Praktek Perbankan Masa Rasulullah

47

BAB II BANK SYARIAH : SEJARAH, KINERJA DAN CETAK BIRU

PENGEMBANGANNYA

A. Praktek PerbankanMasa Rasulullah, Khilafah dan Daulah Islam

Pada mulanya para ahli ekonomi barat dan termasuk sebagian dari kalangan ahli ekonomi yang muslim meyakini bahwa sistem keuangan berbasis bunga adalah salah satu elemen penting untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Karena itu islamisasi ekonomi tanpa bunga dianggap sebagai mission impossible .Keyakinan seperti itu dapat dimaklumi, karena pada ketika itu, belum terdapat contoh terapan working model atau blueprint untuk penerapannya secara praktek. 1

1. Praktek Perbankan Masa Rasulullah

Dalam Khazanah Islam, miniatur praktek bank sudah terjadi, dimana Rasul sendiri sebagai orang yang sangat dipercaya telah bertindak sebagai mu«arib membawa dagangan Siti Khadijah selaku £a¥ibulm±l. Ini terjadi sebelum beliau menikah dengan Siti Khadijah. Setelah beliau menjadi rasul, beliau masih menerima titipan-titipan harta. Terakhir kalinya titipan-titipan itu terpaksa beliau kembalikan kepada pemiliknya melalui ‟Ali bin Abi Thalib, karena mendapat perintah Allah untuk hijrah ke Madinah. Dikalangan sahabat,Zubeir Bin Awwam sekitar 620 H dikenal pula berprofesi sebagai penerima titipan uang dari masyarakat. Jumlahnya pernah mencapai 2.200.000 dirham. 2 Untuk transaksi tukar menukar uang sharf telah pula lazim dikalangan para sahabat. Dalam riwayat Shahih Bukhari dikisahkan bahwa Abu Minhal pernah bertanya kepada Bara‟ Bin ‟Azib tentang hukum pertukaran uang yang dilakukannya secara kontan dan secara bertangguh. Bara‟ Bin ‟Azib adalah 1 M. Fahim Khan, “Islamic Banking as Practised Now in the World” dalam Ziauddin Ahmed , et. al. ed., Money and Banking In Islam, Jeddah: International Center For Research in Islamic Economics King Abdul Aziz University, 1983, h. 259. 2 Sudin Haron, Islamic Banking Rules and Regulations, Selangor: Pelanduk Publications, 1997, h. 1. 48 sahabat yang biasa bertransaksi tukar menukar uang dengan Zaid bin Arqam. Bara‟ Bin ‟Azib merujuk atas kasus yang sama yang pernah ditanyakannya kepada Rasul, dimana Rasul membolehkan tukar menukar uang secara kontan dan tidak membolehkan penukarannya secara bertangguh. Bunyi hadis selengkapnya sebagai berikut. َِِرَ بْخَأ َلاَق ِدَوْسَْْا َنْبا ِِْعَ ي َناَمْثُع ْنَع ٍمِصاَع وُبَأ اََ ثَدَح ٍيِلَع ُنْب وُرْمَع اََ ثَدَح ُتْيَرَ تْشا َلاَقَ ف ٍدَيِب اًدَي ِفْرَصلا ْنَع ِلاَهْ ِمْلا اَبَأ ُتْلَأَس َلاَق ٍمِلْسُم َِِأ ُنْب ُناَمْيَلُس اَنَأ ُتْلَعَ ف َلاَقَ ف ُاَْلَأَسَفٍبِزاَع ُنْب ُءاَرَ بْلا اَنَءاَجَف ًةَئيِسَنَو ٍدَيِب اًدَي اًئْيَش ِِ ٌكيِرَشَو اَنَأ َناَك اَم َلاَقَ ف َكِلَذ ْنَع َمَلَسَو ِْيَلَع َُللا ىَلَص ََِِلا اَْلَأَسَو َمَقْرَأ ُنْب ُدْيَز يِكيِرَشَو ُوُرَ َف ًةَئيِسَن َناَك اَمَو ُوُ ُ َف ٍدَيِب اًدَي 3 Adapun praktek hutang piutang dengan tambahan bunga, yang dinamai Riba Jahiliyah masih ada dilakukan sebahagian sahabat Rasul pada akhir-akhir masa dari misi kenabian. Faktanya adalah bahwa ayat pelarangan riba surah al- Baqarah 278, adalah ayat yang ditujukan kepada pelakunya ‟Abbas bin Abdul Muthalib dan Hamzah yang bertransaksi dengan seseorang dari Bani Mughirah. 4 Demikian pula Khutbah Rasul pada Haji Wa«a’, dimana salah satu dari pesan pentingnya, yaitu pelarangan praktek riba.

2. Praktek Perbankan Masa Khalifah