Profil Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Manistutu - Kecamatan Melaya - Kabupaten Janistutu.

Bab ini akan menjabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan dari keluarga Ibu Ni Luh Sweni. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku peneliti melakukan pendataan dan pendampingan terhadap keluarga miskin dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Bapak Kepala Desa Manistutu Manistutu serta pembagian keluarga dampingan oleh Bapak Kepala Desa Manistutu Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana sebagai tempat penelitian mahasiswa bersangkutan. Berikut terlampir beberapa data terkait keluarga dariIbu Ni Luh Sweni..

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Identitas dari keluarga Almarhum Bapak I Wayan Nela bersama dengan istri dan orang tuanya sebagai objek keluarga dampingan adalah seperti tabel 1.1. Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Wayan Nela Almarhum No . Nama Status Umur Th Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1. I Wayan Nela Almarhum Kawin 59 saat meninggal SD Petani Dahulu Kepala Keluarga 2. Ni Luh Sweni Kawin 65 SD Serabutan Buruh Pemetik cengkeh, Buruh Pengangkut Kelapa, Buruh Mengikat Janur Istri 3. Ni Ketut Reji Kawin 80 Tidak Tamat SD Tidak bekerja hanya dapat mengerjakan pekejaan rumah Orang Tua Almarhum Bapak I Wayan Nela merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam kriteria keluarga Kurang Sejahtera KS dan merupakan penerima bantuan Beras Miskin Raskin dari pemerintah. Almarhum Bapak I Wayan Nela memiliki keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Almarhum Bapak I Wayan Nela sendiri sebagai kepala keluarga, seorang istri, 2 orang anak masing- 2 masing laki-laki dan perempuan yang saat ini telah berkeluarga dan mempunyai kehidupan masing-masing, serta seorang ibu yang sudah tua dan renta. Putri pertama dari pasangan Almarhum Bapak I Wayan Nela dengan Ibu Ni Luh Sweni sudah menikah ke Desa Melaya dan memiliki kehidupannya sendiri begitu pula dengan anak laki-lakinya yang juga telah menikah ke Desa Melaya dan menetap di rumah sang istri, dan Ibu Ni Luh Sweni sendiri sudah memiliki 4 oranng cucu yang semuanya sudah bersekolah. Kepala rumah tangga di keluarga ini yaitu Bapak I Wayan Nela Almarhum yang telah meninggal dunia 3 tahun yang lalu karena sakit dan pada saat itu beliau berusia 59 tahun, kini anggota keluarga yang masih tinggal di rumah ini hanyalah 2 orang yaitu istrinya Ni Luh Sweni beserta Ibunya Ni Ketut Reji. Keluarga dari Bapak Almarhum I Wayan Nela yang saat ini hanya dihuni oleh Ibu Ni Luh Sweni serta Ibunya ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga pra-sejahtera karena dilihat dari segi perekonomian keluarga yang masih “pas-pas’an” untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan tak jarang Ibu Ni Luh Sweni harus berhutang jika ada keperluan mendesak. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari Ibu Ni Luh Sweni dan Mertuanya harus tinggal dalam satu pekarangan rumah yang berukuran kurang lebih 4mx4m. Tanah pekarangan yang ditempati merupakan warisan. Rumah mereka terbuat dari anyaman bambu dengan kualitas yang rendah, lantainya terbuat dari semen dan atapnya dari genteng tanah liat yang sudah mulai using dan dengan kualitas yang rendah, dan terdiri dari sebuah kamar tidur. Sementara untuk dapur berada di luar rumah. Untuk sumber air minum Ibu Ni Luh Sweni mendapatkan sumbangan air dari tetangga-tetangganya yang masih memiliki hubungan keluarga dengan beliau tanpa perlu membayar. Untuk sumber penerangan Ibu Ni Luh Sweni juga mendapatkan sumbangan dari tetangganya dan beliau hanya membayar untuk listrik yang menjadi sumber untuk 1 lampu saja yaitu lampu di tempat masuk rumahnya. Di rumah ini tidak ada kamar mandi, mereka menggunakan lubang tanah sebagai fasilitas tempat buang air besar. 3

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan