commit to user
B. Data Pengetahuan Responden Tentang Menstruasi
Tabel 4.Hasil Perhitungan
Berdasarkan Nilai Pratest dan Posttest
Pengetahua n
Responden Hasil Pratest dan Posttest
Pratest Posttest
f f
Baik Cukup
Kurang Jumlah
3 21
7 31
9,68 67,74
22,58 100
27 3
1 31
87,09 9,68
3,23 100
Dari data tabel 1 menunjukkan bahwa hasil pratest
dan posttest dengan frekuensi jumlah responden 31 siswi, saat
pratest
responden terbanyak memiliki pengetahuan cukup
sebanyak 21 orang 67,74 dan paling sedikit memiliki
pengetahuan baik sebanyak 3 orang 9,68. Sedangkan saat
posttest
responden terbanyak memiliki pengetahuan baik
sebanyak 27 orang 87,09 dan paling sedikit memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 1 orang 3,23.
Tabel 5. Rata – Rata Hasil Pratest
dan Posttest Pengetahuan tentang Menstruasi
Kategori N
Mean Standard
Deviation Pratest
31 62,32
8,043 Posttest
31 84,26
9,055
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan rata – rata hasil
pratest adalah 62,32 sementara rata – rata hasil posttest adalah
84,26.
C.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada
Remaja Putri
Tabel 6. Hasil Uji Wilcoxon Pratest dan Posttest
tentang Menstruasi
Kelompok Data
N Median
Minimun – Maksimum
p
Pratest 31
63,00 53- 80
0.000 Posttest
31 86,00 53-
96
Berdasarkan hasil analisis
dengan uji wilcoxon didapatkan nilai minimum dan maksimum
dari nilai pratest yaitu 53-80 dan nilai posttest yaitu 53-96 dengan
nilai signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena p 0.05 maka
terdapat pengaruh yang bermakna terhadap pengetahuan antara
sebelum pendidikan kesehatan dengan setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
PEMBAHASAN A.
Karakteristik Responden
1. Usia Responden Berdasarkan tabel.
1 menunjukkan jumlah responden
berdasarkan umur, jumlah
responden terbanyak berumur 10 tahun yaitu sejumlah 14 orang
45,20 dan responden paling
commit to user sedikit berumur 13 tahun yaitu
sejumlah 1 orang 3,20. Berdasarkan pendapat Kusmiran
2011, bahwa umur 10-13 tahun termasuk dalam masa remaja
awal dengan perkembangan intelektual yang sangat intensif
sehingga minat dan keingintahuan tentang nilai dan
hal-hal baru sangat besar. Pada umur 10-13 tahun dimana
remaja putri mulai mengalami menarche sangat membutuhkan
informasi tentang menstruasi, hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Proverawati dan Misaroh 2009, bahwa
pengetahuan tentang menstruasi sangat penting bagi remaja putri
dengan melihat fenomena sekarang dimana usia menstruasi
pertama kali menarche cenderung bertambah muda
yaitu usia 10-16 tahun, jika dibandingkan dengan kondisi 50
tahun lalu yang rata-rata terjadi pada usia antara 15-19 tahun.
2. Status Pemberian Pendidikan Kesehatan Sebelumnya
Berdasarkan tabel. 2
menunjukkan responden bahwa sebanyak 31 orang 100
belum pernah mendapat
pendidikan kesehatan tentang menstruasi sebelumnya dari
tenaga kesehatan. Berdasarkan data tersebut maka perlu adanya
kegiatan pendidikan kesehatan bagi para siswi hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo 2007, pendidikan kesehatan
pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok
atau individu, dengan harapan bahwa adanya pesan tersebut
masyarakat atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik.
3. Akses Informasi Berdasarkan
tabel. 3
menunjukkan responden penelitian rata – rata mendapat
informasi pertama tentang menstruasi dari orang tua
sebanyak 19 orang 61,30. Berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Budiman dan Riyanto 2013, informasi yang
diperoleh biasanya berasal dari lingkungan yaitu segala sesuatu
yang ada disekitar individu baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial contohnya orang tua. Orang tua akan berpengaruh
terhadap proses masuknya informasi kedalam individu.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan.
commit to user
B.Pengetahuan Responden Tentang Menstruasi Sebelum
Pendidikan Kesehatan
Pada tabel. 4 menunjukkan bahwa hasil pratest dari 31 siswi
yang memiliki pengetahuan baik yaitu 3 orang 9,68, sedangkan
siswi yang memiliki pengetahuan cukup terdapat 21 orang
67,74, sementara itu untuk pengetahuan kurang yaitu 7 orang
22,58.
Hasil pratest tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan responden tentang menstruasi yang terbanyak dalam
kategori cukup, setelah itu kategori selanjutnya responden
memiliki pengetahuan kurang terutama dalam pernyataan
tentang kelainan menstruasi. Hal tersebut dikarenakan informasi
yang mereka peroleh mengenai menstruasi masih sangat terbatas
dan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan dari tenaga
kesehatan dimana sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Budiman dan Riyanto 2013, bahwa pengetahuan dapat
dipengaruhi oleh informasi yang diterima, apabila informasi yang
diterima terbatas maka pengetahuannya tidak sebaik
orang yang memiliki informasi luas.
Hasil pratest
juga menunjukkan bahwa terdapat
responden yang memiliki pengetahuan baik sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan berjumlah 3 orang yang
merupakan siswi kelas VI dan berumur 12 tahun serta 13 tahun,
hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Wawan dan Dewi 2011, bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima
informasi. Umur akan mempengaruhi daya tangkap dan
pola pikir seseorang, semakin bertambah umur semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada masa
usia madya individu akan lebih berperan aktif, selain itu informasi
yang didapat mengenai menstruasi bukan hanya dari orang tua namun
juga berasal dari guru karena materi menstruasi sudah diajarkan
pada siswi kelas VI, hal ini sejalan dengan teori dari
Budiman dan Riyanto 2013, bahwa
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh informasi yang diterima,
semakin luas informasi yang diperoleh maka semakin baik
pengetahuannya.
C.Hasil Pengetahuan tentang Menstruasi Setelah Pendidikan
Kesehatan Hasil penelitian
pada tabel. 4 setelah pemberian pendidikan
kesehatan menunjukkan dari 31
siswi yang memiliki pengetahuan baik 27 orang 87,09,
sedangkan siswi yang memiliki pengetahuan cukup 3 orang
commit to user 9,68, sementara itu untuk
pengetahuan kurang yaitu 1 orang 3,23. Dapat disimpulkan
bahwa rata-rata pengetahuan responden
tentang menstruasi setelah dilakukan pendidikan
kesehatan adalah baik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan setelah pendidikan kesehatan. Penelitian
ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Wawan dan Dewi 2011, peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,
akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal
seperti pendidikan kesehatan. Pernyataan ini juga didukung oleh
pendapat
Notoatmodjo 2007, pendidikan kesehatan pada
hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu, dengan harapan bahwa adanya pesan tersebut masyarakat
atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan
yang lebih baik.
Hasil posttest
juga menunjukkan bahwa terdapat
responden yang masih memiliki pengetahuan cukup dan kurang
terutama dalam pernyataan tentang perawatan diri selama
menstruasi setelah dilakukan pendidikan kesehatan berjumlah 4
orang yang merupakan siswi kelas IV dimana materi menstruasi
belum diajarkan pada jenjang kelas tersebut, hal ini sejalan
dengan teori dari Notoatmodjo 2007, faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan kesehatan salah
satunya adalah subjek belajar, pengalaman belajar seorang
individu akan memberikan pengetahuan dan ketrampilan
profesional, serta dapat mengembangkan penalaran secara
ilmiah dan etik.
D.Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang
Menstruasi pada Remaja Putri SDN 3 Mudal Boyolali
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji wilcoxon
membuktikan adanya pengaruh yang bermakna pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan tentang menstruasi pada remaja
putri di SDN 3 Mudal Boyolali hal ini ditunjukan
hasil penelitian pada tabel. 6 dengan
nilai p value 0.000.
Hasil penelitian pada tabel. 5 mengenai
rata – rata hasil pratest dan posttest didapatkan
hasil nilai rata – rata pratest tentang menstruasi sebesar 62,32
sedangkan nilai rata – rata posttest sebesar
84,26. Hasil nilai
minimum dan maksimum pada tabel. 6 nilai pratest yaitu
53-80 dan nilai posttest yaitu
53-96 . Hal
i ni menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan yang
signifikan setelah dilakukannya pendidikan kesehatan
dan sejalan
commit to user dengan teori dari
Maulana 2009, menyatakan bahwa pendidikan
kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang
menstruasi pada remaja putri dapat disimpulkan :
1. Pengetahuan responden
tentang menstruasi sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan rata-rata dalam kategori cukup
67,74. 2. Pengetahuan responden
tentang menstruasi setelah dilakukan pendidikan
kesehatan rata-rata dalam kategori baik 87,09.
3. Berdasarkan hasil pratest dan
posttest didapatkan hasil nilai rata – rata pratest tentang
menstruasi sebesar 62,32 sedangkan nilai rata – rata
posttest sebesar 84,26
dan dari uji
wilcoxon diperoleh nilai significancy p value
0.000 sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh
pendidikan kesehatanterhadap pengetahuan
tentang menstruasi pada remaja putri
di SDN 3 Mudal Boyolali.
B. Saran