HASI L HASI L DAN PEM BAHASAN

D enpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 667 Gambar 1. Beberapa bentuk sarang dan lubang masuk koloni-koloni lebah Trigona. a, b, d, e Trigona fuscobalteata; c,f Trigona laeviceps. Struktur morfologi lebah yang ditemukan dan digunakan sebagai karakter penentu spesies dapat dilihat pada Gambar 2. Karakter morfologi dari Trigona laeviceps sebagai berikut. Lebah jantan dan betina berwarna hitam, ukuran tubuh ±5 mm, Sayap depan dan belakang transparan, dengan venasi costa dan radius berwarna gelap, subcosta 1 lebih tebal, venasi media-cubitus terputus Gambar 2b. Tungkai belakang lebah betina lebih besar dan panjang, tibia melebar, rostellum lebat dan bercabang, tungkai belakang lebah jantan lebih kecil, tibia membulat, rostellum tidak bercabang Gambar 2d. Pada lebah jantan sternum ke-6 medio antecosta dan medioapical berbentuk kurva Gambar 2e, sternum ke-7 berbentuk segitiga dengan celah memanjang dan sternum ke-8 menjadi organ genitalia jantan dengan struktur gonotylus dan subapical dilation yang spesi  k membentuk volsella dan sagitta Gambar 2f. Spesies ini diperkirakan mempunyai sel anakan 650 – 3000 dengan jumlah lebah dewasa antara 487 – 1150 Chinh et al ., 2005. Spesies lain yang ditemukan adalah Trigona fuscobalteata Cameron dengan ciri lubang masuk sarang seperti pada Gambar 1 a,b,d,e. Karakteristik dari lebah spesies ini adalah dengan ukuran tubuh ±4 mm, berwarna hitam dengan bagian kepala bercorak putih di bagian tengah. Antena berjumlah sepasang terdiri dari beberapa bagian yaitu antenifer, socket, scape, pedicel dan  agellum. Antena berbentuk seperti siku- siku Geniculate. Socket dan Antenifer terletak pada pangkal antena. Venasi sayap dengan cubitus yang melengkung. Sarang memiliki volume berkisar antara 0,7 – 3 l dimana koloni dapat nertahan hidup lebih dari 1 tahun Starr and Sakagami, 1987.                668 | D enpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 Gambar 2. Bentuk-bentuk morfologi individu lebah yang terdapat pada sarang B7: a individu lebah, b bentuk venasai sayap, c bentuk dan segmentasi antena, d bentuk dan sex comb pada tungkai belakang, dan e-f bentuk genetalia jantan.

3.2. PEM BAHASAN

Perbedaan pintu masuk sarang T. laeviceps dan T. fuscobalteata sangatlah spesi  k, dimana T.laeviceps memiliki pintu masuk yang datar dan dikelilingi oleh bahan lengket berwarna hitam, sedangkan T. fuscobalteata membuat pintu masuk yang khas berbentuk corong dengan ujung yang berlekuk. Perbedaan bentuk sarang sebagai karakter penentu spesies juga ditemukan pada beberapa spesies Trigona yang hidup pada daerah dengan empat musim Dollin et al., 1997; Franck et al, 2004. Hal ini dapat terlihat jelas dari tiga spesies Trigona yang hidup di Australia yaitu Trigona carbonaria Smith, T. hockingsi Cockerell, dan T. mellipes Friese Dollin et al., 1997; Franck et al., 2004. Spesies lebah yang ditemukan di wilayah Asia Tenggara dan Sumatra memiliki struktur sarang yang berbeda dari masing-masing spesies yang ditemukan Sakagami et al., 1983; 1985. Walaupun struktur sarang telah banyak dipergunakan untuk membedakan lebah ini dalam sistem klasi  kasi, namun perlu dicatat bahwa perbedaan struktur sarang dapat dipengaruhi oleh habitat dimana lebah itu hidup. Sebagai contoh bentuk atau struktur sarang T. hockingsi yang terbuka mungkin dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang panas, sedangkan T. carbonaria berasosiasi dengan lingkungan yang dingin atau dapat karena sempitnya sarang sehingga struktur sarangnya lebih tertutp Franck et al, 2004. Lebih jauh, Franck et al. 2004 juga menyebutkan bahwa pintu keluar masuknya lebah mungkin juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan intensitas paparan tehadap angin. Walaupun jumlah koloni dapat dipengaruhi oleh musim dan besar kecilnya sarang, akan tetapi dengan diketahuinya spesies dengan jumlah koloni yang besar maka diharapkan dapat menghasilkan prouduk yang lebih banyak pula. Kedua spesies Trigona ini T. laeviceps dan T. fuscobalteata adalah spesies lebah yang berpotensi untuk dibudidayakan oleh karena setiap koloninya memiliki jumlah individu yang besar ribuan dan dengan pertahanan hidup koloni yang lama lebih dari 1 tahun, sehingga dapat mengkoleksi lebih banyak sumber makanan, demikian juga dengan produksi madu dan produk lainnya yang dihasilkan. Struktur sarang serta habitat dari lebah Trigona dapat berpengaruh terhadap produk, seperti madu yang dihasilkan serta kualitasnya Roubik, 2006; Roubik and Patino, 2009. Perbedaan keadaan habitat, misalnya ketinggian tempat, dari daerah ini terhadap lebah Trigona yang ditemukan di Bali dapat pula berpengaruh terhadap hasil produksi, selain karena perbedaan dari spesies yang ditemukan. Pembuatan sarang baru sebagai tempat berkembangbiaknya koloni adalah salah satu alternatif untuk budidaya lebah ini sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih baik. Seperti yang telah dilakukan oleh Halcroft et al. 2013, yang menemukan bahwa sarang berbentuk kotak yang digunakan untuk beternak lebah Trigona carbonaria dapat menghasilkan madu dengan kualitas yang lebih banyak dan lebih baik.         D enpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 669 Hasil dari penelitian ini hanyalah meliputi sebagian kecil dari wilayah Bali, sehingga penelitian lanjutan tentang penyebaran dan jenis spesies Trigona yang ada di Bali sebagai salah satu plasma nutfah yang masih terpendam perlu untuk dilakukan. Seperti spesies-spesies baru dari lebah Trigona ini masih terus ditemukan di tempat lain Rathor et al ., 2013; Klakasikorn, et al ., 2005. Dengan kemajuan teknologi molekuler seperti analisa DNA lebah Green, et al., 2001; Cameron et al., 2004 sangat perlu dilakukan untuk lebih memastikan perbedaan spesies yang ada sehingga kesamaan penamaan spesies akibat dari pasrimonious penamaan bisa dihindari.

4. KESI M PULAN

Dua spesies lebah Trigona ditemukan dari 28 koloni yang dikoleksi dari 4 KabupatenKota di Bali yang tersetak dibagian selatan Pulau ini yaitu T. laeviceps dan T. fuscobalteata. Identi  kasi dilakukan dengan mengamati bentuk pintu masuk sarang dan morfologi tubuh individu lebahnya. Besarnya jumlah koloni, sehingga berpengaruh terhadap koleksi sumber makannannya, maka lebah ini berpotensi untuk dibudidayakan. UCAPAN TERI M AKASI H Ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung penulisan makalah. DAFTAR PUSTAKA Brown, J. H. and Gibson, A. C. 1983 Biogeography. The CV Mosby Company. Cameron, E.C., Franck, P., and Oldroyd, B. P. 2004 Genetic structure of nest aggregations and drone congregation of the southeast Asian stingless bee Trigona collina. Ecology, 13, pp: 2357-2364. Chinh, T. X., Sommeijer, M. J., Boot, W. J., and Michener, C. D. 2005 Nest and colony characteristics of three stingless bee spesies in Vietnam with the  rst description of the nest of Lisotrigona carpentri Hymenoptera: Apidae: Meliponini. J. Kansas Enotmol. Soc., 784, pp: 363-372 Davis, C. 2005 The use of Australian honey in moist wound management. A reopt for The Rural Industries Research and Development Corporation . Queensland, Australia. Danaraddi, C. S., Viraktamath, S., Basavanagoud, K., and Bhat, A. R. S. 2009 Nesting habits and nest structure of stingless bee, Trigona iridipennis Smith at Dharwad, Karnataka. Karnataka J. Agric. Sci ., 222, pp: 310-313. Darwin, C. 1958 The Origin of Species. JM Dent Sons Ltd, London, pp. 457-621. Dollin, A. E., Dollin, L. J., and Sakagami, S. F. 1997 Australian stingless bees of the genus Trigona Hymenoptera: Apidae. Invertebrate Taxonomy, 11, pp: 861-896 Franck, P., Cameron, E., Good, G., X Rasplus, Y., and Oldroyd, B. P. 2004 Nest Architecture and Genetic Differentiation In a Species Complex of Australian Stingless Bees. Molecular Ecology, 13, pp: 2317–2331. Green, C. L. , Franck, P., and Oldroyd, B. P. 2001 Characterization of microsatellite loci for Trigona carbonaria , a stingless bee endemic to Australia. Molecular Ecology Notes, 1, pp: 89-92. Halcroft, M., Spooner-Hart, R., Dollin, A. E., 2013 Australian stingless bee. In Pot Honey: A legacy of Stingless Bees . Springer, New York. DOI 10. 1007978-1-4614-4960-7 Inoue, T., Sakagami, S. F., Salmah, S., and Yamane, S. 1984 The process of colony multiplication in the Sumatran stingless bees Trigona Tetragonula laeviceps. Biotropica ,162, pp: 100 – 111. Klakasikorn, A., Wongsiri, S., Deowanish, S., and Duangphakdee, O. 2005 New record of stingless bees Meliponini: Trigona in Thailand. The Natural History Journal of Chulalongkom University, 51, pp: 1-7.