Morfologi Rangkuman Materi Biologi - Organ Tumbuhan lengkap dengan Gambar

 Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan. 266 Hal. Edisi ke-14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.  Willmer, C.M. 1983. Stomata. New York: Longman Inc.  Wilson, C.L. and W.E. Loomis. 1966. Botany. 3rd edition. New York: Holt, Rinehart and Winston. MODUL 2: Morfologi Akar dan Batang Kegiatan Belajar 1: Morfologi dan Anatomi Batang Rangkuman Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh ke atas. Fungsi batang, antara lain membentuk daun, mengantarkannya ke arah matahari, mengangkut air dan garam-garam yang terlarut menuju ke daun dan mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke akar, serta dapat berfungsi menyimpan makanan cadangan. Batang terdiri dari ruas dan buku-buku. Pada buku-buku tersebut terdapat daun. Pada ketiak daun terdapat tunas samping yang dapat tumbuh menjadi cabang vegetatif atau cabang reproduktif. Anatomi batang dikotil dan Gymnospermae memperlihatkan dari luar terdiri dari epidermis, korteks, dan silinder pusat. Ikatan pembuluh pada batang dikotil tersusun secara melingkar teratur, sedangkan pada tumbuhan monokotil ikatan pembuluhnya tersebar sehingga jaringan dasarnya tidak dibedakan ke dalam korteks dan empulur. Bentuk batang beraneka ragam. Penampang batang berbentuk bulat, persegi atau pipih. Batang dapat tumbuh tak terbatas karena ada meristem apikal. Arah tumbuh batang dapat lurus ke atas, menggantung, berbaring, menjalar, serong ke atas, memanjat, dan membelit. Percabangan pada batang dapat monopodial, simpodial atau dikotom. Cabang tersebut dapat tumbuh tegak, condong ke atas, mendatar, terkulai atau menggantung. Kegiatan Belajar

2: Morfologi

dan Anatomi Akar Rangkuman Akar merupakan organ tumbuhan yang tumbuh ke dalam tanah. Ada empat fungsi akar, yaitu a mengabsorpsi air dan garam yang terlarut, b mengantarkan air dan garam tersebut. ke batang, c sebagai jangkar dan penopang tajuk, dan d menyimpan cadangan makanan. Jaringan akar muda dari luar ke dalam terdiri dari epidermis, korteks, dan silinder pusat. Akar dapat dibedakan ke dalam bagian leher pangkal akar, akar primer, akar cabang akar, rambut akar, ujung akar dan tudung akar. Kita mengenal 2 sistem perakaran, yaitu sistem perakaran serabut yang terdapat pada tumbuhan monokotil, dan sistem perakaran tunggang yang terdapat pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Daftar Pustaka  Padua, L.S. de, N. Bunyapraphatsara, and R.H.M.J. Lemmerns Editors. 1999. Plant Resources of South-East Asia. Prosea, Bogor - Indonesia.  Easu, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. 2nd Edition. New York: John Wiley and Sons.  Fahn, A. 1990. Plant Anatomi. 4th Ed. London: Butterwort-Heinemann Ltd.  Raven, P.H., R.F. Evert, and S.E. Eichhorn. 1991. Biology of Plants. New York: Wort Publisher.  Sudarnadi, H. 1996. Tumbuhan Monokotil. 133 Hal. Jakarta: Penebar Swadaya.  Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan. 266 hal. Edisi ke-14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.  Wilson, C.L. and W.E. Loomis. 1966. Botany. 3rd Ed. New York: Holt, Rinehart and Winston. MODUL 3: Modifikasi Batang, Daun, dan Akar Kegiatan Belajar 1: Modifikasi Kuncup dan Batang Rangkuman Modifikasi bagian tumbuhan berkaitan erat dengan mekanisme agar tumbuhan tersebut dapat mempertahankan kehidupannya. Bunga dapat dianggap sebagai modifikasi batang dan sekumpulan daun yang telah mengalami metamorfosis sebagai alat untuk reproduksi. Beberapa bagian tumbuhan mengalami modifikasi untuk reproduksi vegetatif secara alami membentuk kuncup liar, rizoma, stolon, tuber umbi batang, umbi lapis, kormus, dan anakan. Kegiatan Belajar 2: Modifikasi Akar, Daun, dan Alat Tambahan Rangkuman Daun dapat mengalami modifikasi membentuk piala, gelembung atau penangkap serangga lainnya yang berfungsi dalam absorbsi air dan nutrisi tambahan. Selain itu dapat membentuk duri untuk pertahanan diri atau sulur sebagai alat panjat. Kokot merupakan sulur yang keras, seperti duri. Akar juga dapat mengalami modifikasi membentuk akar napas atau akar lutut untuk mencukupi kebutuhan O2 akibat tempat tumbuhnya sering tergenang.daerah mangrove. Alat tambahan berupa trikoma atau emergensia merupakan modifikasi epidermis dan jaringan di bawahnya. Duri trikoma letaknya tersebar tidak teratur dan mudah dilepas. Daftar Pustaka  Fahn, A. 1990. Plant Anatomi. 4th Ed. London, San Francisco: W.H. Freeman and Company, Butterwort-Heinemann Ltd.  Padua, L.S. de, N. Bunyapraphatsara dan R.H.M.J. Lemmerns Editors. 1999. Plant Resources of South-East Asia. Prosea Bogor, Indonesia.  Raven, P.H., R.F. Evert and S.E. Eichhorn. 1991. Biology of Plants. New York: Wort Publisher.  Stern, K.R. 2000. Introduction to Plant Biology. 8th Ed. New York: McGraw Hill.  Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan. 266 hal. Edisi ke-14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.  Wilson, C.L. dan W.E. Loomis. 1966. Botany. 3rd Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston. MODUL 4: Morfologi Bunga Kegiatan Belajar 1: Bagian dan Macam Bunga Rangkuman Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga. Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga pedicel, dasar bunga receptacle, kelopak calyx, mahkota corolla, benang sari stamen, dan putik pistil. Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga peduncle, daun pelindung bract, daun tangkai bracteola, tangkai daun dan bunga. Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas adalah monochasium yang terdiri atas monochasium tunggal, sekrup, dan bercabang seling; dichasium yang terdiri atas dichasium tunggal dan dichasium majemuk; pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit. Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk dengan ibu tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai bercabang. Contoh yang pertama adalah bunga bulir, tongkol, untai, tandan, cawan, payung, bongkol, dan bunga periuk. Contoh yang kedua adalah bunga malai, thyrse, malai rata, bulir majemuk, tongkol majemuk dan payung majemuk Tipe lain bunga majemuk adalah bunga karangan semu, cyathium, berkas, tukal, dan lembing. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, bunga dibedakan menjadi bunga lengkap, bunga tidak lengkap, bunga sempurna biseksualhermaprodit dan bunga tidak sempurna uniseksual. Bunga uniseksual terdiri atas bunga jantan dan bunga betina. Berdasarkan pada kelamin bunga yang terdapat dalam suatu tumbuhan maka tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan berumah satu monoecious, tumbuhan berumah dua diecious dan polygamous. Kegiatan Belajar 2: Jumlah dan Tata Letak Bunga Rangkuman Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbunga tunggal planta uniflora dan tumbuhan berbunga banyak planta multiflora. Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang; dan bunga aksiler apabila bunga terletak di ketiak daun. Bagian bunga seperti daun kelopak dan daun mahkota berada pada susunan tertentu ketika masih kuncup. Hal ini disebut estivasi, contohnya estivasi valvate, valvate induplicate, valvate reduplicate, imbricate, ascending imbricate, descending imbricate, convolute, plicate, open dan quincuncial. Bagian bunga lainnya, seperti dasar bunga dapat mengalami peninggian. Beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan peninggian dasar bunga, misalnya anthofor, androfor, ginofor, androginofor dan discus. Bentuk dasar bunga yang biasa dijumpai adalah bentuk rata, kerucut, cawan, dan mangkuk. Untuk memberikan gambaran tentang bunga dapat digunakan diagram bunga dan rumus bunga. Diagram bunga merupakan gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Rumus bunga merupakan gambaran mengenai berbagai sifat bunga dan bagian-bagiannya yang dinyatakan dengan huruf, angka, serta lambang-lambang tertentu. Daftar Pustaka  Benson, L. 1957. Plant Classification. Boston: D.C. Heatht and Company.  Dod, B. ed. 1979. Flowering Plants of the World. Oxford: Oxford University Press.  Keng, H. 1978. Orders and Families of Malayan Seed Plants. Singapore. Singapore University Press.  Lawrence, G.H.M. 1951. Taxonomy of Vascular Plants. New York. The Macmillan Company.  Soerjani, M., Kostermans, A.J.G.H., and Tjitrosoepomo, G. 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.  Shukla, P and Misra, S.P. 1979. An introduction to Taxonomy of Angiospermae. New Delhi: Vikas Publishing House PVT LTD.  Stace, C.A. 1980. Plant Taxonomy and Biosystematics. London: Edward Arnold Ltd.  Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. MODUL 5: Morfologi Buah Kegiatan