PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI SUKATANI KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRACT

TEACHER PROFESIONALISM DEVELOPMENT IN PUBLIC PRIMARY SHOOL (SDN) SUKATANI, KALIANDA

SUBDISTRIC, SOUTH LAMPUNG DISTRICT

By

ELIZA KUSUMAWATI

This study aimed to analyze and describe teacher professionalism development comprising the following competences: pedagogic, personal, social, and professional. This study used a descriptive qualitative research method with a case study design. Data were obtained from the informants: the principal, teacher council, school superintendent, student, parents, school guards and administrative staff. The data collection techniques used were interviews, observation and documentation.

Result of this study are showed that the development of teachers' Pedagogical competence demonstrated by: understanding the characteristics of students, identifying early ability students, designing learning educate, and help students actualize the potential and creativity, the evaluation and assessment of learning outcomes, Personal competence: value the opinions of students, non-discriminatory, and to resolve conflicts with prudence, Social competence: sympathetic, polite and friendly with colleagues, students, parents and the community, promoting a sense of kinship,Professional competence: lesson plans in accordance with the syllabus, study various learning resources, establish the source and the media in accordance with the subject matter, follow the training / training, in term of resource management, the principals optimally attempted to empower all sources that exist in the school to achieve the school goals, professional development: self-development through training activities / training and collective activities of teachers. The government is advised to take an active role to hold relevant trainings related to teacher profesionalism to improve the competences of teachers for their profesional development.

Keywords: teacher competences, professional development, professional teachers


(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI SUKATANI

KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh:

ELIZA KUSUMAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengembangan profesionalisme guru yang terdiri dari pengembangan kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional guru, pelaksanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah serta upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data diperoleh dari informan penelitian yaitu kepala sekolah, dewan guru, pengawas sekolah, siswa, orangtua siswa, penjaga sekolah dan staf tata usaha (TU). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi pedagogik guru ditunjukkan dengan: memahami karakteristik peserta didik, mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik, merancang pembelajaran yang mendidik, dan membantu siswa mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya, melakukan evaluasi dan penilaian hasil belajar, kompetensi kepribadian: menghargai pendapat siswa, tidak diskriminatif, dan mampu menyelesaikan konflik dengan sikap bijaksana, kompetensi sosial: bersikap simpatik, santun dan bersahabat dengan teman sejawat, siswa, orangtua dan masyarakat, mengedepankan rasa kekeluargaan, kompetensi profesional: rencana pembelajaran sesuai dengan silabus, mengkaji berbagai sumber belajar, menetapkan sumber dan media yang sesuai dengan materi pelajaran, mengikuti diklat/pelatihan, manajemen tenaga pendidik dan kependidikan upaya kepala sekolah memberdayakan secara optimal seluruh sumber yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah, pengembangan keprofesian berkelanjutan: pengembangan diri melalui kegiatan diklat/pelatihan dan kegiatan kolektif guru. Disarankan kepada Pemerintah berperan aktif dalam upaya meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan demi mendorong terciptanya guru profesional.

Kata kunci: kompetensi guru, pengembangan keprofesian berkelanjutan, guru profesional


(3)

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DI SDN SUKATANI KECAMATAN KALIANDA

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh :

ELIZA KUSUMAWATI

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

MOTO

Manusia yang baik bukanlah manusia

yang tidak pernah berbuat kesalahan,

tetapi manusia yang baik adalah

manusia yang mau memperbaiki

kesalahannya


(8)

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karyaku ini untuk:

 Suamiku Tercinta : Yohanes Hardiansyah

 Orang Tuaku : Alm.Bapak Zakaria & Ibu Elius Sumiati,

 Mertuaku : Bapak Bustam,D dan Alm. Ibu Juwariyah

 Anak-anakku : Bia dan Sandy

 Kakak dan Adik-adikku Tercinta


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Sidomulyo, Lampung Selatan pada tanggal 19 Mei 1980. Putri kedua dari lima bersaudara pasangan Alm. Bapak Zakaria dan Ibu Elius Sumiati. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan pada tahun 1992 di SDN 2 Way Urang Kalianda, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Kalianda selesai pada tahun 1995, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMU swasta AlKautsar Bandar Lampung selesai tahun 1998.

Tahun 2000, penulis menikah dengan Yohanes Hardiansyah, dikaruniai dua orang anak; seorang putri (Eliska Bia Kusuma Putri, 13 tahun) dan seorang putra (Sandy Aulia Kusuma, 11 tahun).

Tahun 2006, penulis melanjutkan studi di UPBJJ Universitas Terbuka Bandar Lampung Pokjar Kalianda, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi DII Pendidikan Guru Sekolah Dasar selesai tahun 2009. Tahun 2010 penulis melanjutkan studi di UPBJJ Universitas Terbuka Bandar Lampung Pokjar Kalianda, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar selesai tahun 2012, penulis berhasil meraih prestasi sebagai mahasiswa terbaik I UPBJJ Universitas Terbuka se Provinsi Lampung dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,72.

Tahun 2004, penulis bekerja sebagai guru honor di SD Negeri 3 Canggu Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan hingga tahun 2011. Tahun 2011 penulis pindah bertugas di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan dan menjadi guru PNS pada tahun 2014. Tahun 2013 penulis melanjutkan studi S2 di Universitas Lampung. Dukungan suami tercinta, cinta kasih dari anak-anak dan doa Ibu, kakak serta adik-adikku menjadi motivasi terbesar bagi penulis dalam melanjutkan studi.


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis dengan judul Profesionalisme Guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan ditulis sebagai syarat menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng Prayitno Harianto, M.S., selaku Rektor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;

2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana dan Dosen Pengajar Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan banyak ilmunya;

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan dan Dosen Pengajar Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bimbingan, saran dan ilmunya dalam penyelesaian tesis ini;

4. Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam


(11)

proses penyelesaian tesis ini;

5. Dr. Riswanti Rini, M.Si,. selaku Ketua Jurusan Pendidikan FKIP

Universitas Lampung atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini;

6. Dr. Supomo Kandar, M.S, selaku selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan ilmu dan motivasi demi kelancaran proses penyelesaian tesis ini; 7. Dr. Alben Ambarita, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II atas kesedian,

ketulusan, kearifan, dan kesabaran telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi dalam proses penyelesaian tesis ini;

8. Dr. Sowiyah, M.Pd, selaku Dosen Pembahas I atas kesediaan, kesabaran dan kearifannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini;

9. Dr. Hasan Hariri, Ph.D, selaku Dosen Pembahas II atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini; 10. Dr. Riswandi, M.Pd, selaku Sekertaris Program Studi Magister Manajemen Pendidikan atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini;

11. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan motivasi demi kelancaran penulisan tesis ini;

12. Ibu Sulikah, S.Pd.M.M., selaku Kepala SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yang telah memberikan dukungan, motivasi, informasi, masukan dan saran dalam penulisan tesis ini;


(12)

13. Dewan guru dan staf SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yang telah memberikan dukungan, motivasi, informasi,

masukan dan saran dalam penulisan tesis ini;

14. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, angkatan 2013 (spesial temanku Jessy dan Yenny Sofyan) yang telah banyak memberikan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih untuk kemajuan mutu pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, 15 Januari 2015 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 8

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Kegunaan Penelitian... 10

1.6 Definisi Istilah ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Profesionalisme Guru ... 12

2.1.1 Kompetensi Guru Profesional ... 14

2.1.2 Kompetensi Pedagogik ... 16

2.1.3 Kompetensi Kepribadian ... 17

2.1.4 Kompetensi Sosial ... 18

2.1.5 Kompetensi Profesional ... 19

2.2 Pengembangan Profesionalisme Guru ... 20

2.2.1 Konsep Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan SDM .. 23

2.3 Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 25

2.4 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ... 26


(14)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian ... 31

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 32

3.2.1 Pendekatan Penelitian ... 32

3.2.2 Rancangan Penelitian ... 34

3.3 Kehadiran Peneliti ... 34

3.4 Sumber Data Penelitian ... 49

3.5 Tenik Pengumpulan Data ... 40

3.5.1 Observasi (pengamatan) ... 41

3.5.2 Interview (wawancara) ... 42

3.5.3 Dokumentasi ... 44

3.6 Analisis Data ... 46

3.7 Pengecekan dan Keabsahan Data ... 48

3.8 Tahapan Penelitian ... 48

BAB IV PAPARAN DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

4.1.1 Data Profil Sekolah ... 50

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan ... 50

4.2 Paparan Data ... 52

4.2.1 Kompetensi Pedagogik ... 52

4.2.2 Kompetensi Kepribadian ... 65

4.2.3 Kompetensi Sosial ... 67

4.2.4 Kompetensi Profesional ... 75

4.2.5 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 79

4.2.5.1 Seleksi Pegawai ... 79

4.2.5.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 80

4.2.5.3 Pemotivasian Pegawai ... 82

4.2.5.4 Penilaian Kinerja Pegawai ... 83

4.2.5.5 Supervisi Pegawai ... 84

4.2.5.6 Pemeliharaan Dokumen Kepegawaian ... 88

4.2.5.7 Manajemen Rapat ... 89

4.2.5.8 Manajemen Konflik ... 90

4.2.6 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB ... 92

4.2.6.1 Pengembangan Diri ... 92

4.2.6.2 Publikasi Ilmiah ... 93

4.2.6.3 Karya Inovatif ... 94

4.3 Temuan Penelitian ... 95

4.3.1 Kompetensi Paedagogik ... 95

4.3.2 Kompetensi Kepribadian ... 110

4.3.3 Kompetensi Sosial ... 113

4.3.4 Kompetensi Profesional ... 120

4.3.5 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 127

4.3.6 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ... 141

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 145


(15)

4.4.2 Kompetensi Kepribadian ... 153

4.4.3 Kompetensi Sosial ... 154

4.4.4 Kompetensi Profesional ... 156

4.4.5 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 157

4.4.6 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ... 161

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 163

5.1.1 Kompetensi Pedagogik ... 163

5.1.2 Kompetensi kepribadian ... 165

5.1.3 Kompetensi Sosial ... 165

5.1.4 Kompetensi Profesional ... 166

5.1.5 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 166

5.1.6 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ... 168

5.2 Implikasi Penelitian ... 168

5.3 Saran ... 171

DAFTAR PUSTAKA ... 173


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 30

3.1 Komponen dalam Analisis Data : Model Interaktif ... 47

4.1 Diagram Konteks Hubungan Pemahaman Guru Terhadap Karakteristik Peserta Didik ... 97

4.2 Diagram Konteks Penguasaan Teori-teori dan Prinsip Belajar yang Mendidik ... 98

4.3 Diagram konteks pengembangan kurikulum/silabus ... 100

4.4 Diagram Konteks Pembelajaran yang Mendidik ... 101

4.5 Diagram Konteks Memfasilitasi Pengembangan Potensi Siswa ... 104

4.6 Diagram Konteks hubungan kemampuan guru berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun terhadap siswa dengan mutu pembelajaran ... 106

4.7 Diagram Konteks Penilaian dan Evaluasi Hasil Belajar... 107

4.8 Diagram Konteks Refleksi Guru Dalam Proses Pembelajaran... 109

4.9 Digram Konteks Kompetensi Pedagogik Guru ... 110

4.10 Diagram konteks kompetensi kepribadian guru ... 112

4.11 Diagram konteks mengembangkan keprofesionalan berkelanjutan untuk tidakan reflektif ... 114

4.12 Diagram Konteks Kemampuan guru Berkomunikasi Secara Efektif ... 115

4.13 Diagram Konteks Kemampuan Guru Beradaptasi dengan Lingkungan Kerja ... 117

4.14 Diagram Konteks Kemampuan Guru Berkomunikasi dengan Komunitas Sendiri dan Profesi Lain ... 118

4.15 Diagram Konteks Kompetensi Sosial ... 119

4.16 Diagram Konteks kemampuan Guru Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu ... 121


(17)

4.17 Diagram Konteks Penguasaan SK dan KD Mata Pelajaran ... 122

4.18 Diagram Konteks Pengembangkan Metode Pembelajaran yang Kreatif ... 123

4.19 Diagram konteks mengembangkan keprofesionalan berkelanjutan untuk tidakan reflektif ... 125

4.20 Diagram Konteks Kompetensi Profesional ... 126

4.21 Diagram konteks seleksi pegawai ... 128

4.22 Diagram Konteks Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 130

4.23 Diagram Konteks Pemotivasian Pegawai ... 131

4.24 Diagram Konteks Penilaian Kinerja Pegawai ... 133

4.25 Diagram konteks supervisi pegawai ... 136

4.26 Diagram konteks pemeliharaan dokumen kepegawaian di sekolah ... 137

4.27 Diagram Konteks Manajemen Rapat ... 139

4.28 Diagram Konteks Manajemen Konflik... 140

4.29 Diagram konteks Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 141

4.30 Diagram konteks pengembangan diri ... 142


(18)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran : Halaman

1. Izin Penelitian Dekan FKIP Universitas Lampung ... 177

2. Denah Lokasi Penelitian ... 178

3. Denah SDN Sukatani ... 179

4. Stuktur organisasi SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalinda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 ... 180

5. Daftar Kualifikasi Pendidikan Guru dan Tenaga Kependidikan SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda ... 181

6. Daftar Pedoman Observasi ... 182

7. Kisi-kisi pedoman Wawancara ... 183

8. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 186

9. Lembar Observasi ... 183

10. Transkip Wawancara ... 190

11. Pedoman Dokumentasi ... 234

12. Instrumen Pemeriksaan Dokumen Administrasi Kepala Sekolah ... 236

13. Daftar Dokumen Administrasi Kurikulum dan Administrasi Pembelajaran D.G1 ... 238

14. Daftar Dokumen Administrasi Kurikulum dan Administrasi Pembelajaran D.G2 ... 240

15. Daftar Dokumen Administrasi Kurikulum dan Administrasi Pembelajaran D.G3 ... 242

16. Daftar Dokumen Administrasi Kurikulum dan Administrasi Pembelajaran D.G4 ... 244

17. Daftar Dokumen Administrasi Kurikulum dan Administrasi Pembelajaran D.G5 ... 246


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Daftar Siswa Baru ... 6 3.1 Pemberian Kode pada Teknik Pengumpulan Data ... 45 4.1 Rekapitulasi Pekerjaan Orangtua s iswa SDN Sukatani Kecamatan

Kalianda ... 53 4.2 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler SD Negeri Sukatani ... 62 4.3 Tim Asesor Penilaian Kinerja Guru (PKG) SD Negeri Sukatani

Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 86 4.4 Pemahaman Guru Terhadap Karakteristik Peserta Didik ... 96 4.5 Kemampuan Guru dalam Menguasai Teori-teori Belajar

dan Prinsip- prinsip Pembelajaran yang Mendidik ... 97 4.6 Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Kurikulum/silabus ... 99 4.7 Kemampuan Guru Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik .. 101 4.8 Kemampuan Guru dalam Memanfaatkan Teknologi dan Informasi

untuk Kepentingan Pembelajaran ... 102 4.9 Kemampuan Guru memfasilitasi potensi siswa ... 104 4.10 Kemampuan Guru Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik Santun

Terhadap Siswa ... 105 4.11 Kemampuan Guru Menyelenggarakan Penilaian dan Evaluasi Proses

Hasil Belajar ... 107 4.12 Tindakan Reflektif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ... 109 4.13 Kompetensi Kepribadian Guru ... 112 4.14 Kemampuan Guru Bersikap Inklusif, Obyektif serta tidak Diskriminatif .... 113 4.15 Kemampuan Guru Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik dan Santun ... 115 4.16 Kemampuan Guru Beradaptasi ditempat Tugas ... 116 4.17 Kemampuan Guru Berkomunikasi Dengan Teman Sejawat dan Profesi

Lain ... 117 4.18 Kompetensi Sosial Guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda


(20)

4.19 Kemampuan Guru Menguasai Materi, Struktur, Konsep, dan Pola Pikir Keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu ... 120 4.20 Kemampuan Guru Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar Mata Pelajaran/Bidang Pengembangan yang Diampu ... 121 4.21 Kemampuan Guru Mengembangkan Materi Pembelajaran yang

Diampu Secara Kreatif ... 123 4.22 Mengembangkan Keprofesionalan Secara Berkelanjutan Dengan

Melakukan Tindakan Reflektif ... 124 4.23 Kompetensi Profesional Guru SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan ... 125 4.24 Seleksi Pegawai di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten

Lampung Selatan ... 127 4.25 Pengembangan Sumber Daya Manusia SD Negeri Sukatani Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan ... 129 4.26 Pemotivasian Pegawai di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan ... 131 4.27 Penilaian Kinerja Pegawai di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan ... 132 4.28 Supervisi Pegawai di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten

Lampung Selatan ... 135 4.29 Pemeliharaan DokumenPpegawai di SD Negeri Sukatani Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan ... 137 4.30 Manajemen Rapat di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan ... 148 4.31 Manajemen Konflik di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan ... 140 4.32 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di SD Negeri Sukatani


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama bagi terlaksananya sasaran tersebut ialah melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu dibawah bimbingan dan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional serta implementasi seluruh komponen manjemen mutu secara terpadu.. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan dan perkembangan yang dialami masyarakat serta aspirasi nasional dalam kemajuan bangsa dan umat manusia, membawa konsekuensi dan persyaratan yang semakin berat dan kompleks bagi pelaksana sektor pendidikan pada umumnya dan guru khususnya.

Pendidikan yang baik sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat modern dewasa ini dan sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya pendidik yang baik, dengan kata lain guru yang profesional. Masalah Profesionalisme guru sering menjadi bahan yang menarik untuk dibicarakan dan disoroti, sebab keberadaan guru dan kelayakan seorang guru baik dalam tugas akademisnya maupun sikapnya dalam masyarakat menjadi salah satu penentu kualitas pendidikan. Guru profesional dalam suatu lembaga pendidikan


(22)

2

diharapkan akan memberikan perbaikan kualitas pendidikan yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Profesionalisme guru, tentunya berkaitan dengan kinerja guru, hal ini akan berjalan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Salah satu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah baik kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan, maupun siswa. Peran penting kepala sekolah sebagai pemimpin adalah membuat orang-orang seperti guru dan karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda dapat bersatu untuk mencapai tujuan sekolah, maka kepala sekolah harus menciptakan suasana yang kondusif dan kompetitif serta mengembangkan wawasan mutu dalam semua aktivitas pendidikan yang dilakukan guru, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

Kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja guru. Karena disamping sebagai pengelola satuan pendidikan, kepala sekolah sekaligus sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peranan melaksanakan peranan kepemimpinannya antara lain sebagai pendidik (educator), manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator, mampu menciptakan iklim sekolah yang kondusif bagi tercipta dan terlaksananya proses


(23)

3

belajar mengajar dengan baik sehingga guru-guru dan siswa dapat mengajar dan belajar dengan baik melalui manajemen tenaga pendidik dan kependidikan (Darmansyah, 2008:81).

Seiring perkembangan zaman, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh guru sebagai tenaga pendidik yang profesional. Kenyataan di lapangan, mutu pendidik dan tenaga kependidikan masih memprihatinkan. Masyarakat banyak mengkritisi sebagian dari pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya guru kurang mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif, bermakna dan menyenangkan. Hingga saat ini, di sekolah masih dijumpai kinerja guru bersertifikasi yang belum memenuhi kriteria profesional, hanya sebatas melaksanakan kewajiban melaksanakan pembelajaran saja, yaitu berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang masih bersifat standar dan umum tanpa memenuhi kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh guru profesional. Apalagi guru yang sudah bersertifikasi, memiliki sertifikat pendidik, jelas sudah mendapatkan pembekalan ilmu mendidik profesional melalui program PPG dan PLPG, seharusnya para guru tersebut mampu menunjukkan kinerja yang profesional dengan melaksanakan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional dalam melaksanakan tugas mengajarnya sehari-hari.

Masalah yang berkaitan dengan guru dan keguruan seperti yang ditulis oleh Sidi (dalam Ibrahim: 2012) antara lain persoalan kurang memadainya kualifikasi dan kompetensi guru, rendahnya tingkat kesejahteraan guru, rendahnya etos kerja dan komitmen guru, hingga kepada kurangnya penghargaan masyarakat terhadap guru. Diera globalisasi yang penuh dengan persaingan, guru diperhadapkan pada


(24)

4

kenyataan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu,baik secara intelektual maupun emosional supaya dapat survive dalam persaingan.

Perubahan paradigma pendidikan yang cukup dramatis pada saat sekarang ini, mau tidak mau menuntut para guru untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang ada, salah satu caranya dengan belajar terus menerus. Dengan demikian, tuntutan utuk belajar tidak hanya terjadi pada siswa yang dibelajarkannya, tetapi guru itu sendiri pun justru dituntut untuk senantiasa belajar tentang bagaimana mengajar yang baik (Ambarita, 2013:131).

Pengembangan profesional guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetensi. Dengan kata lain, lembaga-lembaga pendidikan harus melakukan investasi secara periodik bagi para guru jika ingin tetap memimpin di dunia pendidikan, karena apabila gagal dalam investasi guru akan berakibat fatal dalam persaingan merebut animo pengguna pendidikan sebagai pengakuan terhadap kualitas lembaga pendidikan tersebut (Sanaky, 2005). Seperti yang diungkapkan oleh Rahman (2013:6) bahwa program persiapan guru akan membawa dampak pada kualitas guru yang dihasilkan, yang nantinya juga akan berkontribusi pada berhasil tidaknya peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Bahkan, pada tataran yang lebih luas, bukan hanya berhubungan dengan individu guru, melainkan juga pada tingkat sekolah, daerah, maupun nasional.

Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui belajar secara mandiri (otodidak); kegiatan ilmiah (seminar, lokakarya, dll); program penataran;


(25)

5

pelatihan; penyegaran; program penyetaraan; program studi lanjut. Program peningkatan profesionalisme guru semestinya menjadi program kerja rutin organisasi profesi, baik organisasi profesi dalam bentuk mikro seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), maupun dalam bentuk makro seperti Persatuan Guru Republik Inonesia (PGRI). Dapat disimpulkan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi guru agar menjadi guru profesional (Rindjin, 2007:426).

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana tercantum dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Bagian Kedua menjelaskan bahwa Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Oleh karena itu menurut Surya dkk (2006:4.41) sekolah dasar mempunyai peranan yang amat penting dan strategis , karena merupakan satuan pendidikan formal yang paling awal diterima oleh siswa setelah keluar dari lingkungan pendidikan di keluarga yang bersifat informal.

Sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu periode pembentukan (formative years) dasar bagi perkembangan kepribadian di masa yang akan datang. Pondasi sumber daya manusia ini tergantung pada kualitas pendidikan yang diberikan pada pendidikan dasar khususnya di sekolah dasar. Sebagai guru kelas dan sumber model, guru dituntut untuk memiliki kompetensi secara profesional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh. Hal ini akan terwujud bila di sekolah tersebut tersedia guru-guru yang berkualitas yaitu berkompeten dan


(26)

6

profesional yang secara terus menerus mengembangkan profesionalismenya sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Alasan peneliti memilih Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, karena beberapa pertimbangan yaitu, sekolah ini dianggap masyarakat sekitar sebagai sekolah bermutu, hal ini tampak dari antusiasme masyarakat mendaftarkan anaknya menjadi siswa di sekolah ini setiap tahunnya, walaupun masih ada sekolah dasar negeri lain yang lebih dekat dengan rumahnya. Hal ini dibuktikan dengan persentase pendaftar siswa baru pada 5 tahun terakhir :

Tabel 1.1

Data siswa baru No Tahun

Pelajaran Jumlah Siswa Baru Asal Daerah/Kelurahan % Pendaftar Luar Kelurahan Sukatani Sukajaya

1. 2010/2011 67 60 7 10,45%

2. 2011/2012 58 49 9 15,51 %

3. 2012/2013 73 65 8 10,95%

4. 2013/2014 58 51 7 12,06%

5. 2014/2015 47 42 5 10,63%

Sumber: Dokumentasi SD Negeri Sukatani, 2014

SD Negeri Sukatani Kecamatan kalianda Kabupaten Lampung Selatan merupakan sekolah berprestasi. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa fakta: Juara II Lomba Gugus tingkat Provinsi lampung tahun 2004, Juara I Lomba Gugus tingkat Kabupaten tahun 2008, menjadi peserta dalam Pameran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)/ Peran Serta Masyarakat (PSM) dan berhasil menjadi Juara I tingkat Provinsi dalam Lomba Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Non Binaan UNICEF tahun 2009, peserta Pameran Pendidikan Loka Karya- DISTRIC REVIE MGPBE UNICEF Lampung Selatan tahun 2010, Review Program MGPBE UNICEF Juara I tingkat Provinsi.


(27)

7

SD Negeri Sukatani yang terletak ditengah pedesaan dengan lingkungan alam sekitar yang sebagian besar berupa persawahan dengan rata-rata latar belakang ekonomi orang tua siswa adalah ± 73,3% petani, 10,2% buruh ± 10, 7% wiraswasta, ± 4,4% PNS, dan ± 1,4% TNI/POLRI bukanlah hambatan bagi sekolah untuk menjadi sekolah yang maju dan berprestasi karena didukung oleh kinerja guru dan staf yang baik, terbukti sekolah ini mampu bersaing dalam bidang prestasi akademik maupun non akademik ditingkat Kecamatan/Kabupaten dengan sekolah-sekolah lain yang berada di kota. Akan tetapi sarana dan prasarana sekolah masih dinilai belum memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan, misalnya ruang kelas yang ada hanya 7 ruang, belum mencukupi dengan jumlah rombongan belajar (rombel) 13, sehingga waktu belajar masih dibagi waktu pagi dan siang hari.

Dengan keterbatasan sarana dan prasarana di atas dan beberapa prestasi yang diraih oleh sekolah ini, maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pengembangan profesionalisme guru kelas SD Negeri Sukatani Kecamatan kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Idealnya para guru selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pada kenyataannya, meski berbagai cara dan metode yang telah diterapkan oleh guru kelas SD Negeri Sukatani Kecamatan kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada proses pembelajaran, dirasa masih belum membawa kemajuan kearah peningkatan mutu pendidikan secara signifikan.


(28)

8

Menurut pengamatan peneliti masih adanya persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh guru profesional, namun masih belum terpenuhi secara menyeluruh. Terutama pada kompetensi inti guru tentang pengembangan keprofesian secara berkelanjutan. Manajemen sumber daya manusia, menjadi profesional adalah tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada satu hal penting yang menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah profesi yang sangat idealis, sudah saatnya kualitas guru profesional harus dikembangkan, karena guru merupakan ujung tombak perjuangan suatu bangsa. Keberhasilan siswa tidak terlepas dari keberhasilan guru dalam mendidik dan membimbing siswa. Dengan adanya guru profesional dalam suatu lembaga pendidikan, diharapkan akan memberikan perbaikan kualitas pendidikan yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif dalam upaya pengembangan generasi penerus bangsa menjadi warga negara yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan dunia global mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang ynag dikemukakan di atas, fokus dalam penelitian ini adalah : Pengembangan profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

Sub fokus penelitian :

1.2.1 Pengembangan kompetensi profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan


(29)

9

1.2.2 Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan

1.2.3 Upaya Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengembangan profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani, yang dijabarkan :

1.3.1 Bagaimanakah pengembangan kompetensi profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan?

1.3.2 Bagaimanakah pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan?

1.3.3 Bagaimanakah upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1.3.1 Pengembangan kompetensi profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani

Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan

1.3.2 Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan

1.3.3 Upaya Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan


(30)

10

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Secara teoritis :

Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk:

1.5.1.1 Menambah khasanah teori-teori yang berkaitan dengan pengembangan profesionalisme guru untuk kemajuan mutu pendidikan.

1.5.1.2 Bahan kajian dalam pengembangan dan pengetahuan pada bidang profesi keguruan khususnya mengenai pengembangan profesionalisme

guru.

1.5.1.3 Instansi terkait menindaklanjuti penelitian ini dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan sekolah dasar yang didukung oleh profesionalisme guru.

1.5.2 Secara praktis:

Secara praktis, penelitian ini berguna untuk:

1.5.2.1 Guru, dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai analisis kompetensi guru profesional sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran untuk mendorong prestasi belajar siswa.

1.5.2.2 SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, memberikan rekomendasi demi peningkatan mutu pendidikan melalui pengembangan profesionalisme guru di sekolah.

1.5.2.3 Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan, memberikan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan profesionalisme guru.


(31)

11

1.6 Definisi Istilah

1.6.1 Profesionalisme guru adalah sikap setia dan komitmen tinggi dalam melaksanakan pengabdian dan tugas-tugas ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode melalui tanggungjawab pada tugasnya. 1.6.2 Kompetensi guru profesional adalah seperangkat penguasaan kemampuan

yang harus ada dalam diri guru yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

1.6.3 Pengembangan Profesionalisme Guru adalah upaya dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru dan dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kompetensi guru.

1.6.4 Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan adalah pemberdayaan secara optimal seluruh sumber yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah.

1.6.5 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah merupakan pembaruan secara sadar akan pengetahuan dan peningkatan kompetensi guru sepanjang kehidupan kerjanya yang dilakukan terus menerus dalam upaya peningkatan profesionalitasnya.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Profesionalisme Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik agar tercapai tingkat kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk individu yang mandiri.

Menurut Satori (2010:1.3) profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai profesinya.

Menurut Surya (dalam Kunandar, 2009:47) guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggungjawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggungjawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.


(33)

13

Menurut Rice dan Bishoprick (dalam Bafadal, 2006:5) guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisasi guru dipandang sebagai satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan (ignorance) menjadi tahu, dari ketidakmatangan (immaturity) menjadi matang, dari diarahkan oleh orang lain (other-directedness) menjadi mengarahkan diri sendiri.

Karakteristik profesionalisme guru menurut Rebore (dalam Ambarita, 2013:130) mengemukakan enam karakteristik profesionalisme guru, yaitu :

(1) pemahaman dan penerimaan dalam melaksanakan tugas, (2) kemauan melakukan kerja sama secara efektif dengan siswa, guru, orang tu a siswa, dan masyarakat, (3) kemampuan mengembangkan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus, (4) mengutamakan pelayanan dalam tugas, (5) mengarahkan, menekan dan menumbuhkan pola perilaku siswa, serta (6) melaksanakan kode etik jabatan.

Lebih lanjut, Welker (dalam Ambarita, 2013:131) mengemukakan bahwa profesionalisme guru dapat dicapai, apabibila guru ahli (expert) dalam melaksanakan tugas dan selalu mengembangkan diri (growth). Upaya pengembangan diri dilakukan melalui perbaikan berkesinambungan, sebagai upaya memenuhi tuntutan kebutuhan pekerjaan dalam rangka kepuasan pelanggan. Sedangkan Glattrhorm (dalam Ambarita, 2013:132) mengemukakan bahwa dalam melihat profesionalisme guru, disamping kemampuan dalam melaksanakan tugas, juga perlu mempertimbangkan aspek komitmen dan tanggung jawab (responsibility) serta kemandirian (autonomy). Kemadirian guru adalah kesiapannya untuk mengelola dirinya sendiri (self -management) dalam melakukan berbagai tugas-tugasnya, yang dapat dilihat dari aspek emosi, sosial dan intelektual.


(34)

14

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalime guru akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode melalui tanggungjawabnya, memiliki kemampuan tinggi, ahli (expert) dalam melaksanakan tugas dan selalu mengembangkan diri (growth), komitmen dan tanggung jawab (responsibility)

serta kemandirian (autonomy) yang tinggi yaitu kemampuan mengelola dirinya sendiri (self –management).

Kalau dipahami secara baik kriteria jabatan profesional yang telah dibicarakan diatas, maka jelaslah bahwa jabatan profesional sangat memperhatikan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Sejalan dengan alasan tersebut, jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

2.1.1 Kompetensi Guru Profesional

Kompetensi menurut Usman (dalam Kunandar, 2009:51) adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni : Pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, efektif dan perbuatan secara tahap-tahap pelaksanaanya secara utuh”.

Sementara itu, kompetensi menurut KepMendiknas 045/U/2002 adalah : seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang


(35)

15

sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

Menurut McAshan (dalam Kunandar, 2009:52 ) kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Menurut Finch dan Crunkilton (dalam Kunandar, 2009:52 ) kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.

Dalam Permendiknas RI nomor 16 tahun 2007, termaktub standar kompetensi yang seyogyanya dimiliki oleh setiap guru, baik guru TK/PAUD/RA, guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, maupun guru SMK/MAK. Kompetensi guru profesional adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan kompetensi adalah kemampuan seseorang yang menuntut pengetahuan, keterampilan untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Kompetensi guru profesional adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Keempat kompetensi tersebut merupakan seperangkat kecerdasan yang saling berkaitan, yang dapat


(36)

16

dimanfaatkan guru dalam mengatasi semua permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan peran sebagai pendidik.

2.1.2 Kompetensi Pedagogik

Pedagogik/pedagogi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mutlak yang wajib dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Peraturan Menteri Pendidikan No 16 Tahun 2007 menyebutkan bahwa standar kompetensi pedagogik guru terdiri dari :

a. Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual;

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu;

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik;

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran;

f. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran; g. Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki;

h. Menyelenggarakan penilaian juga evaluasi proses dan hasil belajar:

i. Memanfaat-kan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran;


(37)

17

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi paedagogik adalah kemampuan guru dalam memahami karakteristik peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2.1.3 Kompetensi Kepribadian

Menurut Satori (2009:2.5) kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Hal ini berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur.

Guru adalah sebagai panutan yang harus digugu dan ditiru dan sebagai contoh pula bagi kehidupan dan pribadi peserta didiknya. Dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu guru harus: Ing ngarso sungtulodo, Ing madyo mangun karso,Tut wuri handayani.

Sistem Among di atas dapat diartikan bahwa guru harus menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta mendorong atau memberikan motivasi dari belakang. Sebagai guru harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya serta harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan didepan dan sanggup bertanggungjawab.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.


(38)

18

2.1.4 Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan dan kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan sosial yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Sedangkan kompetensi sosial guru dianggap sebagai salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik dan membimbing masyarakat dalam menghadapi masa yang akan datang.

Menurut Satori (2009:2.14) kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru.

Peraturan Menteri Pendidikan No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru kompetensi sosial terdiri dari :

(a) bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi, (b) berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat, (c) beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya,(d) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara.


(39)

19

2.1.5 Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan materi secara luas dan mendalam dalam hal ini termasuk penguasaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme Guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c) dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa kompetensi profesional guru dapat dikategorikan atas :

(a) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (b) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (c) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif (d) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. mencakup (1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu , (2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (3) Mengembangkan


(40)

20

materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

2.2 Pengembangan Profesionalisme Guru

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka pegembangan profesionalisme guru merupakan kebutuhan. Guna menciptakan guru profesional yang dapat menggerakan dinamika kemajuan pendidikan nasional diperlukan suatu proses pembinaan berkesinambungan, tepat sasaran dan efektif. Proses menuju guru profesional ini perlu didukung oleh semua unsur yang terkait dengan guru. Unsur– unsur tersebut dapat dipadukan untuk menghasilkan suatu sistem yang dapat dengan sendirinya bekerja menuju pembentukan guru-guru yang profesional dalam kualitas maupun kuantitas yang mencukupi.

Kebijakan pemerintah, melalui UU No. 14 Tahun 2005 pasal 7 mengamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Selain itu menurut pasal 20, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.


(41)

21

Pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi, kelompok, maupun individu guru itu sendiri. Dari perspektif institusi, pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas guru dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun hal yang lebih penting adalah berdasar kebutuhan individu guru untuk menjalani proses profesionalisasi.

Pengembangan profesionalisme guru dilakukan secara terus menerus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini sejalan dengan pendapat B. Bell dan J. Gilbert (1996: 1): “Teacher development, including the ongoing learning about how to teach and to support student learning, is seen as the key to being a successful teacher”. Pengembangan guru, mengandung makna belajar terus menerus tentang bagaimana mengajar dan membantu siswa belajar, ini adalah kunci menjadi guru yang sukses.

Menurut Muys (2013) kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh institusi pemerintah, lembaga pelatihan (training provider) non pemerintah, penyelenggara, atau satuan pendidikan. Di tingkat satuan pendidikan, program ini dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator guru kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah. Analisis kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, desain program, implementasi dan layanan, serta evaluasi program pelatihan dapat ditentukan secara mandiri oleh penyelenggara atau memodifikasi/mengadopsi program sejenis.


(42)

22

Menurut Glattrhorm (dalam Ambarita, 2013:132) kegiatan pengembangan profesi guru dibagi ke dalam tiga bagian :

1. Pengembangan intensif (intencive development): bentuk pengembangan yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan secara intensif berdasarkan kebutuhan guru. teknik pengembangan yang digunakan antara lain melalui pelatihan, penataran, kursus, lokakarya, dan sejenisnya.

2. Pengembanagn Kooperatif (cooperative development): pengembanagn guru yang dilakukan melalui kerjasama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis melalui kegiatan pada pertemuan KKG atau MGMP/MGBK.

3. Pengembangan diri (self directed development): pengembanagn guru yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Teknik yang dilakukan melalui evaluasi diri (self evaluation) atau penelitian tindakan (action research).

Beberapa karakteristik pengembangan guru menurut McNergney dan Carrier (1981:18) :

1. Pengembangan guru, adalah cara berpikir tentang pelatihan pendidikan guru, berdasarkan konsep B (Behaviour: tingkah laku) = (f) P (Person: guru), e (environment:lingkungan), T (Task:tugas).

2. Pengembangan guru juga dimaksudkan untuk menjadi perubahan dalam arti

bahwa kegiatan itu harus memungkinkan pendidikan guru diselaraskan dengan kondisi belajar mengajar secara langsung .

3. Pengembangan guru juga harus berkembang. Artinya , harus peduli dengan perkembangan guru dari waktu ke waktu .

4. Pengembangan guru ini dimaksudkan menjadi timbal balik , tidak satu arah. 5. Pengembangan guru harus menjadikan dirinya untuk belajar langsung.

Menurut Prayitno (2012) ada beberapa bentuk pengembangan guru antara lain:

1. Program Pre-service Education; program ini merupakan upaya pemerintah untuk perbaikan mutu guru, sehingga ditetapkan suatu pola pembaharuan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Pembaharuan itu menetapkan satu pola pengembangan pada IKIP atau FKIP/FIP yang disebut Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan mempunyai empat macam program pendidikan guru, yaitu:

 Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (SI) dengan lama studi 4 - 7 tahun.

 Program Pascasarjana dengan lama studi 6 - 9 tahun (S2).  Program Doktor dengan lama studi 8 - 11 tahun (S3)


(43)

23

Program non-Gelar (program diploma)

2. Program In- service Education: Dikatakan in-service education bila mereka sudah menjabat dan kemudian mengikuti kuliah lagi. Dari sisi ini LPTK mempunyai fungsi in- service. Bagi mereka yang sudah memiliki jabatan guru dapat berusaha meningkatkan profesinya melalui pendidikan lanjutan. Guru yang berijasah diploma dapat melanjutkan ke S-1, dari S1 dapat melanjutkan ke S-2 dan dari S-2 ke S-3.

3. Program In-service Training: Pada umumnya yang paling banyak dilakukan ialah melalui penataran.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan Profesionalisme Guru, sebagai berikut :

a) Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru b) Program Penyetaraan dan Sertifikasi

c) Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi d) Program Supervisi Pendidikan

e) Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) f) Simposium Guru

g) Program Pelatihan Tradisional Lainnya

h) Membaca dan Menulis Jurnal atau Karya Ilmiah i) Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah

j) Melakukan Penelitian (Khususnya Penelitian Tindakan Kelas) k) Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi

l) Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat

2.2.1 Konsep Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan SDM Menurut Masimangun (2010) konsep pengembangan adalah :

“suatu proses yang saling berkesinambungan antara pelatihan dan sumber daya manusia. Kata pengembangan ditambahkan pada bagian lain yang mempengaruhi perilaku atau strategi untuk mencapai suatu tujuan/hasil. Pengembangan adalah segala perilaku, strategi, desain, restrukturisasi, ketrampilan, perencanaan strategis, atau usaha memotivasi yang dirancang untuk menghasilkan pertumbuhan atau perubahan dari waktu ke waktu. Pengembangan adalah suatu proses untuk membantu organisasi atau individu dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Pengembangan melibatkan satu set strategi yang dapat membantu individu atau organisasi untuk lebih efektif dalam melaksanakan pencapaian individu atau visi organisasi, misi, dan tujuan/hasilnya”.


(44)

24

Menurut Beebe et al. (dalam Masimangun , 2010) ”education is the process of or importing knowledge or information. People can educate themselves by reading, or they can have someone teach them what they want or need to

learn”. Pendidikan adalah proses untuk memberikan pengetahuan dan informasi. Seseorang dapat mendidik dari sendiri dengan membaca atau dapat belajar dari seseorang yang mampu memberikan pengajaran tentang apa yang diinginkan atau diperlukan di dalam belajar. Pendidikan juga harus mampu menjadikan seseorang memiliki keahlian, memiliki kompetensi untuk berbuat sesuatu dan dari keahlian dan kompetensinya tersebut dapat digunakan untuk mendukung di dalam kehidupannya.

Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kerja para karyawan. Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mendifinisikan pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pelatihan terdiri atas serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang.

Lebih lanjut, Beebe et al. (dalam Masimangun, 2010) mengemukakan: ”training is the process of developing skill in order to more effectively perform a specific job or task”. Pelatihan merupakan proses untuk mengembangkan keterampilan secara efektif untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang spesifik. Kaitannya dalam hal ini Soekidjo Notoatmodjo (dalam


(45)

25

Masimamngun, 2010) mengemukakan bahwa pelatihan terhadap pegawai mencakup: (1) pelatihan untuk melaksanakan program-program yang baru, (2) pelatihan untuk menggunakan alat-alat/fasilitas yang baru, (3) pelatihan untuk pegawai yang akan menduduki job atau tugas-tugas yang baru, (4) pelatihan untuk pengenalan proses atau prosedur kerja yang baru, dan (5) pelatihan bagi pegawai-pegawai yang baru.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pengembangan profesionalisme guru adalah usaha memotivasi yang dirancang untuk menghasilkan pertumbuhan atau perubahan dari waktu ke waktu guna meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap guru demi mencapai guru yang berkualitas dan profesional.

2.3 Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pengelolaan personalia atau manajemen personalia (management by people) menurut Suryosubroto (2010:86), dimana personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai (tata usaha dan pesuruh/penjaga sekolah). Kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh personal secara efektif dan efisien dengan jalan memberikan tugas-tugas jabatan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing individu. Karena itu adanya job discription yang jelas sangat diperlukan.

Manajemen personalia menurut Evans (dalam Pidarta, 2011:113) ialah bagian manajemen yang memperhatikan orang-orang dalam organisasi, yang


(46)

26

merupakan salah satu sub sistem manajemen. Perhatian tersebut menurut Massie (dalam Pidarta, 2011:113) mencakup merekrut, menempatkan, melatih dan mengembangkan, meningkatkan kesejahteraan mereka yang dikatakan sebagai fungsi manajemen personalia.

Sementara itu menurut Mulyasa (2007:21) manajemen personalia adalah: “ pengelolaan ketenagaan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, reakrutment, pengembangan, hadiah (reward) dan sangsi (punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja tenaga pendidik dan kependidikan (guru dan non guru) dapat dilakukan oleh sekolah dan daerah sesuai dengan kemampuan masing-masing, kecuali yang menyangkut imbal jasa (gaji), dan rekrutment pegawai negeri masih ditangani oleh pusat”.

Menurut Pusdiklat Pegawai Depdiknas (2005: 128) manajemen personalia atau manajemen sumber daya manusia terdiri dari seleksi pegawai, pengembangan sumber daya manusia, pemotivasian pegawai, penilaian kinerja pegawai, supervisi dan pendisiplinan pegawai, memelihara dokumen kepegawaian, manajemen rapat dan manajemen konflik.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan manajemen personalia adalah upaya memberdayakan secara optimal personil sekolah mulai seleksi pegawai, pengembangan sumber daya manusia, pemotivasian pegawai, penilaian kinerja pegawai, supervisi pegawai, pemeliharaan dokumen kepegawaian, manajemen rapat, dan manajemen konflik.

2.4 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Menurut Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2012:6), berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka


(47)

27

Kreditnya, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru dan didukung dengan hasil evaluasi diri.

Menurut Supardi (2011: 3) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bergradasi, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Selanjutnya, menurut Bukian (2013), merupakan suatu bentuk pembelajaran bagi guru yang merupakan salah satu upaya untuk membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dan juga melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya serta upaya untuk memperbaharui dan meningkatkan kompetensi profesional selama bekerja sebagai.

Pengertian lain tentang PKB dikemukakan oleh Turmuzi (2011) adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal sebagai guru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan pembaruan secara sadar akan pengetahuan dan peningkatan kompetensi guru sepanjang kehidupan kerjanya yang dilakukan terus


(48)

28

menerus berkaitan dengan pengembangan diri dalam rangka peningkatan kinerja dan karir guru dalam upaya peningkatan profesionalitasnya.

Menurut Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2012:6) tujuan umum dari PKB adalah :

“meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan khusus PKB adalah: a) meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku, b) memutakhirkan kompetensi guru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk meningkatkan proses pembelajaran peserta didik, c) meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional, d) menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru, e) meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat, dan f) menunjang pengembangan karir guru”.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam pelaksanaannya, menurut Supardi (2011: 9) terdiri dari tiga komponen, yaitu :

a) Pengembangan diri, adalah upaya-upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan profesionalismenya agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan IPTEK. Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional (kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam kurun waktu tertentu) dan kegiatan kolektif guru (kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesianalan guru);

b) Publikasi ilmiah adalah karya tulis yang telah dipublikasikan kepada masyarakat dalam bentuk buku, jurnal, modul/diktat, dan sejenisnya yang memenuhi kriteria ilmiah sebagai bentuk kontribusi guru terhadap pengembangan dunia pendidikan, macamnya: (a) presentasi pada forum ilmiah; (b) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu dibidang pendidikan formal; (c) publikasi buku pelajaran, buku pengayaan dan buku pedoman guru;

c) Karya inovatif contohnya: (a) menemukan teknologi tepat guna; (b) menemukan/menciptakan karya seni; (c) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum; (d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.


(49)

29

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan keprofesian guru dalam melaksanaan tugas, fungsi dan peranannya, merupakan suatu kebutuhan yang harus diterima dan dilaksanakan. Tantangan profesi guru dari waktu ke waktu terus bergerak secara dinamis. Untuk mampu menghadapi dan menjawab tantangan masa depan tersebut, guru harus mampu menyesuaikan diri, dengan melaksanakan program PKB secara konsisten dan berkesinambungan. Melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional yang bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tidak kalah pentingnya juga memiliki kepribadian yang matang, kuat dan seimbang.

2.5 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa pentingnya pengembangan profesionalisme guru dalam upaya meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan keterampilan guru melalui pendidikan formal, proses belajar berkelanjutan, melaksanakan tugasnya dengan semangat, bertanggung jawab, dan berdedikasi, tidak berhenti memperbaharui keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan selalu melakukan perbaikan tugasnya melalui perbaikan pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga mampu memotivasi belajar siswa dalam aktivitas belajar dan memberi dampak positif terhadap prestasi belajar siswa.

Peran penting kepala sekolah sebagai leader dan sekaligus manajer adalah memberdayakan para guru dan staf untuk dapat bersatu mencapai tujuan sekolah atau dikenal dengan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, artinya


(50)

30

kepala sekolah harus dapat menciptakan susasana yang kondusif dan kompetitif, serta mengupayakan segala sumber yang ada untuk meningkatkan produktvitas sekolah demi mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan bersama.

Perubahan paradigma pendidikan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi pembelajaran, dan peningkatan tuntutan masyarakat, maka guru senantiasa wajib menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang terjadi dengan cara belajar dan meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya secara terus menerus dan berkelanjutan.

Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menekankan pada pengembangan profesionalisme guru, pelaksanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan oleh kepala sekolah, dan upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh para guru dalam upaya meningkatkan kompetensi professional guru dalam aktivitas belajar siswa sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya peneliti menggambarkan kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian SDM guru yang masih rendah

1. Pengembangan intensif (intensive development) : Training / Diklat

2. Pengembangan Kooperatif (cooperative development) : KKG / MGMP / MGBK 3. Pengembangan Diri

(self directed development) : Evaluasi Diri, Penelitian Tindakan Kelas

Motivasi Belajar Siswa

Aktivitas Belajar Siswa 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Sikap


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yang terletak di Jalan Raya Sukatani Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan dari bulan September 2014 hingga Januari 2015.

SD Negeri Sukatani dibangun pada tahun 1982 diatas tanah seluas 2380,75 m². Sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami 2 (dua) kali perubahan nama sekolah dan 6 (enam) kali pergantian kepemimpinan/Kepala Sekolah. SD Negeri Sukatani memiliki tenaga guru (termasuk didalamnya Kepala Sekolah) lulusan S2 sebanyak 2 orang, guru lulusan S1 sebanyak 13 orang, Penjaga Sekolah lulusan SLTA sebanyak 1 orang, staf TU dan Perpustakaan lulusan SLTA berjumlah 2 orang. Jumlah guru PNS ada 12 0rang, guru honor dan staf sebanyak 8 orang, penjaga sekolah PNS sebanyak 1 orang, jumlah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan 21 orang.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Sekolah dasar Negeri Sukatani diantaranya 7 ruang kelas yang terdiri dari 13 rombel sehingga pelaksanaan waktu belajar terdiri dari 2 bagian yaitu waktu belajar pagi dimulai pukul 07.30 – 12.05 wib dan siang dimulai dari 13.00 – 16.30 wib. Sarana dan prasarana yang dimiliki adalah ruang Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan


(52)

32

(PAKEM) dan alat peraga mata pelajaran dan alat-alat olahraga, ruang guru, ruang Kepala Sekolah, kantin sekolah, WC siswa dan guru, dan gedung perpustakaan yang baru saja dibangun pada akhir tahun 2013 yang lalu lengkap dengan buku pelajaran dan buku cerita fiksi dan non fiksi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa.

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teori fenomenologi. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2103:4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Sugiyono (2011:8) metode kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.

Menurut Moleong (2013:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek


(53)

33

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Fenomenologi seperti yang dijelaskan Moleong (2013:15) merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Dalam pandangan fenomenologi peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Pada penelitian ini penulis berupaya menemukan peristiwa-peristiwa yang dapat dipahami peneliti, berbagai pendapat dan isu yang ada, dan fenomena-fenomena yang nampak pada obyek penelitian.

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis fenomena-fenomena sosial yang terjadi di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan dari sudut prespektif partisipan, yaitu melibatkan orang-orang yang diajak wawancara, diobservasi, diminta data, pendapat dan pemikirannya. Menurut Sugiyono (2011:10) penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, secara (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan memahami fenomena yang ada di lapangan dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif. Dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada


(1)

2. Sebagai alternatif solusi dalam mengatasi kendala-kendala yang dijumpai pada pelaksanaan implementasi profesionalisme guru dan pembinaan kinerja guru.

5.3 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan dari hasil laporan penelitian implemntasi profesionalisme guru di SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan ini adalah sebagai berikut :

5.3.1 Bagi Sekolah

5.3.1.1 Untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dengan meningkatkan profesionalisme guru, menyediakan fasilitas dan pembinaan untuk mengembangkan potensi dan kreativitas siswa di sekolah, dan bekerjasama dengan orangtua dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

5.3.1.2 Memotivasi dan memberi kesempatan bagi para guru dan staf dalam meningkatkan kualifikasi pendidikan guna meningkatkan kompetensi.

5.3.2 Bagi Guru

5.3.2.1 Guru mampu menempatkan diri sebagai pembimbing dan suri tauladan bagi siswa, orangtua dan masyarakat. Dalam interaksi dengan siswa, guru dapat menciptakan situasi didik yang memungkinkan siswa dapat belajar menerapkan nilai-nilai yang menjadi contoh dan memberi contoh, mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motivasi belajar serta dorongan untuk maju kepada siswa.


(2)

172

5.3.2.2 Guru mampu menyesuaikan dirinya kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada saat melaksanakan tugas mengajar sehari-hari, menciptakan kerjasama yang baik antara sekolah, orangtua dan masyarakat dalam usaha mencerdaskan anak bangsa.

5.3.2.3 Guru senantiasa meningkatkan kompetensi dalam bidang pendidikan atau keguruan dengan meningkatakan pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, materi pelajaran yang diampunya, sikap yang tepat dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan kemampuan dalam teknik mengajar.

5.3.2.4 Para guru senantiasa terpacu untuk meningkatkan keprofesionalan dalam bidang pendidikan secara berkelanjutan dengan meningkatkan kualifikasi pendidikan, aktif mengikuti berbagai diklat/pelatihan fungsional guru, mahir menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran sehari-hari, mau mengikuti segala perkembanagan yang terjadi dalam dunia pendidikan karena guru adalah agen perubahan (agent of change) artinya guru selalu jadi pelopor inovasi dalam dunia pendidikan unk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

5.3.2 Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan

5.3.2.1 Meningkatkan pelatihan/diklat fungsional guru dalam memecahkan masalah kurikulum dan pembelajaran serta pelatihan dalam penulisan karya tulis ilmiah dan karya inovatif bagi para guru, dan untuk semua guru bukan hanya guru tertentu saja.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Alben. 2013 . Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandar Lampung Universitas Lampung

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.Jakarta

Bafadal, Ibrahim. 2006. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah dasar Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta

Beverley, B., Gilbert, J. 1996. Teacher Development. A Model from Science Education. Falmer Press. (A Member of the Taylor & Francis Group) London. Washington, D.C

Bukian, Putu ardana. 2013. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Bukan Beban Melainkan Kewajiban. http://smknegerikesehatan. wordpress. com/ 013 /01/

06/pengembangan-keprofesian-berkelanjutan-pkb-bukan-beban-melainkan-kewajiban/. Diakses 21 Maret 2015.

Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Darmansyah, 2008. Kontribusi Profesionalisme guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Brebes,Tesis. http://www. google.com/search?q=tesis+profesionalisme-guru&client= eprints&hl=id&oe=UTF-8&chanel.html. Diakses Rabu, 11 Februari 2015 Ibrahim, 2012. Tantangan Profesionalisme Guru. http://www.anekamakalah.com/ 2012/08/tantangan-profesionalisme-guru.html. Diakses Sabtu, 11 April 2015 Imron, Ali dkk. 2003. Tim Pakar Manajemen Pendidikan: Manajemen


(4)

174

Kemenag.2005.http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc13914984 49. FUndang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Di akses Rabu, 19 April 2014

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. . Buku 1. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Jakarta

Kunandar, 2009.Guru Profesional.implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Ed-1,-4. Jakarta

Mahmuddin, 2008. Kompetensi Pedagogik Guru Indonesia. http://mahmuddin. wordpress. com/2008/03/19/kompetensi-pedagogik-guru-indonesia/.

Di akses Rabu, 19 April 2014.

Masimamngun, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).http:// masimamgun. blogspot.com /2010/02/manajemen-pengembangan-profesi-guru.html

Muys, Moch. 2013. Strategi Dan Pengembangan Profesionalisme Guru. http://amuysmoch.blogspot. com/2013/10/strategi-dan-pengembangan.html McNergney, Robert F,. Caririer, Carol A. 1981. Teacher Development. Macmillan

Publishing CO,. INC New York. Collier Macmillan Publishers. London Miles, B.M & Huberman, M.A.1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah:

Rohidi, R.T. Universitas Indonesia. Jakarta

Mukhtar, dkk, 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Referensi (Gaung Persada Press Group). Jakarta

Moleong, Lexy.J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa, 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Pidarta, Made. 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta

Prayitno, 2012. Pengembangan Profesi Guru. http://prayitno-ut.blogspot.com/ 2012/09/ pengembangan-profesi-guru.html. Diakses Sabtu, 11 April 2015


(5)

Pusdiklat Pegawai DEPDIKNAS 2005. 2005. Manajemen Sekolah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Satuan Kerja Pembinaan Pendidikan Menengah Umum. Surabaya

--- http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permen16-2007KompetensiGuru.pdf. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. Diakses Sabtu, 19 April 2014.

Rahman, Bujang. 2013. Manajemen Mutu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Teori dan Praktik Melejitkan Produktivitas. Graha Ilmu. Yogyakarta

Rindjin, Ketut . 2007. Peningkatan Profesionalisme Guru. http://www. google. com /search?q=tesis+profesionalisme+guru&client/jurnal=pendidikan+ pengajaran.undiksha.ac.id/html. Diakses Rabu, 11 Februari 2015

Romantika, Aditya. 2010. Profesionalisme Guru. http://adityaromantika. blogspot.com/2010/12/profesionalisme-guru.html. Tersedia Rabu, 23 April 2014

Sanaky, Hujair AH. 2005. Sertifikasi Dan Profesionalisme Guru Di Era Reformasi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam.

Santyasa, I Wayan. Dimensi-Dimensi Teoretis Peningkatan Profesionalisme

Guru. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran

Satori , Djam’an dkk, 2010. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka. Jakarta

Setyawan, Heru. 2014. http://zonainfosemua.blogspot.com/2014/03/pengertian-guru-menurut-pakar-pendidikan.html. Pengertian Guru Menurut Pakar

Pendidikan. Diakses Kamis, 28 Agustus 2014.

Soetjipto, Raflis Kosasi. 2007. Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung


(6)

176

Suryadi, A. & Tilaar, H.A.R (1993). Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. Bandung

Suryosubroto. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta Surya, dkk. 2006. Kapita Selekta Kependidikan SD. Universitas Terbuka. Jakarta

Taufik Agus, 2010. Pendidikan Anak di SD. Universitas Terbuka. Jakarta

Turmuzi, Ahmad. 2011. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB): Peluang Peningkatan Karir Guru. http://edukasi.kompasiana.com/2011 /10/ 24/pengembangan-keprofesian-berkelanjutan-pkb-peluang-peningkatan-karir-guru-404031.html. Diakses Kamis, 28 Agustus 2014

Usman, Husaini. 2013. Manajemen. Teori, praktik, dan Riset Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta