LKP : Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino Pada Traverser PT INKA (Persero) Madiun.

(1)

Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino Pada

Traverser PT INKA (Persero) Madiun

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Komputer

Oleh:

BIMA MUHAMMAD WIRAWAN

12410200065

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM

SURABAYA


(2)

ix

Halaman

ABSTRAKSI ...vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PT INKA ... 5

2.1 Profil Perusahaan PT INKA... 5

2.1.1 Nama dan Logo Perusahaan... 5

2.1.2 Alamat Perusahaan... 5

2.1.3 Prestasi Perusahaan ... 6

2.1.4 Visi Perusahaan ... 7

2.1.5 Misi Perusahaan ... 7

2.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 7

2.2.1 Sistem Mutu ... 10


(3)

x

2.3.1 Kereta Penumpang ... 12

2.3.2 Kereta Berpenggerak... 15

2.3.3 Gerbong Barang ... 20

2.3.4 Produk Transportasi Lainya ... 30

2.4 Daftar Kerjasama Perusahaan ... 37

2.5 Pengenalan Unit Kerja Teknologi Produksi... 38

BAB III LANDASAN TEORI... 42

3.1 Traverser ... 42

3.2 Tenyambung Track ... 43

3.3 Chain Block... 44

3.4 Arduino Uno ... 45

3.4.1 Memori... 47

3.4.2 Tegangan ... 47

3.4.3 Karakteristik dan USB Overload Protector... 49

3.4.4 Ringkasan Spesifikasi ... 49

3.4.5 Input dan Output ... 50

3.4.6 Pemetaan PIN... 51

3.4.7 Komunikasi & Pemrograman... 52

3.5 Sistem Sensor ... 54

3.5.1 Proximity Sensor (inductive) ... 54

3.5.2 Limit Switch... 55


(4)

xi

4.1 Instalasi Dashboard Untuk Operator ... 61

4.2 Instalasi Pemantau Ketepatan Rel Pada Traverser... 64

4.2.1 Penempatan Sensor Proximity Pada Traverser ... 65

4.2.2 Penempatan Logam Pada Lintasan Traverser ... 68

4.3 Instalasi Penyambung Track Electric... 71

4.3.1 Pemasangan Motor dan Rancangan Pendukung ... 71

BAB V PENUTUP... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran... 75


(5)

1

PENDAHULUAN

Pada bab satu penulis menjelaskan latar belakang mengapa penulis membuat Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino, menjelaskan perumusan dan batasan masalah yang ada pada kerja praktek dan menjelaskan tujuan dari kerja praktik.

1.1 Latar Belakang Masalah

Minat masyarakat menggunakan transportasi kereta api yang semakin meningkat baru baru ini serta mutu dan pelayanan perjalanan kereta api yang semakin baik, membuat kereta api mengalami perkembangan yang cukup pesat, dengan jalur Rel Kereta Api membentang ujung timur Pulau Jawa yaitu Banyuwangi ke ujung barat yaitu Labuan, Kab.Pandeglang Banten, kereta api memudahkan masyarakat untuk bepergian jarak dekat maupun jarak jauh khususnya di Pulau Jawa.

Semakin meningkatnya mutu pelayanan dalam perjalanan kereta api, harus diimbangi pula dengan meningkatnya kualitas produk yang dibuat oleh industri pembuatan kereta api. Saat ini satu-satunya industri perkereta api-an di Indonesia adalah PT. INKA (Persero). PT. INKA (Persero) dalam hal ini merupakan pihak pembuat gerbong dan perancangan lokomotif yang kemudian dikelola (Konsumen) oleh pihak PT. KAI.

Teknologi produksi di PT. INKA (Persero) masih banyak menggunakan tenaga manusia ataupun tenaga lain yang tidak sesuai dengan fungsinya, serta sebagian besar alat yang digunakan sudah tidak muda lagi dan tergolong konvensional. Maka dari itu dibutuhkan inovasi baru untuk memudahkan dan mempercepat sistem produksi agar berjalan lebih efektif dan efisien.


(6)

Salah satu alat yang masih terbilang membutuhkan banyak tenaga operator adalah Traverser. Traverser adalah sebuah alat bantu penyebrangan material untuk dipindahkan dari suatu proses ke proses selanjutnya. PT.INKA memiliki traverser sebanyak 5 buah, traverser yang akan dibahas ini adalah salah satu traverser dengan ukuran yang paling besar. Traverser ini membutuhkan 3 operator, 2 operator bertugas mengoperasikan penyambungan track, dan 1 operator sebagai penggerak traverser. Ketika ada barang yang akan dipindahkan, semua penyambung trackharus dalam kondisi naik pada saat traverser bergerak , traverser akan berjalan menuju jalur dimana barang tersebut berada. Setelah traverser sudah sampai pada jalur barang tersebut, maka penyambung track yang semula dalam kondisi naik akan diturunkan tuasnya oleh operator, kemudian barang tersebut dinaikan keatas traverser, traverser berjalan menuju jalur tujuan barang, setelah sudah sampai pada jalur tujuan, penyambung track jalur tujuan akan diturunkan oleh operator, lalu barang yang diatas traverser dipindahkan keworkshoptujuan.

Traverser akan bekerja lebih efisien jika hanya memerlukan satu operator saja, operator sebagai penggerak trsverser sekaligus memegang kendali penyambungtrackdan dapat mengetahui ketepatan Rel.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam perumusan masalah yang ada pada kerja praktik yang dilakukan oleh penulis terdapat beberapa masalah. Adapun masalah yang harus diselesaikan berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut :

 Bagaimana cara agar traverser hanya membutuhkan satu operator saja, dan operator tersebut dapat mengendalikan penyambung track serta dapat memantau ketepatan rel


(7)

1.3 Batasan Masalah

Melihat permasalahan yang ada, maka penulis membatasi masalah dari kerja praktik, yaitu:

a. Perancangan konsep gambar menggunakan software Skethcup 2016

b. Desain bentuk traverser dan lintasanya sudah ditetapkan oleh PT.INKA (Persero)

c. Pengkodean Microcontroller tidak dapat dilampirkan karena tidak diuji dikeadaan sesungguhnya.

1.4 Tujuan

Tujuan umum dari kerja praktik yang dilaksanakan mahasiswa adalah agar mahasiswa dapat melihat serta merasakan kondisi dan keadaan sebenarnya yang ada pada dunia kerja sehingga mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi dan dapat memperdalam kemampuan pada suatu bidang.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, serta sistematika penulisan dalam penyusunan laporan kerja praktek.


(8)

BAB II : GAMBARAN UMUM PT.INKA (Persero)

Bab ini berisi profil perusahaan, logo perusahaan, lokasi perusahaan, visi perusahaan, misi perusahaan, prestasi perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi, produk perusahaan, serta pengenalan unit kerja teknik produksi yang ada di PT.INKA (Persero).

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori penunjang yang digunakan sebagai acuan dalam kerja praktik tersebut.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang proses simulasi cara kerja traverser dan cara kerjanya, serta perancangan alat bantu penyambung track dan pemantau ketepatan sambungan antara rel Traverser dan rel menuju Workshop.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan kerja praktik yang membahas tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil dari kerja praktik serta saran disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab


(9)

5

Bab dua berisi sejarah dan perkembangan, produk perusahaan, lokasi, visi, misi, struktur organisasi, dan tempat kerja praktik.

2.1 Profil Perusahaan

2.1.1 Nama dan Logo Perusahaan

Nama dari perusahaan ini adalah PT.INKA kependekan dari PT.Industri Kereta Api, Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo PT INKA

2.1.2 Alamat Perusahaan

Kantor PT.INKA beralamat di Jl. Yos Sudarso No. 17 Madiun Lor Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur . Peta dari perusahaan PT.INKA bisa dilihat di gambar 2.2


(10)

Gambar 2.2 Peta perusahaan PT.INKA

2.1.3 Prestasi Perusahaan

PT Industri Kereta api telah mendapatkan beberapa prestasi hingga tahun 2011 sebagai berikut :

Bidang IT

 Juara III pengelola portal Executive Information System Terbaik oleh kementerian BUMN November 2011

 Juara II Website dengan Marketing Communication Terbaik oleh Kementerian BUMN 2010

 Juara II Website dengan User Interface terbaik oleh Kementerian BUMN 2010


(11)

Bidang Keuangan

 BUMN kategori Industri Non Keuangan yang Berpredikat Sangat Bagus dari Infobank 2011

Bidang Teknologi

 Emas untuk Corporate Tecnology Achievement oleh PII (Perusahaan Insinyur Indonesia) 2010

 Perunggu untuk Adhicipta Rekayasa oleh PII (Persatuan Insinyur Indonesia) 2010

2.1.4 Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan kelas dunia di bidang kereta api dan transportasi perkotaan di Indonesia.

2.1.5 Misi Perusahaan

Membuat solusi terintegrasi untuk kereta api dan transportasi perkotaan dengan keunggulan kompetitif dalam bisnis dan teknologi tepat guna untuk mendorong pengembangan transportasi yang berkelanjutan.

2.2 Sejarah dan Perkembangan perusahaan

PT Industri Kereta Api (Persero), yang selanjutnya disingkat dengan nama INKA, atau PT INKA merupakan sebuah badan usaha milik Negara yang berdiri pada 18 Mei 1981. INKA merupakan pengembangan dari balai yasa lokomotif uap yang dimiliki oleh PJKA (sekarang menjadi PT Kereta Api) pada saat itu. Balai yasa ini berlokasi di Madiun.


(12)

Semenjak lokomotif uap sudah tidak dioperasikan lagi, maka balai jasa ini dialih fungsikan menjadi pabrik kereta api. Penentuan lokasi dan pendirian pabrik kereta ini berdasarkan hasil dari studi dari BPPT.

PT INKA sebagai salah satu badan usaha milik Negara terus mengalami perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk berupa lokomotif bertenaga uap kini menjadi industry manufaktur dibidang kereta api yang modern. Aktivitas bisnis PT INKA yang ada kini berkembang mulai dari penghasilan produk dan jasa perkeretaapian dan transportasi yang bernilai tinggi.

Melalui perbaikan dan pembaruan yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, PT INKA memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai : integrasi, professional dan kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis kedepan, PT INKA tidak hanya bergelut pada produk-produk perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas yang mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan sarana transportasi.

PT INKA setiap telah melakukan penilaian penerapan GCG (Good Corporate Governance) yang dilakukan oleh Pihak Eksternal, dan pada tahun 2013 penilaian dilakukan secara self assessment untuk GCG penerapan tahun 2012 dengan hasil pencapaian kategori Cukup Baik. Sedang untuk penerapan GCG tahun 2013, saat ini dalam proses


(13)

Berikut ini merupakan sejarah produk yang telah dihasilkan oleh PT. INKA sejak tahun 1981:

1982 – Pertama produksi gerbong barang. 1985 – Pertama produksi kereta penumpang.

1987 – Pertama perarakitan Railcar listrik & diversifikasi produk. 1991 – Pertama gerobak angkutan ekspor ke Malaysia (KTMB).

1994 – Pertama produksi Railcar listrik VVVF. 1995 – Pertama peluncuran Kereta Api Argo Bromo.

1996 – Pertama produksi Lokomotif (GE Lokindo) & ekspor ke Filipina. 1997 – Peluncuran Pertama Kereta Argo Bromo Anggrek (leasing skema).

1998 – Pertama ekspor Ballast Hopper Wagon ke Thailand.

2001 – Pertama peluncuran Listrik Railcar Indonesia (Desain INKA). 2002 – Ekspor Pembangkit Listrik Wagon Mobil dan Bogie Reefer Flat ke Malaysia.

2004 – Ekspor Container Wagon tubuh & Blizzard Center kusen ke Australia.

2006 – Ekspor 50 unit BG kendaraan untuk Bangladesh.

2007 – Kontrak ditanda tangani 1 trainset DEMU untuk Aceh dan Railbus untuk Palembang (Bus rel Kertalaya). Selesai Bagasi Mobil.

2008 – Peluncuran pertama di Indonesia, Bus Rail KRDI (untuk Aceh & Jawa).

2009 – Rangkaian baru Kereta Api Gajayana dengan model mirip Pesawat Terbang.


(14)

2010 – Peluncuran produksi Kereta ekonomi AC Bogowonto (Kereta Api Bogowonto), 5 Lokomotif (CC204) & New Rangkaian kereta Api Argo Jati yang berbentuk mirip dengan Rangkaian KA Gajayana yang baru. 2011 – Produksi Railbus untuk Solo dan Kereta ekonomi AC Gajah Wong (Kereta Api Gajah Wong).

2012 – Produksi beberapa Kereta ekonomi dengan AC split, 3 Lokomotif CC300, Railbus untuk kota Padang dan KRL KFW.

2013 – 18 Unit Articulated Bus untuk Armada Trans Jakarta.

2.2.1 Sistem mutu

PT INKA menerapkan sistem mutu berbasis ISO 9001 sejak tahun 1996 yang disertifikasi oleh ABS Quality Service USA. Sistem manajemen mutu ini dilakukan audit/surveylance oleh ABS Quality Service USA, setiap 6 (enam) bulan sekali, selain itu juga dilakukan Audit Mutu Internal setiap 6 (enam) bulan sekali. Dan pada tahun 2012 dinyatakan bahwa sertifikat system mutu dapat dipertahankan. Penerapan Sistem Mutu ini terus dilakukan INKA dalam upaya untuk terus meningkatkan kualitas proses, produk maupun pelayanan.


(15)

2.2.2 Manajemen Resiko

Manajemen resiko telah menjadi perhatian Manajemen didalam pengelolaan perusahaan. Kegiatan tersebut dimulai dengan pembentukan Tim Manajemen Resiko dengan melibatkan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur sebagai konsultan penyusunan sistem Manajemen Resiko dan kemudian dibentuk Unit Kerja yang menangani masalah Manajemen Resiko. Realisasi dari pelaksanaan Manajemen Resiko adalah sebagai berikut : telah disusun Pedoman Manajemen Resiko, buku saku manual Manajeman Resiko yang digunakan sebagai acuan oprasisi Unit Kerja, dibentuk Komite Manajemen Resiko dan Tim Counterpart

Pengendalian/Pengelola sistem Manajemen Resiko, disusun

Risk Adjusted RKAP tahun 2013 serta penyusunan profil resiko pada Unit Kerja

2.2.3 Teknologi Informasi

PT INKA bekerjasama dengan BPPT melakukan kajian untuk pembangunan sistem informasi manajemen terintegrasi dengan menggunakan ERP (Enterprise Resource Planning). Perusahaan telah menunjuk konsultan untuk memandu implementasi, dan ERP tersebut. Sampai saat ini telah terimplementasi, dan terus dilakukan penyempurnaan.


(16)

2.3 Produk Prusahaan

Kereta api yang diproduksi oleh PT INKA ada empat jenis yakni kereta penumpang, kereta berpenggerak, gerbong barang, dan produk lainnya.

2.3.1 Kereta penumpang

PT INKA memproduksi kereta penumpang, berikut beberapa kereta penumpang yang diproduksi :

Kereta Ekonomi AC (K3 AC)

Kereta Ekonomi AC (K3 AC) dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Kereta Ekonomi AC (K3 AC)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2010 Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.810 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Berat kosong : 33 ton


(17)

Bogie : TB-398

Sistem pengereman : UIC 540, Air Brake

Alat perangkai : Automatic coupler AAR NO. 10A C Sistem listrik : 380 VAC, 3 Phase, 50 Hz, LBS

Kereta Ekonomi (K3)

Kereta Ekonomi (K3) dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Kereta Ekonomi (K3)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.810 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm

Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : TB-398

Sistem pengereman : UIC 540, Air Brake

Alat perangkai : Automatic coupler AAR NO. 10A Sistem listrik : 380 VAC, 3 Phase, 50 Hz, LBS


(18)

Kereta Penumpang Kelas Eksekutif (K1 - Argo)

Kereta Penumpang Kelas Eksekutif (K1-Argo) dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Kereta Penumpang Kelas Eksekutif (K1-Argo)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2009 Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.610 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm Berat kosong maksimal : 36 ton

Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : NT 60

Sistem pengereman : UIC 540, Air Brake

Alat perangkai : Automatic coupler AAR NO. 10A Sistem kelistrikan : 380 Volt, 3 Phase

Sistem listrik : 380 VAC, 3 Phase, 50 Hz, LBS

Kereta Penumpang Bangladesh

Kereta penumpang Bangladesh dapat dilihat pada gambar 2.6


(19)

Gambar 2.6 Kereta penumpang Bangladesh

DATA TEKNIS

Lebar kereta : 1.676 mm Beban gandar : 13 ton Panjang kereta : 22.606 mm Lebar kereta : 3.251 mm Tinggi kereta : 3.899 mm Tinggi Coupler : 1.080 mm Jarak antara pusat bogie : 14.630 mm

Sistem pengereman : UIC Graduated release automatic air brake

2.3.2 Kereta Berpenggerak

PT INKA memproduksi kereta berpenggerak, berikut beberapa kereta berpenggerak yang diproduksi :

Kereta Rel Diesel Electric (KRDE)

Kereta rel diesel electric (KRDE) dapat dilihat pada gambar 2.7


(20)

Gambar 2.7 Kereta rel diesel electric (KRDE)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2007

Konfigurasi : TeC – M – T – T – TC

Kapa sitas penumpang : TeC 20, M 20 , TC 54 (Seating) Kecepatan maksimum : 100 km/jm

Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton

Diameter roda (New/Worn): 860 mm / 800 mm Panjang total kereta : 20.700 mm

Lebar badan kereta : 3.180 mm Tinggi badan kereta : 3.460 mm Tinggi lantai dari pusat rel : 1.100 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm

Berat kosong maksimal : TC 32 tons ; MC 39 tons Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : Tipe Bolsterless

Braking Decelerations : 0.8 m/detik2 Starting acceleration : 0.34 m/detik2

Sistem pengereman : Electro pneumatic dengan sistem blending

Alat perangkai : Automatic tight coupler, Bar coupler AAR NO. 10A Control

Propulsi : Motor traksi AC, 3 phase, VVVF Inverter with IGBT

Power Supply : Genset on floor type, diesel enginer 1.350 kW,


(21)

Power Supply kedua : 1.800 rpm. Alternator AC 3 phase synchronous

Kereta Diesel Indonesia (KRD-I)

Kereta Diesel Indonesia (KRD-I) dapat dilihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Kereta Diesel Indonesia (KRD-I)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2007

Konfigurasi : MeC – M – T – MeC

Kapa sitas penumpang : MeC 224 (Penumpang), T 284 (penumpang)

Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 2.990 mm Beban gandar : 14 ton Panjang total kereta : 20.700 mm Tinggi badan kereta : 3.530 mm Tinggi seluruhe kereta : 3.830mm Tinggi lantai dari kepala rel: 1.300 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm

Berat kosong maksimal : MeC 41 tons ; MT 32 ton Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : Tipe Bolsterless

Sistem pengereman : dynamic brake (motor traksi) dan air brake tanpa blending/terpisah


(22)

Alat perangkai : Automatic tight locked coupler, Bar coupler AAR NO. 10A Control

Propulsi : Motor traksi AC, 3 phase, VVVF Inverter with IGBT

Propulsi : diesel engine variable speed berdaya min. 380 kW dan transmisi tipe hidrodinamik

Kereta Diesel (KRD) Push Pul

Kereta Diesel (KRD) Push Pul dapat dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Kereta Diesel (KRD) Push Pul

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008

Konfigurasi : TeC1 + M1 + T + M2 + TeC2

Kappa sitas penumpang : TeC 280 (penumpang), M 320 (penumpang), T 320 (penumpang)

Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang total kereta : 20.700 mm Lebar badan kereta : 2.990 mm Tinggi badan kereta : 3.530 mm Tinggi seluruh kereta : 3.830 mm

Tinggi lantai dari pusat rel : TeC 950 mm, M 1150 mm, T 1.150 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm


(23)

Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm

Berat kosong maksimal : TeC 43 tons, M 39 tons, T 32 ton Badan kereta : Monocoque, Mild steel

Bogie : Tipe Bolsterless

Sistem pengereman : dynamic brake (motor traksi) dan air brake tanpa blending/terpisah

Alat perangkai : Automatic tight locked coupler, Bar coupler AAR NO. 10A Control

Propulsi : diesel engine variable speed berdaya min. 380, kW dan transmisi tipe hidrodinamik

Kereta Rel Listrik (KRL)

Kereta Rel Listrik Bisa dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Kereta Rel Listrik

DATA TEKNIS

Konfigurasi : TeC1 + M1 + T + M2 + TeC2

Kappa sitas penumpang : TeC 280 (penumpang), M 320 (penumpang), T 320 (penumpang)

Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar sepur : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton

Panjang kereta : TC 20.000 mm MC 20.000 mm Lebar kereta : 2.990 mm


(24)

Tinggi badan kereta : 3.820 mm Tinggi lantai dari pusat rel : 1.100 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm

Tinggi coupler dari : 775+ 10/-0mm (at empty) permukaan rel Beban gandar : 14 ton

Kecepatan maksimum : 100 km/jm

Akselerasi : V 0 km/h to approx. 40 km/h : 0.8 m/s2

Pantographs

Rated voltage minimum : 1.500 V DC Rated current minimum : 1.500 A

Traction Motor

Type : MJA.280-3 Standard : IEC 349-2, 2002

Self ventilated : (according IEC 01 to IEC 34-6)

2.3.3 Gerbong Barang

PT INKA juga memproduksi gerbong barang, berikut beberapa grbong barang yang diproduksi :

Gerbong Terbuka Curah Putar (KKBW)

Gerbong Terbuka Curah Putar bisa dilihat pada gambar 2.11


(25)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muat max : 50 tons Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 18 ton

Panjang total gerbong : 14.062 mm termasuk alat perangkat Lebar gerbong : 3.080 mm

Tinggi lantai dari rel : 3.025 mm Jarak antar pusat bogie : 1.676 mm

Tinggi pusat alat perangkai : 770+15/-0mm dari atas rel Berat kosong : 22.000 kg

Carbody : Mild steel

Bogie : Barber – Three piece Sistem pengereman : UIC 540, air brake

Alat perangkai : Automatic coupler, tipe F, Rotary dan Fixed, AAR NO.10A

Empty load device : alat pengaturan tekanan pengereman – salah satu bogie

Mekanisme unloading : Rotary Dumper 180 derajat

Gerbong Pulp Wagon

Gerbong Pulp Wagon dapat dilihat pada gambar 2.12


(26)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muat max : 50 tons Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 18 ton Panjang total gerbong : 14.050 mm termasuk alat perangkat

Lebar gerbong : 2.700 mm Jarak antar pusat bogie : 1.676 mm

Tinggi pusat alat perangkai : 770+10/-0mm Dari atas rel Berat kosong : 22.000 kg

Carbody : Mild steel

Bogie : Barber – Three piece Sistem pengereman : UIC 540, air brake

Alat perangkai : Automatic coupler, AAR tipe E, AAR NO.10A

Empty load device : alat pengaturan tekanan pengereman – salah satu bogie

Mekanisme loading/unloading : Lewat atas/roof (full opened)

Gerbong Datar (PPCW)

Gerbong Datar dapat dilihat pada gambar 2.13


(27)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muatan : 44 tons Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang total gerbong : 14.600 mm termasuk alat perangkat

Lebar gerbong : 2.438 mm Tinggi lantai dari rel : 935 mm Jarak antar pusat bogie : 9.800 mm

Tinggi pusat alat perangkai : 770+10/-0mm dari atas rel Berat kosong : 14.000 kg

Carbody : Mild steel

Bogie : Barber – Three piece Sistem pengereman : UIC 540, air brake

Alat perangkai : Automatic coupler AAR NO.10A Twist lock : Retractable type – 12 buah

Gerbong Datar (Eksport singapur - LTA)

Gerbong Datar (Eksport Singapur - LTA) dapat dilihat pada gambar 2.14


(28)

DATA TEKNIS

Kecepatan maksimum : 65 km/jm Kapasitas angkut : 42 ton Tinggi gerbong dari rel : 749 mm Tinggi coupler : 770 mm Lebar kereta : 1.435 mm Beban gandar : 16 ton Berat kosong : 22.000 kg Carbody : Mild steel Bogie : Barber S2 - HD

Alat perangkai : Mechanical oupling device type 35

Gerbong Ballast (ZZOW)

Gerbong Ballast (ZZOW) dapat dilihat pada gambar 2.15

Gambar 2.15 Gerbong Ballast (ZZOW)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muat max : 35 tons Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar sepur : 1.067 mm Lebar gerbong : 2.000 mm Lebar badan gerbong : 2.459 mm Beban gandar : 15 ton Volumetric : 28 m3 Berat kosong : 18.5 ton Jarak antara pusat bogie : 8.800 mm


(29)

Panjang rangka dasar : 12.500 mm gerbong Tinggi plate form dari atas : 850 mm rel

Panjang gerbong termasuk : 13.300 mm alat perangkai Bogie : Super service ride Control type Sistem pengereman : Automatic Air brake

Gerbong oil tank (KKW)

Gerbong Oil Tank (KKW) dapat dilihat pada gambar 2.16

Gambar 2.16 Gerbong Oil Tank (KKW)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muatan : 40 ton Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar sepur : 1.067 mm Lebar gerbong : 2.420 mm Lebar badan gerbong : 2.459 mm Beban gandar : 15 ton Berat kosong : 20 ton Volumetric : 50.6 m3 Jarak antara pusat bogie : 8.000 mm Diameter roda : 774 mm Diameter dalam tangki : 2.400 mm Panjang rangka dasar : 12.200 mm


(30)

Bogie : barber type Sistem pengereman : Air brake

Alat perangkai : automatic coupler

Kereta Bagasi

Kereta Bagasi dapat dilihat pada gambar 2.17

Gambar 2.17 Kereta Bagasi

Tahun pembuatan

: 2008

Kecepatan maksimum

: 100 km / jam

Lebar sepur : 1.067 mm Beban gandar : 14 tons (+5%) Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.810 mm Jarak antar pusat bogie : 14.000 mm

Badan kereta : Monocoque, Mild steel

Bogie : TB-398

Sistem pengereman : UIC 540, Air brake Alat perangkai : Automatic coupler, AAR


(31)

Sistem listrik : 380VAC, 3 phase, 50Hz, LBS

Kereta Penolong (NNR)

Kereta Penolong dapat dilihat pada gambar 2.18

Gambar 2.18 Kereta Penolong

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muat : 10 ton Kecepatan

maksimum

: 100 km / jam

Lebar sepur : 1067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.370 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.810 mm


(32)

Jarak antar pusat bogie

: 14.000 mm

Tinggi pusat alat perangkai dari atas rel

: 775+10/-0mm

Berat kosong : 35 tons

Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : TB-398

Sistem pengereman

: UIC 540, Air Brake

Alat perangkai : Automatic coupler, AAR NO. 10A Contour

Sistem listrik :380VAC, 3 phase, 50Hz, LBS

KERETA FUDIKA (Fasilitas Uji Dinamik Kereta Api)

Kereta FUDIKA dapat dilihat pada gambar 2.19

Gambar 2.19 Kereta FUDIKA

DATA TEKNIS

Lebar rel : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.920 mm


(33)

maksimum termasuk alat perangkai

Lebar badan kereta : 2.990 mm Tinggi atap dari kepala

rel

: 3.700 mm

Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Jarak sumbu roda (wheel

base ) bogie, maksimum

: 2.200 mm

Tinggi sumbu alat perangkai (coupler) dari kepala rel Pada muatan kosong

: 775+10/-0mm

Diameter roda baru : 860 mm Tinggi lantai kereta dari

kepala rel

: 1.100 mm

Kecepatan maksimum : 120 km/jam Badan kereta : monocoque – mild

steel

Bogie : Bolsterless – RUK Alat perangkai : Tight lock coupler Sistem pengereman : Air brake dengan

tread brake Fasilitas uji : Uji


(34)

Kenyamanan (ride index)

2.3.4 Produk Trasnportasi Lainnya

PT INKA juga memproduksi alat tranportasi darat lainnya.Alat tranportasi tersebut adalah automatic container transporter, Bogie TB398, Railbus, Lokomotif diesel hidraulik(Loko DH), monorel, automated people mover system (APMS Monorel Bandara), bus gandeng (ATC-Articulated Car), dan track motor car (TMC).

Automated Container Transporter


(35)

Bogie TB 398

Gambar 2.21 Bogie TB 398

DATA TEKNIS:

Lebar sepur : 1,067 mm

Jarak antar pusat roda

: 2.200 mm

Diameter Roda

: 774 mm

Jarak antara tumpuan samping

: 1.980 mm

Berat Bogie Maxs

: 4.700 kg

Beban gandar maxs

: 14 ton

Kecepatan maks.


(36)

Sistem rem : UIC 540, air brake

Lokomotif Diesel Hidraulic (Loko DH)

Lokomotif Diesel Hidraulic dapat dilihat pada gambar 2.22

Gambar 2.22 Lokomotif Diesel Hidraulic

DATA TEKNIS:

Lebar sepur : 1.067 mm Berat Maximum : 84 Ton Beban gandar : 14 Ton Traksi

Maksimum

: 270 kN

Panjang Lokomotif

: 14.135 mm

Lebar lokomotif : 2.642 mm’ Tinggi Lokomotif : 3.575 mm Kecepatan : 120 km/jam


(37)

maksimum Kapasitas Tangki bahan bakar

: 3800 liter

Transmisi : Hydrodinamik Susunan roda : C-C, Terhubung

Mesin : 45° V-6, 4-stroke cycle, Turbocharged

and aftercooled 1700 KW @ 1800 rpm Komponen Udara : Compressor Type 2 stage,

air cooling, Reciprocating Kapasitas 600 L/mnt Pengereman : Type pneumatic Clasp

brake, high mounted cylinders

RAILBUS

Railbusdapat dilihat pada gambar 2.23


(38)

DATA TEKNIS Tahun pembuatan : 2008 Konfigurasi kereta : TEMC+T+TMC Kapasitas penumpang

: TEMC 33 penumpang

: T 36 penumpang : TMC 33 penumpang Kecepatan

maksimum

: 100 km/jam

Lebar sepur : 1.067 mm Beban gandar : 14 tons Panjang total

rangkaian

: 41.912 mm

Lebar kereta : 3.180 mm Tinggi seluruh

kereta dr atas rel

: 3.810 mm

Tinggi lantai dari kepala rel

: 1.100 mm

Jarak antar pusat bogie

: 14.000 mm


(39)

perangkai dari atas rel

Berat kosong : TEMC 22 tons, T 18 tons, TMC 20 tons

Carbody : Konstruksi hybrid, konstruksi baja dilas & komposit yang ringan Bogie : Motor single Axle & bogie

Trailer 2- Axle. Sistem rem : Air Brake Equipment Alat perangka : Automatic coupler, tanpa

drafgear & rantai pengaman

Propulsi : Diesel engine CUMMINS, QSM 11, 400 BHP

Monorel

Monorel dapat dilihat pada gambar 2.24


(40)

Automated People Mover System

Automated People Mover dapat dilihat pada gambar 2.25

Gambar 2.25 Automated People Mover

Bus Gandeng

Bus gandeng dapat dilihat pada gambar 2.26

Gambar 2.26 Bus gandeng

Track Motor Car (TMC)


(41)

Gambar 2.27 Track motor Car

2.4 Daftar Kerjasama Prusahaan

PT INKA terbuka untuk kerjasama bisnis dengan mitra perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Dimana kerjasama ini diarahkan untuk mendukung kegiatan produksi PT INKA dengan kendali tetap dibawah PT INKA agar delivery serta kualitas dapat terjaga.


(42)

Sinergi BUMN

Mitra Litbang

2.5 Pengenalan Unit Kerja Teknologi Produksi

Proses produksi pada PT. INKA melalui beberapa tahapan proses yang setiap detail prosesnya dipegang oleh setiap divisi. Dalam sistem besar tersebut terdapat divisi PPC yang menangani bagian desain dan juga semua teknik untuk proses produksi. Dalam divisi PPc terdapat sub divisi lagi yaitu, Teknologi Produksi. Dalam Teknologi Produksi mempunyai pekerjaan utama untuk membuat manufacturing drawingpada divisi produksi yang akan menjadi dasar pembuatan komponen.Selain itu juga


(43)

mempunyai pekerjaan untuk merancang jig dalam yang dibutuhkan oleh divisi produksi.

Dalam divisi teknik produksi memiliki alur pengerjaan yang terstruktur jelas. Struktur alur proses pengerjaan dapat dilihat pada diagram proses dibawah ini.

Administrasi TP

M Proses

M preparation M Soft Drawing

Supervisor Supervisor Supervisor

Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Supervisor Supervisor Supervisor

M preparation M Proses M Soft Drawing

Output TP

Administrasi TP

Distribusi Data Base Dokumen

(MPL, TD, DLL)


(44)

Alur distribusi pekerjaan Teknologi Produksi

DD Revisi (Desain & Rekayasa)

Administrasi TP

M Proses

M preparation M Soft Drawing

Supervisor Supervisor Supervisor

Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Supervisor Supervisor Supervisor

M preparation M Proses M Soft Drawing

Output TP

Administrasi TP

Distribusi Data Base Dokumen


(45)

Alur penerimaan dan pengiriman dokumen revisi

Dokumen

Administrasi (Stempel Dokumen)

Manager Proses

(Centang)

UF, SW, EW,RF, PR, CL, CB, BR,

AC

Administrasi

(Input Data Status & Distribusi)

CAT, MEK, BOND, GF,

RP

ELEC NM

Manager MD

Manager Preparation Manager

Proses

Diarsip (Administrasi)


(46)

42

Landasan merupakan dasar – dasar yang digunakan dalam pembuatan kerja praktik ini. Sebagai langkah awal dalam menyusun laporan kerja praktik maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkupnya.

3.1 Traverser

Traverser adalah sebuah alat bantu penyebrangan material dan badan kereta api untuk dipindahkan dari suatu proses ke proses selanjutnya. Traverser bisa dilihat pada gambar 3.1 .

Gambar 3.1 Traverser3

Traverser pada gambar 3.1 adalah salah satu traverser dengan ukuran yang besar yang dimiliki PT.INKA (Persero). Traverser memiliki dimensi panjang 29236mm dan lebar 6000mm. Pada traverser terdapat ruang operator dan 2 alat penyambung track dikanan dan dikiri,


(47)

Mempunyai 7 buah motor dc sebagai penggerak dengan ditenagai generator diesel bertegangan 220v AC dan beban terberat yang pernah diangkut kurang lebih 90 ton. Traverser ini secara umum mempunyai 3 operator, 2 operator bertugas mengoperasikan alat penyambungantrack,dan 1 operator sebagai penggerak traverser.

3.2 PenyambungTrack

Penyambung Track adalah bagian dari Traverser yang berfungsi untuk membantu menyambungkan antara rel yang berada di atas traverser dengan rel yang berada di jalur workshop. pada saat traverser berjalan, alat penyambung track harus dalam keadaan naik (tuasnya diangkat) untuk menghindari gesekan yang terjadi karena permukaan landasan yang berbeda ketinggian dan tidak rata. Jika tidak, penyambung track tersebut akan bergesekan dengan permukaan yang berada di sekitarnya. Alat penyambungtrackdapat dilihat pada gambar 3.2 .


(48)

Pada traverser memiliki 2 penyambung track di ujung kiri dan kanan, penyambung track memiliki operator tersendiri bertugas meninggikan ujung ruas dengan memutar ujung tuas lainya (Pitch) dibantu oleh chain block. Operator penyambung track dapat dilihat pada gambar 3.3 .

Gambar 3.3 Opertaor PenyambungTrack

3.3Chain Block

Chain Block merupakan alat pengangkat manual sederhana yang menggunakan puley (roll), roda gerigi (gear), rantai (chain), dan pengait (hook block). Alat ini relatif kecil dan dapat untuk berbagai jenis pengangkatan. Beban pengangkatan chain block dapat beragam, mulai dari 0,5 ton sampai dengan 50 ton (tergantung ukuran dan spesifikasi).


(49)

Gambar 3.4Chain Block

Umumnya dipergunakan untuk pengangkatan rendah dan juga dapat digunakan dengan hand overhead crane, fixed hoist crane dengan rel tunggal kecil dan lain-lain.Chain blockdapat dilihat pada gambar 3.4 .

3.4 Arduino Uno

Arduino Uno adalah board microcontroller berbasis ATmega328 (Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset. Arduino Uno R3 berbeda dari semua board Uno sebelumnya yang sudah tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sekarang, Arduino Uno menggunakan fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai dengan versi R2) yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial. Arduino Uno bisa dilihat pada gambar 3.5 .

Arduino Uno Revisi 2memiliki resistor pulling untuk 8U2 dari

jalur HWB ke ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.


(50)

 1.0 pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF

dan dua pin baru lainnya yang ditempatkan dekat dengan pin RESET, sedangkan IOREF digunakan sebagai perisai untuk beradaptasi dengan tegangan yang tersedia pada board. Kedepannya, perisai akan dibuat kompatibel dengan dua jenis board yang menggunakan AVR yang beroperasi pada tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi pada tegangan 3.3V. Sedangkan 2 pin tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan masa depan.

 Sirkuit RESET yang handal.  Atmega 16U2 menggantikan 8U2.

Gambar 3.5 Arduino

“Uno” berarti satu yang diambil dari bahasa Italia dan penggunaan nama ini untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi Arduino, yang akan terus berkembang. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan digunakan sebagai model referensi untuk platform Arduino.


(51)

3.4.1 Memori

Prosessor ATmega328 memiliki memori sebesar 32 KB yang mana sebesar 0,5 KB digunakan untuk menyimpan file bootloader. ATmega328 juga memiliki 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM).

3.4.2 Tegangan

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber daya akan dipilih secara otomatis oleh Arduino. Sumber daya eksternal (non-USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan dengan mencolokkan steker 2,1 mm yang bagian tengahnya terminal positif ke ke jack sumber tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari baterai dapat langsung dihubungkan melalui header pin Gnd dan pin Vin dari konektor POWER.

Papan Arduino Uno dapat beroperasi dengan pasokan daya eksternal 6 Volt sampai 20 volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 Volt, maka, pin 5 Volt mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 Volt dan ini akan membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan menggunakan lebih dari 12 Volt, regulator tegangan akan mengalami panas berlebihan dan bisa merusak papan. Rentang sumber tegangan yang dianjurkan adalah 7 Volt sampai 12 Volt.

Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:

VIN: Adalah input tegangan untuk papan Arduino ketika


(52)

Volt dari koneksi USB atau sumber daya ter-regulator lainnya). Anda dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika memasok tegangan untuk papan melalui jack power, kita bisa mengakses/mengambil tegangan melalui pin ini.

5V: Sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt,

dari pin ini tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia (built-in) pada papan. Arduino dapat diaktifkan dengan sumber daya baik berasal dari jack power DC (7-12 Volt), konektor USB (5 Volt), atau pin VIN pada board (7-12 Volt). Memberikan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara langsung tanpa melewati regulator dapat merusak papan Arduino.

3V3: Sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan

ini dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus maksimum yang dihasilkan adalah 50 mA.

GND: PinGroundatau Massa.

IOREF: Pin ini pada papan Arduino berfungsi untuk memberikan

referensi tegangan yang beroperasi pada microcontroller. Sebuah perisai (shield) dikonfigurasi dengan benar untuk dapat membaca pin tegangan IOREF dan memilih sumber daya yang tepat atau mengaktifkan penerjemah tegangan (voltage translator) pada output untuk bekerja pada tegangan 5 Volt atau 3,3 Volt.


(53)

3.4.3 Karakteristik dan USBOverload Protector

Panjang dan lebar maksimum PCB Arduino Uno adalah 2.7 x 2.1 inch (6,8 x 5,3 cm), dengan konektor USB dan jack power menonjol melampaui batas dimensi. Empat lubang sekrup memungkinkan papan terpasang pada suatu permukaan atau wadah. Perhatikan bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8 adalah 160 mil (0.16”), tidak seperti pin lainnya dengan kelipatan genap berjarak 100 mil.

Arduino Uno memiliki polyfuse reset yang melindungi port USB komputer dari hubungan singkat dan arus lebih. Meskipun pada dasarnya komputer telah memiliki perlindungan internal pada port USB mereka sendiri, sekring memberikan lapisan perlindungan tambahan. Jika arus lebih dari 500 mA dihubungkan ke port USB, sekring secara otomatis akan memutuskan sambungan sampai hubungan singkat atau overload dihapus/dibuang

3.4.4 Ringkasan Spesifikasi

Ringkasan Spesifikasi Arduino Uno beserta layout dapat dilihat pada gambar 3.6 dan gambar 3.7 .


(54)

Gambar 3.7 Layout Arduino

3.4.5Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode() , digitalWrite() , dan digitalRead(). Semua pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default) sebesar 20-50 kOhm. Selain itu beberapa pin memiliki fungsi khusus, yaitu:

 Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin korespondensi dari chip ATmega8U2 Serial USB-to-TTL.

 External Interrupt (Interupsi Eksternal): Pin 2 dan pin 3 ini dapat


(55)

rendah, meningkat atau menurun, atau perubahan nilai. Baca rincian fungsi attachInterrupt() (belum diterbitkan saat artikel ini ditulis).

 PWM : Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit

dengan fungsi analogWrite().

 SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini

mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI .

 LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino Uno.

LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED menyala, dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam.

Arduino Uno memiliki 6 pin sebagai input analog, diberi label A0 sampai dengan A5, yang masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu juga, beberapa pin memiliki fungsi yang dikhususkan, yaitu:

 TWI : Pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Yang mendukung

komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire.

Masih ada beberapa pin lainnya pada Arduino Uno, yaitu:

 AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan


(56)

 RESET : Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan

ulang) microcontroller. Jalur ini biasanya digunakan untuk menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino.

3.4.6 Pemetaan Pin

Pemetaan pin dan port ATmega168 pada Arduino Uno bisa dilihat pada gambar 3.8 .

Gambar 3.8 Pemetaan Pin dan Port pada Arduino

3.4.7 Komunikasi & Pemrograman

Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer, dengan Arduino lain, atau dengan microcontroller lainnya. ATmega328 menyediakan komunikasi serial UART TTL (5 Volt), yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah chip ATmega16U2 yang terdapat pada papan digunakan sebagai media komunikasi serial melalui USB dan muncul sebagai COM Port Virtual


(57)

(pada Device komputer) untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak pada komputer. Firmware 16U2 menggunakan driver standar USB COM, dan tidak membutuhkan driver eksternal. Namun pada sistem operasi Windows, file .inf masih dibutuhkan. Perangkat lunak Arduino termasuk didalamnya serial monitor memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan dari papan Arduino. LED RX dan TX yang tersedia pada papan akan berkedip ketika data sedang dikirim atau diterima melalui chip USB-to-serial yang terhubung melalui USB komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial seperti pada pin 0 dan 1).

Sebuah perpustakaan SoftwareSerial memungkinkan komunikasi serial pada beberapa pin digital Uno. ATmega328 juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Perangkat lunak Arduino termasuk perpustakaan Wire digunakan untuk menyederhanakan penggunaan bus I2C. Untuk komunikasi SPI, menggunakan perpustakaan SPI.

Arduino Uno dapat diprogram dengan ATmega328 pada Arduino Uno sudah tersedia preburned dengan bootloade yang memungkinkan Anda untuk meng-upload kode baru tanpa menggunakan programmer hardware eksternal. Hal ini karena komunikasi yang terjadi menggunakan protokol asli STK500. Anda juga dapat melewati (bypass) bootloader dan program microcontroller melalui pin header ICSP (In-Circuit Serial Programming).

Chip ATmega16U2 (atau 8U2 pada board Rev. 1 dan Rev. 2) source code firmware tersedia. ATmega16U2/8U2 dapat dimuat dengan bootloader DFU, yang dapat diaktifkan melalui:


(58)

 Pada papan Revisi 1: Menghubungkan jumper solder di bagian

belakang papan (dekat dengan peta Italia) dan kemudian akan me-reset 8U2.

 Pada papan Revisi 2: Ada resistor yang menghubungkan jalur HWB

8U2/16U2 ke ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.

3.5 Sistem Sensor

3.5.1Proximity Sensor (inductive)

Proximity sensor atau biasa disebut proximity switch adalah sensor yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam atau benda padat lainnya tanpa adanya kontak fisik. Sensorproximitydapat dilihat pada gambar 3.9 .

OMRON Proximity E2b Gambar 3.9proximitysensor

Inductive Proximity berfungsi untuk mendeteksi objek logam. Prinsip kerja dari proximity inductive adalah apabila ada tegangan sumber maka osilator yang ada padaproximityakan membangkitkan medan magnet dengan frekuensi tinggi. Jika sebuah benda logam di dekatkan pada permukaan sensor maka medan magnet akan berubah. Perubahan pada


(59)

osilator ini akan dideteksi sensor sebagai sinyal adanya objek. Contoh InductiveProximityini biasanya digunakan pada metal detector di bandara. Sensor proximity ini akan mendeteksi adanya objek logam walaupun tidak terlihat.

3.5.2Limit Switch

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol dan kasat mata limit switch bisa dilihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Limit switch

Limit switch umumnya digunakan untuk :

 Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau

benda lain.

 Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil.  Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.


(60)

Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar 3.11

Gambar 3.11 Konstruksi Limit Switch

3.6 Motor DC

Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung dan tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.


(61)

Gambar 3.12 Motor DC Komponen Utama Motor DC

Motor DC dapat dilihat seperti pada gambar 3.12 . Sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama :

1. Kutub medan magnet

Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan kumparan motor DC yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.

2. Kumparan motor DC

Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam medan magnet


(62)

yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.

3.CommutatorMotor DC

Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara kumparan motor DC dan sumber daya.

Kelebihan Motor DC

Keuntungan utama motor DC adalah dalam hal pengendalian kecepatan motor DC tersebut, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur :

◾Tegangan kumparan motor DC – meningkatkan tegangan kumparan motor DC akan meningkatkan kecepatan

◾Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.


(63)

Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan kumparan motor DC ditunjukkan dalam persamaan berikut :

Gaya elektromagnetik : E = K Φ N Torque : T = K Φ Ia

Dimana:

E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal kumparan motor DC (volt)

Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)

T = torque electromagnetik Ia = arus kumparan motor DC K = konstanta persamaan 3.7 Inverter

Inverter / variable frequency drive / variable speed drive merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur. Rangkaian Inverter dapat dilihat pada gambar 3.13 .


(64)

Gambar 3.13 Rangkaian Inverter

Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah (converter AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali (rectifier dioda) namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier). Setelah tegangan sudah diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan kualitas tegangan DC dengan menggunakan tandon kapasitor sebagai perata tegangan. Kemudian tegangan DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter dengan teknik PWM (Pulse Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Inverter pada traverser digunakan untuk mengubah tegangan AC dari generator menjadi DC untuk penggerak motor DC 220v.


(65)

61

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang solusi dari permasalahan yang diberikan dalami tugas kerja praktik yaitu tentang instalasi dan cara kerja dari penyambung

trackelectric dan alat pemantau ketepatan rel. Penjelasan instalasi dan cara kerja sebagian dibantu dari desain 3d menggunakan software sketchup3D2016 dan hasil foto dilapangan.

PT.INKA memiliki total 5 buah Traverser, dengan nama sesuai nomer urutnya. Traverser yang dibahas oleh penulis adalah traverser3, dengan menggunakan sumber energi diesel yang dikonversi dengan generator menjadi energi listrik 220v. Traverser3 menghubungkan workshop perakitan gerbong dan workshop pengecatan gerbong. Traverser3 dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Traverser3

4.1 InstalasiDashboarduntuk Operator

Pada ruang operator traverser akan dibuatkan sebuah dashboard, di dalam (Ruang berwarna biru dibawah panel) dashboard tersebut akan diletakan sebuah microcontroller pengendali alat penyambung track dan alat pemantau kelurusan rel. Diatas dashboard tersebut akan tersedia panel tombol untuk


(66)

mengendalikan penyambung track serta lampu (LED) untuk penanda kelurusan rel dan penanda status dari kondisi penyambung

track. Rancangan bentuk dashboard akan terlihat seperti gambar 4.2 .

Gambar 4.2 RancanganDashboard

Rancangan panel dashboard dapat dilihat seperti pada gambar 4.3 .


(67)

Keterangan dari gambar 4.3 adalah sebagai berikut :

1. LED merah, Indikator kondisi belum lurus untuk penyambungtracksebelah kiri

2. LED Kuning, Indikator kondisi warning untuk penyambung

tracksebelah kiri

3. LED Hijau, Indikator kondisi Lurus untuk penyambung track sebelah kiri

4. LED merah, Indikator kondisi belum lurus untuk penyambungtracksebelah kanan

5. LED Kuning, Indikator kondisi warning untuk penyambung

tracksebelah kanan

6. LED Hijau, Indikator kondisi Lurus untuk penyambung

tracksebelah kanan

7. LED Merah , Indikator untuk penyambung track sebelah kiri kondisi naik

8. LED Biru , Indikator untuk penyambung track sebelah kiri kondisi turun

9. LED Merah , Indikator untuk penyambung track sebelah kanan kondisi naik

10.LED Biru , Indikator untuk penyambung track sebelah kanan kondisi turun

11.Saklar Push Button ,pada kondisi normaly open (NO), lampu LED merah nomor 7 hidup dan penyambung track

sebelah kiri dalam kondisi naik. Pada kondisinormaly close

(NC), lampu LED biru nomor 8 akan hidup dan penyambungtracksebelah kiri dalam kondisi turun

12.Saklar Push Button ,pada kondisi normaly open (NO), lampu LED merah nomor 9 hidup dan penyambung track

sebelah kanan dalam kondisi naik. Pada kondisi normaly close (NC), lampu LED biru nomor 10 akan hidup dan penyambungtracksebelah kanan dalam kondisi turun


(68)

4.2 Instalasi Pemantau Ketepatan Rel Pada Traverser

Alat pemantau ketepatan rel berfungsi untuk memudahkan operator traverser untuk mengetauhi sambungan rel yang ada pada traverser sudah lurus dengan rel yang terhubung pada jalur workshop tertentu. Saat ini kondisi pengoperasian traverser di PT.INKA membutuhkan 2 sampai 3 operator, 1 operator pengendali dan 2 operator penyambung track sekaligus pemantau ketepatan kelurusan rel. Posisi operator traverser dan layout pergerakan traverser dapat dilihat pada sketsa seperti gambar 4.4 dan gambar 4.5.

Gambar 4.4 Posisi Operator dan Keterangan

Operator pengendali adalah nomer 1, operator alat penyambungtrackadalah nomer 2 dan 3


(69)

Keterangan warna pada gambar 4.4 ada pada gambar 4.5 .

Oleh karena itu traverser tersebut cukup sulit bila hanya dioperasikan oleh satu orang saja, dikarenakan tempat operator pengendali cukup jauh dan hampir tidak bisa untuk melihat kelurusan rel pada traversernya, dibutuhkan sebuah cara untuk menggantikan tugas 2 operator lainya tersebut, caranya adalah memasang sensor proximity pada traverser di bagian tertentu dan menanamkan logam yang dapat dideteksi oleh sensor tersebut di lintasan traverser.

4.2.1 Penempatan sensorProximitypada Traverser

Prinsip kerja dari proximity inductive adalah apabila ada tegangan sumber maka osilator yang ada pada proximity akan membangkitkan medan magnet dengan frekuensi tinggi. Jika sebuah benda logam di dekatkan pada permukaan sensor maka medan magnet akan berubah. Perubahan pada osilator ini akan dideteksi sensor sebagai sinyal adanya objek. Dimensi sensor beserta keteranganya dapat dilihat pada gambar 4.6 .


(70)

Gambar 4.6 Dimensi Sensor

Rancangan penempatan sensor proximity pada bagian traverser akan diletakan disebuah box, rencana posisi sensor box pada traverser3 dapat dilihat pada gambar 4.7 dan pada kasat mata dekat dapat dilihat pada gambar 4.8 .

Gambar 4.7 Rencana Posisi Sensor box


(71)

Pada traverser akan dipasang dua buah sensor box, satu pemantau ketepatan rel untuk workshop sebelah kanan dan kiri untuk pemantau rel menuju workshop sebelah kiri. Dalam satu buah sensor box terdapat tiga buah sensor proximity, baris pertama terdapat satu buah sensor dan baris berikutnya dua buah. Jarak sensor baris satu dan dua adalah 400mm .Traverser berjalan dua arah , arah maju dan arah mundur. Pada saat traverser berjalan maju sensor pada baris pertama akan menjadi sensor untuk mendeteksi warning dan sensor baris kedua akan menjadi penanda bahwa traverser sudah lurus dengan sambungan rel menuju workshop . Posisi sensor proximity dalam sensor box dijelaskan pada gambar 4.9 .

Gambar 4.9 . Sensor Box (tanda merah adalah sensorproximity)

Pada saat traverser berjalan mundur sensor pada baris kedua akan menjadi pendeteksi warning dan sensor baris pertama akan menjadi penanda bahwa traverser sudah lurus dengan sambungan rel menuju workshop. Arah gerak Traverser dapat dilihat pada gambar 4.10 .


(72)

Gambar 4.10.Arah Gerakan Traverser

4.2.2 Penempatan Logam Pada Lintasan Traverser

Jenis logam yang dapat dideteksi oleh sensor proximity adalah jenis copper, aluminium, brass, stainless steel, dan baja. Dapat dijelaskan pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Jenis Logam yang Dapat Dideteksi oleh Sensor Proximity Logam yang akan ditanam di lintasan traverser adalah logam baja, dari gambar 4.11 diatas kita ketahui bahwa baja memiliki keunggulan dalam kestabilan dan akan memudahkan pendeteksian sensor dibanding dengan jenis logam lainya


(73)

Penanaman logam harus tepat dan presisi agar alat pemantau ketepatan bekerja optimal. Dimensi logam sama dengan dimensi jarak terluar antara sensor baris 1 dan baris 2 yaitu 400mm (dapat dilihat pada gambar 4.9), dengan dimensi sensor box adalah 600mm x 600mm. Pada saat sensor box berada diatas logam, maka saat itulah sambungan rel antara traverser dan workshop harus lurus.

Kondisinya sebagai berikut :

 Kondisi Belum Lurus adalah ketika sensor box belum berada diatas logam.(lihat gambar 4.12).dan sensor mengirimkan data pada microcontroller untuk menyalakan LED merah, memberitahukan bahwa sambungan belum lurus.

 Kondisi warning adalah ketika hanya salah satu baris saja pada sensor box mendeteksi logam dibawahnya.(lihat gambar 4.9.b)

 Kondisi lurus adalah ketika keseluruhan sensor box berada tepat diatas logam yang ditanam pada lintasan traverser (lihat gambar 4.9.c)


(74)

Pada saat kondisi warning, saat itulah operator traverser mulai memperlambat kecepatan dan bersiap untuk berhenti. Kondisi warning adalah seperti gambar 4.13

4.13 Kondisi Sambungan Hampir Lurus

Pada saat kondisi warning, baris sensor yang mendeteksi logam akan mengirimkan data ke microcontroller untuk memberitahukan operator melalui tanda LED kuning pada dashboard yang menyala bahwa kondisi sambungan rel hampir lurus.


(75)

Pada saat kondisi lurus, kedua baris sensor mendeteksi logam yang berada dibawah, dengan kata lain keseluruhan sensor box sudah berada diatas logam yang ditanam. Sensor box yang mendeteksi semua logam yang ada dibawahnya akan mengirimkan data ke microcontroller untuk menyalakan lampu LED hijau, memberitahukan operator bahwa kondisi sambungan rel sudah lurus dan operator akan mengetahui saat itulah waktu yang tepat untuk memberhentikan traverser. Kondisi lurus dapat dilihat pada gambar 4.14 .

Disetiap jalur yang dihubungkan oleh traverser harus ditanam logam seperti cara serupa yang telah dijelaskan. Maka dari itu lintasan traverser3 harus tertanam logam sebanyak jumlah workshop.

,

4.3 Instalasi PenyambungTrack Electric

Penyambung track pada traverser3 pada saat tulisan ini dibuat, masih menggunakan cara manual, yaitu dengan bantuanChain Block yang dioperasikan tersendiri dan terpisah dengan operator penggerak traverser.

Untuk membuat penyambung track bisa dioperasikan secara electric, setiap penyambung track membutuhkan satu buah motor DC bertegangan 220v , dibantu dengan rancangan Gear dan Rantai yang sesuai sebagai pendukung, dan 2 buah limit switch untuk membatasi gerakan penyambungtracktersebut. .

4.3.1 Pemasangan Motor dan Rancangan Pendukung

Rancangan mekanik untuk penyambung track dapat dilihat pada gambar 4.15


(76)

Gambar 4.15 Motor dc 220v (objek merah disertai dudukan motor warna oranye)

Chain Block akan digantikan dengan motor dc 220v dan sebagai penggerak, dibantu oleh mekanika dudukan motor, gear dan rantai(lihat gambar 4.15)

Menggunakan 3 buah gear, 2 gear diantaranya berukuran sama besar yaitu 150mm, dan 1 gear lainya dengan ukuran 100mm. Dua buah rantai disusun seperti gambar 4.16


(77)

Secara teknis, ketika motor berputar searah jarum jam, maka penyambung track akan bergerak naik, dan jika motor berputar berlawanan, maka penyambung track akan bergerak turun. Limit switch akan ditempatkan pada bagian yang sesuai ketika penyambung track dalam kondisi naik sempurna dan turun sempurna untuk membatasi gerak penyambung track tersebut. Kondisi turun dapat dilihat pada gambar 4.17 dan kondisi naik dapat dilihat pada gambar 4.18 .

Gambar 4.17 Kondisi Turun Sempurna

Limit switch pada kondisi turun sempurna akan mengirimkan data pada microcontroller, jika limit switch dalam kondisi normaly open(NO), lampu LED biru (nomor 8 untuk sebelah kiri atau nomor 10 untuk sebelah kanan) akan hidup menandakan ke operator bahwa penyambung track sudah dalam kondisi turun. Jika limit switch


(78)

Gambar 4.18 Kondisi Naik Sempurna

Limit switch pada kondisi naik sempurna akan mengirimkan data pada microcontroller, jika limit switch dalam kondisi normaly open (NO), lampu LED merah (nomor 7 untuk sebelah kiri atau nomor 9 untuk sebelah kanan) akan hidup menandakan ke operator bahwa penyambungtracksudah dalam kondisi naik. Jikalimit switch


(79)

75

PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh selama melakukan kerja praktIk di lingkungan PT INKA (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Alat yang dibuat oleh penulis sudah dapat dikendalikan lebih mudah dan hanya membutuhkan 1 operator saja.

2. Saat ini , alat yang dbuat penulis sudah dapat memudahkan operator dalam memindahkan dan menyembrangkan material dari satu tempat ke tempat lain.

3. Kemudahan operator dibantu karena adanya sensor yang terpasang di Alat yang penulis buat, kemudian data sensor ditampilkan pada dashboard, sehingga operator mengetahui posisi alat yang dikendalikan sudah tepat dan lurus.

4. Pengendalian penyambung track sudah dibuatkan dalam bentuk tombolelectricyang ada di dalam dashboard.

5.2 Saran

1. Alat ini masih bisa dikembangkan pada bagian pengendalian secara lebih efisien yang membuat kinerja operator lebih ringan, dengan menggunakan microcontroller terbaru dengan spesifikasi yang lebih tinggi serta sensor yang lebih baru (update) .


(80)

2. Pembuatan penyambung track electric dapat dibuatkan sebuah aplikasi baru yang bertujuan untuk memantau pada saat alat ini sedang digunakan, serta menambah keamanan operator yang sedang bekerja dan pekerja lain di sekitarnya yang bersifat darurat.


(81)

77

I Putu Geovani Eliezer (2013).Mengenal Proximity SensorURL :

http://www.geyosoft.com/2013/mengenal-sensor-proximity(Diakses Tanggal 25 Januari 2016).

Sofiani Putri (2015).Proximity SensorURL :

http://sofianiputri.blogspot.co.id/2015/03/proximity-sensor.html (Diakses Tanggal 25 Januari 2016).

Sus Wanto (2015).Sensor Jarak URL :

http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2012/09/proximity-switch-sensor-jarak.html. (Diakses tanggal 25 Januari 2016).

Arduino (2012).Arduino Uno & Genuino Uno URL : https://www.arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno

(Diakses tanggal 25 Januari 2016).

OMRON(2013). E2b. URL :

https://www.ia.omron.com/products/family/3203/ (Diakses tanggal 25 Januari 2016).

Elektronika Dasar (2013).Inverter DC ke AC URL : http://elektronika-dasar.web.id/inverter-dc-ke-ac/ (Diakses tanggal 27 Januari 2016).

Elektronika Dasar (2013). Limit Switch dan Saklar Push ON URL : http://elektronika-dasar.web.id/limit-switch-dan-saklar-push-on/ (Diakses tanggal 27 Januari 2016 )


(1)

72

Gambar 4.15 Motor dc 220v (objek merah disertai dudukan motor warna oranye)

Chain Block akan digantikan dengan motor dc 220v dan sebagai penggerak, dibantu oleh mekanika dudukan motor, gear dan rantai(lihat gambar 4.15)

Menggunakan 3 buah gear, 2 gear diantaranya berukuran sama besar yaitu 150mm, dan 1 gear lainya dengan ukuran 100mm. Dua buah rantai disusun seperti gambar 4.16


(2)

73

Secara teknis, ketika motor berputar searah jarum jam, maka penyambung track akan bergerak naik, dan jika motor berputar berlawanan, maka penyambung track akan bergerak turun. Limit switch akan ditempatkan pada bagian yang sesuai ketika penyambung track dalam kondisi naik sempurna dan turun sempurna untuk membatasi gerak penyambung track tersebut. Kondisi turun dapat dilihat pada gambar 4.17 dan kondisi naik dapat dilihat pada gambar 4.18 .

Gambar 4.17 Kondisi Turun Sempurna

Limit switch pada kondisi turun sempurna akan mengirimkan data pada microcontroller, jika limit switch dalam kondisi normaly open(NO), lampu LED biru (nomor 8 untuk sebelah kiri atau nomor 10 untuk sebelah kanan) akan hidup menandakan ke operator bahwa penyambung track sudah dalam kondisi turun. Jika limit switch dalam kondisinormaly close(NC) lambu LED biru akan mati.


(3)

74

Gambar 4.18 Kondisi Naik Sempurna

Limit switch pada kondisi naik sempurna akan mengirimkan data pada microcontroller, jika limit switch dalam kondisi normaly open (NO), lampu LED merah (nomor 7 untuk sebelah kiri atau nomor 9 untuk sebelah kanan) akan hidup menandakan ke operator bahwa penyambungtracksudah dalam kondisi naik. Jikalimit switch dalam kondisinormaly close(NC) lambu LED merah akan mati.


(4)

75

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh selama melakukan kerja praktIk di lingkungan PT INKA (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Alat yang dibuat oleh penulis sudah dapat dikendalikan lebih mudah dan hanya membutuhkan 1 operator saja.

2. Saat ini , alat yang dbuat penulis sudah dapat memudahkan operator dalam memindahkan dan menyembrangkan material dari satu tempat ke tempat lain.

3. Kemudahan operator dibantu karena adanya sensor yang terpasang di Alat yang penulis buat, kemudian data sensor ditampilkan pada dashboard, sehingga operator mengetahui posisi alat yang dikendalikan sudah tepat dan lurus.

4. Pengendalian penyambung track sudah dibuatkan dalam bentuk tombolelectricyang ada di dalam dashboard.

5.2 Saran

1. Alat ini masih bisa dikembangkan pada bagian pengendalian secara lebih efisien yang membuat kinerja operator lebih ringan, dengan menggunakan microcontroller terbaru dengan spesifikasi yang lebih tinggi serta sensor yang lebih baru (update) .


(5)

76

2. Pembuatan penyambung track electric dapat dibuatkan sebuah aplikasi baru yang bertujuan untuk memantau pada saat alat ini sedang digunakan, serta menambah keamanan operator yang sedang bekerja dan pekerja lain di sekitarnya yang bersifat darurat.


(6)

77

DAFTAR PUSTAKA

I Putu Geovani Eliezer (2013).Mengenal Proximity SensorURL :

http://www.geyosoft.com/2013/mengenal-sensor-proximity(Diakses Tanggal 25 Januari 2016).

Sofiani Putri (2015).Proximity SensorURL :

http://sofianiputri.blogspot.co.id/2015/03/proximity-sensor.html (Diakses Tanggal 25 Januari 2016).

Sus Wanto (2015).Sensor Jarak URL :

http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2012/09/proximity-switch-sensor-jarak.html. (Diakses tanggal 25 Januari 2016).

Arduino (2012).Arduino Uno & Genuino Uno URL : https://www.arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno

(Diakses tanggal 25 Januari 2016).

OMRON(2013). E2b. URL :

https://www.ia.omron.com/products/family/3203/ (Diakses tanggal 25 Januari 2016).

Elektronika Dasar (2013).Inverter DC ke AC URL : http://elektronika-dasar.web.id/inverter-dc-ke-ac/ (Diakses tanggal 27 Januari 2016).

Elektronika Dasar (2013). Limit Switch dan Saklar Push ON URL : http://elektronika-dasar.web.id/limit-switch-dan-saklar-push-on/ (Diakses tanggal 27 Januari 2016 )