Terapi obat-obatan :
• Awalnya pengobatan jangka panjang 1,5-2 tahun,
suntikan streptomysin INH dan etambutol
• Saat ini : pengobatan jangka pendek 6 bulan, dengan penggunaan OAT mengandung rifamfisin, pirazinamid,
sebagai panduan terapi awal : INH
• Efektivitas tergantung pada panduan obat, jalan obat
dan lamanya
• Kriteria keberhasilan pengobatan : konversi BTA -
setelah 2 bulan pengobatan. Tabel obat TB paru
Nama obat Dosis obat perhari Dosis maksimal perhari
Rifamfisin 10-20 mgkg BB
450 mg INH isoniazid
10 mgkg BB 300 mg
Pirazinamide 30-35 mgkg BB
1500 mg Streptomisin
20-30 mgkg BB 750 mg
Etambutol 15-20 mgkg BB
800 mg
3. Strategi DOTS
Merupakan strategi penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit melalui pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung. DOTS
adalah tempat untuk konsultasi pasien TB. Penanggulangan Tuberkulosis merupakan program nasional yang harus dilaksanakan di seluruh Unit
Pelayanan Kesehatan termasuk Rumah Sakit. Khusus bagi pelayanan pasien tuberkulosis di Rumah Sakit dilakukan dengan strategi DOTS. Hal
ini memerlukan pengelolaan yang lebih spesifik, karena dibutuhkan kedisplinan dalam penerapan semua standar prosedur operasional yang
ditetapkan, disamping itu perlu adanya koordinasi antar unit pelayanan
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk jejaring serta penerapan standar diagnosa dan terapi yang benar, dan dukungan yang kuat dari jajaran direksi rumah sakit berupa
komitmen dalam pengelolaan penanggulangan TB. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada
pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan
dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
Upaya penanggulangan TB dimulai pada awal tahun 1990-an WHO dan IUALTD International Union Against Tb and Lung Diseases
telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS, dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang
secara ekonomis paling efektif
cost efective. WHO telah
merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi dalam penanggulangan TB sejak tahun 1995. Bank dunia menyatakan strategi DOTS sebagai
salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif. Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi efisiensi dan
efektifitasnya. Satu studi cost benefit yang dilakukan oleh WHO di indonesia menggambarkan bahwa dengan menggunakan strategi DOTS,
setiap dolar yang digunakan untuk membiayai program penanggulangan TB akan menghemat sebesar US 55 selama 20 tahun. Strategi DOTS
terdiri atas 5 komponen, yaitu: 1.
Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang dengan keterlibatan pimpinan wilayah, TB akan menjadi salah satu prioritas
utama dalam program kesehatan 2.
Mikroskop Mikroskop merupakan komponen utama untuk mendiagnosa penyakit
TB melalui pemeriksaan dahak langsung pada penderita tersangka TB
Universitas Sumatera Utara
3. Pengawas Minum Obat PMO
PMO ini yang akan ikut mengawasi penderita minum obatnya. Keberadaan PMO ini untuk memastikan bahwa penderita betul minum
obatnya dan bisa diharapkan akan sembuh pada masa akhir pengobatannya. PMO haruslah dikenal dan dipercaya oleh penderita
maupun oleh petugas kesehatan. Mereka bisa petugas kesehatan sendiri, keluarra, tokoh masyarakat maupun agama.
4. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini merupakan bagian dari sistem survailans penyakit TB. Dengan rekam medik yang dicatat dengan baik dan
benar akan bisa dipantau kemajuan pengobatan penderita, pemeriksaan follow up, sehingga akhirnya penderita dinyatakan
sembuh atau selesai pengobatannya. 5.
Panduan OAT jangka pendek Panduan OAT jangka pendek yang benar, termasuk dosis dan jangka
waktu pengobatan yang tepat sangat penting dalam keberhasilan pengobatan penderita.
Universitas Sumatera Utara
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian