangi film drama dengan teknik adaptasi, atau yang biasa disebut film adaptasi, dengan nama lain filmisasi karya sastra, film yang mengadaptasi sebuah karya novel terdiri dari beberapa teknik pengadaptasian, yaitu dari teknik adegan atau penyutradaraan, teknik pengembangan cerita, dan teknik visual yang dirasakan oleh pembaca novel dengan visual pada film, pada teknik-teknik yang sudah disebutkan didalam film adaptasi novel juga adanya penguatan pada semiotika atau tanda untuk melambangkan sebuah bahasa dalam sebuah cerita novel, yang dijadikan bahasa dalam cerita film,

Pada sebuah novel karangan Djenar Maesa Ayu penuh dengan adegan seksual, yang tidak mungkin untuk dipelihatkan jelas secara visual sesuai dengan ciri film, tetapi menggunakan penguatan semiotika. Dalam analisis kritis/semiotika, yaitu cabang telaah kebudayaan yang meninjau hubungan antara para penikmat dengan genre-genre media, dan analisis fungsional, sebuah cabang


(12)

sosiologi yang mempelajari lembaga-lembaga media dan pengaruh yang diberikan. Menurut Marcel Danesi dalam bukunya Understanding Media

Semiotics (2002:40),

Tujuan utama dari semiotika media adalah mempelajari bagaimana media massa menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri. Seperti yang telah kita lihat di bab sebelumnya, ini dilakukan dengan bertanya: (1)apa yang dimaksudkan atau direpresentasikan oleh sesuatu; (2)bagaimana makna itu digambarkan; dan (3)mengapa ia memiliki makna sebagaimana ia tampil.”

Cerita yang berasal dari karya novel karangan Djenar Maesa Ayu yang memiliki pesan “jangan takut pada masalalu yang kelam”, penguatan semiotika dalam film pendek drama tentang kekerasan/pelecehan seksual wanita memiliki satu tempat dan maksud sebuah cerita, tetapi tidak mendominasi film yang dibuat, selain dilihat dari segi cerita dari buku novel karangan Djenar Maesa Ayu.

Selain itu menggunakan teknik low Key lighting, untuk memberikan kesan kelam sesuai dengan maksud dari novel tersebut, dan memperkuat dari konsep dan tujuan dari film.

Harapan dari latar belakang adalah membuat Film Pendek Drama Bisu

dengan Mengadaptasi Novel “Cerita Pendek Cerita Cinta Pendek” yang berjudul “Pasien”, agar kasus kekerasan seksual wanita tidak semakin merebak dan bertambah dengan berbagai modusnya.


(13)

1.2 Rumusan Masalah

Pengungkapan dari latar belakang di atas, maka dalam Tugas Akhir ini dirumuskan masalah yang menjadi tuntunan masalah yang akan di capai, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat film pendek drama dengan mengadaptasi novel “Cerita Pendek Cerita Cinta Pendek” yang berjudul “Pasien” dengan teknik Low Key

Lighting sebagai penguat adegan ?

1.3Batasan Masalah

Setelah merumuskan sebuah masalah yang akan di capai dalam Tugas Akhir ini, maka rumusan masalah di batasi, agar tidak jauh membicarakan hal lain yang tidak pokok dari latar belakang yang sudah di buat, batasan masalahnya antara lain:

1. Pembuatan film pendek drama dengan mengadaptasi novel “Cerita Pendek Cerita Cinta Pendek” yang berjudul “Pasien”.

2. Penggunaan adaptasi karya novel Djenar Maesa Ayu.

3. Pembuatan film ini menggunakan teknik pencahayaan Low Key Lighting. 4. Segmentasi film ini akan dibuat untuk masyarakat kota dengan umur antara


(14)

1.4Tujuan

Dari batasan masalah di atas, dilanjutkan pada tujuan dari pembuatan tugas akhir ini, yaitu:

1. Membuat film pendek drama dengan mengadaptasi novel “Cerita Pendek Cerita Cinta Pendek” yang berjudul “Pasien”.

2. Memberitahu bagaimana kejadian ini memberikan traumatik yang sangat berpengaruh pada psikologi anak khususnya wanita, dan berharap dapat mengurangi kasus yang sejenis dengan film ini.

1.5Manfaat

Pada pembuatan Film Pendek Drama dengan Penguatan Semiotika yang berjudul Pasien, dengan harapan mempunyai manfaat, antara lain :

1. Manfaat Keilmuan

Temuan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat tentang kasus ekploitasi anak khususnya wanita.

2. Manfaat Realistis

Membuat masyarakat tahu tentang bahaya atau dampak negatif apabila perlakuan kita sebagai orang tua terhadap sang anak.


(15)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual dan pemerkosaan dapat terjadi pada siapa saja baik pria maupun perempuan. Kasus inipun dapat terjadi pada kamu. Ada beberapa cara untuk menghindar diri dari pelecehan dan pemerkosaan dan jika karena suatu sebab kemalangan tersebut menimpa kamu maka janganlah ragu atau malu untuk meminta pertolongan. Pelecehan seksual pada dasarnya adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negatif, seperti: rasa malu, tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian, dan sebagainya, pada diri orang yang menjadi korban.

2.2Film

Pada perkembangan zaman saat ini, film sangat berperan penting dalam kehidupan makhluk sosial, terutama dalam hal berkomunikasi antara yang diinginkan oleh individu satu dengan individu lainnya, yang sengaja dituangkan dalam sebuah film, film terbagi menjadi tiga yaitu, film fiksi, film non fiksi, dan film eksperimental, sebelum mengarah pada jenis film, menurut Rayya Makarim (2013: 15) dijelaskan film adalah salah satu sarana komunikasi massa, selain jaringan radio, televisi, dan telekomunikasi. Film membawa pesan-pesan


(16)

komunikasi untuk diperlihatkan kepada penonton, sesuai yang ingin diberikan oleh sutradara entah dalam drama, horor, komedi, action maupun film dokumenter (film non fiksi), selain itu menurut J. B Wahyudi (1986: 26) menjelaskan bahwa berdasarkan teori film, film adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) masyarakat saat itu. Film akan menunjukan kehidupan masyarakat saat itu, seperti kehidupan sosial suatu masyarakat, impian suatu masyarakat, dan lain-lain.

Dalam sebuah karya film, Himawan Pratista (2013:1) menyatakan karya film mempunyai dua unsur, dua unsur ini biasa disebut unsur naratif dan unsur

sinematik, kedua unsur ini mempermudah untuk memahami film dengan baik,

kemudian kedua unsur ini memiliki kesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film, masing-masing film tidak akan membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa dikatakam bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya atau biasanya unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Pada unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita dan tema film, sedangkan unsr sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni mise-en-scene, sinematografi, editing dan suara. Masing-masing elemen sinemarik tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk memberntuk gaya sinematik secara utuh.


(17)

2.3Genre Film

Istilah genre berasal dari bahasa Perancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”. Kata genre sendiri mengacu pada istilah biologi, yakni, genus, sebuah klasifikasi flora fan fauna yang tingkatannya berada di atas spesies dan di bawah

family. Genus mengelompokan beberapa spesies yang memiliki kesamaan

ciri-ciri fisik tertentu. Dalam film, genre dapat di definisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola sama (khas) seperti setting, isi dan subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter.

Fungsi utama genre adalah untuk memudahkan klasifikasi sebuah film. Film yang diproduksi sejak awal perkembangan sinema hingga kini mungkin telah jutaan lebih jumlahnya. Selain untuk klasifikasi, genre juga dapat berfungsi sebagai antisipasi penonton terhadap film yang akan ditonton.

Dalam sebuah film, genre dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu genre induk primer dan genre induk sekunder, genre induk primer merupakan

genre-FILM

Unsur Naratif Unsur Sinematik Mise en scene Sinematografi Editing suara Gambar 2.1 Unsur Film (Sumber : Memahami Film)


(18)

genre pokok yang telah ada dan populer sejak awal perkembangan era 1900-an hingga 1930-an. Bisa dikatakan bahwa setiap film pasti mengandung setidaknya satu unsur genre induk primer namun lazimnya sebuah film adalah kombinasi dari beberapa genre induk sekaligus. Genre induk primer antaralain, film drama, aksi, epik sejarah, fantasi, fiksi ilmiah, horor, komedi, kriminal dan gangster, musikal, petualangan, perang, dan western. Sedangkan genre induk sekunder antara lain, bencana, biografi, detektif, film noir, melodrama, olahraga, perjalanan, roman, superhero, supernatural, spionase, dan thriller.

Film drama merupakan genre yang paling banyak diproduksi karena jangkauan ceritanya sangat luas. Film drama umumnya berhubungan dengan tema, cerita, setting, karakter serta suasana yang memotret kehidupan nyata. Tema umumnya mengangkat isu-isu sosial baik skala besar (masyarakat) maupun skala kecil (keluarga) seperti ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, rasialisme, ketidakharmonisan, masalah kejiwaan, penyakit, kemiskinan, politik, kekuasaan dan sebagainya.

2.4Adaptasi Novel ke Film

Novel berasal dari bahasa italia, juga dari bahasa latin yakni novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti baru. Novel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.


(19)

Sementara itu, menurut Jassin dalam Zulfahnur (1996:67) mengatakan bahwa novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.

Filmisasi karya sastra hingga kini sering menyisakan persoalan, utamanya adalah persoalan originalitas. Banyak pihak yang menganggap inferior terhadap film hasil transformasi dari karya sastra, bahkan sejumlah anggapan seperti cerita dalam film yang tidak sama atau melenceng dari karya sastra (novel)-nya, transformasi dari karya sastra ke bentuk film dikenal dengan istilah enkranisasi, istilah ini berasal dari bahasa Prancis, Ecran yang berarti ‘layar’. Selain ekranisasi yang menyatakan proses transformasi dari karya sastra ke film, ada pula pengertian selain itu, yaitu ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel ke dalam film, selain enkranisasi, ada juga alih wahana / adaptasi, alih wahana adalah perubahan dari satu jenis kesenian kedalam jenis kesenian lain. Alih wahana yang dimaksudkan disini tentu saja berbeda dengan terjemahan.

Adaptasi sendiri dapat diartikan interpretasi dari sebuah cerita novel. Sebuah skenario adaptasi dari novel dianggap berhasil, kalau skenario itu sukses menangkap ruh dan esensi cerita serta jiwa dari novel aslinya. Penulis novel pasti memiliki misi, pesan esensial yang mau disampaikan kepada khalayak pembaca. Ketika misi dari filmnya melenceng atau malah bertolak belakang, maka adaptasi itu gagal menangkap ruh dan esensi novelnya. Dan penggemar novel yang fanatis akan marah. Karena filmnya dianggap jauh berbeda dengan novel. Karena penulis


(20)

skenario dan sutradara adalah juga seorang kreator, maka bisa terjadi novel yang sarat dengan dakwah, begitu menjadi film bisa dibalik menjadi anti dakwah, mugkin karena penulis skenario dan sutradara tidak bisa menangkap misi dari novel. Atau mungkin sengaja melencengkan pesan novel tersebut, demi kepentingan tertentu.

Adapun skenario yang mengadaptasi filmnya yang penyajiannya berbeda dengan novelnya, seperti The Godfather. Filmnya jauh lebih bagus melampaui novelnya sendiri.

2.5Teknik Pencahayaan Low Key Lighting

Teknik pencahayaan Low Key Lighting merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batasan yang tegas antara area gelap dan terang. Teknik ini lebih mengutamakan unsur bayangan yang tegas dalam mise-en-scene. Key Light yang digunakan biasanya berintensitas tinggi dan fill light biasanya berintensitas lebih rendah atau bahkan tidak digunakan sama sekali. Teknik ini menampilkan sebuah efek yang disebut chiaroscuro yakni, sebuah efek yang menimbulkan kontras antara area gelap dan area terang. Teknik pencahayaan low key juga bisa dikenali dengan banyak kontras yang di tampilkan. Yang paling jelas adalah rim

light, yaitu cahaya yang mengelilingi objek dan menerangi hanya lekukan pada

tepi objek. Sehingga kontrasnya muncul antara bentuk yang gelap dengan kontur yang terang. Low Key Lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama menonjolkan kontras dari sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta hasil akhir. Pada foto low key pencahayaan sangat minim, hanya ditekankan pada


(21)

bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya, pada gambar 2.2 adalah contoh dari teknik Low Key Lighting.

Gambar 2.2 Contoh Low Key Lighting (Sumber : www.vision.wettintv.de)


(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

Pada bab III ini akan dijelaskan dengan metode yang digunakan dalam pembuatan dan pengolahan data serta perancangan dalam pembuatan film pendek ini. Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam film pendek ini akan menjadi dasar rancangan karya yang dibuat. Metode penilitian dalam proses pembuatan film pendek ini dilakukan berdasarkan penilitian dengan tahapan-tahapan yang digunakan diantaranya adalah planning atau perencanaan, analisa, desain, implementasi.

3.1 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dipilih sesuai dengan masalah yang sedang diteliti agar mendapatkan data yang tepat dan akurat untuk menunjang hasil karya yang dihasilkan. Pada Tugas Akhir ini metodologi yang dipilih adalah metodologi kualitatif. Metodologi kualitatif adalah metodologi untuk mengerti gejala sentral dimana peneliti melakukan penelitian kepada partisipan dengan mengajukan beberapa pertanyaan serta melakukan observasi metodologi yang dirasa sesuai untuk menunjang pembuatan film pendek ini adalah menggunakan metode kualitatif karena membutuhkan pengujian secara kualitas sehingga tahap pengumpulan data lebih detail terhadap karya Tugas Akhir guna menghasilkan karya berkualitas yang lebih baik.


(23)

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kegiatan pembuatan game simulasi ini dilakukan agar dalam proses analisa data tidak terjadi penyimpangan materi serta tujuan yang dicapai. Menurut buku yang berjudul “Metode Penelitian” karya W. Gulo (2010:115), teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari pernyataan tersebut kegiatan pengumpulan data dilakukan dari beberapa bidang, yaitu:

1. Film

Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada film. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang definisi film dari para praktisi yang sudah berpengalaman pada dunia film, pada saat ini film sangatlah berpengaruh sebagai bahan persuasif bagi pembuatnya kepada penikmatnya, film masih menggunakan komunikasi satu arah antara pembuatnya/pemilik ide kepada penikmat yang menikmati film yang sudah dibuat, menurut Pak Chandra Endroputro, salah satu praktisi / pembuat banyak karya film, seperti Janus Prajurit, Didi Tikus, Petualangan Sherina, Kejar Jakarta, dan film animasi Meraih Mimpi, bahwa sebuah film menurut beliau adalah salah satu media yang paling sexy untuk menyampaikan ekspresi dan pemikiran saya, dari wawancara yang saya


(24)

lakukan dengan chat melalui media sosial, dapat di tarik kesimpulan bahwa film adalah media yang paling efektif untuk menyampaikan ekspresi dan pemikiran ide-ide atau bisa disebut pesan

Keyword: Pesan.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka yang dilakukan lebih terarah kepada film itu sendiri, menurut Mokhammad Zakky pada blognya yaitu namafilm.blogspot.com yang ditulis pada pukul 09.47, bahwa film bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu dari pembuat film kepada khalayak. Pada beberapa industri juga menggunakan film untuk menyampaikan dan merepresentasikan simbol dan budaya mereka. Pembuatan film juga merupakan bentuk ekspresi, pemikiran, ide, konsep, perasaan, dan suasana hati seorang manusia yang di visualisasikan dalam film.

Keyword : Pesan.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui efek kepada penonton yang melihat film kesayangannya, ataupun film yang sedang diputarnya, pemutaran film tidak hanya didalam bioskop, tetapi juga di media lain, seperti DVD Player, Laptop, Personal Computer, dan sebagainya yang dapat memutar film.


(25)

Gambar 3.1 Foto Dokumentasi Saat Pemutaran Film (Sumber: www.annafardiana.wordpress.com)

Pada gambar 3.1 itulah suasana didalam bioskop, itulah proses pada saat penonton melihat film yang diputarkan oleh bioskop, penonton sangat dipengaruhi emosinya oleh sebuah film, karena adanya komposisi suara (backsound), warna pada film action yang dilakukan oleh peran utamanya, alur cerita yang mempunyai tangga dramatik variasi, dan sebagainya. Hal ini yang membuat penontonnya cepat menangkap pesan yang ada didalam sebuah film, sehingga penonton dapat mempunyai imajinasinya sendiri, yang menyerupai didalam film, tidak hanya imajinasi saja, tetapi bisa juga pada perkataannya, dan ilmu pengetahuan lebih apabila film tersebut termasuk dalam film dokumenter, film edukasi, film fiksi pun mempunyai ilmu tersirat, yang terkadang di rasakan oleh penontonnya, dan film-film lainnya.


(26)

2. Adaptasi

Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada adaptasi. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang definisi adaptasi yang akan memperkuat teknik yang akan di gunakan, dalam kutipan wawancara www.rusabawean.com, yang di tulis oleh Rusa Bawean pada 01 Juni 2009, yang mewawancarai langsung imam tantowi sebagai penulis skenario film “Ketika Cinta Bertasbih” yang mengadaptasi novelnya dengan judul yang sama, mengatakan bahwa adaptasi bukanlah transkripsi dari bentuk novel ke dalam bentuk skenario, tetapi adaptasi adalah menafsirkan pandangan dari sebuah cerita novel, yang harus di perhatikan oleh penulis skenario haruslah melengkapi apa yang di butuhkan novel itu agar menjadi yang lebih bagus. Skenario adaptasi novel dianggap berhasil, kalau skenario itu sukses menangkap ruh dan esensi cerita serta jiwa dari novel aslinya, dari wawancara diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa adaptasi adalah menafsirkan pandangan karya tulis novel kedalam film yang sifatnya untuk menangkap maksud dari penulis novel, dengan tidak mengurangi, tapi melengkapi dan memilih untuk mendapatkan esensi cerita yang ada di dalam novel.


(27)

b. Studi Pustaka

Studi pustaka untuk materi adaptasi menggunakan beberapa buku dan artikel, seperti buku dengan judul ‘Rahasia Sukses Skenario Film-film Box Office’ karya Richard Krevolin, menyebutkan bahwa adaptasi adalah proses menangkap esensi sebuah karya asli untuk dituangkan ke dalam media lain. Selain dari Richart Krevolin, ada buku dari Laelasari dan Nurlailah dengan judul ‘Kamus Istilah Sastra”, yang menjelaskan bahwa adaptasi adalah proses pengolahan terhadap suatu cerita yang dilakukan dari suatu cerita lain,dilakukan dari suatu karya menjadi karya lain dengan beberapa perubahan didalamnya. Biasanya adaptasi bisa juga disebut alih wahana, selain itu juga di tuliskan pada buku “The Art of Watching Film” karya Joseph M Boggs menjelaskan bahwa setiap adaptasi dari sebuah media ke media lain harus memperhitungkan faktor-faktor dan menyesuaikan subyek cerita pada kekuatan media baru, namun masing-masing media memiliki tehnik, kebiasaan, kesadaran, dan sudut pandang sendiri-sendiri. Dari studi pustaka beberapa referensi buku dapat di tarik kesimpulan bahwa adaptasi adalah bentuk tafsiran pandangan media novel kedalam media film dengan tetap menangkap esensi cerita yang tuliskan dalam sebuah karya novel.

Keyword: pandangan.


(28)

c. Observasi

Dari observasi yang didapatkan dalam mencari referensi tentang bagaimana menafsirkan pandangan dari satu media ke media baru, dengan tidak mengurangi atau merubah esensi cerita pada novel atau pada karya lainnya, pada media film yang mengadaptasi sebuah karya novel di anggap baik atau berhasil tidaklah lepas menghilangkan cerita pokok dari novel tersebut, harus dapat memilih dan memilah antara mana hanya makna kiasan novel saja, mana makna yang di maksudnya untuk memperkuat novel tersebut, dari observasi yang saya lakukan pada karya film Djenar Maesa Ayu yang berjudul “Mereka bilang, saya monyet!”, dan karya film “Ketika Cinta Bertasbih” yang di produksi oleh Sinemart Production.

Keyword : pandangan.

3. Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek

Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada review novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu, Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang definisi buku novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu, yang di kutip dalam tulisan www.goodreads.com, Djenar mengatakan bahwa buku ini tentang perjalanan kisah cinta yang tidak


(29)

pernah ada cerita happy ending, para pelakunya pun buka seperti cinderela dan pangeran tampan, mereka mempunyai karakter yang berkutat dengan kegetiran. Tokoh-tokoh perempuannya adalah Steel Magnolia yang mengakhiri kisah cinta tidak dengan kalimat... and “they live happily ever after”. Pengkhianatan, perselingkuhan, perbedaan orientasi seksual,

pelecehan seksual, dan penganiayaan anak.

Keyword: Pelecehan seksual, perselingkuhan, pengkhianatan

b. Studi Pustaka

Studi pustaka ini untuk pengumpulan data pada novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu, artikel Ipung SA, pada website www.kitareview.com yang mereview novel karangan Djenar Maesa Ayu, bahwa novel ini piawainya menggambarkan sosok laki-laki dan wanita dengan detail kebutuhan yang rinci, selain itu terdapat kejutan-kejutan yang tak terduga yang dialami tokoh cerita. Apalagi

ending yang tragis seolah menampakan tokoh-tokohnya yang termarginalkan berjuang untuk bangkit dari keterpurukan dan kekalahan dalam urusan percintaan. Aroma pengkhianatan, kelicikan, pelecahan seksual hadir dalam ruang yang terbuka.

Keyword : pengkhianatan, pelecehan seksual.

c. Observasi

Pengamatan tentang novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu yang subjudul “Pasien” pada hal 25 memiliki cerita soal perselingkuhan, pengkhianatan, pelecehan seksual, pada


(30)

subjudul “pasien” ini pemeran utama berhasil untuk bangkit, tetapi kembali lagi mengingat masa lalunya yang di khianati oleh seorang cowok, ini lah gambar cover depan buku novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek, dapat di lihat di gambar 3.4.

Gambar 3.2 Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek”. (Sumber: Olahan Penulis)

Keyword : Perselingkuhan, pengkhiatan, pelecehan seksual.

4. Low Key Lighting

Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada teknik Low Key

Lighting sebagai penunjang dari cerita dari novel yang di filmkan

Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Studi pustaka atau studi literasi yang dilakukan merujuk pada buku “memahami film” (pratista, 2008: 105) , Low Key Lighting merupakan


(31)

teknik tata cahaya yang membedakan secara jelas batasan antara area gelap dengan terang. Teknik ini biasa digunakan untuk adegan misteri, mencekam, suram, kesedihan dan intim. Dari buku memahami film dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik low key lighting merupakan teknik yang memberikan nuansa misteri, mencekam, suram, kesedihan dan intim.

Keyword : Misteri, mencekam, suram, kesedihan, dan intim.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan merujuk oleh www.detik.com pada Enche Tjin pada tanggal 24/04/2015, bahwa teknik Low Key Lighting adalah teknik pencahayaan yang sedikit, yang bertujuan untuk memberikan nuansa misterius, kesedihan, biasanya digunakan pada nuansa kedukaan dan tema film horor, dari wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Low Key Lighting mempunyai sifat atau memberikan kesan misterius dan kesedihan.

Keyword : Misterius dan kesedihan.

c. Observasi

Dapat dilihat dari sebuah foto yang menunjukan contoh dari Low key

lighting dapat kita lihat bahwa Low Key Lighting memberikan kesan

misterius, intim (Glamour), suram, kesedihan, dan juga dapat memberikan efek mencekam. Berikut adalah contoh dokumen foto Low Key Lighting.


(32)

Gambar 3.3 Contoh Foto Low Key Lighting. (Sumber: google.com)

Dari observasi melihat beberapa contoh tentang foto dengan teknik Low

Key Lighting dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik ini memberikan kesan

misterius, intim (Glamour), suram, kesedihan, dan mencekam

Keyword : misterius, intim(glamour), suram, kesedihan, dan mencekam.

3.3 Analisa Data

Menurut Moleong, 2002 analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam tabel ini, data yang telah didapat dari berbagai sumber dikualifikasikan menurut darimana data itu didapat. Lalu diolah dengan mencari mana yang paling identik atau yang selalu ada saat proses pengumpulan data.


(33)

Tabel 3.1 Analisa Data Film

Subjek Wawancara

Studi

Pustaka

Observasi Kesimpulan Keyword

Film Pesan Pesan Pesan Film adalah salah satu media efektif untuk menyampaikan

pesan kepada khalayak

Pesan

Pada Tabel 3.1 menjelaskan tentang analisa data film, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “pesan”, yang dapat dijelaskan bahwa “Film adalah salah satu media efektif untuk menyampaikan pesan kepada khalayak”. Lalu selanjutnya pada tabel 3.2 menganalisa data adaptasi.

Tabel 3.2 Analisa Data Adaptasi

Subjek Wawancara

Studi

Pustaka

Observasi Kesimpulan Keyword

Adaptasi pandangan Pandangan Pandangan Adaptasi adalah menafsirkan pandangan sebuah karya satu media ke

media lain, dengan tidak mengurangi esensi dari

karya sebelumnya


(34)

Pada Tabel 3.2 menjelaskan tentang analisa data adaptasi, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “pandangan”, yang dapat dijelaskan bahwa “Adaptasi adalah menafsirkan pandangan sebuah karya satu media ke media lain, dengan tidak mengurangi esensi dari karya sebelumnya”. Lalu selanjutnya pada tabel 3.3 menganalisa data novel Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek

Tabel 3.3 Analisa Data Novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek” Subjek Studi Pustaka Wawancara Observasi Kesimpulan Keyword

Novel “cerita pendek tentang cerita cinta pendek” Perselingkuhan Pengkhianatan Pelecehan Seksual Perselingkuhan Pengkhianatan Pelecehan Seksual Perselingkuhan Pengkhianatan Pelecehan Seksual Didalam novel ini, menceritakan tentang perselingkuhan, pengkhianatan, pelecehan seksual Perselingkuhan Pengkhianatan Pelecehan Seksual

Pada Tabel 3.3 menjelaskan tentang analisa data novel, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “Perselingkuhan, pengkhianatan, Pelecehan, Seksual”, yang dapat dijelaskan bahwa “Didalam novel ini, menceritakan tentang perselingkuhan, pengkhianatan, Pelecehan seksual”. Lalu selanjutnya pada tabel 3.4 menganalisa data Low Key Lighting


(35)

Tabel 3.4 Analisa Data Teknik Low Key Lighting Subjek Studi

Pustaka

Wawancara Observasi Kesimpulan Keyword

Teknik Low Key Lighting

Misteri

Intim

Suram

kesedihan

mencekam

Misterius

kesedihan

Misterius

Intim

Suram

Kesedihan

Mencekam

Teknik low key lighting memberikan kesan misterius dan kesedihan.

Misterius

Kesedihan

Pada Tabel 3.3 menjelaskan tentang analisa data novel, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “Misterius dan Kesedihan”, yang dapat dijelaskan bahwa “teknik Low Key Lighting memberikan kesan


(36)

3.4 Keyword

Konsep film yang akan di buat di ambil dari beberapa keyword yang didapatkan dari metodologi penelitian yang berupa wawancara, studi pustaka, dan observasi, berikut adalah bagan alur konsep.

Gambar 3.4 Bagan Alur Keyword (Sumber: Olahan Penulis)


(37)

Penjelasan tentang konsep atau keyword berawal dengan data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan studi pustaka dengan diawali subjek kata “film” yang mendapatkan keyword “pesan”, didapatkan dari literasi wawancara, dan observasi, dari segi literasi atau studi pustaka, menurut Mokhammad Zakky pada blognya yaitu namafilm.blogspot.com yang ditulis pada pukul 09.47, bahwa film bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu dari pembuat film kepada khalayak. Pada beberapa industri juga menggunakan film untuk menyampaikan dan merepresentasikan simbol dan budaya mereka. Lalu subjek kedua yang perlu di analisis lagi adalah kata “adaptasi”, kata keyword yang

didapatkan adalah “pandangan”, kata keyword ini dikumpulkan dari beberapa studi pustaka, wawancara, dan observasi yang dilakukan bahwa adaptasi adalah bentuk menafsiran pandangan dari satu media ke media lain, agar masih ada pesan esensi karya sebelumnya yang masih di pahami.

Analisis data dari sisi novel yang akan di adaptasi, yaitu “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek” Karangan Djenar Maesa Ayu, dan menemukan

keyword “Perselingkuhan, pengkhianatan, pelecehan seksual”, data ini didapatkan dari studi pustaka, wawancara dan observasi, pada portal web www.kitareview.com menjelaskan bahwa novel karangan Djenar piawai sekali menggambarkan sosol laki-laki dan wanita dengan detail kebutuhan yang rinci, selain itu terdapat kejutan-kejutan yang tak terduga yang dialami tokoh cerita. Apalagi pada ending ceritanya yang tragis seolah menampakan tokoh-tokohnya yang termarginalkan berjuang untuk bangkit dari keterpurukan dan kekalahan dalam urusan percintaan, aroma pengkhianatan, perselingkuhan, dan pelecehan


(38)

seksual hadir dalam ruang yang terbuka. Dan disimpulkan menjadi kata-kata lagi yang menjurus menjadi konsep film ini, kata “pesan, tanda dan pandangan”, tanda memiliki keterikatan dengan pesan, tanda adalah pemberi pesan

(www.kbbi.com), jadi dapat di analogikan, pemberi pesan agar mendapat

pandangan dilakukan dengan ekspresi, jadi keyword selanjutnya adalah “ekspresi”, lalu dengan pengumpulan keyword “perselingkuhan, penghianatan, pelecehan seksual, misterius, dan kesedihan”, itu adalah semua sifat kelam, maka dari itu keyword adalah “kelam”. Sudah didapatkan antara “ekspresi dan kelam” yang menjadikan suatu ekspresi yang kelam dan penuh kesedihan yang memunculkan kejadian aneh dan menyimpang, dan dapat ditarik kesimpulannya adalah “anomali”.

3.5 Analisis Warna

Dalam Keyword yang didapat di atas dimunculkan warna yang mempresentasikan tentang “Anomali” dalam pewarnaan atau Color Grading agar mendukung suasana sesuai dengan Keyword. Pewarnaan akan di dominasi oleh warna yang mewakili anomali. Dalam hal ini penulis memakai warna panas dengan mengutamakan warna-warna merah dan kuning dengan intensitas terang warna di gelapkan. Menurut teori lingkaran warna Prang, warna panas itu meliputi warna merah, kuning, dan orange. Warna tersebut akan dijabarkan dalam skema berikut.


(39)

Gambar 3.5 Warna Panas

(Sumber : www.tentangdesaingrafis.blogspot.com)

3.6 Perancangan Karya

Perancangan karya merupakan tahapan dalam pembuatan sebuah film. Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa proses yaitu proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi dengan bagan seperti di bawah ini.


(40)

Gambar 3.6 Alur Perancangan Karya (Sumber : Olahan Penulis)

3.6.1 Pra Produksi

Pada proses pra produksi, terdapat beberapa aspek yang harus dilakukan sesuai bagan perancangan karya yang telah dibuat.

1. Ide

Ide dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah mengulas masalah tentang traumatik pada wanita. Dengan melalui media film pendek drama yang mengadaptasi novel karangan Djenar Maesa Ayu diharapkan penonton nantinya mampu mengetahui dan memahami bahwa traumatik yang terjadi pada psikolog wanita khususnya pelecehan seksual dapat berkurang, dalam artian adalah semua korban dapat berpikir positif untuk masa depan yang lebih cerah.

Ide Konsep Pra produksi

Perancangan Karya

Pasca Produksi Produksi

Editing

Finishing

Masalah Data

Shoting


(41)

2. Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah konsep pertama yang mendasari keseluruhan nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Konsep pembuatan film ini didasari dengan kasus pelecehan seksual terhadap wanita semakin bertambah setiap tahunnya, dengan begitu korban semakin bertambah, cara untuk mengurangi melalui sistem psikolognya adalah memberikan pandangan melalui media audio visual dengan kasus yang sama, dan memberikan penyelesaiannya.

3. Penokohan / Karakter Tokoh

Pada tugas akhir ini yang membuat film adaptasi novel karangan Djenar Maesa Ayu dengan judul “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek”, sangat perlu memilih dalam penempatan tokoh yang sesuai dengan karakter muka, agar dapat mendalami penokohan dalam cerita ini, berikut kriteria penokohannya :

a. Bintang

Fisiologi : Berpenampilan menarik, berkulit putih, usia 27 tahun. Psikologi : Dewasa, fokus dan serius.

Sosiologi : Wanita karir. b. Raka


(42)

Psikologi : Remaja, dan suka bermain-main Sosiologi : Mahasiswa.

c. Anton

Fisiologi : Berpenampilan menarik, berkulit putih, usia 26 tahun. Psikologi : Remaja, dan suka bermain-main

Sosiologi : Mahasiswa.

4. Treatment

Treatment dari cerita novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek” adalah sebagai berikut :

Babak 1 :

Bintang terkaget kedatangan pasien yang hanya diam saja, bintang selalu bertanya kepada pasien tersebut, tetapi pasien hanya diam saja.

Babak 2 :

Bintang mulai kesal dengan pasien ini, bintang hanya dapat berkhayal bahwa pasien ini mempunyai masalah tentang masa lalunya yang kelam, yang berkaitan dengan pelecehan seksual yang dia dapatkan.

Babak 3 :

Bintang masih tetap bingung apa yang diinginkan oleh pasien tersebut, bintang ingin cepat-cepat menjauh dari pasien ini, pada saat bintang ingin menuliskan nama untuk merujuk kedalam rumah sakit jiwa, ternyata


(43)

anaknya Bintang memanggil, Bintang pun terkaget, dan pasien yang ada di depannya ternyata hanya bayangan dirinya di masa lalu.

5. Skenario

Skenario dari cerita film yang mengadaptasi dari novel “cerita pendek tentang cerita cinta pendek” adalah sebagai berikut

1. INT. Ruang kantor Bintang. Siang hari

Bintang sedang berbicara dengan pasien di

ruangannya

Bintang

“selamat pagi, perkenalkan nama saya bintang,

silahkan duduk, ?”

(Lalu pasien duduk.)

Pasien

“saya mau konsultasi bu, saya sudah mengalami

permasalahan keluarga, antara saya dan mertua saya, mertua saya yang selalu menuntut harus bisa

begini, dan selalu bisa begitu, membuat saya kualahan, padahal saya juga berkerja di kantor,

bagaimana menurut ibu?”


(44)

mata bintang yang menatap ke arah pasien,

pasien yang sedang memulai penjelasan tentang masalahnya

tangan pasien yang bergerak seperti orang

menjelaskan.

bintang sedang menjelaskan kepada pasien.

tangan bintang yang memegang bulpen, seakan-akan sedang menjelaskan.

terjadi obrolan antara bintang dan pasien.

(lalu dialog antara bintang dan pasiennya

terdengar kembali)

Bintang

“untuk ibu, semua kejadian yang sudah terjadi,

jadikanlah sebuah pengalaman, dan janganlah membuat sugesti negatif terhadap pikiran ibu, itu

yang akan membuat semua terasa menyedihkan dan membuat kita stress.... treatment hari ini saya rasa sudah cukup, untuk treatment selanjutnya saya

sarankan ibu minggu depan kesini lagi ya.”


(45)

Pasien

“iya terimakasih...”

(pasien jalan keluar dari ruangan bintang).

Kemudian bintang memejamkan matanya sejenak, dan mengeadahkan kepalanya. (tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka)

(Long shot) Lalu bintang melihat kearah pintu yang sedang terbuka, lalu bintang berjalan ke arah pintu dan menutupnya.

Pintu yang tertutup

Insert “TITLE (“PASIEN”)” FADE OUT

2. INT. Apartemen, siang hari.

Bintang di depan kaca apartemennya, sedang

memegangi perutnya. bintang duduk di kasur. gelas

bergetar dan jatuh (suara jeritan bintang).

bintang duduk di pojok ruangan. jam terus

berlalu,(suara detak jam).(suara bayi yang

menangis) bintang duduk dengan menggendong


(46)

Cut to

3. INT. Ruangan Kantor bintang, siang hari

(camera close up ke gelas) bintang sedang

menuangkan air dari dispenser (terdengar suara air yang ketuang kedalam gelas).

(medium shot dan low angle) bintang berjalan menuju mejanya sambil meminum air.

(long shot) Bintang membuka dan membaca bukunya kembali.

(medium shot) Bintang pun lalu menutup bukunya,

(close up) Dan bintang memejamkan dan memijit matanya sejenak.

Pada saat membuka mata, bintang terkaget dengan apa yang ada di depannya, seorang pasien yang diam menunduk kebawah.

Bintang dengan terburu-buru menyiapkan dirinya didepan pasien, lalu bintang bertanya kepada pasien tersebut.


(47)

“selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu?(dengan

muka heran menatap pasien tersebut).”

Pasien hanya diam dan tidak mau menjawab.

Bintang (VO)

“duh kenapa hari ini? Kenapa dengan pasien ini?

Tetap tenang dan selalu menempatkan diriku sebagai

dirinya.”

Bintang pun kembali bertanya kepada pasien.

Bintang

“gejolak apa yang ibu rasakan? Boleh di share kan

kepada saya”

Tapi tetap pasien ini hanya diam saja.

Bintang (VO)

Apa yang dirasakan olehnya ya... apakah dia menjadi ini karna pasangannya? (ekspresi muka

bintang yang heran) (camera close up muka bintang).


(48)

4. INT. Apartemen. Siang hari

Scene bintang dan raka yang sedang bercanda mesra didepan tv apartemen (Slide right to left dari belakang badan mereka).raka yang mulai memegang pundak bintang, dan bintang menaruh kepalanya di pundak raka. Raka Bercanda Dengan Bintang. Raka melihat ke bintang (tempat tidur) dengan senyum, lalu raka memeluk bintang yang ada di tempat tidur.Raka membuka bajunya, dan melemparnya. (terdengar suara mendesah). handphone bintang berdering, telpon dari ibunya. Est. Gelas berisi air bergoyang, (terdengar suara mendesah)

Cut to

5. INT. Ruang kantor bintang. Siang hari.

Bintang masih menatap mata dari sang pasien, tetapi pasien tetap diam saja.

Bintang berdiri dan jalan untuk mengambilkan air , bintang bingung mau bagaimana lagi dengan pasien yang satu ini, tapi dia berpikir apabila si pasien ini mau minum, mungkin akan merasa lega dan mau bercerita. Bintang mengambil gelas, lalu mengambil air. Bintang pun menawari minum dan menaruhnya di


(49)

depan si pasien, tapi pasien masih tetap tidak mau meminumnya.

Bintang

“silahkan di minum. Mungkin dengan ini anda bisa lebih rilex.”

pasien yang hanya diam dan tidak menyentuh minum yang ditawarkan bintang. ekspresi bintang yang sudah mulai emosi dengan pasien seperti ini.

Cut to

6. INT. Apartemen. Siang hari

Est. gelas yang berisi air tersebut bergoyang, dan lama-lama jatuh ke lantai. (suara mendesah). Est. gelas kembali tenang (suara mendesah telah

selesai). Bintang masuk kedalam kamar mandi

Raka

“Mau kemana sayang?” Bintang

“ya, mau mandi lah... kan aku udah selesai” Raka


(50)

“aahhhh....” (sambil membuang nafas) Cut to

7. INT. Ruang Kantor bintang. Siang hari

Bintang hanya diam dan pasrah dengan pasien yang satu ini, dan bintang segera ingin menyembuhkan atau mengeluarkan dirinya dari masalahnya. Bintang meminum minumannya (suara menggelegak dari

bintang). Bintang mencoba mengira lagi dan terus menatapi mata pasiennya.

Bintang (V.O)

“apakah ini salah orangtuanya yang selalu menekannya?”

Cut to

8. INT. Apartemen Bintang. Siang hari

Cewek (bintang) yang keluar dari kamar mandi, tiba-tiba ada suara handphone, lalu cewek

(bintang) mengangkatnya, terdengar suara seorang ibu yang sedang memarahinya dan mereka berdebat. suara terdengar dari kejauhan). Dan akhirnya cewek (bintang) mematikan hpnya dan melemparnya ke sudut ruangan.


(51)

Cut to

9. INT. Ruangan kantor bintang. Siang hari

Bintang masih dalam posisi menatap pasien yang hanya diam saja,

Bintang sedikit melihat jamnya (dengan ekspresi cemas).

Bintang hanya mengira-ngira (ekspresi penasaran)

Bintang (V.O)

“kuat sekali pasien yang satu ini untuk datang kesini dengan diam saja, apa semua ini kesalahan

teman sekitarnya?”

Bintang dan pasien masih bertatap-tatapan

Cut to

10. INT. Apartemen Bintang. Siang hari

bintang baru datang dan membawa belanjaan. Tiba-tiba handphone berbunyi dan dia mengangkatnya. Ternyata dini temannya ingin main ke apartemennya.

Bintang


(52)

Dini

“gue mau main ke apartemen lu, boleh? Gue bawa

cowok baru gue nih. Hehehe (hanya terdengar suara

di telpon).”

Bintang

“iyaa deh...”

bintang menaruh handphonenya.

Cut to

11. INT. Ruang kantor bintang. Siang hari

Suara air yang keluar dari dispenser, yang langsung tuang ke gelas. Suara bintang meminum (bintang sudah mulai kelelahan)Bintang sedikit gusar dengan diamnya si pasien ini. Bintang terus menduga-duga tentang apa yang terjadi padanya.

Bintang (V.O)

“apa sih yang di mau sama pasien ini? Aku gak boleh terlihat tidak profesional di matanya (ekpresi bintang yang memandang ke depan pasien,

dan sesekali ke arah bawah).” Bintang


(53)

“teman seperti apa yang sudah membuatnya seperti ini?”

Cut to

12. INT. Apartemen Bintang. Siang hari

(bunyi gemuruh air) lalu Anton (pacarnya dini) bangun dan memakai bajunya yang tergletak di lantai, sedangkan bintang sedang mandi,

Lalu anton bergegas keluar dari kamar apartemen bintang, dan menuju lift, dengan memandangi bintang (camera subyek bintang)

Pada saat anton keluar tidak sengaja ber pas-pas dengan raka, raka merasa bingung,

Raka (V.O)

“kenapa dari kamar bintang,”

Dengan kecurigaannya, raka masuk kedalam kamar apartemen.

Cut to

13. INT. Apartemen Bintang. Siang hari

Raka masuk ke kamar, dan melihat bintang sedang mandi, (bunyi air gemercik). Raka pun duduk di


(54)

sofa. Raka yang masih penasaran, dan sedikit

emosi, setelah melihat ada cowok yang keluar dari kamarnya bintang. terlihat bayangan Bintang

selesai mandi (bunyi airpun berhenti). Bintang langsung memakai baju, dan menghampiri raka yang sedang duduk di sofa, (raka dengan muka yang sedikit menyeramkan). Lalu raka bertanya ke bintang (dengan nada keras)

Raka

“itu tadi siapa? Yang keluar dari kamar ini” Bintang mengelaknya,

Est. depan pintu kamar (terdengar suara jeritan bintang)

Bintang

“aku gak tau itu siapa...” Raka

“aahhh bohong” Cut to


(55)

bintang menunduk dan langsung menatap muka

pasiennya, Bintang masih mencari masalah yang ada didalam pasien ini, Bintang memainkan bulpen di tangannya. Bintang menatap ke jam dinding yang semakin cepat untuk menjadi petang, Bintang memainkan bulpen di tangannya.

Cut to

15. INT. Apartemen Bintang, siang hari

masuk kedalam bintang yang sedang bercumbu dengan Raka, Lalu dini dan anton datang main ke

apartemennya bintang. Bintang tidak sengaja tergoda oleh anton. dini dan anton pergi

meninggalkan apartemen bintang. ternyata tidak lama kemudian anton balik lagi ke apartemennya bintang, dan bintang membuka pintunya. anton mulai memeluk dari belakang si bintang. lalu anton

melakukannya dengan bintang. lalu raka memarahi dan memukul bintang, karena sudah selingkuh dengan anton. Est. gelas pecah, dan dorongan yang di

terima oleh bintang. Est. waktu yang selalu berdetak. Bintang berdiam diri di depan kaca apartemen, sambil memegangi perutnya. Bintang hanya bisa diam dan menangis. (hingga terlihat


(56)

pucat). Bintang menaruh botol susu bayi, di antara foto antara bintang dengan raka.

Cut to

16. INT. Ruangan kantor bintang, siang hari

Laci meja di tarik oleh bintang. Bintang ingin mengenakan gelang pasien terhadap pasien ini, pada saat ingin di tulis nama pasiennya, tiba-tiba anak bintang memanggil bintang, (terdengar suara pintu terbuka). bintang menghampiri anaknya, dan

mengajaknya keluar (camera follow bintang)pada saat refleksi di kaca ternyata tidak ada pasien yang duduk di kursi tersebut. est. gelang atas nama bintang. Est. form pada data diri pasien ternyata tertulis nama bintang.

6. Shoot List

Terlampir

7. Breakdown Schedule


(57)

8. Persiapan Teknis

Persiapan teknis meliputi persiapan peralatan produksi dan pemilihan tim produksi dalam pembuatan film ini.

a. Alat yang digunakan, yaitu: 1) 2 Kamera Canon 60 D 2) 1 Tripod

3) 1 Slider 4) 1 Monopod 5) 1 Glide Cam 6) 3 LED Portable 7) 4 Memory SD Card 8) 1 Reflektor

b. Tim Produksi

1) Eksekutif Produser : Nurkholis Izhar Egie Anes 2) Produser : Izhar 3) Sutradara : Izhar 4) Ass. Sutradara : Azarine F. 5) DOP : Guntur Kresno I 6) Cameraman : Ardha P

Dimas Adi W. U 7) Lightingman : Nizar


(58)

8) Editor : Izhar

9) Soundman& Music : Septyan D N

9. Penjadwalan

Sebuah produksi film membutuhkan waktu yang panjang maka diperlukan penjadwalan yang di sesuaikan dengan ketersediaan lokasi dan perijinan yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan produksi.

Tabel 3.5 Jadwal Kerja

WORKING SCHEDULE

No Tahap Aktivitas Produksi

Target Waktu Per Minggu pada bulan November

I II III IV

1 P R A P R O

Riset & Hunting Lokasi

2

Pembuatan Konsep dan Proposal TA

3 Pengembangan Skenario

4 Membuat Storyboard

5 Membuat Rundown/jadwal shot

6 Membuat Breakdown Budget

7


(59)

D

U

K

S

I

Lokasi

8

Menyiapkan Transportasi & Akomodasi

9 Merekrut Tim Produksi

10 Membuat Treatment

11 Melengkapi Shoolist

12 Melengkapi Peralatan Produksi

Working Schedule

No Tahap Aktivitas Produksi

Target Waktu Per Minggu pada bulan Desember

I II III IV

1 P

R

O

D

U

K

S

Shooting

2 Evaluasi Produksi & Controling


(60)

I

Working Schedule

No Tahap Aktivitas Produksi

Target Waktu Per Minggu pada bulan Desember

I II III IV

16 P

A

S

C

A

P

R

O

Capturing/Back Up data

17 Editing

18 Special Effect

19 Scoring Musik

20 Final Edit

21 Daftar TA


(61)

10. Anggaran Produksi

Dalam produksi pembuatan film dibutuhkan anggaran dalam proses produksinya. Berikut merupakan tabel anggaran dana produksi.

Tabel 3.6 Anggaran Produksi D

U

K

S

I

Pra Produksi (2 hari) Riset & Hunting

Transportasi (BBM+Mobil) Rp. 500.000,- Konsumsi Team survey 6 orang Rp. 200.000,- Administrasi (ATK, Tinta, Kertas a4, dll) Rp. 250.000,- Jilid Proposal TA Rp. 5.000,- Fotocopy Proposal TA Rp. 20.000,- Fotocopy dan beli buku literatur Rp. 300.000,- Total Pra Produksi Rp. 1.275.000,-

Produksi( 6 Hari)

SD Card 16 GB(2) Rp. 400.000,- Baterai A2 Rp. 22.500,-


(62)

11. Setting / Tempat

Sesuai dengan Skenario yang sudah di buat ada beberapa setting yaitu ruangan kantor psikolog, dan ruang apartemen, ruangan ini di set sesuai dengan ruangan kantor dan juga apartemen, dan pemilihan setting tempat pada salah satu kamar hotel di Pullman Surabaya City Centre, dengan rate kamar adalah junior suite room, yang memiliki 2 ruangan connecting Komunikasi(Pulsa) Rp. 100.000,-

Sewa slider Rp. 100.000,- Sewa portal Jib Rp. 250.000,- Sewa Clip On Rp. 750.000,- Transport (BBM+Mobil) Rp. 3.000.000,- Konsumsi Rp. 2.000.000,- Perizinan Rp. 400.000,- Total Pra Produksi Rp. 7.022.000,-

Paska Produksi( 7 Hari)

Sound Design (Backsound) Rp. 500.000,- Pembuatan Laporan TA(4) Rp. 200.000,- Cetak Publikasi(CD, Poster, Souvenir, dll) Rp. 500.000,- Total Paska Produksi Rp. 1.200.000,- Biaya Pameran

Iuran Pameran Rp. 1.500.000 Biaya Cetak Rp. 500.000


(63)

room, antara ruangan tamu dengan kamar, hal ini yang melatarbelakangi

untuk memilih tempat ini sebagai pengambilan gambar film ini.

Gambar 3.7 Ruang Kamar Junior Suite Room Hotel Pullman Surabaya City Centre

(sumber : www.accorhotels.com)

3.6.2 Produksi

Dari skema perancangan karya di atas penulis melakukan berbagai tahap produksi dengan melakukan proses persiapan alat dan syuting di lokasi-lokasi yang telah direncanakan sebelumnya.

3.6.3 Pasca Produksi

Pasca produksi setelah film dibuat adalah membuat publikasi akan dilakukan sebagai syarat presentasi Tugas Akhir. Media yang akan di gunakan untuk publikasi adalah poster, dan merchandise. Pembuatan media publikasi film drama ini diperlukan beberapa proses, antara lain menentukan konsep. Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam persiapan melakukan tahap publikasi:


(64)

Gambar 3.8 Poster Film (Sumber : Olahan Penulis)

Pada gambar 3.8 ada poster film, dengan mengambil foto-foto pemain film ini, dan pada gambar 3.9 adalah gambar merchandise.

Gambar 3.9 Merchandise (Sumber : Olahan Penulis)


(65)

57

BAB IV

IMPLEMENTASI KARYA

Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi video dokumenter .

4.1 Produksi

Setelah semua persiapan pada bab sebelumnya maka tahap yang akan dilaksanakan yaitu tahap produksi yaitu proses pengambilan gambar (shooting).

4.1.1 Shooting

Berikut ini pada gambar 4.1 merupakan hasil pengambilan Slide Camera, persiapan yang dilakukan diantaranya adalah persiapan alat slider, Kamera DSLR,

Memory Card, baterai kamera, lighting LED, dan Boomer. Proses pengambilan

dilakukan di hotel Pullman Surabaya City Center.

Dalam proses pengambilan gambar Slide, perlu diperhatikan antara lain pergerakan kamera yang statis, dan pergerakan pemain, agar tidak tertutup dengan pemain lainnya, agar mendapatkan hasil yang baik.


(66)

Gambar 4.1 : Hasil Gambar Produksi 1 (Sumber: Olahan Penulis)

Gambar diatas merupakan hasil pengambilan yang dilakukan. Pada saat syuting, pencahayaan sangat di detil kan dengan menggunakan teknik Low Key

Lighting, agar memperkuat dari konsep film ini. Berikut adalah contoh kedua dengan

menggunakan Low Key lighting.

Pengambilan dalam ukuran medium shoot dan two shoot, antara pemain utama dengan pemain lainnya, kenapa dilakukan two shoot ? karena pada adegan ini, memperlihatkan pemain utama yang sedang kebingungan menghadapi lawan pemainnya, dengan menggunakan teknik slide cam menambah sisi unsur dramatis adegan pemain utama yang sedang kebingungan.

Selain itu pengambilan selanjutnya dengan ukuran medium shoot dan track in, hal itu juga untuk menumbuhkan sisi dramatis pada saat pemain utama sedang meratapi perutnya yang semakin lama membesar.


(67)

Gambar 4.2 : Hasil Gambar Produksi 2 (sumber: Olahan Peneliti)

Pada gambar 4.2 merupakan pengambilan gambar dengan pergerakan secara

track in memperkuat tentang konsep film dalam hal pemeran yang di dukung dengan

teknik Low Key Lighting.

Pada gambar 4.3 berikut menunjukkan pengambilan gambar dengan teknik

slide yang digunakan untuk menyajikan keadaan misterius antara pemeran utama


(68)

Gambar 4.3 : Gambar Hasil Produksi 3 (Sumber: Olahan Penulis)

Video-video dari hasil shooting yang diwakilkan diatas kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan bersama video lainnya untuk tahap persiapan pada proses selanjutnya yaitu pada proses pasca produksi.

4.1.2 Editing dan Color Grading

Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah editing yang pada dasarnya adalah pemilihan file hasil shooting kemudia penyusunan video hasil syuting menurut treatment dan skenario yang sudah dibuat dan di lanjutkan dengan variasi editing serta pembuatan scoring music dengan melalui beberapa tahap seperti :

1. Pemilihan File

Proses awal adalah pemilihan beberapa file stock shoot yang telah diambil pada proses produksi, pemilihan file dilakukan dengan penilaian kualitas. gambar yang sesuai dengan treatment dan mewakili keyword. Setelah itu proses dilanjutkan pada pengelompokan file untuk segmen masing-masing


(69)

Gambar 4.4 : Pengelompokan File (sumber: Olahan Penulis)

2. Penataan dan Pemotongan Video

Proses ini dilakukan setelah pemilihan stock shoot selesai dengan meyusun dan memotong kasar video yang dipilih dan dimasukkan dan disusun berdasar treatment yang dibuat.


(70)

Gambar 4.5: Penataan dan Pemotongan video (Sumber: Olahan Penulis)

3. Proses Pewarnaan (Color Grading)

Proses pewarnaan atau color grading berfungsi untuk menyetarakan warna dari setiap video yang telah diambil dan disusun agar mendukung suasana yang diinginkan sesuai keyword. Pewarnaan akan didominasi pewarnaan yang mengacu pada warna yang terdapat pada skema warna di gambar 4.6.

Gambar 4.6: Proses Pewarnaan (Sumber: Olahan Penulis)


(71)

Untuk memperkuat nuansa dalam suatu film ini, maka pada setiap film yang dirangkai menjadi satu kesatuan ini dilakukan pewarnaan sesuai dengan warna-warna yang diambil dari skema warna-warna diatas.

4. Scoring Music

Scoring music dibuat sesuai dengan visualisasi dari film pendek yang telah dibuat, sehingga terjadi kesinambungan yang mendukung suasana di dalam film tersebut.

Gambar 4.7 Scoring Music (Sumber: Olahan Penulis)

5. Rendering

Rendering merupakan proses final dari proses pasca produksi untuk menjadikan sebuah video dari proses editing menjadi utuh. Format media yang dipilih untuk


(72)

film ini adalah H264 dengan output mp4 agar mudah untuk diputar di berbagai media.

Gambar 4.8 Proses Rendering (Sumber: Olahan Penulis)

4.2 Pasca Produksi

Pasca produksi setelah film dibuat adalah membuat publikasi akan dilakukan sebagai syarat presentasi Tugas Akhir. Media yang akan di gunakan untuk publikasi adalah poster, dan merchandise. Pembuatan media publikasi film drama ini diperlukan beberapa proses, antara lain menentukan konsep. Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam persiapan melakukan tahap publikasi

4.2.1 Publikasi

Media publikasi yang dibuat adalah poster, mug, tumbler (tempat minuman sport) dan stiker, dipergunakan sebagai media promosi yang efektif, karena di bawa


(73)

dan dipasang/digunakan terus menerus, dan dalam beriklan tidak membayar sama sekali, inilah contoh poster yang di buat,

Gambar 4.9 Poster (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 4.9 adalah gambar poster dari film ini, dan kemudian ini adalah contoh gambar 4.10 foto dokumentasi dari gambar mug dan tumbler (botol minuman sport) yang digunakan untuk merchandise pada pameran film.


(74)

Gambar 4.10 Mechandise (Sumber: Olahan Penulis)

Selain gambar merchandise pada gambar 4.10, yang digunakan pameran film diadakan Ciputra World Surabaya, berikut adalah gambar 4.11 dokumentasi pameran di Ciputra World.

Gambar 4.11 Foto Dokumentasi Pameran (Sumber: Olahan Penulis)


(75)

67

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil produksi di atas, maka di simpulkan sebagai berikut:

1. Film pendek drama ini dibuat dengan teknik adaptasi dari sebuah novel

“Cerita pendek tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu

yang berjudul pasien, karena cerita yang ada dalam novel tersebut memberikan pesan moral tentang membuang semua traumatik pada satu masalah.

2. Pada teknik mengadaptasi novel kedalam film ini, memberikan gambaran tentang kejadian pelecehan seksual yang dikemas dalam media audio visual berupa film adaptasi sebuah novel yang sangat menginspirasi.

5.2 Saran

Berdasarkan seluruh proses yang telah dilalui dari pembuatan film pendek yang mengadaptasi novel ini yaitu :

1. Produksi sebuah film harus memerlukan riset sebuah kejadian yang terjadi. 2. Produksi sebuah film ini harus benar-benar memilih bahan apa yang dapat

di masukan menjadi sebuah film dari karya sebelumnya, yaitu novel 3. Pada produksi sebuah film pendek khususnya yang bergenre drama, harus

memilih/men casting pemain yang benar-benar sesuai dalam penokohannya.


(76)

67

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ayawaila, G. R. (2008). Dokumenter: Dari Ide sampai Produksi. FFTV-IKJ Press.

Bogdan, Robert C. & Sari Knopp Biklen (1982). Qualitative Research for education. An Introduction to theory and methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy, Heru 2002. Mari Membuat Film, panduan menjadi produser. Jakarta. Yayasan Konfiden.

Javandalasta, P. (2011). Lima Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: MUMTAZ Media.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta. Homerian Pustaka. sumbo tinarbuko.2009. semiotika komunikasi visual, Yogyakarta, Penerbit

Jalasutra.

Naibaho, Kalarensi. 2008. Film : Aset Budaya Bangsa Yang Harus Dilestarikan!, Jakarta, Visi Pustaka.

Nugroho, Garin. 1995.Kekuasaan dan Hiburan, Yogyakarta, Bentang. Sumber Internet

husnun (2011, april27).film sebagai bagian dari media massa.

https://husnun.wordpress.com/2011/04/27/film-sebagai-bagian-dari-media-massa/.

Afif (2015, Februari 01). Aceh Masuk Peringkat Pertama Rawan Pelecehan

Seksual, Jatim Kedua. https://merdeka.com/peristiwa/Aceh-Masuk-Peringkat-Pertama-Rawan-Pelecehan-Seksual-Jatim-Kedua/

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2015. Ekspresi. www.kbbi.web.id/ekspresi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2015. Kelam.www.kbbi.web.id/kelam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2015. Anomali. www.kbbi.web.id/anomali


(1)

Untuk memperkuat nuansa dalam suatu film ini, maka pada setiap film yang dirangkai menjadi satu kesatuan ini dilakukan pewarnaan sesuai dengan warna-warna yang diambil dari skema warna-warna diatas.

4. Scoring Music

Scoring music dibuat sesuai dengan visualisasi dari film pendek yang telah dibuat, sehingga terjadi kesinambungan yang mendukung suasana di dalam film tersebut.

Gambar 4.7 Scoring Music (Sumber: Olahan Penulis)

5. Rendering

Rendering merupakan proses final dari proses pasca produksi untuk menjadikan sebuah video dari proses editing menjadi utuh. Format media yang dipilih untuk


(2)

64

film ini adalah H264 dengan output mp4 agar mudah untuk diputar di berbagai media.

Gambar 4.8 Proses Rendering (Sumber: Olahan Penulis)

4.2 Pasca Produksi

Pasca produksi setelah film dibuat adalah membuat publikasi akan dilakukan sebagai syarat presentasi Tugas Akhir. Media yang akan di gunakan untuk publikasi adalah poster, dan merchandise. Pembuatan media publikasi film drama ini diperlukan beberapa proses, antara lain menentukan konsep. Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam persiapan melakukan tahap publikasi

4.2.1 Publikasi

Media publikasi yang dibuat adalah poster, mug, tumbler (tempat minuman sport) dan stiker, dipergunakan sebagai media promosi yang efektif, karena di bawa


(3)

dan dipasang/digunakan terus menerus, dan dalam beriklan tidak membayar sama sekali, inilah contoh poster yang di buat,

Gambar 4.9 Poster (Sumber: Olahan Penulis)

Pada gambar 4.9 adalah gambar poster dari film ini, dan kemudian ini adalah contoh gambar 4.10 foto dokumentasi dari gambar mug dan tumbler (botol minuman sport) yang digunakan untuk merchandise pada pameran film.


(4)

66

Gambar 4.10 Mechandise (Sumber: Olahan Penulis)

Selain gambar merchandise pada gambar 4.10, yang digunakan pameran film diadakan Ciputra World Surabaya, berikut adalah gambar 4.11 dokumentasi pameran di Ciputra World.

Gambar 4.11 Foto Dokumentasi Pameran (Sumber: Olahan Penulis)


(5)

67

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil produksi di atas, maka di simpulkan sebagai berikut:

1. Film pendek drama ini dibuat dengan teknik adaptasi dari sebuah novel “Cerita pendek tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu yang berjudul pasien, karena cerita yang ada dalam novel tersebut memberikan pesan moral tentang membuang semua traumatik pada satu masalah.

2. Pada teknik mengadaptasi novel kedalam film ini, memberikan gambaran tentang kejadian pelecehan seksual yang dikemas dalam media audio visual berupa film adaptasi sebuah novel yang sangat menginspirasi.

5.2 Saran

Berdasarkan seluruh proses yang telah dilalui dari pembuatan film pendek yang mengadaptasi novel ini yaitu :

1. Produksi sebuah film harus memerlukan riset sebuah kejadian yang terjadi. 2. Produksi sebuah film ini harus benar-benar memilih bahan apa yang dapat

di masukan menjadi sebuah film dari karya sebelumnya, yaitu novel 3. Pada produksi sebuah film pendek khususnya yang bergenre drama, harus

memilih/men casting pemain yang benar-benar sesuai dalam penokohannya.


(6)

67

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ayawaila, G. R. (2008). Dokumenter: Dari Ide sampai Produksi. FFTV-IKJ Press.

Bogdan, Robert C. & Sari Knopp Biklen (1982). Qualitative Research for education. An Introduction to theory and methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy, Heru 2002. Mari Membuat Film, panduan menjadi produser. Jakarta. Yayasan Konfiden.

Javandalasta, P. (2011). Lima Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: MUMTAZ Media.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta. Homerian Pustaka. sumbo tinarbuko.2009. semiotika komunikasi visual, Yogyakarta, Penerbit

Jalasutra.

Naibaho, Kalarensi. 2008. Film : Aset Budaya Bangsa Yang Harus Dilestarikan!, Jakarta, Visi Pustaka.

Nugroho, Garin. 1995.Kekuasaan dan Hiburan, Yogyakarta, Bentang. Sumber Internet

husnun (2011, april27).film sebagai bagian dari media massa.

https://husnun.wordpress.com/2011/04/27/film-sebagai-bagian-dari-media-massa/.

Afif (2015, Februari 01). Aceh Masuk Peringkat Pertama Rawan Pelecehan

Seksual, Jatim Kedua. https://merdeka.com/peristiwa/Aceh-Masuk-Peringkat-Pertama-Rawan-Pelecehan-Seksual-Jatim-Kedua/

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2015. Ekspresi. www.kbbi.web.id/ekspresi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2015. Kelam.www.kbbi.web.id/kelam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2015. Anomali. www.kbbi.web.id/anomali