TA : Perancangan Buku Pengenalan Reptil Iguana Hijau Berbasis Fotografi Sebagai Sarana Informasi Bagi Masyarakat Surabaya.

(1)

REPTIL IGUANA HIJAU BERBASIS FOTOGRAFI SEBAGAI

SARANA INFORMASI BAGI MASYARAKAT SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh :

FREDIAN DWI ANGGARA 12420100027

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

memberikan informasi pemeliharaan hewan reptil iguana hijau dengan baik. Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Untuk memperoleh data yang digunakan serta mendukung pembuatan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat Surabaya. Data dianalisis dengan menggunakan beberapa tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Setelah menganalisa data, ditemukan sebuah konsep buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat Surabaya. Kata kunci “Keindahan”, deskripsi “Keindahan” keadaan yang enak dipandang merupakan sifat dan ciri dari orang, tempat, obyek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Sebuah entitas yang dikagumi, memiliki fitur yang dikaitkan dalam kesempurnaan. Konsep “Keindahan” bertujuan untuk menunjukkan bahwa Reptil Iguana Hijau adalah hewan yang eksotis dan dapat menjadi hewan peliharaan.


(3)

xi

LAMPIRAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ... ii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 6

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.5.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Reptilia ... 8

2.2 Iguana ... 9

2.3 Buku ... 10

2.4 Layout ... 11

2.4.1 Proporsi ... 12

2.4.2 Keseimbangan ... 12


(4)

xii

2.6 Warna ... 15

2.7 Tipografi ... 16

2.8 Fotografi ... 18

2.9 STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Perancangan Penelitian ... 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.4 Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV PEMBAHASAN ... 25

4.1 Hasil Analisis Data ... 25

4.2 Segmentasi, Targeting, Positioning (STP) ... 29

4.3 Keyword ... 31

4.4 Deskripsi Konsep ... 34

4.5 Strategi Kreatif ... 35

4.5.1 Visual ... 35

4.5.2 Ukuran Buku ... 36

4.5.3 Jenis Layout ... 36

4.5.4 Headline ... 37


(5)

xiii

4.5.9 Media Pendukung ... 40

4.6 Perancangan Karya ... 42

4.6.1 Alternatif Desain Cover Depan ... 42

4.6.2 Sketsa Terpilih ... 43

4.6.3 Alternatif Digital ... 44

4.6.4 Biaya Produksi ... 51

4.7 Implementasi Desain ... 52

BAB V PENUTUP ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(6)

xiv

Gambar 2.2 Warna ... 15

Gambar 2.3 Tipografi ... 17

Gambar 2.4 Fotografi Hewan ... 18

Gambar 4.5 Reptil Iguana Makan ... 27

Gambar 4.6 Reptil Iguana Sakit ... 27

Gambar 4.7 Dokumentasi Transformasi Iguana Hijau ... 28

Gambar 4.8 Penentuan Keyword ... 31

Gambar 4.9 Font Arial ... 38

Gambar 4.10 Font Times New Roman ... 39

Gambar 4.11 Warna Putih, Hitam, dan Hijau ... 40

Gambar 4.12 Sketsa Alternatif ... 42

Gambar 4.13 Sketsa Cover Depan Terpilih ... 43

Gambar 4.14 Alternatif Digital Desain Cover Depan ... 44

Gambar 4.15 Alternatif Digital Desain Lembar Daftar Isi Buku ... 45

Gambar 4.16 Alternatif Digital Desain Lembar Batas Bab ... 46

Gambar 4.17 Alternatif Digital Desain Lembar Isi Buku Pembahasan ... 47

Gambar 4.18 Alternatif Digital Desain Media Pendukung Poster ... 48

Gambar 4.19 Alternatif Digital Desain Media Pendukung Stiker ... 49

Gambar 4.20 Alternatif Digital Desain Media Pendukung Kaos ... 50


(7)

xv

Gambar 4.25 Desain Lembar Isi Buku Pembahasan Terpilih ... 58

Gambar 4.26 Desain Media Pendukung Poster Terpilih ... 60

Gambar 4.27 Desain Media Pendukung Stiker Terpilih ... 62


(8)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini banyak orang senang memelihara hewan seperti anjing, kucing, burung, kelinci, ikan dan hewan jenis-jenis lainya. Hewan peliharaan pada dasarnya diciptakan untuk menemani manusia. Ketertarikan orang terhadap hewan peliharaan dikarenakan hewan peliharaan dapat menjadi human substitute sebagai teman bahkan keluarga (Redaksi AgroMedia, 2008: 3-5). Memelihara hewan peliharaan tentu berbeda dengan hewan ternak atau hewan liar yang jelas tidak boleh dipelihara karena dilindungi undang-undang.

Banyak pilihan alasan untuk memiliki hewan peliharaan di rumah, terutama memelihara hewan reptil. Bedasarkan survey dari America Pet Products Association pada tahun 2015-2016 di America serikat, tingkat kepemilikan masyarakat terhadap suatu hewan peliharaan lebih paling dominan memelihara hewan ikan air tawar (anekapetindo.com, 20 Februari 2016).

Gambar 1.1 Hasil Survey Kepemilikan Hewan Peliharaan Sumber : (anekapetindo.com, 20 Februari 2016)


(9)

Di Indonesia sendiri minat masyarakat terhadap hewan peliharaan reptil sangat kurang peminatnya, hal ini dapat tersimpulkan dari kepemilikan hewan peliharaan rata-rata hanya memelihara hewan seperti anjing maupun kucing. Padahal tidak semua reptil itu sulit untuk dijinakan atau sulit untuk dipelihara. Faktor penyebab kurangnya minat masyarakat terhadap hewan reptil ialah, karna pola pikir masyarakat sudah tertujuh pada hal-hal tentang ganasnya hewan reptil di habitat aslinya. Beberapa reptil yang sering ditakuti ialah reptil yang berjenis pemakan daging seperti ular, komodo, buaya, dan hewan-hewan reptil lainya.

Pola pikir yang mudah terpengaruh dikarenakan sejak umur belia/masih anak-anak kurang diajarkan tentang hal-hal positif seperti belajar bertanggung jawab, menumbuhkan perasaan empati dan kurangnya meningkatkan fungsi otak karna kurang aktif. Hal ini terjadi karena seiring perkembangan zaman teknologi mulai mempengaruhi anak-anak hingga saat dewasa tumbuh kembang anak kurang baik, terbukti pada zaman sekarang banyak kasus-kasus kriminal yang tersangkanya ialah usia remaja. Remaja tersebut dominan kurang menfikirkan dampak dan akibat karena gaya hidup mereka kurang memperhatikan masa depannya, hal ini yang memunculkan tingkat stres/rasa jenuh dan juga dapat menumbuhkan depresi (liputan6.com, 20 Februari 2016). Oleh sebab itu untuk mengatasi hal-hal tersebut dimulai dari kegiatan yang kecil/sepele tapi bermanfaat seperti memelihara hewan.

Reptilia adalah kelompok hewan verterbrata yang hidupnya merayap atau melata di dalam habitatnya. Reptil juga tergolong ke dalam hewan yang berdarah dingin, yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Walaupun


(10)

berdarah dingin reptil melakukan pembiakan di darat. Tubuh reptil ditutupi oleh sisik-sisik atau plot-plot dari bahan tanduk yang kering atau tanpa kelenjar. Umumnya reptil mempunyai dua pasang kaki, masing-masing mempunyai lima jari yang bercakar, tetapi pada jenis-jenis tertentu kakinya mereduksi atau sama sekali tidak ada. Rangka dari bahan tulang, oksipital, kondil hanya satu, tipe gigi pada reptil adalah labyrinthodont (pada reptil fosil), acrodont, pleurodont, dan thecodont. Jantungnya mempunyai empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel, tetapi pada sekat dari ventrikel kanan dan kiri belum sempurna benar. Habitat hidup di darat, air tawar atau air laut, di daerah tropis dan daerah temperate (Carr, 1980: 35-147).

Dari berbagai jenis hewan reptil yang ada di bumi ini ada salah satu hewan reptil yang dapat dipelihara dengan baik yaitu reptil iguana hijau. Reptil iguana hijau adalah sejenis kadal yang hidup di daerah tropis di America Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia. Reptil iguana hijau mulai dikenal di Negara Indonesia sekitar tahun 1995 dan seiring perkembangan zaman reptil iguana hijau di Indonesia mengalami perkembangbiakan yang cukup bagus. Reptil iguana hijau tidak termasuk hewan yang dilindungi karena tingkat populasinya cukup baik, faktor yang melatarblakangi perkembangbiakan reptil iguana hijau di Indonesia ialah faktor cuaca yang sesuai dengan kondisi tubuh reptil iguana hijau. Reptil iguana hijau dapat dikategorikan hewan yang dapat dipelihara karna tingkat berbahayanya reptil tersebut sedikit. Memelihara reptil iguana hijau sangat mudah karena reptil iguana hijau termasuk hewan pemakan tumbuhan bukan pemakan daging ataupun serangga. Meskipun tingkat berbahayanya reptil tersebut sedikit


(11)

akan tetapi masih perlu diperhatikan cara pemeliharaanya dengan baik. Jumlah jenis reptil iguana yang ada di Indonesia cuman ada 1 jenis yaitu iguana hijau. Agar tidak terjadi kepunahan terhadap hewan reptil iguana hijau ini, perlunya sebuah tinjauan ataupun informasi tentang pemeliharaan hewan reptil iguana (hewankesayangan.com, 25 Februari 2016).

Saat ini para penggemar reptil iguana hijau tidak dapat informasi pemeliharaan reptil iguana hijau dengan baik. Berdasarkan wawancara dengan salah satu pemelihara reptil iguana hijau Kharisma Ramadhan mendapatkan informasi tentang pemeliharaan hanya melalui internet. Untuk merancang sebuah informasi tentang pemeliharaan hewan reptil iguana hijau ini perlu perancangan sebuah buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya. Hal yang melatarbelakangi untuk perancangan buku tersebut ialah sebagai langkah awal mengedukasikan ataupun sebagai pemblajaran untuk menginformasikan bahwa reptil iguana hijau dapat menjadi hewan peliharaan. Dengan adanya perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau ini dapat meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anak muda zaman sekarang, serta dapat menarik daya minat masyarakat untuk memelihara reptil iguana hijau dengan baik.


(12)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah yang terdapat sebagai berikut :

“Bagaimana merancang buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat Surabaya”.

1.3 Batasan Masalah

Atas dasar uraian di atas, perlu adanya suatu batasan masalah agar dalam proses peracangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya ini lebih fokus. Agar pemecahan masalah dapat dijalankan dengan efektif dan tepat sasaran, maka diperlukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :

a. Pengenalan serta penjelasan tentang pemeliharaan hewan reptil iguana hijau. b. Gambaran foto dari jenis hewan reptil iguana hijau.

1.4 Tujuan

Atas dasar uraian di atas, perlu adanya suatu tujuan perancangan agar dalam perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya ini dapat berguna. Atas dasar pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut :

a. Merancang buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya.


(13)

b. Memberikan sebuah pengetahuan tentang hewan reptil iguana hijau, serta memberikan informasi pemeliharaan hewan reptil iguana hijau dengan baik.

1.5 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya ini memiliki manfaat praktis dan teoritis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara umum perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau ini dapat meningkatkan keterampilan dan kualitas berkarya, melalui teknik fotografi diharapkan bermanfaat bagi pemilik hewan peliharaan reptil iguana hijau sebagai referensi tetang pemeliharaan reptil iguana hijau.

1.5.2 Manfaat Praktis

Perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau ini dapat membantu anak untuk lebih aktif atau terapis untuk anak, melatih untuk bertanggung jawab, menumbuhkan perasaan empati, belajar tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan, stimulus, mengurangi resiko stres atau rasa jenuh, menangkal depresi, meningkatkan fungsi otak, serta menambah pendapatan dari segi bisnis (Sumber: Alan Beck anggota Center for the Human-Animal Bond di Universitas Purdue, Amerika Serikat, Ahli tumbuh kembang anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr Soedjatmiko Sp A(K) Msi, Randolph T. Barker, Ph. D, salah


(14)

seorang guru besar manajemen di Universitas Virginia Commonwealth, Journal of Personality and Social Psychology University of Warwick). Menginformasikan dan memberikan manfaat bagi generasi muda ataupun masyarakat. Bagi masyarakat dengan adanya buku ini dapat tersalurkan tinjauan pemeliharaan reptil iguana hijau dengan baik.


(15)

8 2.1 Reptilia

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Reptil merupakan salah satu jenis hewan vertebrata, ciri-ciri dari hewan reptil ialah memiliki sebuah tulang belakang yang berdarah dingin serta memiliki sebuah sisik disekitar tubuhnya. Pada umumnya hewan reptil adalah termasuk hewan ovipar (bertelur) yang mana telurnya diselubungi oleh membran amniotic, akan tetapi ada juga jenis hewan reptil yang beberapa spasies squamata bersifat vivipar (melahirkan). Hewan reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia (Zug, 1993: 357-358).

Sebagai vertebrata darat sejati pertama, reptilia purba bukan hanya memenuhi margasatwa pada zamannya secara menarik, tetapi juga membuka panggung kejadian dramatis sesudahnya, seperti munculnya dinosaurus, awal mulanya burung serta evolusi garis keturunan mamalia selama berabad-abad. Reptilia mulai hidup di darat kira-kira 325 juta tahun yang lalu, pada awal zaman karbon akhir. Reptilia terdapat hampir di seluruh dunia. Ini tak berarti bahwa sembarang reptil muncul di sembarang tempat kuno, atau bahwa sembarang reptilia hidup di mana-mana. Reptilia selalu penting bagi kehidupan manusia, dan


(16)

demikian pula manusia bagi reptilia. Pada masa lampau hubungan saling memberi dan menerima secara ekologi di dalam alam (Carr, 1980: 35-147).

2.2 Iguana

Hewan iguana termasuk jenis hewan reptil yang hidupnya berada di daerah tropis seperti di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia. Pertama kali hewan reptil iguana disebut oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laureti pada tahun 1768. Ada 2 spesies yang berbeda dari jenis kadal ini yaitu iguana hijau dan iguana antilles kecil. Secara fisik reptil iguana memiliki lipatan kulit dibagian bawah rahang, kulit yang mengeras berderet sejajar di punggungnya hingga ekor dan “mata ketiga” dikepalanya. Di belakang leher dari iguana memiliki sisik kecil menyerupai paku panjang, dan disebut dengan tuberculate scale. Reptil iguana juga memiliki sisik besar bundar di pipinya yabg disebut dengan selubung subtimpani (Richard D, 2000: 4-11).

Telinga pada reptil iguana disebut timpanun, yang merupakan gendang telinga iguana dan terdapat dikanan atas selubung subtimpani dan dibelakang mata. Secara fisik bagian telinga iguana ini sangat tipis dan lembut yang berguna untuk pendengaranya. Warna pada tubuh iguana beberapa warnanya hampir menyerupai lingkungannya yang berguna membantu dalam menyembunyikan dirinya dari predator. Reptil iguana memiliki pengelihatan yang cukup baik, iguana menggunakan matanya untuk mengarahkanya menemukan makanan. Mata pada iguana juga mampu mengkomunikasikan dengan anggota spesies yang sama. Mereka merespon rangsangan visual berupa warna seperti jingga, kuning, merah


(17)

muda, dan biru yang terdapat pada subtimpani makanan mereka (Richard D, 2000: 4-11).

Reptil iguana merupakan hewan herbivora atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti kucup bunga, daun muda, dan buah-buahan. Dari berbagai jenis iguana hanya spesies yang tidak dilindungi saja yang boleh dipelihara seperti iguana hijau dan iguana merah. Untuk jenis iguana lain sudah dikatagorikan langkah semakin sulit ditemui (hewankesayangan.com, 25 Februari 2016).

2.3 Buku

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak bangsa (Muktiono, 2003: 2). Buku dapat dijadikan pula sebagai sarana untuk mamahami sesuatu dengan muda. Dalam masyarakat, buku untuk anak-anak adalah buku bergambar, karena anak-anak lebih mudah memahami buku tersebut dengan banyak gambar dari pada tulisan, sedangkan orang dewasa lebih fleksibel untuk memehami apa yang ada pada buku walaupun tanpa gambar sekalipun (Muktiono, 2003: 76).

Buku merupakan koleksi paling umum yang dihimpun perpustakaan. Pengertian buku adalah terbitan yang membahas informasi tertentu disajikan secara tertulis sedikitnya 64 halaman tidak termasuk halaman sampul, diterbitkan oleh penerbit atau lembaga tertentu, serta ada yang bertanggung jawab terhadap isi yang dikandungnya (Darmono, 2002: 65). Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum. Sebagaimana yang dikutip dari eniklopedia bebas (wikipedia.org, 27 Februari 2016).


(18)

Buku fiksi merupakan salah satu jenis buku yang paling banyak diterbitkan didunia. Adapun kisah dibalik cerita adalah sebuah fiksi atau tidak berdasarkan kehidupan nyata. Contoh dari buku fiksi antara lain, novel, novel grafis ataupun komik (Nurgiyantoro, 2008: 345).

Buku non fiksi banyak digunakan sebagai refrensi ataupun juga ensikopedia. Adapun beberapa jenis buku non fiksi antara lain buku sekolah, buku jurnalistik, atau album, laporan, dan sebagaianya. Sifat dari buku non fiksi sebagai buku refrensi, yang memberikan informasi (Nurgiyantoro, 2008: 345).

2.4 Layout

Menurut Tom Lincy dalam buku (Kusrianto, 2007: 277), prinsip layout yang baik adalah yang selalu memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama, dan kesatuan. Dalam penerapan perancangan ini desain layout menjadi landasan untuk dijadikan acuan dasar dalam memberikan panduan dalam mendesain layout dari perancangan.

Pengertian layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992: 296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa “Layout includes directions for marginal data, pagination, marginal allowances, center headings and side head, placement of illustration.” Layout juga meliputi semua bentuk penepatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar,


(19)

penepatan garis tepi, penepatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002: 174) mengatakan bahwa proses mangatur hal atau pembaruan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.

2.4.1 Proporsi

Proporsi adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya (Kusrianto, 2007: 277). Proporsi menyangkut suatu hubungan bagian dengan bagian yang lain atau bagian dengan keseluruhan, atau antara satu obyek dan

obyek lainya (The Elements of Graphic Design by Alexander W.White).

Penerapan teori ini dalam perancangan buku, sebagai salah satu media bagi visualisasi sebuah konsep dalam penerapan perbandingan ukuran yang digunakan untuk penataan visual, keseimbangan visual demi membentuk proporsi yang sesuai.

2.4.2 Keseimbangan

Keseimbangan merupakan suatu pengaturan agar penempatan dalam suatu halaman memiliki efek seimbang (Kusrianto, 2007: 279). Keseimbangan sering dibagi dalam dua jenis yaitu simetris dan asimetris. Simetris memiliki bentuk sama persis pada kedua bagian sumbu pembaginya (formal balance). Asimetris merupakan pengaturan obyek dengan bentuk dan ukuran yang berbeda dalam sebuah komposisi yang tetap memberikan keseimbangan beban visual satu sama


(20)

lain (informal balance) (The Elements of Graphic Design by Alexander W.White).

2.4.3 Kontras/Fokus

Kontras atau Fokus merupakan elemen yang ditekankan untuk menampilkan kekuatan pada elemen visual. Jika dalam satu elemen tersebut sama-sama bersifat menguatkan, maka akhirnya tidak ada satupun yang menguatkan untuk menjadi fokus utama (Kusrianto, 2007: 280). Titik fokus atau kontras yang umum digunakan antara lain ukuran, warna, tekstur, posisi, bentuk, dan pergerakan (desainstudio.com, 1 Maret 2016).

2.4.4 Irama

Irama adalah proses perulangan, penggunaan pola warna maupun motif yang diulang dengan irama tertentu merupakan salah satu prinsip penyusunan layout. Dengan mengulang-ulang pola, akan memperoleh irama yang dapat mengikuti alur dan mempublikasikan ciri-ciri pada keseluruhan desain layout yang disusun (Kusrianto, 2007: 281). Irama merupakan selisi antara dua wujud yang terletak pada ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama. Desain grafis mementingkan interval ruang atau kekosongan atau jarak antar obyek. Misalnya jarak antarkolom, jarak antar teks dengan tepi

kertas, jarak foto di tiap halaman dan lain sebagainya (ilmugrafis.com, 3 Maret


(21)

2.4.5 Kesatuan/Unity

Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keuntuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Dengan prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling mengikat. Karena penting adanya desain yang mengandung arti yang kuat sesuai

dengan tema (idseducation.com, 7 Maret 2016).

2.5 Karakteristik Bentuk

Untuk menentukan suatu bentu yang sesuai dengan konsep dan kepribadian entitasnya, desainer sangat dianjurkan memplajari hubungan antara bentuk-bentuk dasar dan sifat yang terkandung di dalamnya (Rustan, 2013: 47).

Beberapa hubungan arah garis dan sifatnya. Garis mendatar/Horisontal bersifat pasif, statis, berhenti, tenang/tenteram, rasional, formal, basis/dasar,

dataran, negatif/minus, pembatalan. Garis tegak/Vertikal bersifat aktif, tinggi,

agung/mulia, megah, angkuh, spiritual, kesatuan, tunggal, kepemilikan, kekuatan, kekuatan, absolut, terkemuka. Garis miring/Diagonal bersifat dinamis, bergerak, mengarah, informal, tidak stabil, larangan, pembatalan (Rustan, 2013: 47).

Beberapa hubungan bentuk dasar dan sifatnya. Lingkaran bersifat, dinamis, bergerak, kecepatan, berulang, tak terputus, tak berawal, dan berakhir, abadi, kualitas, dapat diandalkan, sempurna, matahari, kehidupan, semesta. Segi empat bersifat, stabil, diam, kokoh, rasional, keunggulan teknis, formal, sempurna, dapat diandalkan, kejujuran, intergritas. Segi tiga bersifat, stabil, diam,


(22)

kokoh, megah, teguh, rasional, tritunggal, api, kekuatan, gunung, harapan, terarah, progres, bernilai, suci, sukses, sejahtera, keamanan (Rustan, 2013: 48).

2.6 Warna

Disadari atau tidak, warna memainkan peran yang sangat besar dalam pengambilan keputusan saat membeli barang. Penelitian yang dilakukan oleh Institute for Color Research di Amerika (sebuah institut penelitian tentang warna) menemukan bahwa seseorang dapat mengambil keputusan terhadap orang lain, lingkungan maupun produk dalam waktu hanyo 90 detik saja, keputusan tersebut

90%-nya disadari oleh warna. Warna juga meningkatkan brand recognition

sebanyak 80%, menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola,

Chicago, Amerika. Karena itu memilih warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain. Untuk itu dibutuhkan riset yang mendalam menyangkut beberapa bidang, antara lain psikologi, budaya dan komunikasi (Rustan, 2013: 72).

Gambar 2.2 Warna


(23)

Warna Merah bermakna, panas, kuat, tenaga, gairah, api, ambisi, revolusi, penghormatan, sombong. Warna Purple bermakna, kehalusan, kaya, harga diri, bijaksana, romantis, sensual. Warna Abu-abu bermakna, keamanan, elegan, rendah, seimbang, netral, formal, kehalusan. Warna Biru bermakna, dingin, laut, cahaya, ramah, kesatuan, harmoni, damai, percaya. Warna Jingga bermakna, panas, agresi, kebahagiaan, keseimbangan, peringatan, hasrat. Warna Putih bermakna, dingin, renda hati , suci, simple, aman, netral, kebenaran, lemah lembut. Warna Hijau bermakna, dingin, kecerdasan, lingkungan hidup, alam, abadi, kesuburan, pertumbuhan, keseimbangan, stabil, tenang. Warna Cokelat bermakna, tabah, tenang, berani, makhluk hidup, alam, kesuburan, stabil, tradisi, ketergantungan. Warna Hitam bermakna, profesional, klasik, baru, ketakutan, pembrontak, formal, elegan, serius. Warna Kuning bermakna, panas, gembira, bahagia, optimis, idealisme, cerdas, sinar matahari. Warna Pink bermakna, rasa syukur, cinta, kagum, simpati, musim semi, kekanakan (Rustan, 2013: 73).

2.7 Tipografi

Teks adalah bagian penting dalam desain, ilmu yang mempelajari tentang

teks adalah tipografi. Menurut Jefkins (1997: 248) tipografi merupkan “seni

memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkanya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naska proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu


(24)

dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan”. Wirya (1999: 32) mengatakan bahwa beberapa tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.

Gambar 2.3 Tipografi

Sumber : (wikipedia.org, 7 Maret 2016)

Menurut Craig kalifikasi beberapa tipe huruf yang dilakukanya, Roman merupakan ciri huruf yang memiliki skrip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai, dan feminim. Huruf Egyptian adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar, dan stabil. Huruf Sans Serif tanpa sirip/serif, jadi jenis huruf ini tidak memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab. Huruf Miscellaneous


(25)

merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

2.8 Fotografi

Gambar 2.4 Fotografi Hewan

Sumber : (digaleri.com, 7 Maret 2016)

Fotografi menurut Amir Hamzah Sulaeman mengatakan bahwa fotografi berasal dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti. Foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis jadi arti fotografi secara keseluruhan adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya (1981: 94). Beberapa jenis komposisi dalam fotografi yang sering

diguanakan dari segi ukuran Field of View yaitu Extreme Close Up pengambilan

gambar yang sangat dekat dengan objek, Head Shot pengambilan gambar sebatas

kepala hingga dagu, Close Up pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu,


(26)

(setengah badan) pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang, Medium Shot (tiga perempat badan) pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut, Full Shot (seluruh badan) pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki, Long Shot pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehingga objek terlihat kecil atau jauh.

Dalam pengambilan gambar, fotografi dibutuhkan teknik yang tepat agar

menghasilkan gambar yang sesuai keinginan. Slow Speed / Blurring efek blur

terhadap benda yang bergerak namun hasil jelas pada obyek diam. High Speed /

Frezzing membuat objek bergerak seakan-akan menjadi beku. Panning

pengambilan foto yang seakan-akan bergerak dengan menunjukan background

yang dibuat blur. Continuous Shoot pengambilan gambar dari situasi ketika

adanya gerakan yang dilakukan objek, seperti memotret hewan. Zooming teknik

foto yang memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada

saat exposure. Depth of Field berguna untuk menunjukkan ruangan tertentu di

dalam foto yang mendapat perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman fokus (Nugrahajati, 2013: 24-35).

2.9 STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)

Diungkapkan oleh Kotler (2011: 136) Perusahaan menawarkan produk unggulannya kepada masyarakat luas. Akan tetapi, untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal perusahaan harus memilih pasar apa yang ingin mereka layani.


(27)

Segmentasi pasar merupakan konsep dasar dalam strategi pemasaran perusahaan dan pengalikasian sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program pemasaran dalam buku Tjiptono (2008: 211). Targetting menurut Tjiptono (2008: 211), merupakan proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai menarik untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik pemasaran. Positioning menurut Kasali (1998: 49) adalah salah satu strategi untuk memasukan jendela otak konsumen. Positioning tidak dianggap penting bilamana pesaing sudah sangat sengit.


(28)

21 3.1 Jenis Penelitian

Brog and Gall (1989) mengungkapkan beberapa nama penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif disebut sebagai metode tradisional, sedangkan metode kualitatif sering disebut sebagai metode baru.

Dalam penelitian tugas akhir ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan kajian berbagai jenis materi empiris, seperti studi kasus, wawancara, pengamatan, interaksional dan berbagai teks visual. Berbagai bahan kajian empiris itu disajikan dalam rincian persoalan di berbagai momen dan pemaknaan, penelitian kualitatif menyituasikan aktifitas pengamatan di lokasi tempat berbagai fakta, data, bukti, atau hal-hal lain yang terkait dengan riset (Santana, 2010: 5).

Penelitian kualitatif dipilih karena dengan tujuan mendapatkan informasi yang mendalam yang dapat mendukung “Perancangan Buku Pengenalan Reptil Iguana Hijau Berbasis Fotografi Sebagai Sarana Informasi Bagi Masyarakat

Surabaya”.

3.2 Perancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode kualitatif mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.


(29)

Metode perancangan ini terdiri dari metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Sehingga akan membantu dalam penentuan konsep dalam perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2008: 62). Dalam perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau

berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya penelitian

ini menggunakan pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi

Observasi menurut Raco (2010: 112) adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra (Burhan, 2001: 142).

Metode observasi ini dilakukan dengan mencari referensi yang ada seperti di media cetak, internet, dan mengamati (memelihara reptil iguana sejak 27 Desember 2012,) atau melihat secara langsung apa yang terjadi pada objek penelitian tersebut. Tempat pengamatan dilaksanakan di Komunitas Pecinta Iguana yang ada di surabaya (Simo Sidomulyo 3/29, Kupang Gunung Barat 4/9, Taman Bungkul Raya Darmo). Tujuan dari observasi ini untuk mendapatkan


(30)

gambaran umum dalam perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya.

2. Wawancara

Wawancara menurut Moleong (2007: 186) mendeskripsikan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2008: 72) mengungkapkan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara yang dilakukan melalui percakapan pesan elektronik dan bertatap muka secara langsung dengan penjual reptil iguana Hisyam Khoiruly. Sedangkan untuk penggemar reptil iguana atau narasumber yang sempat juga memelihara reptil iguana peneliti melakukan wawancara kepada, Kharisma Ramadhan, Maula Hidayah, Edwind Adryan. Topik wawancara yang di lakukan peneliti lebih mengarah tentang pemeliharaan atau perawatan dan juga perkembangan penggemar reptil iguana yang ada.

3. Dokumentasi

Dokumentasi Andi (2010: 192) mengungkapkan dokumentasi merupakan rekaman yang bersifat tertulis atau film dan isinya merupakan peristiwa yang telah berlalu. Menurut Guba dan Lincolin (Moleong, 2002: 161) dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari seorang penyelidik.


(31)

Melalui metode dokumentasi, peneliti melakukan sebuah upaya pencarian informasi mulai dari foto atau gambar tentang reptil iguana, dengan tujuan sebagai bahan untuk merancang isi buku.

4. Studi Pustaka

Studi Pustaka yang dilakukan peneliti ialah dengan mengumpulkan berbagai data dari perpustakaan yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku literature, majalah, artikel internet, dan informasi lainya sebagai bahan tinjauan literature yang berkaitan. Pada metode ini peneliti dapat memplajari berbagai literature yang ada hubungannya dengan proses perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya.

3.4 Teknik Analisa Data

Analisa data menurut Bogdan and Biklen (Emzir, 2010: 85) merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi telah dikumpulkan untuk pemahaman mengenai materi-materi. Sugiyono (2008: 89) berpendapat bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(32)

66 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat Surabaya. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan ini adalah :

a. Gagasan perancangan buku berbasis fotografi adalah memperkenalkan reptil

iguana hijau dengan tema “Keindahan Reptil Iguana Hijau”. Yang dimaksud

dari keadaan yang enak dipandang merupakan sifat dan ciri dari orang, tempat, obyek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Sebuah entitas yang dikagumi, memiliki fitur yang dikaitkan dalam kesempurnaan.

b. Proses perancangan diimplementasikan dalam bentuk kreatif, implementasi perancangan mengacuh pada pengenalan tentang informasi reptil iguana hijau sebagai hewan yang dapat dipelihara dengan baik dan benar. Hasil dari perancangan diharapkan akan menimbulkan rasa ketertarikan terhadap hewan reptil iguana hijau.

c. Media pendukung yang digunakan pada perancangan ini meliputi, Poster, Stiker, Kaos. Media pendukung yang ada, warna-warna yang digunakan sesuai dengan keyword yang telah didapatkan.


(33)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian saran yang didapatkan adalah :

a. Diharapkan kepada masyarakat Surabaya agar mendapatkan informasi berbasis fotografi tentang pengenalan reptil iguana hijau serta untuk dapat memelihara hewan peliharaan reptil iguana hijau dengan baik dan benar. b. Memberikan perhatian khususnya pada media pendukung yang akan

digunakan agar dapat sesuai dengan segmentasi dan dapat dikenal oleh masyarakat Surabaya. Sarana perancangan visual yang sudah dirancang diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik.


(34)

68

Anggraini, Lia dan Kirana Nathalia. 2014. Desain Komunikasi Visual: Dasar- dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia.

AgroMedia, Redaksi. 2008. Buku Pintar Merawat Hewan Kesayangan. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Carr, Archie. 1980. REPTILIA. Jakarta: Pustaka Alam Life.

George R, Zug. 1993. Herpetology: an Introductory Biology of Ampibians and

Reptiles. London: Acamedic Press.

Richard D, Bartlett. 2000. Iguana Handbook. Jerman: Barron's Educational Series.

Joko D, Muktiono. 2003. Aku Cinta Buku: menumbuhkan minat baca pada anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Darmono. 2002. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen Dan Tata Kerja. Jakarta: PT Grasindo.

Nurgiyantor, Burhan. 2008. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: BPFE.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI. Turnbull, Arthur T., & Baird, Russel N. 1980. The Graphics of Communication:

typography, layout, design, production. New York: Holt, Rinehart and Winston.

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Rustan, Surianto. 2013. Mendesain LOGO. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga.

Wirya, I. 1999. Kemasan yang Menjual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Teknik Kamar Gelap untuk Fotografi. Jakarta: PT


(35)

Nugrahajati, Paulus dan Sinar Fitri, Annisa. 2013. Panduan Lengkap Kamera DSLR. Jakarta: Kawan Pustaka.

Kotler, Philip dan Armstrong. 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks kelompok Gramedia.

Tjiptono, Fandy. 1997. Total Quality Service. Yogyakarta: Gramedia. Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy Offset. Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media.

Kasali, Rhenald. 1998. Membidik PASAR Indonesia: Segmentasi Targetting Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Borg, W.R., dan Gall, M.G. 1989. Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Septiawan, Santana K. 2003. Jurnalisme investigasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.

Raco. 2010. Metode Penelitian KualitatifJenis: Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Bungin, Burhan. 2001. Erotika media Massa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

Lexy J, Moleong. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kristin G, Esterberg. 2002. Qualitaive Methods in Social Research. New York: Mc Graw Hill.

Bogdan, Robert, C, Biklen Knopp Sari. 1982. Qualitative Research for Education; An Introduction to Theory and Methods. Boston London: Allyn and Bacon.


(36)

Sumber Internet :

http://www.anekapetindo.com/blog/manfaat-memelihara-hewan/. (diakses 20 Februari 2016).

http://www.liputan6.com/tag/kenakalan-remaja. (diakses 20 Februari 2016). http://www.hewankesayangan.com/iguana/blog. (diakses 25 Februari 2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Buku. (diakses 27 Februari 2016).

http://www.desainstudio.com/2011/06/tips-menciptakan-kontras-dalam desain.html. (diakses 1 Maret 2016).

http://www.ilmugrafis.com/artikel.php?page=prinsip-prinsip-desain-grafis. (diakses 3 Maret 2016).

http://www.idseducation.com/articles/menyelami-prinsip-prinsip-desain/. (diakses 7 Maret 2016).

http://www.stumbleupon.com/arti warna. (diakses 7 Maret 2016). http://www. digaleri.com/foto reptil. (diakses 7 Maret 2016).


(1)

24

Melalui metode dokumentasi, peneliti melakukan sebuah upaya pencarian informasi mulai dari foto atau gambar tentang reptil iguana, dengan tujuan sebagai bahan untuk merancang isi buku.

4. Studi Pustaka

Studi Pustaka yang dilakukan peneliti ialah dengan mengumpulkan berbagai data dari perpustakaan yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku literature, majalah, artikel internet, dan informasi lainya sebagai bahan tinjauan literature yang berkaitan. Pada metode ini peneliti dapat memplajari berbagai literature yang ada hubungannya dengan proses perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat surabaya.

3.4 Teknik Analisa Data

Analisa data menurut Bogdan and Biklen (Emzir, 2010: 85) merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi telah dikumpulkan untuk pemahaman mengenai materi-materi. Sugiyono (2008: 89) berpendapat bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(2)

66 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat Surabaya. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan ini adalah :

a. Gagasan perancangan buku berbasis fotografi adalah memperkenalkan reptil

iguana hijau dengan tema “Keindahan Reptil Iguana Hijau”. Yang dimaksud

dari keadaan yang enak dipandang merupakan sifat dan ciri dari orang, tempat, obyek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Sebuah entitas yang dikagumi, memiliki fitur yang dikaitkan dalam kesempurnaan.

b. Proses perancangan diimplementasikan dalam bentuk kreatif, implementasi perancangan mengacuh pada pengenalan tentang informasi reptil iguana hijau sebagai hewan yang dapat dipelihara dengan baik dan benar. Hasil dari perancangan diharapkan akan menimbulkan rasa ketertarikan terhadap hewan reptil iguana hijau.

c. Media pendukung yang digunakan pada perancangan ini meliputi, Poster, Stiker, Kaos. Media pendukung yang ada, warna-warna yang digunakan sesuai dengan keyword yang telah didapatkan.


(3)

67

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian saran yang didapatkan adalah :

a. Diharapkan kepada masyarakat Surabaya agar mendapatkan informasi berbasis fotografi tentang pengenalan reptil iguana hijau serta untuk dapat memelihara hewan peliharaan reptil iguana hijau dengan baik dan benar. b. Memberikan perhatian khususnya pada media pendukung yang akan

digunakan agar dapat sesuai dengan segmentasi dan dapat dikenal oleh masyarakat Surabaya. Sarana perancangan visual yang sudah dirancang diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik.


(4)

68

Anggraini, Lia dan Kirana Nathalia. 2014. Desain Komunikasi Visual: Dasar-

dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia.

AgroMedia, Redaksi. 2008. Buku Pintar Merawat Hewan Kesayangan. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Carr, Archie. 1980. REPTILIA. Jakarta: Pustaka Alam Life.

George R, Zug. 1993. Herpetology: an Introductory Biology of Ampibians and Reptiles. London: Acamedic Press.

Richard D, Bartlett. 2000. Iguana Handbook. Jerman: Barron's Educational Series.

Joko D, Muktiono. 2003. Aku Cinta Buku: menumbuhkan minat baca pada anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Darmono. 2002. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen Dan Tata Kerja. Jakarta: PT Grasindo.

Nurgiyantor, Burhan. 2008. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: BPFE.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI. Turnbull, Arthur T., & Baird, Russel N. 1980. The Graphics of Communication:

typography, layout, design, production. New York: Holt, Rinehart and Winston.

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Rustan, Surianto. 2013. Mendesain LOGO. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga.

Wirya, I. 1999. Kemasan yang Menjual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Teknik Kamar Gelap untuk Fotografi. Jakarta: PT


(5)

69

Nugrahajati, Paulus dan Sinar Fitri, Annisa. 2013. Panduan Lengkap Kamera DSLR. Jakarta: Kawan Pustaka.

Kotler, Philip dan Armstrong. 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks kelompok Gramedia.

Tjiptono, Fandy. 1997. Total Quality Service. Yogyakarta: Gramedia. Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy Offset. Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media.

Kasali, Rhenald. 1998. Membidik PASAR Indonesia: Segmentasi Targetting Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Borg, W.R., dan Gall, M.G. 1989. Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Septiawan, Santana K. 2003. Jurnalisme investigasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.

Raco. 2010. Metode Penelitian KualitatifJenis: Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Bungin, Burhan. 2001. Erotika media Massa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

Lexy J, Moleong. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kristin G, Esterberg. 2002. Qualitaive Methods in Social Research. New York: Mc Graw Hill.

Bogdan, Robert, C, Biklen Knopp Sari. 1982. Qualitative Research for Education; An Introduction to Theory and Methods. Boston London: Allyn and Bacon.


(6)

Sumber Internet :

http://www.anekapetindo.com/blog/manfaat-memelihara-hewan/. (diakses 20 Februari 2016).

http://www.liputan6.com/tag/kenakalan-remaja. (diakses 20 Februari 2016). http://www.hewankesayangan.com/iguana/blog. (diakses 25 Februari 2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Buku. (diakses 27 Februari 2016).

http://www.desainstudio.com/2011/06/tips-menciptakan-kontras-dalam desain.html. (diakses 1 Maret 2016).

http://www.ilmugrafis.com/artikel.php?page=prinsip-prinsip-desain-grafis. (diakses 3 Maret 2016).

http://www.idseducation.com/articles/menyelami-prinsip-prinsip-desain/. (diakses 7 Maret 2016).

http://www.stumbleupon.com/arti warna. (diakses 7 Maret 2016). http://www.digaleri.com/foto reptil. (diakses 7 Maret 2016).