LKP : Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada PT. Bioli Lestari.

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN

HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. BIOLI

LESTARI

KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

ADHITYA BHIMA RESTIAWAN 11410100027

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2014


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan ... 3

1.5. Kontribusi ... 4

1.6. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 6

2.1. Sejarah Berdirinya PT. Bioli Lestari ... 6

2.2. Visi dan Misi PT. Bioli Lestari ... 7

2.3. Logo PT. Bioli Lestari ... 7

2.4. Kegiatan Perusahaan ... 7

2.5. Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Selular Indonesia ... 8

2.6. Kondisi Perusahaan ... 10

BAB III LANDASAN TEORI ... 11

3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi ... 11

3.1.1. Sistem ... 11

3.1.2. Sistem Informasi ... 12

3.1.3. Analisa dan Perancangan Sistem ... 12

3.2. Konsep Dasar Basis Data ... 18

3.2.1. Sistem Basis Data ... 18

3.2.2. Database ... 20

3.2.3. Database Management System ... 20

3.3. Interaksi Manusia dan Komputer ... 22


(3)

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK ... 23

4.1. Menganalisa Sistem ... 23

4.2. Mendesain Sistem ... 24

4.2.1. System Flow ... 25

4.2.2. Data Flow Diagram (DFD) ... 30

4.2.3. Perancangan Database ... 37

4.2.4. DBMS ... 38

4.2.5. Desain User Interface ... 40

4.3. Implementasi Sistem ... 49

4.3.1. Perlengkapan yang dibutuhkan ... 49

4.3.2. Cara Instalasi Program ... 50

4.3.3. Hasil Implementasi ... 51

BAB V PENUTUP ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 67

Lampiran 1 Kartu Bimbingan ... 67

Lampiran 2 Acuan Kerja ... 68

Lampiran 3 Garis Besar Rencana Kerja Mingguan ... 69

Lampiran 4 Log Harian dan Catatan Perubahan Acuan Kerja ... 70

Lampiran 5 Kehadiran Kerja Praktik... 72

Lampiran 6 Surat Balasan ... 73

Lampiran 7 Coding Perhitungan ... 74

Lampiran 8 Coding Detail Cetak ... 121

BIODATA PENULIS ... 130


(4)

BAB I

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini sangat pesat dan dapat memicu manusia untuk beralih menggunakan teknologi komputer. Semakin cepat informasi tersebar membuat manusia menginginkan segala hal yang dilakukan berjalan cepat dan tepat. Karena kebutuhan waktu, banyak perusahaan yang mulai menggunakan teknologi komputer untuk mempercepat proses bisnisnya. Oleh karena itu, banyak aplikasi pengolah data yang dibuat untuk membantu manusia mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas yang maksimal.

PT. Bioli Lestari merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang berdiri sejak Mei 1996 dan berdomisili di Gunung Anyar Tambak Kav. 115-121

Surabaya. Pada awal mula berdiri dengan 27 karyawan. Fokus perusahaan adalah pada produksi boring sepeda motor, saat ini dengan 268 karyawan perusahaan ini telah memproduksi berbagai macam sparepart kendaraan bermotor dan sedang mengembangkan pada peralatan pertanian dan diesel. Perusahaan ini memproduksi sparepart dengan menggunakan mesin CNC baru merk MORI SEIKI, dari jepang dan di dukung dengan adanya Pengecoran (Foundry) sendiri dengan kapasitas saat ini 120 ton per bulan menggunakan dapur listrik yang mampu menghasilkan 500 kg tiap setengah jamnya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan kualitas terbaik. Wilayah pemasaran telah mencapai seluruh Indonesia, meliputi Jawa, NTT, NTB, Bali, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku dan Papua. Dengan berkembangnya perusahaan ini, pihak manager membutuhkan suatu aplikasi perhitungan yang dapat mengolah data-data


(5)

2

proses produksi suatu barang, dimana selama ini pihak perusahaan masih menghitung secara manual bahan baku dan biaya operasional mesin untuk proses produksi untuk mematok harga barang jadi. Hal ini harus dilakukan karena harga bahan baku dan biaya mesin yang terus berubah-ubah seiring dengan perkembangan jaman sehingga sulit untuk menentukan harga yang sesuai dengan pasar, apabila terjadi kesalahan perhitungannya dapat mengakibatkan perusahaan akan mengalami kerugian yang besar.

Dengan terbentuknya aplikasi ini, diharapkan dapat mengetahui berapa besar Harga Pokok Produksi (HPP) yang meliputi bahan baku sampai dengan berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin selama proses produksi. HPP itu kemudian dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menetapkan harga jual suatu barang yang akan diproduksi, dengan demikian pihak perusahaan dapat mematok harga dengan keuntungan tertentu sehingga dapat bersaing dengan harga pasar yang ada.

Terdapat fitur tambahan dari aplikasi yang dimana setiap pihak manager menghitung HPP suatu barang, maka data-data yang digunakan seperti harga bahan baku, biaya penggunaan dan waktu yang dibutuhkan mesin akan secara otomatis tercatat dalam database sehingga kedepannya jika pihak manager ingin menghitung HPP barang yang sama akan dapat melihat histori perhitungan dari waktu yang sebelumnya. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan dapat membantu pihak manager dalam mengambil keputusan terkait dengan harga jual suatu produk sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.


(6)

3

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalahnya yaitu bagaimana membangun sebuah aplikasi berbasis desktop untuk melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi suatu barang guna mempercepat proses perhitungan yang dapat membantu pihak perusahaan dalam mengambil keputusan terkait harga jual suatu barang produksi.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah batasan masalah pada aplikasi perhitungan Harga Pokok Produksi berbasis desktop, yaitu sebagai berikut :

1. Aplikasi ini hanya meliputi proses perhitungan harga bahan baku dan biaya operasional mesin.

2. Aplikasi ini dibuat berbasis desktop.

3. Pada aplikasi ini tidak ada pembatasan mengenai hak akses.

4. Aplikasi hanya dapat menampilkan HPP suatu barang, persenan keuntungan penjualan dari HPP, harga jual sesuai dengan keuntungan dan histori perhitungan yang telah dilakukan.

1.4. Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem pada pelaksanaan kuliah kerja praktek ini adalah:

1. Mempercepat proses perhitungan HPP pada PT. Bioli Lestari.

2. Membantu pengambilan keputusan terkait dengan harga jual suatu produk. 3. Menyediakan informasi hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.


(7)

4

1.5. Kontribusi

Harapan setelah proyek kerja praktek ini selesai adalah proses perhitungan Harga Pokok Produksi yang lebih cepat sehingga dapat dipakai sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan pihak perusahaan untuk menentukan harga jual sehingga bersaing dengan pasar saat ini. Dan hasil yang diperoleh mahasiswa adalah memperoleh gambaran dunia kerja sehingga dapat menyesuaikann dengan dunia kerja yang nantinya akan di tempuh setelah lulus, dan mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman dari mengimplementasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama perkuliahan

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini secara sistematis dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang ada, perumusan masalah berdasarkan tujuan, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan dari pembuatan aplikasi, kontribusi, serta sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI

Berisi kilas sejarah instansi, visi dan misi, profil tempat kerja praktek.

BAB III : LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori pendukung dan literatur yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.


(8)

5

Berisi uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan pada saat kerja praktek, yaitu dari analisa system, pembahasan masalah berupa system flow, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur tabel, dan implementasi sistem berupa capture dari setiap tampilan program. BAB V: PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran untuk perbaikan sistem ke depannya.


(9)

BAB II

2.

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1. Sejarah Berdirinya PT. Bioli Lestari

PT. Bioli Lestari merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang berdiri sejak Mei 1996 dan berkedudukan di Gunung Anyar Tambak Kav. 115-121 Surabaya. Pada awal mula berdiri dengan 27 karyawan. Fokus perusahaan adalah pada produksi boring sepeda motor, saat ini dengan 268 karyawan perusahaan ini telah memproduksi berbagai macam sparepart kendaraan bermotor dan sedang mengembangkan pada peralatan pertanian dan diesel. Pada tahun 2011 PT. Bioli Lestari berencana akan memulai produksi pompa air rumah tangga. Produk yang dihasilkan antara lain: boring sepeda motor, boring mobil, guide valve, drat busi, valve seat sepeda motor, bosh kopling, sok tromol, sok kopling ganda, dan as pompa untuk pertanian. Perusahaan ini mulai berkembang dan dikenal oleh banyak orang karena kualitas produknya yang tidak kalah dengan perusahaan bidang cylinder liner lainnya. Total keseluruhan pelanggan PT. Bioli Lestari pada tahun 2010 telah mencapai 988 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

Bagi PT. Bioli Lestari, kualitas produk bukanlah tanpa makna, melainkan mempunyai makna yang besar, karena kualitas produk merupakan rangkain dari kreativitas, idealisme, kerja keras, kebersamaan, dan do’a. Oleh karena itu Bioli Lestari selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dan inovatif di bidang cylinder liner dan sparepart.


(10)

7

2.2. Visi dan Misi PT. Bioli Lestari

Visi :

Menjadi perusahaan yang terbesar dan terbaik dalam bidang foundry casting (cylinder liner, sparepart otomotif, diesel, agro industri, dll) Misi :

Menjadikan perusahaan yang handal dengan kualitas produk dan sumber daya manusia yang terbaik untuk mencapai tujuan.

2.3. Logo PT. Bioli Lestari

Gambar 2.1 Logo PT. Bioli Lestari

2.4. Kegiatan Perusahaan

PT. Bioli Lestari memproduksi sparepart dengan menggunakan mesin CNC baru merk MORI SEIKI, dari jepang dan di dukung dengan adanya Pengecoran (Foundry) sendiri dengan kapasitas saat ini 120 ton per bulan, dan dengan dapur listrik yang mampu menghasilkan 500kg persetengah jamnya, sehingga perusahaan ini mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam bidang yang dijalani sekarang dengan kualitas terbaik. Wilayah pemasaran telah mencapai seluruh indonesia, meliputi Jawa, NTT, NTB, Bali, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku dan Papua.


(11)

2.5. Struktur Organisasi PT. Bioli Lestari


(12)

9

Berikut ini dijabarkan secara garis besar pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing anggota di perusahaan:

a. Direktur

Melakukan tinjauan dan evaluasi dengan jangka waktu tertentu dan merencanakan seluruh kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan serta memberikan wewenang kepada masing-masing kepala bagian mengenai apa yang harus dilakukan pada divisi masing-masing.

b. Presiden Komisaris

Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap setiap divisi bahwa telah melaksanakan tugasnya dengan benar, serta menjadi tempat konsultasi terhadap kepala manager apabila menghadapi masalah.

c. Kepala Keuangan

Mengelola segala aliran kas (pemasukan dan pengeluaran) dan membuat laporannya.

d. Kepala Marketing

Melakukan analisa pasar dan membuat strategi marketing sesuai kondisi yang ada sehingga produk tetap dapat bersaing dalam pasar.

e. Kepala Pembelian

Melakukan pemeriksaan dan memberikan persetujuan terhadap segala transaksi pembelian yang dilakukan perusahaan.

f. Kepala HRD

Menangani masalah perekrutan karyawan dan pegawai pada perusahaan. Hal ini juga meliputi proses seleksi.


(13)

10

Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

h. Staff

Melakukan tugas-tugas yang telah diberikan oleh masing-masing kepala divisi dengan sebaik mungkin.

2.6. Kondisi Perusahaan

Sebagai perusahaan yang sedang dalam tahap berkembang, PT. Bioli Lestari telah memiliki pelanggan yang sangat banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Penting bagi perusahaan untuk tetap menjaga kepercayaan pelanggan dengan cara terus meningkatkan kualitas hasil produksi dan kecepatan dalam memproses segala sesuatunya dari pemesanan bahan baku sampai proses produksi serta penjualan barang jadi.

PT. Bioli Lestari memiliki budaya disiplin waktu yang timbul dari kesadaran individu masing-masing. Tidak ada aturan ketat tertulis tentang disiplin waktu, namun setiap pegawai telah memahami resiko yang ada jika menyalahi aturan tersebut. Dengan hal yang dimiliki perusahaan saat ini, tentu saja dapat membatu perusahaan dalam melaksanakan proses bisnisnya dan juga dapat tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan karena kualitas yang diberikan terus ditingkatkan.


(14)

BAB III

3. LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi, fasilitas, prosedur-prosedur media dan pengendalian yang ditujukan agar dapat menjangkau jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi yang ada, memberi peringatan kepada manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk membantu pengambilan suatu keputusan.

3.1.1. Sistem

Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen pengendali. Sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengendali dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya.


(15)

12

3.1.2. Sistem Informasi

Menurut Herlambang (2005:121), data adalah fakta-fakta atau kejadiankejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data

masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti

data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.

3.1.3. Analisa dan Perancangan Sistem

Analisis sistem dibutuhkan disaat terdapat suatu permasalahan terhadap sistem sehingga tidak berjalan seperti dengan kebutuhan yang diharapkan. Maka dari itu, dilakukanlah analisis sistem untuk dapat mengidentifikasi permasalahan tersebut dan dapat dilakukan suatu evaluasi yang kemudian dapat ditarik kesimpulan untuk dapat dilakukannya perbaikan sistem.

Perancangan sistem merupakan suatu tahapan dimana setelah menganalisis masalah dan kebutuhan yang ada akan dilakukan suatu pengidentifikasian tentang bagaimana masalah tersebut dapat diperbaiki secara komputerisasi yang diantaranya terdapat penentuan suatu kriteria, perhitungan konsistensi terhadap kriteria yang ada yang pada akhirnya didapatkan hasil dari permasalahan tersebut serta mengimplementasikan kebutuhan operasional dalam proses pembangunan aplikasi setelah dilakukannya perancangan.

Menurut Kendall (2003:7), Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-


(16)

13

peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.

Berikut merupakan proses dalam menganalisa dan merancang sistem:

1. System Flow

System flow menurut (Jogiyanto, 1998) adalah bagan alir sistem menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow

menunjukkan sistematika dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dilakukan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam

system flow sebagai berikut: 1. Simbol dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output untuk proses manual atau komputer. Gambar 3.1 merupakan simbol dokumen.

Gambar 3.1 Dokumen 2. Simbol kegiatan manual

Menunjukkan pekerjaan manual yang terdapat pada sistem. Gambar 3.2 merupakan simbol kegiatan manual.

Gambar 3.2 Kegiatan Manual 3. Simbol simpanan offline


(17)

14

Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. Gambar 3.3 merupakan simbol simpanan offline.

Gambar 3.3 Simpanan Offline

4. Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. Gambar 3.4 merupakan simbol proses.

Gambar 3.4 Proses 5. Simbol database

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. Gambar 3.5 merupakan simbol database.

Gambar 3.5 Database

6. Simbol garis alir


(18)

15

Gambar 3.6 Garis Alir 7. Simbol penghubung

Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain. Gambar 3.7 merupakan simbol penghubung.

Gambar 3.7 Penghubung

2. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu gambaran pada sebuah sistem yang dimana di dalamnya terdapat hubungan atara entity beserta relasinya. Entity dapat disebut sebagai suatu hal yang telah terdefinisikan pada suatu organisasi. Setiap entity biasanya memiliki attribute yang merupakan identifikasi atau pembeda untuk setiap entity. Relasi merupakan hubungan antar entity yang berfungsi sebagai penghubung antara entity.

Menurut Marlinda (2004:28), Atribute adalah kolom di sebuah relasi. Macam-macam atribute yaitu:

a. Simple Attribute

Attribute ini merupakan attribute yang unik dan tidak boleh dimiliki atau sama oleh

attribute lainnya, misalnya entity karyawan yang attribute-nya NIP. b. Composite Attribute


(19)

16

Composite attribute adalah attribute yang memiliki dua nilai, misalnya nama depan dan nama nama belakang.

c. Single Value Attribute

Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity siswa dengan

attribute-nya Umur (tanggal lahir). d. Multi Value Attribute

Multi value attribute adalah atribute yang banyak memiliki nilai harga, misalnya entity mahasiswa dengan atribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA).

e. Null Vallue Attribute

Null value attribute adalah attribute yang tidak memiliki nilai, misalnya entity

tukang becak dengan attribute-nya pendidikan (tanpa memiliki ijazah). ERD diperlukan agar dapat dengan jelas menggambarkan bagaimana hubungan antara entity, dapat juga menggambarkan batas-batas jumlah entity dan partisipasi antara entity, sehingga hubungan antar entity lebih mudah dipahami oleh pengguna dan mudah disajikan oleh perancang database. Untuk itu ERD dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:

a. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) adalah sejenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.

b. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal.


(20)

17

Pada tahap ini, penggunaan notasi dapat membantu komunikasi dengan pemakai/user sistem untuk memahami sistem tersebut secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem ini dikenal dengan nama Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana.

DFD fokus pada aliran data dari dan ke dalam sistem serta memproses data tersebut (Kendall, 2003:241). Simbol-simbol dasar dalam DFD antara lain :

a. External Entity

Suatu External Entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat. Gambar 3.8 merupakan simbol entitas dalam DFD dalam model Gane dan Sarson.

Gambar 3.8 Simbol External Entity

b. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Data Flow menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau entitas dengan proses. Gambar 3.9 merupakan simbol Data Flow.


(21)

18

c. Process

Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan. Gambar 3.10 merupakan simbol process.

Gambar 3.10 Simbol Process

d. Data Store

Data Store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses penyimpanan data. Gambar 3.11 merupakan simbol file penyimpanan/data store.

Gambar 3.11 Simbol Data Store

3.2. Konsep Dasar Basis Data

Kumpulan suatu data yang saling berhubungan biasa disebut relasi. Relasi Dibedakan dengan memberikan kunci dari tiap data yang ada. Dalam suatu data bisa saja terdapat simpanan yang memiliki kesamaan seperti jenis yang sama, isi yang sama, atau bahkan kumpulan data yang sama. Satu data tersebut biasanya terdiri dari tabel data yang bisa saja terhubung dengan tabel lain atau tidak, jika data-data tersebut saling terhubung disebut satu record.

3.2.1. Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah


(22)

19

organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data (Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).

Tabel 3.1 Keuntungan dan Kerugian Sistem Basis Data

Keuntungan Sistem Basis Data Mengurangi Kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang

Mencegah ketidakkonsistenan

Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang

Integritas dapat dipertahankan

Kerugian Sistem Basis Data

Diperlukan tempat penyimpanan yang besar

Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data

Perangkat lunaknya mahal

Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi department yang terkait


(23)

20

3.2.2. Database

Menurut Yuswanto (2005:2), database merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara

database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah database hanya merupakan sebuah file.

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data

independence (kebebasan data).

3.2.3. Database Management System

Menurut Marlinda (2004:6), DatabaseManagementSystem (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

Berikut ini merupakan Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS, yakni: 1. DataDefinitionLanguage (DDL)


(24)

21

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut datadictionary/directory.

2. DataManipulationLanguage (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

Fungsi-fungsi dari DBMS terdiri dari 3 yaitu Data Definition, Data Manipulation, Data Security dan Integrity. Berikut adalah penjelasan dari ketiga fungsi tersebut:

1. DataDefinition

DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data. 2. DataManipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

3. DataSecurity dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.


(25)

22

a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.

b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.

5. DataDictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary.

3.3. Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Rizky (2006:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang

faktorfaktorutama dalam lingkungan interaksinya.

Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.

Pada implementasinya, IMK dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna, kenyamanan, antar muka, kendala dan produktifitas


(26)

BAB IV

4.

DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

Berdasarkan hasil wawancara pada saat melaksanakan kerja praktek di PT. Bioli Lestari, secara garis besar permasalahan yang dialami langsung pada bagian produksi khususnya manager produksi adalah kendala penentuan harga jual barang produksi oleh PT. Bioli Lestari karena selama ini penentuan harga jual tidak terlepas dari cara hitung manual oleh manager produksi dan harus dilakukan setiap waktu karena dari segi harga bahan baku yang selalu berubah-ubah dan juga kebutuhan biaya pemakaian listrik dari mesin-mesin produksi juga tidak selalu tetap sehingga dengan adanya kendala tersebut pernah terjadi kerugian akibat kesalahan pengambilan keputusan harga jual oleh pihak manager.

Dalam kerja praktek ini berusaha menemukan solusi dari permasalahan tersebut dan berikut adalah langkah-langkah yang ditempuh:

a. Menganalisa sistem b. Mendesain sistem c. Implementasi sistem

Ketiga langkah tersebut penting untuk dilakukan agar dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Untuk lebih lengkapnya akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

4.1. Menganalisa Sistem

Tahapan yang paling awal dilakukan adalah menganalisa sistem yang ada pada PT. Bioli Lestari yang dilakukan dengan metode observasi dan wawancara mengenai sistem yang sedang digunakan saat ini.


(27)

24

Setelah mendapatkan informasi tentang sistem yang ada maka diketahui bahwa permasalahannya adalah manager produksi sering menghitung secara garis besar saja tanpa mendetail dan selalu terpengaruh dengan harga jual dari pesaingpesaingnya walaupun pihak manager memiliki update harga bahan baku dan biaya listrik tetapi hanya melakukan perhitungan mendetail dalam periode tertentu saja, hal tersebut sangat beresiko mengingat harga-harga tersebut sangat cepat mengalami perubahan sehingga sangat berpengaruh secara langsung terhadap penentuan harga jual dan juga keuntungan perusahaan.

Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut akan dibuatkan sebuah sistem aplikasi dimana manager bagian produksi dapat langsung memasukkan harga-harga terbaru yang diperoleh pada hari itu juga pada saat produksi barang dan juga memasukkan biaya listrik terbaru beserta berapa lama pemakaian mesin untuk mengolah bahan baku tersebut sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan oleh pihak manager. Dengan dibuatnya aplikasi ini, dapat memudahkan proses perhitungan mendetail dan dapat diketahui harga pokok produksi sehingga dapat dilakukan setiap saat ketika pihak manager membutuhkan bantuan untuk menentukan harga jual, tidak seperti sistem sebelumnya yang hanya dilakukan perhitungan mendetail dalam periode tertentu saja.

4.2. Mendesain Sistem

Setelah melakukan analisa sistem maka selanjutnya akan dilakukan proses desain sistem itu sendiri. Terdapat langkah-langkah dalam desain sistem ini, yaitu:


(28)

25

4.2.1. System Flow

System Flow adalah gambaran umum dari cara kerja suatu sistem yang menunjukkan alur jalannya sebuah program yang akan dirancang dan dibangun. a. System Flow Pengisian Nama dan Jumlah Barang. Pada alur ini terdapat

interaksi sistem dan pengguna yaitu langkah awal yang dilakukan pada saat aplikasi baru berjalan dimana pengguna memilih tombol nama barang untuk kemudian memasukkan nama barang yang akan diproduksi beserta dengan jumlah yang ingin diproduksi. Gambar 4.1 merupakan gambaran alur sistem Pengisian Nama dan Jumlah Barang.


(29)

26


(30)

27

b. System Flow Pengisian Bahan Baku. Pada alur ini terdapat interaksi sistem dan pengguna yaitu langkah selanjutnya yang dilakukan pada saat pengguna telah melewati alur sebelumnya maka akan dilanjutkan dengan memasukkan data-data bahan baku apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi beserta berapa banyak jumlahnya. Gambar 4.2 merupakan gambaran alur sistem Pengisian Bahan Baku.


(31)

28

c. System Flow Pengisian Pemakaian Mesin. Pada alur ini terdapat interaksi sistem dan pengguna yaitu langkah selanjutnya yang dilakukan pada saat pengguna telah melewati alur sebelumnya dan pada alur ini pengguna diminta untuk memasukkan data biaya mesin yang dipakai beserta harga dan waktu pemakaian mesin. Gambar 4.3 merupakan gambaran alur sistem Pengisian Pemakaian Mesin.


(32)

29

d. System Flow Perhitungan HPP dan Keuntungan. Pada alur ini terdapat interaksi sistem dan pengguna yang terakhir yaitu dimana pengguna mendapatkan informasi mengenai berapa HPP barang produksi dan pengguna dapat memasukkan angka sebagai persenan keuntungan yang akan dikalikan oleh total HPP barang sebelumnya dan aplikasi akan menampilkan harga jual yang harus di pakai untuk dapat mencapai persenan keuntungan itu, sehingga pengguna mendapatkan tampilan harga jual tanpa harus menghitung ulang lagi. Gambar 4.4 merupakan gambaran alur sistem Perhitungan HPP dan Keuntungan.


(33)

30

Gambar 4.4 System Flow Perhitungan HPP dan Keuntungan

4.2.2. Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan metodologi yang digunakan untuk pengembangan sistem yang terstruktur. DFD ini dapat menggambarkan seluruh kegiatan yang terdapat pada sistem informasi perhitungan harga pokok produksi pada PT. Bioli Lestari.


(34)

31

a. Context Diagram

Context Diagram adalah suatu gambaran keseluruhan dari DFD. Di dalam context diagram terdapa satu entity yaitu manager. Gambar 4.5 berikut

merupakan gambaran dari context diagram pada aplikasi perhitungan HPP.

Gambar 4.5 Context Diagram Aplikasi Perhitungan HPP

b. DFD Level 0

DFD yang ada pada aplikasi perhitungan HPP pada PT. Bioli Lestari ini terdapat 5 proses utama. Proses tersebut adalah mengolah biaya bahan, mengolah biaya mesin, mengolah harga pokok produksi, mengolah keuntungan dan mengolah harga jual. Gambar 4.6 berikut merupakan DFD Level 0 dari aplikasi perhitungan HPP.


(35)

32

Gambar 4.6 DFD Level 0 Aplikasi Perhitungan HPP

c. DFD Level 1 Mengolah Biaya Bahan

Pada DFD Level 1 ini merupakan lanjutan dari DFD Level 0 yaitu mengolah biaya bahan. Perluasan dari proses mengolah biaya bahan yaitu proses menghitung biaya bahan baku yang didapat dari masukkan pengguna pada proses awal aplikasi yang selanjutnya hasil perhitungan sementara disimpan dan dilanjutkan ke proses selanjutnya. Gambar 4.7 berikut merupakan DFD Level 1 mengolah biaya bahan.


(36)

33

Gambar 4.7 DFD Level 1 Mengolah Biaya Bahan

d. DFD Level 1 Mengolah Biaya Mesin

Pada DFD Level 1 ini merupakan lanjutan dari DFD Level 0 yaitu mengolah biaya mesin. Perluasan dari proses mengolah biaya mesin yaitu proses menghitung biaya mesin dari hasil masukkan pengguna aplikasi yang nantinya akan disimpan dalam aplikasi dan akan digunakan pada proses perhitungan selanjutnya. Gambar 4.8 berikut merupakan DFD Level 1 mengolah biaya mesin.


(37)

34

Gambar 4.8 DFD Level 1 Mengolah Biaya Mesin

e. DFD Level 1 Mengolah Biaya HPP

Pada DFD Level 1 ini merupakan lanjutan dari DFD Level 0 yaitu mengolah biaya HPP. Perluasan dari proses mengolah hasil perhitungan dari biaya-biaya bahan baku dari proses sebelumnya yang diproses dengan hasil perhitungan biaya mesin sehingga menghasilkan HPP. Gambar 4.9 berikut merupakan DFD Level 1 mengolah biaya HPP.


(38)

35

Gambar 4.9 DFD Level 1 mengolah biaya HPP

f. DFD Level 1 Mengolah Keuntungan

Pada DFD Level 1 ini merupakan lanjutan dari DFD Level 0 yaitu mengolah keuntungan. Perluasan dari proses mengolah keuntungan merupakan proses dari hasil perhitungan HPP yang selanjutnya di proses lagi dengan perhitungan persen keuntungan yang dikehendaki perusahaan sehingga didapatkan keuntungannya. Gambar 4.10 berikut merupakan DFD Level 1 mengolah keuntungan.


(39)

36

Gambar 4.10 DFD Level 1 Mengolah Keuntungan

g. DFD Level 1 Mengolah Harga Jual

Pada DFD Level 1 ini merupakan lanjutan dari DFD Level 0 yaitu mengolah harga jual. Perluasan dari proses mengolah harga jual merupakan proses perhitungan yang didapatkan dari hasil perhitungan persen keuntungan yang dikehendaki perusahaan sehingga aplikasi dapat memberikan harga pasti untuk mendapatkan keuntungan sesuai yang dikehendaki sebelumnya. Gambar 4.11 berikut merupakan DFD Level 1 mengolah harga jual.


(40)

37

4.2.3. Perancangan Database

Pada langkah ini, akan dilakukan penyusunan dan perancangan database yang akan digunakan beserta strukturnya. Rancangan database sistem yang dibuat berupa Entity Relational Diagram (ERD). Entity itu sendiri terdiri dari 2 bagian yaitu Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM)

a. Conceptual Data Model (CDM)

Pada sistem informasi perhitungan harga pokok produksi pada PT. Bioli Lestari terdapat 4 (empat) tabel yaitu tabel barang produksi, bahan baku,

perhitungan dan biaya mesin. Conceptual Data Model (CDM) dari sistem informasi perhitungan harga pokok produksi dapat dilihat pada gambar 4.12.


(41)

38

b. Physical Data Model (PDM)

Pada sistem informasi perhitungan harga pokok produksi pada PT. Bioli Lestari terdapat 4 (empat) tabel yaitu tabel barang produksi, bahan baku, perhitungan dan biaya mesin. Physical Data Model (PDM) dari sistem informasi perhitungan harga pokok produksi dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Physical Data Model (PDM) Aplikasi Perhitungan HPP

4.2.4. DBMS

Struktur tabel yang terdapat dalam aplikasi perhitungan harga pokok produksi pad PT. Bioli Lestari adalah sebagai berikut:

a. Tabel Barang Produksi Primary Key : ID Barang Foreign Key : -


(42)

39

Tabel 4.1 Struktur Tabel Barang Produksi

No Field Data Type Length Description

1 ID_Barang Integer - ID Barang

2 Nama_Barang VarChar 50 Nama Barang

3 Gambar_Barang Image - Gambar Barang

4 Jumlah_Barang Integer - Jumlah Barang

5 Harga_Barang Decimal 18 Harga Barang

b. Tabel Bahan Baku Primary Key : -

Foreign Key : ID Barang

Fungsi : Menyimpan data bahan baku yang dibutuhkan

Tabel 4.2 Struktur Tabel Bahan Baku

No Field Data Type Length Description

1 ID_Barang Integer - ID Barang

2 Bahan_Baku VarChar 50 Bahan Baku

3 Jumlah_Bahan Integer - Jumlah Bahan

4 Harga_Bahan Decimal 18 Harga Bahan

5 Harga_Total_Bahan Decimal 18 Harga Total Bahan

c. Tabel Biaya Mesin Primary Key : -

Foreign Key : ID Barang


(43)

40

Tabel 4.3 Struktur Tabel Biaya Mesin

No Field Data Type Length Description

1 ID_Barang Integer - ID Barang

2 Nama_Mesin VarChar 50 Nama Mesin

3 Biaya_Mesin Decimal 18 Biaya Mesin

4 Menit_Pakai Integer - Menit Pakai

5 Detik_Pakai Integer 18 Detik Pakai

6 Biaya_Per_Barang Decimal 18 Biaya Semua Barang 7 Biaya_Semua_Barang Decimal 18 Biaya Semua Barang

4.2.5. Desain User Interface

1. Tampilan awal aplikasi

Gambar 4.14 merupakan desain tampilan awal aplikasi saat dijalankan. Terdapat beberapa menu yang dapat dipilih yaitu : nama barang, bahan baku, mesin, perhitungan, detail, clear dan keluar.


(44)

41

Gambar 4.14 Desain Menu Utama Aplikasi

2. Desain Menu Nama Barang

Gambar 4.15 merupakan desain awal menu nama barang. Pada desain awal ini dimaksudkan untuk menjadi form nama barang dan jumlah barang yang akan diproduksi.


(45)

42

Gambar 4.15 Desain Menu Barang

3. Desain Menu Bahan Baku

Gambar 4.16 merupakan desain awal dari menu bahan baku. Pada form ini dimaksudkan untuk memasukkan bahan baku apa saja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dihitung harga pokok produksinya.


(46)

43

Gambar 4.16 Desain Bahan Baku

4. Desain Bahan Baku (AS)

Gambar 4.17 merupakan desain awal bahan baku (AS). Desain bahan baku terbagi menjadi 2 yaitu bahan baku dan bahan baku (AS) dimana AS itu sendiri merupakan bahan baku yang bisa dipakai untuk memproduksi lebih dari satu barang jadi dan form bahan baku (AS) dimaksudkan untuk memasukkan data AS.


(47)

44

Gambar 4.17 Desain Bahan Baku (AS)

5. Desain Menu Mesin

Gambar 4.18 merupakan desain awal menu mesin. Pada form menu mesin ini diharapkan menjadi tempat masukan data biaya dan waktu penggunaan mesin yang akan digunakan pada proses produksi.


(48)

45

Gambar 4.18 Desain Menu Mesin

6. Desain Menu Perhitungan

Gambar 4.19 merupakan desain awal menu perhitungan. Pada form ini akan digunakan sebagai tampilan informasi dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dari biaya bahan baku dan biaya pemakaian mesin.


(49)

46

Gambar 4.19 Desain Menu Perhitungan

7. Desain Menu Detail

Gambar 4.20 merupakan desain awal menu detail. Pada menu ini akan menampilkan seluruh detil hasil perhitungan agar dapat dicetak oleh pengguna.


(50)

47

Gambar 4.20 Desain Menu Detail

8. Desain Menu Clear

Gambar 4.21 merupakan menu desain awal menu clear. Pada menu ini dimaksudkan untuk membersihkan semua form kembali seperti awal agar dapat melakukan perhitungan barang produksi lainnya.


(51)

48

Gambar 4.21 Desain Menu Clear

9. Desain Menu Keluar

Gambar 4.22 merupakan desain awal menu keluar. Pada form ini akan digunakan untuk menutup aplikasi dan sebelumnya akan memberi pertanyaan apakah yakin ingin menutup program.


(52)

49

Gambar 4.22 Desain Menu Keluar

4.3. Implementasi Sistem

Pada langkah implementasi sistem ini agar aplikasi dapat digunakan, pastina tidak lepas dari beberapa alat/aplikasi bantu lainnya yang dapat mendukung berjalannya aplikasi perhitungan harga pokok produksi ini.

4.3.1. Perlengkapan yang dibutuhkan

Ada beberapa persyaratan minimum untuk dapat menjalankan aplikasi perhitungan harga pokok produksi ini sehingga dibutuhkan beberapa software dan hardware pendukung, antara lain adalah:


(53)

50

a. Spesifikasi Hardware minimal:

1. Prosesor Pentium Dual-Core atau diatasnya. 2. 512 MB RAM atau diatasnya.

3. Harddisk minimal 1 GB.

b. Spesifikasi Software yang dibutuhkan:

1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP/Vista/7/8. 2. Java versi terakhir.

3. NET Framework 3.0 atau diatasnya. 4. SQL Server 2008 R2 S1.

4.3.2. Cara Instalasi Program

Untuk proses instalasi aplikasi perhitungan harga pokok produksi ini sebenarnya tidak ada hal khusus untuk dilakukan karena aplikasi ini bersifat standalone yang dimana maksudnya adalah aplikasi ini dapat berjalan tanpa harus menginstal aplikasi lain. Tetapi untuk memastikan aplikasi dapat berjalan tanpa masalah, ada baiknya kita melakukan instalasi Java versi terakhir dan .Net Framework versi 3.0 atau yang terbaru. Kedua program tersebut tidak ada hubungannya dengan aplikasi ini, hanya saja untuk memastikan sehingga tidak ada masalah dikemudian hari. Berikutnya dapat langsung melakukan instalasi aplikasi perhitungan harga poko produksi ini. Langkah pertama adalah mencari setup file untuk melakukan instalasi yang dapat ditemukan didalam compact disc yang telah tersedia. Langkah kedua adalah memilih lokasi dimana aplikasi akan di pasang. Langkah ketiga setelah aplikasi berhasil terpasang pada perangkat, dapat


(54)

51

dilihat shortcut yang ada pada desktop dan langsung dapat digunakan dengan cara menjalankan shortcut tersebut.

4.3.3. Hasil Implementasi

1. Tampilan awal aplikasi

Gambar 4.23 merupakan tampilan awal pada saat aplikasi perhitungan harga pokok produksi dijalankan. Terlihat dalam halaman utama aplikasi ini terdapat 4 menu utama yaitu menu nama barang, biaya bahan baku, biaya mesin dan perhitungan. Keempat menu ini harus dijalankan secara berurutan dari atas ke bawah agar fungsi aplikasi dapat berjalan maksimal seperti yang diharapkan.


(55)

52

2. Tampilan menu Nama Barang

Gambar 4.24 merupakan tampilan menu nama barang dimana pada menu ini merupakan langkah awal yang dibutuhkan pada perhitungan harga pokok produksi suatu barang. Pada tampilan tersebut terdapat 2 textbox yang harus diisi yaitu nama barang dan jumlah barang. Jumlah barang di sini sangat dibutuhkan untuk dapat melanjutkan perhitungan selanjutnya yang terdapat pada menu biaya bahan baku.

Gambar 4.24 Tampilan Menu Barang

3. Tampilan Biaya Bahan Baku (Awal)

Gambar 4.25 merupakan tampilan selanjutnya yaitu menu awal biaya bahan baku. Pada menu ini terdapat combo box yang digunakan untuk memilih


(56)

53

berapa banyak bahan baku yang akan digunakan. Dalam kasus PT. Bioli Lestari ini maksimal bahan baku yang digunakan adalah 7 macam.

Gambar 4.25 Tampilan Biaya Bahan Baku (Awal)

4. Tampilan Biaya Bahan Baku (AS)

Gambar 4.26 merupakan tampilan biaya bahan baku (AS). Tampilan ini dimaksudkan untuk memisahkan bahan baku yang beda dari bahan baku biasanya yaitu AS, dimana AS hanya dapat dibeli per lonjor yang dapat dipotong-potong dan dapat digunakan untuk beberapa barang sehingga perlu dibuatkan menu khusus.


(57)

54

Gambar 4.26 Tampilan Biaya Bahan Baku (AS)

5. Tampilan Biaya Bahan Baku (Hitung)

Gambar 4.27 merupakan tampilan biaya bahan baku (hitung). Tampilan ini merupakan tampilan awal biaya bahan baku tetapi jika semua bahan telah dimasukkan, maka aplikasi akan secara otomatis mengitungnya berdasarkan total harga bahan baku per barang dan semua barang. Perhitungan tersebut terdapat pada textbox di paling bawah pada halaman biaya bahan baku.


(58)

55

Gambar 4.27 Tampilan Biaya Bahan Baku (Hitung)

6. Tampilan Biaya Mesin

Gambar 4.28 merupakan tampilan dari halaman biaya mesin. Pada halaman ini pengguna harus mengisikan berapa banyak mesin yang akan dipakai dalam proses produksi suatu barang tersebut dan juga harga per mesin tiap menitnya serta berapa lama waktu yang dibutuhkan sehingga dapat dihitung pada tahap selanjutnya.


(59)

56

Gambar 4.28 Tampilan Biaya Mesin

7. Tampilan Biaya Mesin (Hitung)

Gambar 4.29 merupakan tampilan biaya mesin (hitung). Tampilan ini masih terdapat dalam halaman biaya mesin. Jika semua kebutuhan akan mesin telah diinputkan, maka pada textbox di paling bawah akan langsung menghitung secara otomatis berapa total biaya mesin per barang dan semua barang tanpa harus menekan tombol apapun.


(60)

57

Gambar 4.29 Tampilan Biaya Mesin (Hitung)

8. Tampilan Perhitungan (Awal)

Gambar 4.30 merupakan tampilan perhitungan (awal). Pada halaman ini akan ditampilkan hasil perhitungan hpp tiap produk dan semua produk. Hasil perhitungan ini didapatkan dari hasil pengolahan data-data yang dimasukkan sebelumnya oleh pengguna yaitu harga seluruh bahan baku dan biaya mesin serta jumlah barang yang akan diproduksi.


(61)

58

Gambar 4.30 Tampilan Perhitungan (Awal)

9. Tampilan Perhitungan Keuntungan

Gambar 4.31 merupakan tampilan perhitungan keuntungan. Pada halaman perhitungan seperti yang sebelumnya, terdapat texbox untuk mengisi angka persen keuntungan yang diinginkan dari total harga pokok produksi suatu barang. Ketika pengguna memasukkan angka tersebut, maka aplikasi secara otomatis akan menghitung keuntungan per barang dan seluruh barang sesuai dengan persenan keuntungan yang diinginkan pengguna serta berapa harga jual yang dibutuhkan untuk menjual barang agar dapat mendapatkan keuntungan yang diinginkan.


(62)

59

Gambar 4.31 Tampilan Perhitungan Keuntungan

10.Tampilan Menu Detail

Gambar 4.32 dan 4.33 merupakan tampilan detail dari hasil perhitungan. Pada menu ini semua hasil input data pengguna yang telah diolah akan ditampilkan kembali secara detail lengkap dengan hasil perhitungan dan pada menu ini terdapat tombol cetak yang akan dijelaskan nanti.


(63)

60


(64)

61

Gambar 4.33 Tampilan Halaman Detail (2)

11.Tampilan Menu Cetak

Gambar 4.34 merupakan tampilan preview cetak. Pada menu cetak akan menampilkan preview cetak agar bisa dilihat terlebih dahulu oleh pengguna sebelum di cetak.


(65)

62

Gambar 4.34 Tampilan Menu Cetak

12.Tampilan Menu Bersihkan

Gambar 4.35 merupakan tampilan jika memilih menu bersihkan. Pada menu tersebut semua textbox yang telah terisi akan di reset kembali menjadi keadaan awal dimana semuanya masih kosong sehingga dapat dilakukan perhitungan selanjutnya.


(66)

63

Gambar 4.35 Tampilan Menu Bersihkan

13.Tampilan Menu Keluar

Gambar 4.36 merupakan tampilan menu keluar. Pada menu keluar, pengguna akan dipastikan dengan munculnya kotak pesan berisi pertanyaan apakah anda yakin dan jika memilih yes akan menutup aplikasi.


(67)

64


(68)

(69)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi perhitungan harga pokok produksi pada PT. Bioli Lestari adalah dapat terbantunya manager bagian produksi dalam proses perhitungan harga pokok produksi barang jadi yang akan diproduksi sehingga manager bagian produksi dapat terbantu dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual barang jadi tersebut. Selain itu manager tidak perlu repot memikirkan perhitungan tiap bahan baku maupun biaya pemakaian mesin karena semua perhitungan tersebut telah diotomatisasi oleh aplikasi.

5.2. Saran

Berdasarkan penjelasan dari aplikasi yang dibuat, dapat diberikan saran untuk mengembangkan sistem ini sebagai berikut :

Aplikasi perhitungan harga pokok produksi ini hanya melakukan perhitungan saja, belum mencakup pada bagian operasional lainnya seperti pencatatan bahan baku dan biaya pemakaian mesin yang dapat di update setiap saat. Diharapkan kedepannya aplikasi ini dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan fungsi lain yang dapat menunjang proses pencatatan bahan baku dan biaya pemakaian mesin sehingga manager bisa mendapatkan laporan yang lebih lengkap.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Husni, I. (2002). SQL Tutorial. Bandung: CV. Informatika.

Kendall, K.E and Kendall J.E. (2003). Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prehallindo.

Rizky, S. (2006). Interaksi Manusia dan Komputer. Surabaya: STIKOM. Romeo, S. (2003). Testing dan Implementasi Sistem. Surabaya: STIKOM.

Sundoro, H. (2005). Sistem Manajemen Basis Data : Permodelan Sistem. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(1)

62

Gambar 4.34 Tampilan Menu Cetak

12.Tampilan Menu Bersihkan

Gambar 4.35 merupakan tampilan jika memilih menu bersihkan. Pada menu tersebut semua textbox yang telah terisi akan di reset kembali menjadi keadaan awal dimana semuanya masih kosong sehingga dapat dilakukan perhitungan selanjutnya.


(2)

63

Gambar 4.35 Tampilan Menu Bersihkan

13.Tampilan Menu Keluar

Gambar 4.36 merupakan tampilan menu keluar. Pada menu keluar, pengguna akan dipastikan dengan munculnya kotak pesan berisi pertanyaan apakah anda yakin dan jika memilih yes akan menutup aplikasi.


(3)

64


(4)

(5)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi perhitungan harga pokok produksi pada PT. Bioli Lestari adalah dapat terbantunya manager bagian produksi dalam proses perhitungan harga pokok produksi barang jadi yang akan diproduksi sehingga manager bagian produksi dapat terbantu dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual barang jadi tersebut. Selain itu manager tidak perlu repot memikirkan perhitungan tiap bahan baku maupun biaya pemakaian mesin karena semua perhitungan tersebut telah diotomatisasi oleh aplikasi.

5.2. Saran

Berdasarkan penjelasan dari aplikasi yang dibuat, dapat diberikan saran untuk mengembangkan sistem ini sebagai berikut :

Aplikasi perhitungan harga pokok produksi ini hanya melakukan perhitungan saja, belum mencakup pada bagian operasional lainnya seperti pencatatan bahan baku dan biaya pemakaian mesin yang dapat di update setiap saat. Diharapkan kedepannya aplikasi ini dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan fungsi lain yang dapat menunjang proses pencatatan bahan baku dan biaya pemakaian mesin sehingga manager bisa mendapatkan laporan yang lebih lengkap.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Husni, I. (2002). SQL Tutorial. Bandung: CV. Informatika.

Kendall, K.E and Kendall J.E. (2003). Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prehallindo.

Rizky, S. (2006). Interaksi Manusia dan Komputer. Surabaya: STIKOM. Romeo, S. (2003). Testing dan Implementasi Sistem. Surabaya: STIKOM.

Sundoro, H. (2005). Sistem Manajemen Basis Data : Permodelan Sistem. Yogyakarta: Graha Ilmu.