91 b.
Mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya „agency problem
‟ dalam transaksi seperti tersedianya standardisasi kontrak, analisis atas indeksasi kinerja industri;
c. Peningkatan kompetensi SDI untuk melakukan investasi dengan pola
bagi hasil.
7. Kemampuan Untuk Memenuhi Standar Keuangan Syariah
Internasional
Industri perbankankeuangan syariah secara global telah mencapai volume operasi yang cukup signifikan. Perkembangan secara global
tersebut merupakan suatu peluang yang baik untuk dimanfaatkan melalui proses aliansi strategis dengan lembaga keuangan yang bertaraf
internasional. Untuk mencapai hal tersebut, perbankan syariah nasional harus mampu beroperasi sesuai dengan normastandar keuangan syariah
internasional. Dengan pemenuhan pada standar keuangan syariah internasional, sistem perbankan syariah nasional juga mendapatkan
peluang untuk berpartisipasi dalam Pasar Keuangan Syariah Internasional IIFM yang beroperasi sejak tahun 2003. Selain itu perbankan syariah
Indonesia juga dipersiapkan untuk dapat mengadopsi standar internasional operasi perbankan syariah yang disusun oleh Islamic Financial Services
Board IFSB yang berdiri sejak tahun 2002.
Dalam mencapai 7 tujuh progres sesuai cetak biru pengambangan perbankan syariah, dari penelitian ini didapati 4 empat kendala pada Bank
Syariah, antara lain:
1. Peran Dewan Pengawas Syariah yang belum optimal.
Dewan Pengawas Syariah DPS memiliki peran yang sangat strategis untuk menjamin terlaksananya prinsip syariah dengan
semestinya. Agar DPS dapat menjalankan perannya ini dengan optimal, maka diperlukan pengaturan-pengaturan yang lebih mengikat agar DPS
meningkatkan keterlibatannya dalam mengawal terlaksananya prinsip
92 syariah, antara lain diperlukan perangkat organisasi dewan pengawas
syariah yang memungkinkan untuk melakukan pengawasan secara day to day dan mengakses ke seluruh kantor Bank Syariah, misalnya dengan
perluasan fungsi internal auditor yang melakukan pengawasan syariah disamping pengawasan operasional.
Selain mendorong kepada peningkatan keterlibatan Dewan Pengawas Syariah, diperlukan pula dukungan sarana dan prasarana bagi
DPS untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik, misalnya penyiapan sarana dan prasarana kerja yang memadai, terdapatnya
ruangan, peralatan kantor, staf administrasi, penyiapan kendaraan dalam rangka kunjungan-kunjungan kerja dan sejenisnya.
Peran DPS yang tidak optimal ini boleh jadi disebabkan penghargaan terhadap DPS yang masih sangat senjang apabila
dibandingkan dengan penghargaan terhadap komisaris padahal DPS dengan komisarismemiliki hirarki yang sama di dalam organ perseroan
terbatas.
2. Bank Syariah Lebih cenderung membiayai sektor konsumtif daripada