Ekuivalensi Leksikal Kesinambungan Topik Paragraf

47 Pada penggalan wacana 10 terdapat topik negara tertular yang diulang dua kali dalam kalimat berikutnya. Dengan cara pengulangan ini, topik negara tertular dipertahankan dalam penggalan wacana itu. Dengan demikian topik pada penggalan wacana 10 dapat dipertahankan kesinambungannya. Tabel 2. Wujud Kesinambungan Topik dengan Pengulangan. No. Topik Nilai 1. Polri HUT Polri 2 2. Indonesia Indonesia 3 3. Gas Tangguh Gas Tangguh 3 4. Partai Partai Golkar 1 5. Golkar Partai Golkar 1 6. Negara tertular negara tertular 2 JRK= 12 = 2 6

4.1.3 Ekuivalensi Leksikal

Cara menciptakan kesinambungan topik dengan ekuivalensi ini berarti topik pada kalimat pertama disebut dengan konstituen yang secara leksikal berekuivalensi pada kalimat selanjutnya. Ekuivalensi leksikal diciptakan dengan mengubah kata, frasa, atau klausa yang menjadi topik dengan bentuk lain yang mempunyai makna yang berdekatan. Pengubahan bentuk ini tidak akan mengubah isi wacana secara keseluruhan. 48 11 Martabat kepribadian Hoegeng memulainya dari hal yang kelihatan sederhana. Saat menjabat Dirjen Imigrasi, tidak ada alasan hukum yang melarangnya untuk menutup Toko Kembang yang sudah lama diretas. Namun, nuraninya berkata lain. Pelanggan ‘siluman’ akan muncul secara gaib memborong bunganya. data 6 Pada penggalan wacana 11 topik dipertahankan dengan cara ekuivalensi leksikal, yaitu topik pada kalimat pertama disebut dengan konstituen yang secara leksikal berekuivalen pada kalimat selanjutnya. Pada penggalan wacana 11 terdapat topik Hoegeng. Agar topik tersebut dapat dipertahankan kesinambungannya, maka dalam kalimat berikutnya topik Hoegeng diubahdiparafrasekan dengan bentuk lain, yaitu menjadi Dirjen Imigrasi. Pengubahan bentuk tersebut sama sekali tidak mengubah makna kalimat yang dimaksud karena bentuk itu tetap mengacu pada Hoegeng. 12 Wajah negeri ini menjadi kian cerah setelah pilpres putaran kedua dimenangi calon bukan incumbent. Presiden Megawati yang sedang memerintah dikalahkan, meski dia ketua umum partai politik terbesar yang memenangi pemilihan legislatif. data 41 Pada penggalan wacana 12 menunjukkan konstituen Presiden Megawati yang merupakan mantan presiden Republik Indonesia diubah menjadi konstituen ketua umum partai politik terbesar yang memenangi pemilihan legislatif pada kalimat kedua. Kedua konstituen pada penggalan wacana 12 tersebut 49 secara leksikal berekuivalen sama yaitu mengacu pada nama mantan Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri. 13 Survei sebuah lembaga penelitian Jepang 2001 mengungkapkan kawasan Leragere di Puncak Lembata dan kawasan Batugosok di Labuan Bojo, Kabupaten Manggarai Barat, selain mengandung emas dan tembaga juga batubara. Kandungan di dua wilayah itu konon setara di freeport. Eksploitasi kandungan ini habis dalam 50-100 tahun. data 46 Pada penggalan wacana 13 terdapat topik kawasan Leragere di Puncak Lembata dan kawasan Batugosok di Labuan Bojo. Dalam kalimat berikutnya konstituen kawasan Leragere di Puncak Lembata dan kawasan Batugosok di Labuan Bojo berekuivalensi dengan di dua wilayah itu sehingga topik tersebut tetap dapat dipertahankan kesinambungannya. Pada penggalan wacana 13 topik dipertahankan dengan cara ekuivalensi leksikal yaitu topik pada kalimat pertama disebut dengan konstituen yang secara leksikal berekuivalensi pada kalimat selanjutnya. 14 Kemenangan Partai Demokrat dalam pemilu legislatif 9 April lalu sudah mengindikasikan terjadinya pergeseran itu. Partai berlambang bintang segitiga yang dibentuk tahun 2001 itu sebenarnya belum solid dan efektif secara organisasi. Namun, ketokohan Yudhoyono memorakporandakan kedigdayaan parpol mapan seperti Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang telah malang melintang dalam kehidupan politik nasional. data 53 50 Pada penggalan wacana 14 topik dipertahankan dengan cara ekiuvalensi leksikal yaitu topik pada kalimat pertama disebut dengan konstituen yang secara leksikal berekuivalensi pada kalimat selanjutnya. Topik pada penggalan wacana 14 adalah Partai Demokrat. Agar topik tersebut dapat dipertahankan kesinambungannya, maka pada kalimat selanjutnya topik Partai Demokrat diubahdiparafrasekan dengan bentuk lain, yaitu menjadi Partai berlambang bintang segitiga yang dibentuk tahun 2001 itu. Pengubahan bentuk tersebut sama sekali tidak mengubah makna kalimat yang dimaksud karena semua bentuk itu tetap mengacu pada Partai Demokrat. 15 Merinding juga membaca laporan Kompas 872009 terkait reaksi Ketua Mahmakah Konstitusi Mahfud MD saat mendengar pemilu mungkin ditunda bahkan ada calon presiden siap mengundurkan diri. “Waduh, kalau begini, situasi sudah menjadi gawat,” begitu pikiran Ketua MK sebagaimana dilaporkan Kompas. Maka, Sang Ketua, yang saat itu sedang ada di Yogyakarta, segera terbang ke Jakarta. data 55 Pada penggalan wacana 15 menunjukkan konstituen Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD diubah menjadi konstituen Ketua MK dan Sang Ketua pada kalimat berikutnya. Kedua konstituen pada penggalan wacana 15 tersebut secara leksikal berekuivalen sama yaitu mengacu pada nama Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. 51 Tabel 3. Wujud Kesinambungan Topik dengan Ekuivalensi Leksikal. No. Topik Nilai 1. Dirjen Imigrasi Hoegeng 1 2. Ketua umum partai politik terbesar yang memenangi pemilihan legislatif Presiden Megawati 1 3. di dua wilayah itu kawasan Leragere di Puncak Lembata dan kawasan Batugosok di Labuan Bojo 1 4. Partai berlambang bintang segitiga yang dibentuk tahun 2001 itu Partai Demokrat 1 5. Ketua MK Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD 1 6. Sang Ketua Ketua Mahkamah Konstitusu Mahfud MD 1 JRK = 6 = 1 6

4.2 Kadar Kesinambungan Topik Paragraf

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESINAMBUNGAN TOPIK WACANA BERITA RUBRIK MEGAPOLITAN DI HARIAN KOMPAS.COM SKRIPSI

7 68 152

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 4 13

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 3 17

ANALISIS KESINAMBUNGAN TOPIK ANTAR PARAGRAF DALAM WACANA TAJUK RENCANA ANALISIS KESINAMBUNGAN TOPIK ANTAR PARAGRAF DALAM WACANA TAJUK RENCANA DI HARIAN KOMPAS PADA BULAN PEBRUARI 2011.

0 0 12

PENDAHULUAN ANALISIS KESINAMBUNGAN TOPIK ANTAR PARAGRAF DALAM WACANA TAJUK RENCANA DI HARIAN KOMPAS PADA BULAN PEBRUARI 2011.

0 0 6

Pola pengembangan paragraf dalam resensi surat kabar harian Kompas Edisi Agustus-Oktober 2013.

1 5 179

”PEMAKNAAN KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI PADA HARIAN KOMPAS”(Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur Dalam Rubrik Opini Pada Harian Kompas Edisi 4 November 2009)”.

0 6 78

(ABSTRAK) ANALISIS KESINAMBUNGAN TOPIK PARAGRAF DALAM WACANA OPINI DI HARIAN KOMPAS EDISI JULI 2009.

0 0 2