Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks

4 Buku Guru Kelas VIII SMP MTs Selain itu, secara garis besar teks dapat dipilah atas teks sastra dan teks nonsastra. Teks sastra dikelompokkan ke dalam teks naratif dan nonnaratif. Adapun teks nonsastra dikelompokkan ke dalam teks jenis faktual yang di dalamnya terdapat subkelompok teks laporan dan prosedural dan teks tanggapan yang dikelompokkan ke dalam subkelompok teks transaksional dan ekspositori. Dengan memperhatikan jenis-jenis teks di atas serta adanya unsur utama yang harus dimiliki teks, salah satunya adalah mode, yaitu sarana bahasa apakah yang digunakan untuk mengemas pesan, pikiran, gagasan, ide yang disampaikan melalui teks, maka melalui pembelajaran bahasa yang berbasis teks materi sastra dan materi kebahasan dapat disajikan.

C. Organisasi Penataan Materi Bahasa Indonesia dalam Buku Siswa

Materi pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa SMP disusun berdasarkan lima bab pelajaran. Kelima bab itu membicarakan lima jenis teks, yaitu teks cerita fabel, teks biograi, teks prosedur, teks diskusi dan teks ulasan. Pada Bab I materi berisi teks cerita fabel dengan tema “Belajar pada Kehidupan Fauna”. Tema tersebut diangkat dari fungsi sosial teks yang berisi pendidikan moral dari kehidupan binatang. Dalam materi ini siswa diharapkan memahami konsep teks cerita fabel dengan struktur pembentuknya yang terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Selain itu, siswa juga diharapkan memahami unsur kebahasaan dalam teks itu. Pada Bab II materi yang diberikan berupa teks biograi yang mengusung tema “Menepis Lupa Jasa Inspirator Bangsa”. Tema tersebut diangkat dari fungsi sosial teks biograi. Dalam materi ini siswa diharapkan memahami struktur teks biograi yang terdiri atas orientasi, peristiwa dan masalah, dan reorientasi. Selain itu, pada pelajaran ini siswa diharapkan juga dapat memahami unsur-unsur kebahasaan yang ada di dalam teks biograi yang dijadikan model. Pada Bab III materi yang disajikan berupa teks prosedur dengan tema “Menggapai Cita Melalui Kreativitas.” Tema itu diangkat dari fungsi sosial teks prosedur. Dalam materi ini siswa diharapkan menguasai struktur teks prosedur yang terdiri atas tujuan dan langkah- langkah. Selain itu, siswa diharapkan dapat memahami unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks tersebut. Pada Bab IV materi berisi teks diskusi yang membahas tema “Memecahkan Permasalahan Dampak Teknologi Lewat Diskusi”. Pada pelajaran ini siswa diharapkan mampu menelaah teks jenis diskusi. Setiap isu yang berkembang di masyarakat ada yang mendukung dan menentang. Siswa diminta untuk berpikir kritis terhadap setiap isu dan membedahnya dengan pandangan-pandangan yang mendukung dan menentang terhadap isu tersebut. Penyimpulan pun didasarkan pada argumen- argumen yang telah dikemukaan, baik yang mendukung maupun yang menentang. Unsur-unsur kebahasaan yang biasa digunakan dalam teks ini juga diulas sebagai pendukung materi agar siswa mampu menyusun teks diskusi. 5 Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Pada Bab V materi pelajaran berisi teks ulasan yang membahas tema “Mengulas Berbagai Karya Sastra”. Tema tersebut diangkat dari fungsi sosial teks ulasan. Melalui materi ini siswa diberi pemahaman tentang struktur teks ulasan beberapa karya sastra yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Siswa diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran bab ini, mulai dari pemahaman tentang struktur teks ulasan yang meliputi orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman, maupun unsur kebahasaan yang mendukungnya. Selanjutnya, siswa diharapkan dapat mengulas sebuah teks sastra dan pada akhirnya seorang siswa mampu menghasilkan sebuah teks yang berjenis teks ulasan karya sastra tertentu.

D. Metode

Metode pembelajaran dalam materi ini terdiri atas membangun konteks, pemodelan, membangun teks secara bersama-sama, dan membangun teks secara mandiri. Dalam Bab I “ Belajar pada Kehidupan Fauna” siswa diperkenalkan dengan teks cerita fabel. Untuk membangun konteks pada materi ini, siswa diberi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tema kehidupan yang harmonis di lingkungan siswa. Selain itu, untuk membangun konteks siswa membaca puisi tentang binatang yang berjudul “Gajah” karya Tauiq Ismail. Pada bagian ini siswa dapat membuat pertanyaan dan pernyataan terkait dengan puisi yang telah dibacanya. Puisi tentang binatang ini diharapkan mampu menggiring pemikiran siswa tentang topik binatang yang akan mereka pelajari pada teks cerita fabel ini. Selanjutnya, siswa diperkenalkan pada teks cerita fabel yang dimunculkan sebagai model. Dalam teks model siswa sudah diberi pengetahuan tentang struktur teks dan unsur kebahasaan yang membangun keutuhan dan kepaduan sebuah teks. Pada saat menyusun teks secara berkelompok, siswa diminta berdiskusi dalam menyusun teks sesuai dengan teks model. Melalui beberapa tahap dan cara yang dapat mempermudah kerja siswa, diharapkan siswa mampu menyusun kembali sebuah teks cerita fabel. Sementara itu, pada kegiatan menyusun teks secara mandiri, siswa diberi latihan-latihan agar siswa mampu membedakan teks, mengidentiikasi kekurangan teks, membedah teks yang dicari oleh siswa. Pada kegiatan menyusun teks secara mandiri dihadirkan materi tentang pembacaan dan penyusunan puisi. Pada kedua kegiatan itu, siswa juga sudah dilatih dengan beberapa hal yang berkaitan dengan unsur kebahasaan. Dalam Bab II “Menepis Lupa Jasa Inspirator Bangsa,” kegiatan membangun konteks dilakukan dengan memunculkan gambar Bung Karno dan Bung Hatta yang akan menggiring pemikiran siswa pada tokoh dan pahlawan bangsa. Pernyataan kedua tokoh tentang “Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong” dan “Untuk Negeriku” yang diuraikan dalam pembangunan konteks diharapkan dapat membangkitkan nasionalisme dan kebanggaan terhadap negara kita. Berikutnya, dimunculkan gambar ketika menyampaikan proklamasi dan pengibaran Sang Saka Merah Putih dengan judul gambar “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.” Untuk membangun konteks itu siswa diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan gambar yang terdapat pada