menyerobot kewenangan badan legislatif karena legitimasi badan-badan pemerintahan merupakan hal yang niscaya dan sudah diatur melalui proses
pengatribusian oleh konstitusi UUD NRI Tahun 1945. Demikianlah uraian mengenai apa yang telah menjadi latar belakang
Penulis untuk melakukan Penelitian dan penulisan karya tulis ini. Atas dasar latar belakang seperti itu berikut di bawah ini Penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan penulis di atas maka permasalahan atau isu utama penelitian ini adalah apakah dalam menjalankan kewenangan menguji
undang-undang terhadap undang-undang dasar MKRI dapat bertindak sebagai policy maker? Sesuai dengan tesis yang penulis kemukakan di atas,
potensi untuk menjadi policy maker sangat terbatas, dan kalau hal ini yang menjadi kaidah bagi MKRI maka akan timbul persoalan serius dalam
hubungan antara MKRI dengan legislator karena MKRI menyabot kekuasaan legislasi dari legislator. Sebagai bagian dari penelitian ini, akan dibahas
secara khusus Putusan MKRI yang menurut penulis problematis jika dikaitkan dengan hubungan antara MKRI dan legislator.
Untuk menjabarkan atau mem-breakdown tesis atau argumen utama penelitian ini maka selanjutnya dirumuskan sub-sub isu hukum sebagai
rumusan masalah spesifik penelitian sebagai berikut: 1.
Apakah hakikat kewenangan MKRI dalam menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar?
2. Apakah dalam menjalankan menguji undang-undang terhadap undang-
undang dasar ada peluang bagi MKRI untuk bertindak sebagai policy maker?
3. Apakah Putusan MKRI No. 5PUU-V2007 dan Putusan No. 14PUU-
IX2013 telah memenuhi 2 dua kriteria di atas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Menganalisis prinsipasas mengenai hakikat kekuasaan yudisial dalam
pengujian undang-undang sebagai lembaga yang meng-ajudikasi bukan me-legislasi.
2. Menganalisis potensi atau kemungkinan MKRI dapat menjadi policy
maker dalam pengujian undang-undang. 3.
Mengargumentasikan bahwa Putusan No. 5PUU-V2007 dan Putusan No. 14PUU-IX2013 tidak memenuhi dua kriteria di atas untuk dapat
dikualifikasikan bahwa MKRI dapat bertindak sebagai policy maker yang legitimate.
D. Kerangka Teori: Pembatasan terhadap Kekuasaan Ajudikasi