KORELASI INDEK PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA TERHADAP HASIL KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER PERIODE NOVEMBER 2014-MEI 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

KORELASI INDEK PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA TERHADAP HASIL KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM

PROFESI DOKTER PERIODE NOVEMBER 2014-MEI 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

Ani Yuli Yanti Puspitasari

Ukuran mahasiswa dalam menyelesaikan sebuah kurikulum dan predikat kelulusannya dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Masih banyak fakultas kedokteran di Indonesia yang mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) hanya beberapa yang dapat lulus UKMPPD first taker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara IPK mahasiswa kedokteran dengan hasil kelulusan UKMPPD. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan sampel penelitian sebanyak 92 peserta. Analisis data menggunakan analisis uji korelasi (Pearson Correlation). Hasil penelitian diperoleh korelasi antara nilai IPK pra-klinik dan IPK klinik terhadap hasil kelulusan UKMPPD Computer Based Test (CBT), Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan hasil kelulusan UKMPPD, kecuali IPK Profesi terhadap UKMPPD OSCE mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Terdapat korelasi yang signifikan antara nilai IPK pra-klinik dengan nilai IPK klinik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Terdapat korelasi antara nilai IPK kumulatif terhadap hasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. IPK merupakan hasil evaluasi dari hasil pembelajaran, baik pra-klinik maupun klinik dan IPK menjadi prediktor dalam kelulusan UKMPPD. Penilaian IPK pra-klinik maupun klinik harus lebih ditingkatkan pada mahasiswa maupun dosen pembimbing, dan soal-soal UKMPPD harus valid.


(2)

ABSTRACT

CORRELATION OF STUDENT’S GRADE POINT AVERAGE TO STUDENT’S COMPETENCY TEST FOR THE STUDENT’S OF DOCTOR PROFESSION

PROGRAM THE PERIOD OF NOVEMBER 2014 TO MAY 2015 MEDICAL FACULTY OF LAMPUNG UNIVERSITY

By

Ani Yuli Yanti Puspitasari

The measurements of student in finishing curriculum and graduation predicate are expressed in Grade Point Average (GPA). There were many graduations of faculty of medicines in Indonesia who joined the national competence-based test for medical students called UKMPPD and only a few passed the exam in the taking called first taker. The objective of this research was to find out the

correlation between student’s grade point average and the result of UKMPPD from batch November 2014 to May 2015 in Faculty of Medicine in Lampung University. This is a descriptive analytic research. Population was all students in Faculty of Medicine in Lampung University using sample 92 respondents. Data were then analyzed using Pearson Correlation test. The correlation GPA preclinical and clinical GPA for graduation results phase to UKMPPD Computer Based Test (CBT), Objective Structured Clinical Examination (OSCE), and graduation results UKMPPD, except clinical GPA for UKMPPD OSCE student of Faculty of Medicine in Lampung University. There is a significant correlation preclinical GPA for GPA clinical phase of students Medicine Faculty of Lampung University. There is a correlation between the value of the cumulative GPA for graduation results UKMPPD students of Faculty of Medicine, University of Lampung. GPA is the result of the evaluation of learning outcomes, both pre-clinical and pre-clinical and the GPA be predictors of graduation. Assessment GPA precilinic and clinical should be further improved in the students and preceptor lecturers, and questions UKMPPD must be valid.


(3)

KORELASI INDEK PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA TERHADAP HASIL KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM

PROFESI DOKTER PERIODE NOVEMBER 2014-MEI 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

Ani Yuli Yanti Puspitasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

pada

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tegal Sari Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tanggal 4 Juli 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Badaruddin dan Ibu Aisyah.

Menyelesaikan Pendidikan di TK Bhakti Ibu Desa Tegal Sari tahun 1998, SD Negeri 21 Desa Tegal Sari tahun 2005, SMP Negeri 06 Kayuagung tahun 2008 dan SMA Negeri 2 Kayuagung pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK UNILA) melalui jalur ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis ak tif pada organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK UNILA sebagai anggota Pengmas periode 2011-2013


(8)

PERSEMBAHAN

Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah. Bukan hari

namanya jika hanya ada siang yang panas. Semua itu adalah warna

hidup yang harus dijalani dan dinikmati

Meski berat, namun manisnya hidup justru akan terasa apabila

semuanya bisa dilalui dengan baik

Kupersembahkan karya kecilku ini, untuk cahaya hidup yang

senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia untuk

mendampingi, saat kulemah tak berdaya (ayah dan ibu tercinta) yang

selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta dalam setiap sujud.

Terimakasih untuk semuanya.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang

dikejar, untuk sebuah penghargaan, agar hidup jauh lebih bermakna,

karena hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai mengalir tanpa tujuan.

Terus belajar, berusaha, berdoa untuk menggapainya. Jika jatuh

berdiri lagi, jika kalah mencoba lagi dan jika gagal bangkit lagi.

Never give up!


(9)

MOTO

Hanya Engkau Yang kami sembah dan hanya kepadamu Kami Mohon

Pertolongan (Al-Fathihah. 5)

Sebaik- baik Manusia Adalah Yang Bermanfaat bagi Manusia

( Al- Hadits)

Cintailah sesuatu sekedarnya saja, Suatu saat kamu akan

membencinya. Bencilah sesuatu sekedarnya saja, Suatu saat kamu


(10)

SANWACANA

Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam dijunjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan sampai akhir zaman.

Skripsi dengan judul “Korelasi Indeks Prestasi Kumulatif Terhadap Kelulusan Uji

Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Periode November 2014 – Mei 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, selaku Rektor Universitas Lampung.

2. dr. Muhartono,M.Kes., Sp.PA selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3. dr. Azelia Nusadewiarti, MPH selaku pembahas yang telah memberikan saran dan kritik serta masukan demi kebaikan skripsi ini.

4. dr. Oktadoni Saputra, MMedEd sebagai pembimbing pertama yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu, membimbing, memberikan bantuan, kritik dan saran serta nasihat yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(11)

5. dr. Khairun Nisa, M.Kes., AIFO sebagai pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu, memberikan kritik dan saran, serta nasihat yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

6. dr. Ety Apriliana M.Biomed selaku pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan selama perkuliahan.

7. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang banyak berjasa selama ini. 8. Ayah H. Badaruddin S.Pd dan Mama Hj. Aisyah tersayang yang telah

memberikan dukungan, saran, semangat dan tidak pernah lelah memndengarkan keluhan serta tak pernah berhenti berdoa untuk masa depan saya.

9. Terimakasih untuk adikku tersayang Novita Rahmawati yang selalu menghibur dan memberi motivasi dalam suka maupun duka.

10. Terimakasih untuk keluarga besar saya tersayang nenek marlina, dan mang Tatang, mang hendi, mang ono, lik enah, lik titin, bicik wati, ujuk war, serta sepupu-sepupu saya telah mendukung dan menjadi penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk teman seperjuangan Putri Fitriana Eka Susanti, Bianti Nuraini, Mirna Chandara Dewi, Ayu Aprilia, aulia Agristika, Restyana Noor Fatimah, Meka Anggidian, Andina Selianur, Nur Safira A, Syafiq Ariza, Kevin Tagor Pintor, Anwar Nuari, yang telah membantu dalam penelitian ini.

12. Terimakasih untuk Putri Fitriana Eka Susanti, Bianti Nuraini, yang selalu membantu saya dalam menyelesaikan penelitian saya.


(12)

13. Terimakasih untuk Mas Wali, Mas Topik, Mas Ulil, Mas Arif, Mas Dede, Mas Opan, dan Mas Fatur, yang telah memberikan bantuan dan memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Terimakasih sahabat-sahabatku Didi Marhandi, Belinda Apriananti Beuty, Pratiwi Wulandari, Mera Mareta Nizi, yang telah menghibur, membawa keceriaan, dan selalu bersama-sama selama menjalani studi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

15. Terimakasih untuk sahabat-sahabatku Annisa Ratya, Berta Yolanda dan Anggia Shinta, Satria dan Stevan yang selalu memberi banyak informasi, pengalam dan motivasi.

16. Terimakasih untuk temen Pengmas Nisrina, devita, dicky, dan temen-temen pengmas yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimaksih atas bantuannya dan motivasinya selama ini, serta terimaksih untuk seluruh anggota BEM periode 2012-2013.

17. Terimaksih untuk kak nora, kak hani, dan kakak-kakak 2009 yang telah membantu dalam penelitian ini.

18. Terimakasih untuk kak mia, kak yana, kak zelfi, kak farah, kak nida dan kakak-kakak 2010 yang telah memotivasi saya.

19. Terimaksih untuk zulfa, tri novita, farisal, zaki, indah, dan adik-adik 2013 yang telah membantu dan memberi motivasi selama ini.

20. Terimakasih untuk teman KKN Aliya Auliandari, dias, dimas, agung, aldi, andi, hafsah yang telah memberikan semangat.


(13)

21. Terimakasih untuk teman-teman SMA Fatina Rossa, kadek Siska, Novic Isman, Angga Abiantoro yang telah mendukung, memotivasi, menghibur dan memberi banyak informasi yang sangat berharga.

22. Terimakasih untuk temen-temen saya Dwijayanti Anggita N dan Melan telah memberi dukungan..

Akhir kata, penulis menyadari bahwa bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat digunakan sebagai referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, seluruh civitas akademika serta masyarakat pembacanya.

Amin.

Bandar Lampung, November 2015

Penulis


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Materi Ujian kompetensi Mahasiswa program Profesi

Dokter Indonesia ... 19

Tabel 2. Hasil Presentase Borderline/Group Minimally Competent Students dapat Menjawab Soal dengan Benar ... 24

Tabel 3. Penilaian Akhir Presentase Borderline/Group Minimally Competent Students dapat Menjawab Soal dengan Benar... 24

Tabel 4. Satuan Kredit Semester dalam Kegiatan Pembelajaran ... 30

Tabel 5. Bobot Nilai ... 30

Tabel 6. Predikat Kelulusan (Unila, 2011)... 32

Tabel 7. Definisi Operasional... 36

Tabel 8. Usia Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung ... 41

Tabel 9. Jenis Kelamin Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung ... 41

Tabel 10. Daftar responden wawancara ... 42

Tabel 11. Nilai IPK Sarjana Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung ... 42

Tabel 12. Nilai IPK Profesi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung ... 43

Tabel 13. Nilai Hasil Kelulusan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung... 43


(15)

Tabel 14. Lama Studi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung ... 44 Tabel 15. Korelasi IPK dengan Kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas

kedokteran Universitas Lampung... 47 Tabel 16. Korelasi IPK sarjana dengan IPK Profesi mahasiswa Fakultas

kedokteran Universitas Lampung... 48 Tabel 17. Korelasi Lama Studi Dengan Hasil Kelulusan UKMPPD


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin penelitian Lampiran 2. Surat Etika Penelitian Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Kuisioner dan Hasil Wawancara Lampiran 5. Data Penelitian


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pondasi dan Pilar Kompetensi (KKI, 2012b) ... 10

Gambar 2. Kerangka Teori (Ahmadi dan Supriyono, 2004)... 34

Gambar 3. Kerangka Konsep ... 34


(18)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Dokter ... 7

2.2.Standar Kompetensi Dokter... 9

2.3.Standar Pendidikan Profesi Dokter... 11

2.4.Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Indonesia ... 16

2.5.Evaluasi Akhir Hasil Semester ... 29

2.6.Faktor yang mempengaruhi Prestasi Akademik ... 32

2.7.Kerangka Pemikiran ... 34

III. METODE PENELITIAN 3.1Ruang Lingkup Penelitian ... 35

3.2Rancangan Penelitian ... 35

3.3Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional ... 35

3.4Populasi dan Sampel ... 37

3.5Materi/Alat Penelitian... 38

3.6Alur Penelitian ... 39

3.7Pengelolaan dan Analisis data ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Keterbatasan Penelitian ... 40

4.2Hasil Penelitian ... 41

4.3Pembahasan ... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi tujuan pertama bagi pasien atau masyarakat dalam menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia dan jenis kelamin (Liana, 2010). Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan kewenangan dokter layanan primer, SKDI disahkan pertama kali oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuhan untuk membangun Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan juga digunakan sebagai acuhan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional (KKI, 2012a).

Sementara itu, ukuran mahasiswa dalam menyelesaikan sebuah kurikulum dan predikat kelulusannya dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK dalam pendidikan dokter terbagi menjadi dua yaitu, IPK tahap pendidikan (S-1) dan IPK tahap profesi. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dapat dikatakan memiliki kompetensi sebagai seorang dokter.

Di sisi lain, berkenaan dengan upaya penataan praktik kedokteran di Indonesia yang sebagaimana telah ditetapkan pada UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, Komite Bersama (Komite Dokter Indonesia Asosiasi


(20)

2

Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Perhimpunan Dokter Keluarga dan sejumlah perangkat lainnya) menyepakati bahwa bentuk uji kompetensi dalam rangka sertifikasi dokter lulusan baru Fakultas Kedokteran (FK) atau Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) yaitu Uji Kompetensi Dokter Indonesia (IDI, 2007). Sejak Agustus 2014 Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Penyelenggaraan UKMPPD sebelumnya dilakukan oleh komite bersama dan sekarang telah dilakukan oleh Kepanitian Nasional UKMPPD (PN-UKMPPD). Kepanitiaan nasional ini beranggotakan AIPKI dan kepanitiaan lokal nasional serta berkordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui koligeum Dokter Primer Indonesia (KDPI). Penyelenggaraan UKMPPD dilakukan empat kali dalam satu tahun yaitu, Februari, Mei, Agustus dan November (PN UKMPPD, 2014).

Berdasarkan pernyataan diatas, seharusnya alumnus FK atau PSPD mempunyai kompetensi untuk menyelesaikan UKMPPD dengan baik. Tetapi kenyataan yang sebenarnya masih banyak fakultas kedokteran di Indonesia yang mengikuti UKMPPD hanya beberapa yang dapat lulus UKMPPD first taker (UKMPPD yang pertama). Pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara yang lulus UKMPPD first taker pada periode Agustus 2014-Mei 2015 yaitu 47% yang terdiri dari 32 peserta UKMPPD (FKUMSU, 2015). Pada Fakultas Kedokteran Universitas La mpung yang lulus UKMPPD fist taker ppada periode November 2014-Mei 2015 adalah 76,2% yang diikuti oleh 101 peserta UKMPPD first taker (Rekapitulasi Data Akademik FK UNILA, 2015). Sebenarnya uji kompetensi yang dilakukan


(21)

3

oleh koligeum adalah sebagai syarat bagi lulusan dokter untuk mendapat Surat Tanda Resgistrasi (STR) dan sebagai syarat untuk memperoleh Surat Izin Praktik (SIP).

Permasalahan ini menimbulkan pertanyaan, apakah IPK mahasiswa kedokteran dapat menjadi prediktor dalam kelulusan uji kompetensi seseorang untuk lulus UKMPPD. Pada studi sebelumnya mengenai IPK dengan Uji Standar Kompetensi Dokter pernah dilakukan di Amerika bahwa terdapat hubungan antara IPK tahun ketiga dengan United staste Medical License Examination (USMLE) tahap 1 (Fields et al., 2000). Selain itu, di Kanada juga pernah melakukan penelitian bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara

Licentiate Medical Council of Canada (LMCC) tahap 1 dengan IPK program sarjana kedokteran, mereka juga mengatakan bahwa IPK merupakan

predicator terbaik untuk menentukan hasil uji kognitif (Illing, 2009). Selain itu juga ditemukan adanya hubungan OSCE dengan USMLE tahap 2 (Simon et al., 2007).

Uji Standar Kompetensi tiap negeri memiliki landasan ideologi yang sama, tetapi teknis pelaksanaannya berbeda, hasil penelitian tersebut belum tentu dapat diaplikasikan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah terdapat hubungan IPK mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan hasil kelulusan UKMPPD selama periode November 2014-Mei 2015.


(22)

4

1.2Rumusan Masalah

Dokter merupakan seorang tenaga kesehatan yang menjadi tujuan utama masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan mereka. Berdasarkan SKDI fakultas kedokteran mengacu pada pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan sebgai acuhan dalam pengembangan Komptensi Dokter atau UKMPPD. Sistem penilaian KBK dinyakatan dalam bentuk Indek Prestasi Kumulatif (IPK). IPK terbagai menjadi d ua tahap yaitu, tahap sarjana (S-1) dan tahap profesi. Lulusan FK/PSPD harus mengikuti UKMPPD.

Untuk menjadi seorang dokter yang berkompeten harus mengikuti UKMPPD yang dilaksanakan secara nasional oleh Kepanitian Nasional UKMPPD. Pada penelitian yang telah dilakukan di Canada dan Amerika menyatakan bahwa IPK dan Uji Kompetensi Dokter memiliki hubungan, dimana semakin tinggi IPK mahasiswa semakin tinggi pula tingkat kelulusan dalam Uji Kompetensi Dokter.

UKMPPD pada setiap Fakultas Kedokteran di Indeonesia memiliki presentase kelulusan yang berbeda-beda, pada Fakultas Kedokteran Muhamadiyah Sumatera Utara peserta UKMPPD pada periode Agustus 2014-Mei 2015 sekitar 46% yang diikuti oleh 32 peserta UKMPPD first taker dan pada Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang lulus UKMPPD first taker

adalah 76,2% dari 102 peserta UKMPPD first taker. Berdasarkan pernyataan diatas saya ingin mengetahui apakah terdapat hubungan Indek Prestasi Kumulatif mahasiswa terhadap hasil kelulusan UKMPPD periode November 2014-Mei 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(23)

5

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara IPK mahasiswa kedokteran dengan hasil kelulusan UKMPPD.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui usia mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Lampung.

2. Mengetahui jenis kelamin mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Lampung.

3. Mengetahui IPK sarjana mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Lampung.

4. Mengetahui IPK profesi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

5. Mengetahui kelulusan UKMPPD CBT mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

6. Mengetahui kelulusan UKMPPD OSCE mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

7. Mengetahui korelasi antara nilai IPK sarjana terhadap hasil kelulusan UKMPPD CBT, OSCE dan hasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

8. Mengetahui korelasi antara nilai IPK profesi terhadap UKMPPD CBT, OSCE dan hasil kelulusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(24)

6

9. Mengetahui korelasi antara nilai IPK sarjana dengan nilai IPK profesi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 10.Mengetahui korelasi antara nilai IPK kumulatif terhadap hasil

kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

11.Mengetahui korelasi antara lama studi sarjana, lama studi profesi dan lama studi kumulatif terhadap hasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis penelitian.

b.Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan dokter dan gambaran tentang UKMPPD

1.4.2 Bagi Institusi

Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi institusi dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan pada mahasiswa dan dalam penyusunan kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Dokter

Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan seorang dokter yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan merupakan pendidikan kedokteran dasar pada Universitas. Pendidikan dokter terdiri dari dua tahap yaitu, tahap sarjana (S-1) dan tahap profesi dokter yang menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Model KBK ini dilakukan dengan pendekatan terintegritas baik hosizontal maupun verikal serta berorintasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer. Tahap sarjana kedokteran ditempuh minima l 7 (tujuh) semester dan tahap profesi ditempuh minimal 4 (empat) semester (KKI, 2012b).

Kurikulum ini dilaksanakan melalui pendekatan atau stategi SPICES (student-contred, Problem-based, Integrated, Community based atau Early Clinical Exposure, Systemic) kemudian di tingkat intitusi terdiri dari muatan yang disusun berdasarkan standar kompetensi dokter yang disahkan oleh konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan muatan lokal. Beban muatan lokal maksimal 20% dari seluruh kurikulum, muatan lokal ini dapat dikembangkan oleh setiap institusi sesuai dengan visi, misi dan kondisi lokal.


(26)

8

Kurikulum tersebut kurang lebih berisi tentang:

1. Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, ilmu komunitas dan ilmu kedokteran keluarga yang disesuaikan dengan standar kompetensi dokter.

2. Prinsip-prinsip metode ilmiah seperti metodelogi penelitian, filsafat ilmu, berpikir kritis, biostatistik dan evidence based-medicine.

3. Ilmu biomedik yang terdiri dari anatomi, biokimia, histologi, biologi sel, dan molekuler, fisiologi, mikrobiologi, imunologi, parasitologi, patologi dan farmakologi. Ilmu- ilmu biolmedik dijadikan dasar ilmu kedokteran klinik sehingga mahasiswa mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memahami konsep dan praktik kedokteran klinik.

4. Ilmu- ilmu humaniora yang dijabarkan menjadi ilmu perilaku, psikologi kedokteran, sosiologi kedokteran, antropologi kedokteran, agama, etika dan hukum kedokteran, bahasa, pancasila dan kewarganegaraan.

5. Ilmu kedokteran klinik yang membahas ilmu penyakit dalam serta percabangannya, ilmu bedah, ilmu penyakit anak, ilmu kebidanan dan ilmu kandungan, ilmu penyakit syaraf, ilmu kesehatan jiwa, ilmu kesehatan kulit dan kelamin, ilmu kesehatan mata, ilmu THT, radiologi, anestesi, ilmu kedokteran forensik dan medikolegal.

6. Ilmu kedokteran komunitas berisi tentang ilmu kesehatan masyarakat, ilmu kedokteran pencegahan, epidemiologi, ilmu kesehatan kerja, ilmu kedokteran keluarga dan pendidikan kesehatan masyarakat.


(27)

9

7. Komponen penting dari setiap kurikulum adalah tersedianya kesempetan bagi mahasiswa untuk mengadakan kontak efektif secara personal dengan pasien seawal mungkin.

8. Selama kontak dimanfaatkan untuk mempelajari interaksi faktor penyebab, patogenesis, faktor fisik dan psikologi, keluarga, komunitas, sosial dan lingkungan yang mempengaruhi perjalanan penyakit pasien.

Untuk evaluasi akhir dari hasil pembelajaran didasarkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan standar kompetensi dokter, pencapaian kompetensi tersebut dinilai dengan menggunakan penelitian acuan patokan ( Criterion-referenced). Kriteria kelulusan itu sendiri merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses pendidikan (akademik dan non akademik) dan harus memenuhi azas validitas, reabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar (KKI, 2012a).

2.2Standar Kompetensi Dokter

Kompetensi menuruut Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No

045/U/2002 adalah “seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab

yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu”. Elemen-elemen kompetensi terdiri dari landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berdaya, sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, serta pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan kealian dengan berkarya. Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri


(28)

10

atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis dan pengelolaan masalah kesehatan. Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai berikut:

1.Profesionalitas yang luhur

2.Mawas diri dan pengembangan diri 3.Komunikasi efektif

4.Pengelolaan informasi

5.Landasan ilmiah ilmu kedokteran 6.Keterampilan klinis

7.Pengelolaan masalah kesehatan

Gambar 1. Pondasi dan Pilar Kompetensi (KKI, 2012b)

P enge lol aa n Inf or m as i L anda sa n I lm ia h I lm u K edokt er an K et er am p il an K li ni k P enge lol aa n M as al ah K es eh at an KOMPETENSI KOMUNIKASI EFEKTIF

MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI PROFESIONALITAS YANG LUHUR


(29)

11

Menurut Epstein and Hundert (2002) standar kompetensi dokter adalah “professional competence is the habitual and judicious use of communication knowledge, technical skills, clinical reasoning, emotions,values and reflection in daily practice to improve the health of the individual patient and

community”. Berdasarkan penelitian tersebut, tampak bahwa penelitian kompetensi dokter lebih luas dari tujuan instruksional yang dibagi menjadi 3 ranah yaitu, pengetahuan, psikomotor dan afektif. Standar kompotensi terdiri dari tujuh area kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran dan fungsi seorang dokter dalam uapaya kesehatan masyarakat dan upaya perorangan strata pertama serta dapat dijadikan gambaran dokter yang dibutukan untuk mencapai indonesia sehat (KKI, 2006).

2.3Standar pendidikan Profesi Dokter

Standar pendidikan dokter di Indonesia adalah seperangkat peyetara mutu pendidikan dokter yang dibuat dan disepakati bersama oleh stakeholder

pendidikan dokter. Standar pendidikan dokter juga merupakan perangkat untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan kompetensi. Strandar pendidikan dapat pula dipergunakan oleh institusi pendidikan untuk menilai institusi itu sendiri serta sebagai dasar perencanaan program perbaikan kualitas proses pendidikan secara berkelanjutan. Komponen standar pendidikan dokter meliputi isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan serta evaluasi proses pendidikan. Standar dari masing- masing komponen pendidikan tersebut harus selalu ditingkatkan secara berencana dan berkala mengik uti


(30)

12

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (Medical Science and Technology), perkembangan ilmu dan teknologi pendidikan kedokteran (Medical Education and Technology) dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (Public Health Needs and Demands) (KKI, 2006).

Dalam penyusunan Standar profesi Pendid ikan Profesi Dokter diupayakan sebagai berikut:

1.Hanya mencakup aspek-aspek umum dari fakultas kedokteran dan program pendidikan profesi dokter.

2.Standar meliputi aspek-aspek sesuai dengan yang dinyatakan di dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 35 ayat 1 dan 2.

3.Situasi spesifik yang berbeda disetiap daerah maupun situasi umum ditingkat nasional dipertimbangkan.

4.Otonomi Fakultas Kedokteran dan Program Pendidika n Profesi Dokter dihormati sesuai dengan Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sehingga penerapan standar ini tidak dimaksudkan untuk menyeragamkan Fakultas Kedokteran dan Program Pendidikan Dokter.

5.Standar ini tidak dimaksudkan untuk membuat peringkat terhadap Fakultas Kedokteran ataupun Program Pendidikan Profesi Dokter. Standar Pendidikan Profesi Dokter dirumuskan pada tingkat minimal dan mangacu pada Quality Improvement in Basic Medical Education : WFME (World Federation for Medical Education) International Guidelines yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.


(31)

13

2.3.1 Landasan Hukum Standar Pendidikan profesi Dokter

Dalam ketentuan umum Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang berlaku di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Agar semua lulusan pendidikan dokter di Indonesia mempunyai mutu yang setara maka perlu ditetapkan standar nasional pendidikan profesi dokter.

Menurut pasal 3 UU RI No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk:

1. Memberikan perlindungan kepada pasien.

2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter.

3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat.

Menurut pasal 26 UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran:

1. Standar pendidikan profesi kedokteran disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

2. Standar pendidikan profesi kedokteran:

a. Untuk pendidikan profesi dokter oleh asosiasi institusi pendidikan kedokteran.

b. Untuk pendidikan profesi dokter spesialis disusun oleh koligeum kedokteran.


(32)

14

3. Asosiasi institusi pendidikan kedokteran dalam menyusun standar berkoordinasi dengan organisasi profesi, koligeum, asosiasi rumah sakit pendidikan, departemen pendidikan nasional dan departemen kesehatan.

4. Koligeum kedokteran dalam menyusun standar pendidikan profesi berkoordinasi dengan organisme profesi, asosiasi institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, asosiasi rumah sakit pendidikan, departemen pendidikan nasional dan departemen kesehatan.

Dalam penjelasan passal 7 ayat (2) UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran disebutkan bahwa standar umum pendidikan profesi dokter dan dokter gigi adalah standar yang sesuai dengan pengaturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, apabila setiap komponen pendidikan yang terka it dengan pendidikan dokter mempunyai standar yang sama maka dokter yang dihasilkan akan dijamin mempunyai mutu yang sama pula. Sesuai dengan undang-undang RI No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 27 menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan kedokteran untuk memberikan kompetensi kepada dokter, dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran maka perlu disusun SKDI (KKI, 2006).


(33)

15

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Standar Pendidikan Profesi Dokter

Menurut KKI (2006) standar Pendidikan Profesi Dok ter digunakan untuk:

1. Evaluasi Diri

Fakultas Kedokteran dan program pendidikan profesi dokter dapat menggunakan standar ini untuk menilai atau mengevaluasi diri secara suka rela dalam rangka proses peningkatan mutu.

2. Kaji Ulang oleh Mitra bestari (Peer Review)

Standar ini dapat pula digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan evaluasi eksternal oleh mitra bestari.

3. Akreditasi

Standar ini dapat digunakan dalam akreditasi program pendidikan dokter.

4. Uji Kompetensi

Menurut Undang-undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 1 menyaktakan bahwa “sertifikasi kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di suluruh Indonesia setelah lulus Uji Kompetensi.


(34)

16

Standar kompetensi dokter merupakan materi uji kompetensi. Tujuan ditetapkannya standar pendidikan profesi dokter adalah:

1. Sebagai acuhan bagi setiap institusi pendidikan kedokteran dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2. Untuk digunakan dalam akreditasi pendidikan profesi dokter. Kedua tujuan tersebut berfungsi untuk menjamin mutu praktik kedokteran.

2.4Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Indonesia

Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Indonesia dinyatakan sebagai suatu perangkat uji kompetensi yang merupakan bentuk dari upaya aktualisasi berbagai peraturan praktik kedokteran tersebut dalam rangka peningkatan dan standarisasi kualitas dokter indonesia, dengan tujuan memberikan informasi tentang kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komperehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi sebagai bagaian dari persyaratan registrasi, untuk seorang dokter dapat mengurus pengajuan surat izin praktik atau Medical license (IDI, 2007).

Jejaring National Competence Examination for Indonesia Health Professional (NACE) disebutkan peserta yang dapat mengikuti Uji Kompetensi Dokter adalah dokter lulusan FK/PSPD yang akan memerlukan sertifikat kompetensi dokter. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa UKMPPD adalah perangkat untuk memberikan informasi tentang kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap dokter umum lulusan FK/PSPD yang


(35)

17

memerlukan sertifikat kompetensi sebagai syarat registrasi untuk mengurus surat izin praktik dokter atau Medical License di Indonesia dalam rangka peningkatan dan standarisasi kualitas dokter. Uji Kompetensi untuk mendapatkan medical license semacam ini telah dilakukan di berbagai negara dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, di Inggris menyelenggarakan PLAB (professional and Linguistic Assessment Board) dan di Kanada mengadakan LMCC keduanya memiliki dua tahap pengujian yaitu, uji kognitif pada tahap pertama dan OSCE pada tahap kedua, selain itu di Amerika dengan USMLE yang terbagai menjadi tiga tahap pengujian yang mencakup tiga ranah pengetahuan dasar, kemampuan klinis (diagnosis maupun keterampilan) dan aplikasinya terhadap aktivitas kepaniteraan, sedangkan di Indonesia UKMPPD dilaksanakan hanya sekali dan meranah pada uji kognitif.

2.4.1 Bentuk Soal dan Pelaksanaan UKMPPD

UKMPPD terbagi menjadi dua tahap ujian yaitu, tahap uji Computer Based Test (CBT) dalam bentuk pilihan ganda (Multiple Choice Question atau CBT) dengan menggunakan prinsip key feature approach. MCQ adalah metode uji yang paling banyak digunakan dalam menguji pemahaman tentang suatu konsep ilmu (know atau

knows how). Fokus pada MCQ adalah menanyakan tentang penerapan konsep pada penanganan pasien dibidang kesehatan yang penting untuk praktik sehari- hari. MCQ ini terdiri dari cerita atau kasus klinik yang diikuti dengan pertanyaan dengan 5 jawaban dan 1 jawaban yang benar. Jawaban salah (distractor) tidak 100% salah, hanya kurang


(36)

18

tepat jika dibandingkan dengan kunci jawaban. Penggunaan ujian dengan CBT bisa memberikan tampilan yang lebih baik sehingga gambaran atau pencitraan pasien bisa lebih baik ditampilkan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki mutu ujian sehingga hasil ujian bisa diproses lebih cepat dan efisien. Ujian MCQ terdiri dari 200 butir soal dengan waktu 200 menit dan tahap OSCE adalah suatu metode untuk menguji kompetensi kinik secara obyektif dan terstruktur dalam bentuk putaran station dengan waktu tertentu. Dikatakan obyektif karena semua mahasiswa diuji dengan ujian yang sama dan terstruktur, ujian yang diberikan dalam bentuk ujian ketermpila n klinik tertentu dan dinilai dengan lembar penilaian tertentu. Selama ujian peserta berkeliling melalui beberapa station yang berurutan, pada masing- masing station ada tugas atau soal yang harus dilakukan atau mendemostrasikan atau menjawab pertanyaan, peserta yang mengikuti UKMPPD akan diobservasi oleh penguji. Pada beberapa

station peserta juga dapat diuji mengenai kemampuan menginterpretasi data atau materi klinik serta menjawab pertanyaan lisan. Dalam penilaian OSCE berdasarkan pada putusan yang sifatnya menyeluruh dari berbagi komponen kompetensi (PN UKMPPD, 2014).

Sesuai dengan tujuan dari Uji Kompetensi ini, maka materi yang diujikan harus sesuai dengan kompetensi atau standar profesi yang dibutuhkan dokter Indonesia sebagaimana dinyatakan di dalam KIPDI 3 dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lain sehingga dapat


(37)

19

menjamin sifat kompersensifnya. Tujuan dari ujian ini adalah untuk mengetahui atau menguji kompetensi seorang dokter, maka ujia n akan menitikberatkkan pada prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar dan klinik yang sangat penting dalam praktik klinik pada masyarakat maupun di dalam pendidikan kedokteran tahap pascasarjana dengan mengutamakan penguasaan prinsip-prinsip dasar mekanisme

timbulnya penyakit, “Clinical Reasoning”, serta “Clinical Thinking”

dalam rangka pemecahan masalah atau problem solving. Keseluruhan soal dikembangkan harus bersifat terintegrasi dan menguji secara utuh kompetensi yang dibutuhkan seorang dokter dalam menghadapi berbagai komposisi materi ujian menurut Divisi ujian Uji Kompetensi Dokter Indonesia. Adapun komposisi materi ujian adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Materi Ujian kompetensi Mahasiswa program Profesi Dokter Indonesia.

Materi Ujian

1. Tinjaun 1

a. Ketera mpilan dasar klin is (10-20%).

b.Aplikasi bio medis, behavior, klinik dan epide miologi pada kedokteran keluarga (40-6-%).

c. Ko munikasi efe ktif (10-20%).

d.Manajemen masalah kesehatan prime r (10-20%). e. Penelusuran, kritis dan manaje men informasi (2-10%). f. Profesionalis me, mo ral, etika dan prakt ik kedokteran

(5-10%).

g.Kesadaran, pemeliharaan dan pengembangan personal (5-10%).

2. Tinjauan 2

a. Kognitif (20-40%).

b.Procedural knowledge (20-40%).

3. Tinjauan 3

a. Recall (5-10%). b.Reasoning (90-95%).

4.

Tinjaun 4 proses normal dan patologi

a. Pertu mbuhan, perke mbangan dan degenerasi (15-25%). b.Kela inan genetik dan kongenital (15-25%).

c. Penyakit infeksi dan imunologi (15-25%). d.Penyakit neoplasma (15-25%).


(38)

20

5.

Tinjauan 5 organ dan sistem

a. Saraf dan perilaku (Neurobehavior) (5-15%). b.Kepala dan leher (Head and Neck) (5-15%). c. Endrokrin dan metabolisme (5-15%).

d.Saluran cerna, hepatobilier dan prankreas (5-15%). e. Saluran pernapasan (5-15%).

f. Gin jal dan saluran ke mih (5-15%).

g.Jantung, pembuluh darah dan sistem limfatik (5-15%). h.Kulit, otot, tulang dan jaringan lunak (5-15%). i. Reproduksi (5-15%).

6. Tinjauan 6

a. Pro mosi kesehatan dan pencegahan penyakit (20-30%). b.Penapisan atau diagnosis (20-30%).

c. Manajemen atau terapi (20-30%). d.Rehabilitas (10-20%).

7. Tinjauan 7

a. Individu (20-40%). b.Keluarga (20-40%). c. Masyarakat (20-40%).

Menurut Divisi Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (KKI, 2011b), jumlah soal yang diujikan sebanyak 200 soal, yang terdiri dari 150 soal untuk uji kompetensi dan 50 soal pretest atau atau pilot item semata- mata untuk pengumpulan data statistik dan tidak dihitung sebagai skor peserta. UKMPPD dilaksanakan selama 3,5 jam dengan memandang rule of thumb, waktu yang diizinkan untuk menyelesaikan ujian tersebut adalah 1 menit untuk setiap pernyataan. Soal MCQ dibuat dalam bentuk skenario atau Vignette yang tidak hanya menilai recall of knowledge tetapi juga menilai aplikasi pengetahuan kata absolute, jelas dan tidak ambigu. Adapun kesalahan struktur soal yang harus dihindari karena mengarah pada dua hal yaitu, test-wiseness dan irrelevant difficulty. Test-wiseness adalah suatu keadaan dimana peserta ujian dapat menjawab soal bukan karena penguasaan isi materi melainkan kepandaian dalam menebak soal, sedangkan irrelevant diffculty berkaitan dengan kesulitan peserta menjawab soal, bukan karena sulitnya materi tetapi berupa kesulitan yang ditimbulkan struktur soal tersebut seperti Grammitical Cues,


(39)

21

Logiccal Cues istilah absolute, konvergensi soal, multi interpretasi, tidak paralel dan logis, penggunaan BSSD serta pilihan jawaban maupun badan soal yang terlalu panjang dan kompleks. Kemudian,

distractor (opsi jawaban yang salah) sebaiknya terdiri dari pilihan dengan masalah yang homogen. Masuk akal, bentuk dan panjang menyerupai jawaban yang benar tetapi berbeda dari jawaban yang benar.

2.4.2 Standar Kelulusan UKMPPD

Mengingat uji kompetensi ini sangat menentukan (high-stakes assessment) bagi karir seorang dokter dan akan dijadikan sebagai acuan kompetensi secara nasional, maka proses penentuan standar kelulusan harus dilakukan dengan melibatkan komponen yang dapat mewakili pemegang kebijakan seperti pada pendidikan dari fakultas kedokteran, dokter yang melakukan praktik, organisasi profesi, departemen kesehatan atau unsur pemerintahan dan masyarakat. Metode yang dipakai adalah Criterion reference dengan menggunakan

panel expert judge, kemudian dipilih oleh badan pelaksana dengan kriteria oleh ahli dibidang kedokteran dan menguasai teknik standar setting dengan memperhatikan keterwakilan stakeholder.

Penentuan kelulusan dilakukan dengan menggunakan metode angoff, dimana nilai batas lulus pada UKMPPD dilakukan setahun sekali pada periode ujian Februari. Nilai batas lulus yang dihasilkan diterapkan untuk keempat periode ujian pada tahun tersebut. Sebagai upaya perbaikan mutu lulusan, apabila nilai batas lulus ya ng dihasilkan lebih


(40)

22

rendah dari nilai batas lulus tahun sebelumnya. Untuk uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter Agustus dan November 2014, nilai batas lulus mengacu pada nilai batas lulus yang dipakai pada uji kompetensi bulan Februari dan Mei 2014 diselenggarakan oleh PUKDI AIPKI yaitu 66.

Langkah- langkah pelaksanaan penentuan nilai batas lulus dengan metode angoff adalah sebagai berikut:

Step 1: Memilih Panel Juri dengan baik

Syarat adminitrasi untuk menjadi panel juri adalah:

1. Diusulkan oleh institusi pendidikan atau stakeholder terkait yang diundang.

2. Latar belakang pendidikan adalah dokter.

3. Minimal latar belakang pendidikan adalah S2/Sp1 dalam bidang ilmu kedokteran.

4. Memahami standar kompetensi dokter indonesia. 5. Pernah mengikuti pelatihan student assessment.

6. Bersedia menjadi standar setter & mengisi/menandatangani kode etik standard setter.

7. Untuk peserta dari institusi pendidikan: aktif dalam proses pembelajaran sehari-hari di institusinya sebagai pemberi kuliah/instruktur/tutor/pembimbing akademik minimal 5 tahun. 8. Untuk peserta dari organisasi profesi mempunyai pengalaman

praktik sebagai dokter minimal 10 tahun. 9. Mengisi CV.


(41)

23

Step 2: Diskusi antar Panel Juri Panel juri mendiskusikan tentang: 1. Tujuan ujian.

2. Karakteristik peserta ujian. 3. Adequate/inadequate knowledge.

Step 3: Kesepakatan Karakteristik borderline

Sebagai acuan karakteristik yang disepakati oleh juri sebagai dasar penentuan batas lulus pada bulan Februari 2014 adalah sebagai berikut:

1. Masa studi tidak tepat waktu (plus 1-2 semester dikarenakan faktor kemampuan peserta, bukan karena sistem)

2. IPK S.ked = syarat minimal IPK untuk lulus, dan 3. IPK Profesi = syarat minimal IPK untuk lulus.

Bila diperlukan, karakteristik borderline bisa ditinjau ulang dan direvisi dalam setiap pelaksanaan standard setting untuk menyesuaikan dengan harapan karakteristik minimal dari seseorang lulusan yang diharapkan.

Step 4: Penilaian Awal

Secara individual setiap juri membaca soal dengan baik dan untuk setiap soal juri secara individual menjawab pertanyaan berikut:

“berapa persen borderline group/minimally competent stundents dapat

menjawab soal tersebut dengan benar?”.

Jawaban: Misalnya 60%, 70% dan seterusnya (ditulis di dalam lembar yang telah disediakan).


(42)

24

Langkah ini dilakukan untuk seluruh soal yang dialokasikan.

Tabel 2. Hasil Presentase Borderline/Group Minimally Competent Students

dapat Menjawab Soal dengan Benar.

No. Soa l berapa persen borderline group/minimally competent stundents dapat men jawab soal tersebut dengan benar

Penila ian Awa l Penila ian Akh ir

1. 70

2. 80

3. 60

4. 75

5. 65

6. 70

Dst

Step 5: Diskusi Rasional Penilaian Awal

Pada step ini masing- masing juri memberikan alasan terhadap penilaian awal yang telah diberikan. Setelah juri menyampaikan alasan terhadap penilaian tersebut, para juri menentukan nilai final soal tersebut. Langkah awal ini diulang pada seluruh soal yang dialokasikan.

Tabel 3. Penilaian Akhir Presentase Borderline/Group Minimally Competent Students dapat Menjawab Soal dengan Benar.

No Soal berapa persen borderline group/minimally competent stundents

dapat menjawab soal tersebut dengan benar

Penila ian Awa l Penila ian Akh ir

1. 70 75

2. 80 75

3. 60 60

4. 75 75

5. 65 65

6. 70 70

Dst

Step 6: Penentuan Nilai Batas Lulus

1. Hitung rata-rata nilai final dari seluruh juri untuk masing masing butir soal.

2. Jumlah dari rata-rata tersebut merupakan nilai atas lulus.

Ujian OSCE terdiri dari 12 station sesuai soal yang telah ditentukan dan 2 station sebagai station istirahat. Penilaian global rating


(43)

25

merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan kandidat secara keseluruhan apakah kandidat mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada. Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus station.

Langkah- langkah penentuan batas kelulusan OSCE: A.Persiapan Penetapan Batas Lulus OSCE yaitu,

1. Tas institusi baik yang dimasukkan ke dalam Koper UK OSCE atau tidak, dibongkar untuk memisahkan beberapa berkas: a. Berkas soal dipisahkan menjadi beberapa bagaian:

lembaran soal untuk penguji (termasuk foto jika ada), lembar penilaian kertas (dari penguji eksternal dan internal), instruksi peserta, instruksi PS (Pasien standar) dan berita acara ujian.

b. Berkas PP (Pusat Penyelenggaraan) dipisahkan menjadi: daftar titik kegiatan PP (Amplop Batik PP) dan Amplop Plastik PP.

c. Berkas lain yang mungkin terbawa dalam tas institusi. 2. Tas intitusi yang telah dibongkar dan berkas yang telah dipisah

disimpan di secretariat UK OSCE.

3. Berita acara ujian dan lembar penilaian kertas akan ditelaah bersamaan dengan analisis hasil UK OSCE.

4. Berkas soal, berkas PP dan berkas lain yang mungkin terbawa dalam tas institusi yang tidak digunakan, dimusnahkan dengan


(44)

26

menggunakan mesin penghancur kertas. Limbah hasil pemusnahan dimasukkan karung untuk kemudian ditutup rapat dan dibuang ke tempat sampah.

5. Berita acara ujian ditelaah untuk memeriksa kejadian-kejadian selama ujian yang dapat mempengaruhi hasil atau kelulusan peserta Uji Kompetensi (UK) OSCE.

6. Lembar penilaian kertas ditelaah untuk tindak la njut laporan PP atau KOC (Koordinator OSCE Center) di berita acara ujian dan untuk memeriksa kecocokan dengan hasil penilaian berbasis compute/Computer Based Scoring (CBS).

B. Analisis Hasil UK OSCE (standard setting)

1. Berdasarkan hasil telaah berita acara dan lembar penilaian, data CBS dianalisis untuk menetapkan Nilai Batas Lulus (NBL) UK OSCE.

2. Penetapan NBL menggunakan borderline regression method

(BRM) dan dilakukan pada setiap station soal.

3. Langkah- langkah pada borderline regression method adalah sebagai berikut:

a. Pada setiap station, peserta memiliki 2 hasil penilaian: 1) Penilaian berdasarkan checklist.

2) Penilaian kemampauan secaran umum atau global performance (contoh: gagal, borderline, lulus, istimewa).


(45)

27

b. Nilai global performance setiap peserta di regresi dengan nilai checklist.

c. Pada regresi:

1) Nilai checklist sebagai dependen variabel.

2) Nilai global performance sebagai independen variabel. d. Nilai batas lulus adalah perpotongan antara borderline dan

nilai ujian.

4. NBL UK OSCE adalah nilai rata-rata NBL seluruh station soal ditambah 1 sebagai Standard Error Measure Ment (SEM) dari nilai rata-rata NBL seluruh station soal tersebut

5. Data hasil penilaian UK OSCE setiap peserta (nilai rata-rata peserta di seluruh station soal) dibandingkan dengan NBL UK OSCE untuk ditetapkan kelulusannya. Jika nilai rata-rata peserta di seluruh station soal di atas NBL UK OSCE maka dinyatakan lulus dari UK OSCE. Sebaliknya, jika dibawah NBL UK OSCE pada pelaksanaan UK OSCE selanjutnya (Pedoman Pelaksanaan UKMPPD, 2014).

Computer Based Test Uji Kompetensi Dokter Indonesia (CBT UKDI) adalah uji kompetensi nasional berbasis komputer yang harus ditempuh oleh dokter lulusan baru sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Surat Tanda Regristrasi (STR) dari KKI. STR ini merupakan salah satu syarat dalam membuat Surat Izin Praktik (SIP).


(46)

28

Uji kompetensi ini bertujuan untuk mengevaluasi kompetensi dokter Indonesia dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komperhensif sebagai pelaksanaan Undang-undang praktik kedokteran. Adanya UKDI diharapkan kualitas Dokter Indonesia terstandar sehingga pelayanan kesehatan Indonesia semakin baik.

Pelaksanaan UKDI sendiri dilakukan di UKDI Center bertempat di Fakultas Kedokteran yang ditunjuk oleh Komite Bersama Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) melaui seleksi ketat di seluruh Indonesia. Pelaksanaan UKDI 24 November 2012 Fakultas Kedokteran Univers itas Lampung terpilih sebagai salah satu pusat pelaksanaan CBT UKDI.

Dengan lengkapnya peralatan yang ada membuat alumni FK Unila tidak lagi kesulitan untuk mengikuti Uji Kompentensi ini, karena mereka bisa mengikuti Uji Kompetensi dikampus sendiri. Bahkan sarana ini juga bisa digunakan oleh alumni kedokteran Fakultas kedokteran lain untuk mengikuti Uji Kompetensi tersebut (Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2012).

Fakultas Keokteran Universitas Lampung (FK Unila) pada periode November 2014-Mei 2015 melaksanakan UKMPPD yang diikuti oleh 120 peserta yang terdiri dari 101 adalah peserta UKMPPD first taker dan 19 peserta adalah peserta UKMPPD retaker. Pada periode November 2014-Mei 2015 peserta yg lulus UKMPPD first taker adalah 77 peserta sehingga diperoleh persentasi kelulusan UKMPPD first taker pada periode November


(47)

29

2014-Mei 2015 adalah 76,2 % ( Rekapitulasi Data Akademik FK Unila, 2015).

2.5 Evaluasi Akhir Hasil Se mester

2.5.1 Sistem Kredit Semester

Sistem Kredit Semester (SKS) dalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan acuan kredit dan satuan waktu semester. Dalam pelaksanaan SKS ini digunakan satuan kredit semester (sks) yang merupakan takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 2 jam praktikum atau 4 jam kerja lapangan yang masing- masing diiringi oleh 1 jam kegiatan terstruktur dan 1 jam kegiatan mandiri sesuai pada tabel 4.

Kredit adalah suatu penghargaan secara kuantitatif terhadap keberhasilan penyelesaian kegiatan akademik oleh mahasiswa dan atau dosen. Sistem Kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar dan beban penyelenggaraan program.

Semester adalah satuan waktu kegiatan selama 19 minggu tenang dan 2 minggu penilaian (ujian). Sistem semester adalah sistem penyelenggaraan program dengan menggunakan satuan waktu semester.


(48)

30

Tabel 4. Satuan Kredit Semester dalam Kegiatan Pembelajaran

Bentuk

Kegiatan SKS Jam/M inggu

Tatap mu ka (Menit) Tugas Terstruktur (Menit) Tugas mandiri (Menit) Kuliah

Prakt iku m Kerja Lapangan 1 1 - 1 2 4 1x50 2x50 - 60 60 - 60 60 -

Sistem kredit semester bertujuan agar perguruan tinggi dapat menyajikan program pendidikan yang beraneka ragam secara mudah sehingga dapat memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk memilih program profesi yang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dipunyai. Pada Universitas Lampung penerapan Sistem Kredit Semster (SKS) secara penuh diterapkan pada program sarjana (Unila, 2011).

2.5.2 Indeks Prestasi

Hasil pembelajaran mahasiswa dinyatakan dengan indeks Prestasi (IP) yang merupakan ukuran kemampuan mahasiswa dan dapat dihitung berdasarkan jumlah SKS mata kuliah yang diambil dikali dengan nilai bobot pada masing- masing mata kuliah dibagi dengan seluruh jumlah SKS mata kuliah yang diambil pada semester tertentu. Jenis penilaian dan cara melakukannya disesuaikan dengan sifat mata kuliah, kemudian nilai diumumkan secara terbuka dan dinyatakan dalam bentuk huruf dengan nilai bobot sebagai berikut:

Tabel 5. Bobot Nilai

Huruf Mutu Angka Mutu

A A/B B B/ C C D E 4 3,5 3 2,5 2 1 0


(49)

31

Jika hasil yang didapatkan terhitung buruk, mahasiswa dapat memperbaiki nilai hasil ujian pada semester lain. Jika karena satu hal nilai belum dapat ditentukan, maka nilai yang didapat adalah TL (Tidak Lengkap) dengan bobot nol (0).

Dalam perhitungan indeks prestasi, setiap mata kuliah bobot SKS yang digunakan adalah nilai keberhasilan yang tinggi. Perhitungan IP menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

KN: besar SKS masing-masing mata ku liah N : nilai masing-masing mata ku liah

Tingkat keberhasilan mahasiswa sejak semester pertama sampai dengan semester tertentu dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK dibedakan menjadi 2 yaitu IPK tahap akademik dan tahap profesi. IPK tahap akademik didapatkan melalui proses pembelajaran pada universitas, sedangkan IPK profesi didapatkan setelah menyelesaikan studi sarjana dan mengikuti pembelajaran pada program lanjutan atau profesi. Perhitungan IPK menggunakan rumus seperti diatas dengan K adalah besarnya seluruh SKS mata kuliah yang telah ditempuh dan N adalah seluruh mata kuliah yang diperoleh (Unila, 2011). Mengenai predikat kelulusan program sarjana dan program diploma adalah sebagai berikut:


(50)

32

Tabel 6. Predikat Kelu lusan (Unila, 2011). Indeks Prestasi Predikat

2,00-2,75 2,76-3,50 3,51-4,00

Memuaskan Sangat me muaskan Dengan pujian (Cumlaude)

2.6 Faktor yang Mempe ngaruhi Prestasi Akademik

Menurut Djamarah (2002) prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Menurut Azwar (2002) prestasi akademik adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam program pendidikan, nilai yang didapat berupa angka atau simbol tertentu, sehingga orang lain, siswa atau mahasiswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi akademik di sekolah merupakan bentuk lain dari besarnya pengusaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa dan rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah hasil dari pencapaian yang diperoleh siswa dari aktivitas belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu (Arini, 2002).

Menurut Ahmad dan Supriyono (2004), faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi akademik antara lain:

A. Faktor Internal

1. Faktor jasmani (fisiologi), yang termasuk faktor ini misalnya pengelihatan, pendengaran, dan struktur tubuh.


(51)

33

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1.Faktor potensi yaitu kecerdasan dan bakat.

2.Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non- intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. B. Faktor Eksternal

1. Faktor sosial yang terdiri atas: a. Lingkungan tenaga kerja. b. Lingkungan sekolah. c. Lingkungan masyarakat. d. Lingkungan kelompok.

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

Pengertian prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator- indikator berupa indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya (Azwan, 2004) dengan membandingkan antara prestasi yang ada.


(52)

34

2.7 Kerangka Pe mikiran

2.7.1 Kerangka Teori

Gambar 2. Ke rangka Teori (Ahmad i dan Supriyono, 2004)

2.7.2 Kerangka Konsep

Gambar 3. Ke rangka Konsep

2.7.3 Hipotesis

Terdapat hubungan indeks prestasi kumulatif mahasiswa dengan kelulusan kompetensi mahasiswa program profesi dokter.

Nila i uji ko mpetensi Mahasiswa Progra m Profesi Dokte CBT dan

OCSE Nila i indeks prestasi

ku mulatif (IPK) Sa rjana (S-1)

Variabel bebas Variabel terikat

Nila i indeks prestasi ku mulatif (IPK) Profesi Faktor internal:

Minat Bakat Motivasi belajar

Jenis kela min

Faktor e kstrinsik: Lingkungan

Progra m pendidikan dokter

(dosen, kuriku lu m,

evaluasi) Sarana prasarana

Proses pembelajaran

UKMPPD OSCE

Nila i Indeks Prestasi Ku mulatif

(IPK)

Ko mpetensi Dokter

IPK Sa rjana (S-1) IPK Profesi

Kelu lusan UKM PPD


(53)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan Kedokteran. Penelitian ini dilakukan di FK Universitas Lampung.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik.

3.3 Identifikasi Variabel dan Definisi Ope rasional

3.3.1 Identifikasi Variabel

Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program Pendidikan Dokter FK Universitas Lampung yang mengikuti UKMPPD periode November 2014-Mei 2015.

Variabel terikatnya adalah variabel yang berubah akibat perubahan dari variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah hasil kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter FK Universitas Lampung.


(54)

36

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 7. Definisi Operasional No Variabel

Penelit ian

Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Ska la

Variabel

1 IPK sarjana

Nila i akh ir yang diperoleh selama proses pendidikan tahap sarjana (S-1) dokter pada universitas. Data mahasiswa yang diperoleh dari bagian akademik Universitas La mpung

1. Dengan Pujian jika me mperoleh nila i 3,51-4,00 2. Sangat

me muaskan jika me mpe roleh n ila i antara 2,76-3,50 3. Memuaskan jika

me mpe roleh n ila i antara 2,0-2,75

Ordina l

2 IPK profesi

Nila i akh ir yang diperoleh selama proses pendidikan profesi dokter atau

pendidikan klinis pada institusi rumah sakit pendidikan. Data mahasiswa yang diperoleh dari bagian akademik Universitas La mpung

1. Dengan Pujian jika me mperoleh nila i 3,51-4,00 2. Sangat

me muaskan jika me mpe roleh n ila i antara 2,76-3,50 3. Memuaskan jika

me mpe roleh n ila i antara 2,0-2,75

Ordina l

3 IPK

Ku mulatif

Nila i IPK yang diperoleh dari gabungan antara IPK

CBT dan

OSCE

Data mahasiswa yang diperoleh dari bagian akademik Universitas La mpung

1. Dengan Pujian jika me mperoleh nila i 3,51-4,00 2. Sangat

me muaskan jika me mpe roleh n ila i antara 2,76-3,50 3. Memuaskan jika

me mpe roleh n ila i antara 2,0-2,75

Ordina l

4 CBT

UKM PPD

Ujian nasional yang dila kukan untuk mengetahui ko mpentensi mahasiswa untuk menjadi seorang dokter yang

ko mpeten, ujian ini dila kukan dengan menggunakan ko mputer. Data mahasiswa yang mengikuti UKM PPD dari bagian akademik Fakultas Kedokteran Universitas La mpung.

1. Tidak Lu lus

2. Lu lus

Rasio

5 OSCE

UKM PPD

Ujian nasional yang

Data mahasiswa


(55)

37

dila kukan untuk mengevalusi skill atau ketera mpilan mahasiswa dala m menangani pasien dan terdiri dari beberapa station secara obyektif.

yang mengikuti UKM PPD dari bagian akademik Fakultas Kedokteran Univeristas La mpung

2. Lu lus

6 UKM PPD

Keseluruhan

Nila i yang diperoleh dari gabungan antara nilai UKMMPD

CBT dan

OSCE Data mahasiswa yang mengikuti UKM PPD dari bagian akademik Fakultas Kedokteran Univeristas La mpung

1. Tidak Lu lus

2. Lu lus

Rasio

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi Target

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 3.4.2 Populasi Terjangkau

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang mengikuti UKMPPD tiga periode yaitu, periode November 2014 dengan jumlah peserta 33, periode Februari 2015 dengan jumlah peserta 64 dan periode Mei 2015 dengan jumlah peserta 23, sehingga jumlah peserta dari UKMPPD periode November 2014-Mei 2015 adalah 120 peserta.

3.4.3 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang


(56)

38

mengikuti UKMPPD periode November 2014-Mei 2015 sebanyak 120 responden.

3.4.4 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan data sampel adalah data Sekunder yang telah tersedia pada bagian akademik FK Universitas lampung yang mengikuti UKMPPD dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria Inklusi

1.Mahasiswa FK Unila yang mengikuti UKMPPD pada periode November 2014-Mei 2015.

2.Mahasiswa yang memiliki IPK sarjana dan IPK profesi yang mengikuti UKMPPD FK Unila.

3.Mahasiswa yang mengikuti UKMPPD pertama kali (first taker)

b. Kriteria Eksklusi

Mahasiswa FK Unila yang mengikuti UKMPPD pada periode November 2013-Mei 2014

Besar sampel sebanyak 120 responden, namun yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga diperoleh sampel sebanyak 92 responden.

3.5 Materi/Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang berisi IPK Program Sarjana dan IPK program Profesi Dokter, Hasil Kelulusan UKMPPD pada Fakultas Universitas Lampung.


(57)

39

3.6 Alur penelitian

1. Data IPK dan data nilai UKMPPD diperoleh dari bagian Akademik FK Unila kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. 2. Analisis data yang ada.

3. Alur Penelitian:

Gambar 4. Alur Penelitian

3.7 Pengelolaan dan Analisis Data

Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan SPSS. Pengujian hipotesis digunakan uji korelasi (Pearson Correlation) yang sebelumnya data didistribusi terlebih dahulu dengan menggunakan uji Kolmogrov-smirnov, jika ditemukan sebaran data tidak norma l maka pengujian hipotesis akan dilakukan dengan uji korelatif Spearman.

Penyusunan Proposal Penelit ian

Mengurus Perizinan

Data Mahasiswa

Data IPK sarjana dan Profesi peserta UKMPPD

Data Nilai UKMPPD FK

Inform consent

Wawancara


(58)

40

Tabel 8. Dummy Daftar Mahasiswa yang Mengikuti UKMPPD Periode

November 2014-Mei 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

No

Nama

Mahasiswa NPM

IPK Kelul usan UKMPPD

Sarjana

(Angka)

Profesi

(Angka)

CBT

(Lulus, Ti dak

Lulus)

OSCE

(Lulus, Ti dak

Lulus)

1.

2.

3.

4.

5.

20.

.

.

.

50.

.

.

.

. .

100.

.


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Distribusi responden UKMPPD terdistribusi paling rendah berusia 22

tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,1%) dan paling tinggi berusia 24 tahun yaitu sebanyak 49 orang (53,3%).

2. Distribusi responden paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 59 orang (64,1%).

3. Distribusi IPK sarjana dengan predikat dengan pujian terdapat sebanyak 15 orang (16,3%), dengan predikat sangat memuaskan sebanyak 71 orang (77,2%), dan dengan predikat memuaskan terdapat sebanyak 6 orang (6,5%).

4. Distribusi IPK profesi dengan predikat sangat me muaskan sebanyak 92 orang (100%).

5. Nilai hasil kelulusan UKMPPD CBT sebanyak 77 orang (83,7%). 6. Nilai hasil kelulusan UKMPPD OSCE sebanyak 87 orang (94,6%). 7. Terdapat korelasi antara nilai IPK sarjana terhadap hasil

kelulusanUKMPPD CBT, OSCE danhasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(60)

68

8. Terdapat korelasi antara nilai IPK profesiterhadapUKMPPD CBT, dan hasil kelulusan kecuali IPK Profesi terhadap UKMPPD OSCE mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

9. Terdapat korelasi antara nilai IPK sarjana dengan nilai IPK profesi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

10. Terdapat korelasi antara nilai IPK kumulatif terhadap hasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

11. Terdapat korelasi antara lama studisarjana dan lama studi kumulatif kecuali lama studi profesi terhadaphasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

6.2 Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diuraikan oleh penulis diatas, saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi institusi dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan pada mahasiswa dan dalam penyusunan kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan cara meningkatkan IPKmahasiswa harus lebih baik dan soal-soal UKMPPD harus valid.

2. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis penelitian.


(61)

69

b. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan dokter dan gambaran tentang UKMPPD

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian inidapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tentangindeks prestasi kumulatif mahasiswa terhadap hasil kelululusan UKMPPD dengan menambah variabel yang lebih banyak agar menjadi pelengkap dalam penelitian ini. Pada saat pengambilan informasi data UKMPPD sebaiknya dilakukan dengan bertemu secara langsung dengan responden supaya informasi yang didapat lebih banyak.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Abela, J. 2009. Adult Learning Theories and Medical Education: a Review.

Malta Medical Journal. Vol. 21. Issue 01. pp 11-18

Agustian dan Mahesa. 2014. Diskusi terbuka online UKMPPD batch 1 . Diakses 24 November 2015: http://bemfkusakti.org/diskusi-terbuka-online-ukmppd-batch-1/

Ahmad, A., Supriyono, W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arini, N. K. S. 2009. Pengaruh Tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar

Terhadap Prestasi Akademik pada Siswa Kelas II SMA Negeri 99 Jakarta. Jakarta.

Azwar, S. 2004. Pengatar Psikologi Intelegnsi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bush, M. 2001. A multiple choice test that rewads partial knowledge. Jurnal of

Further and Higher Education 25(2):157-163.

Divisi ujian Uji Kompetensi Dokter Indonesia. 2011a. Profil uji kompetesni dokter Indonesia. Diakses 15 Maret 2015. http://www.ukdi.org/?page id=85.

Divisi ujian Uji Kompetensi Dokter Indonesia. 2011b. Petunjuk pembuatan soal.

Diakses 15 Maret 2015. http://www.ukdi.org/?page id=85. Djamarah, S B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Epstein, M. L., Lazarus A. D., Calvano T. B., Matthews K A., Hendle R A., Epstein B B and Brosvic G M.2002. Immed iate Feedback Assessment Techinque Promotes Learning and Inaccurate Responses. The Psychological Record 52:187-201.

Eti P.P., Ari, P. 2012. Pengukuran Kemampuan Belajar Mandiri Pada Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter.Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Nomor 2, 2012. 501-502

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2012. Pelaksanaan CBT UKDI di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung. Di akses 3 Juli 2015: http://fk.unila.ac.id/pelaksanaan-cbt-ukdi-di- fakultas-kedokteran-universitas- lampung/


(63)

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 2015.

Pembekalan ujian kompetensi mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD CBT & OSCE). Diakses 20 Agusus 2015:https://pembekalan ukmppdfkumsu.files.wordpress.com/2015/06/pengantar-pembekalan.pptx

Feilds, S. A., Morris, C., Toffler, . L., Keenan, E. J., 2009. Early identification of stidents at risk for poor academic performencec in clinical clerkships. Academic Medicine 75(10):78-80.

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Penerbit Grasindo

IDI. 2007. Uji Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta. Ikatan Dokter Indonesia. Diakses 14 Maret 2015: http://www.idionline.org/2007/08/uji-kompetensi-dokter- indonesia/.

KKI. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta. Konsil Kedokteran Indonesia. KKI. 2012a. Standar Pendidikan Profesi Dokter. Jakarta, Konsil Kedokteran

Indonesia.

KKI. 2012b. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta, Konsil Kedokteran Indonesia. Liana, G. S. 2010. Tinjauan yuridis terhadap pelaksanaan informed consent

antara dokter dan pasien di RSUD Sulthan Thaha Saifudin Tebo Jambi.Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.Diakses 29 Maret 2015: http://aw.uii.ac.id/images/stories/dmdocuments/FH-UII- Tinjauan-Yuridis-Terhadap-Pelaksanaan-Informed-Consent-Antara-Dokter-Dan-Pasien-Di-RSUD-Sulthan-Thaha-Saifudin-Tebo,-Jambi.pdf Majalah Indonesia. 2014. Mayoritas Fakultas Kedokteran Buruk. Diakses 30

Maret 2015: http://acdpindonesia.wordpress.com/2014/06/17.

Murrad, M. H., and Varkey, P. 2008. Self-directed Learning in Health Professions Education. Annals Academy of Medicine Singapore. Vol. 37, pp. 580-90.

O’Brien, B., Cooke, M., and Irby, D. M. 2007. Perceptions and Attributions of Third-Year Student Struggles in Clerkships: Do Students and Clerkship Directors Agree. Journal Academic Medicine. Vol. 82, pp. 970-978

Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 2014.

Profil ujian dan jadwal ujian uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter. Jakarta. Diakses 7 April 2015: http://pnukmppd. dikti.go.id/index.php/profil- ujian.

Pedoman Pelaksanaan UKMPPD. 2014. Buku pedoman pelaksanaan uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter. Jakarta. Diakses 3 Juli 2015: http://www.scribd.com/doc/242886200/Lampiran-SK-Panduan-UKMPPD-11082014-pdf#scribd


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Distribusi responden UKMPPD terdistribusi paling rendah berusia 22

tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,1%) dan paling tinggi berusia 24 tahun yaitu sebanyak 49 orang (53,3%).

2. Distribusi responden paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 59 orang (64,1%).

3. Distribusi IPK sarjana dengan predikat dengan pujian terdapat sebanyak 15 orang (16,3%), dengan predikat sangat memuaskan sebanyak 71 orang (77,2%), dan dengan predikat memuaskan terdapat sebanyak 6 orang (6,5%).

4. Distribusi IPK profesi dengan predikat sangat me muaskan sebanyak 92 orang (100%).

5. Nilai hasil kelulusan UKMPPD CBT sebanyak 77 orang (83,7%). 6. Nilai hasil kelulusan UKMPPD OSCE sebanyak 87 orang (94,6%). 7. Terdapat korelasi antara nilai IPK sarjana terhadap hasil

kelulusanUKMPPD CBT, OSCE danhasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(2)

68

8. Terdapat korelasi antara nilai IPK profesiterhadapUKMPPD CBT, dan hasil kelulusan kecuali IPK Profesi terhadap UKMPPD OSCE mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

9. Terdapat korelasi antara nilai IPK sarjana dengan nilai IPK profesi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

10. Terdapat korelasi antara nilai IPK kumulatif terhadap hasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

11. Terdapat korelasi antara lama studisarjana dan lama studi kumulatif kecuali lama studi profesi terhadaphasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

6.2 Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diuraikan oleh penulis diatas, saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi institusi dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan pada mahasiswa dan dalam penyusunan kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan cara meningkatkan IPKmahasiswa harus lebih baik dan soal-soal UKMPPD harus valid.

2. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis penelitian.


(3)

69

b. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan dokter dan gambaran tentang UKMPPD

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian inidapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tentangindeks prestasi kumulatif mahasiswa terhadap hasil kelululusan UKMPPD dengan menambah variabel yang lebih banyak agar menjadi pelengkap dalam penelitian ini. Pada saat pengambilan informasi data UKMPPD sebaiknya dilakukan dengan bertemu secara langsung dengan responden supaya informasi yang didapat lebih banyak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abela, J. 2009. Adult Learning Theories and Medical Education: a Review. Malta Medical Journal. Vol. 21. Issue 01. pp 11-18

Agustian dan Mahesa. 2014. Diskusi terbuka online UKMPPD batch 1 . Diakses 24 November 2015: http://bemfkusakti.org/diskusi-terbuka-online-ukmppd-batch-1/

Ahmad, A., Supriyono, W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arini, N. K. S. 2009. Pengaruh Tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar

Terhadap Prestasi Akademik pada Siswa Kelas II SMA Negeri 99 Jakarta. Jakarta.

Azwar, S. 2004. Pengatar Psikologi Intelegnsi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bush, M. 2001. A multiple choice test that rewads partial knowledge. Jurnal of

Further and Higher Education 25(2):157-163.

Divisi ujian Uji Kompetensi Dokter Indonesia. 2011a. Profil uji kompetesni dokter Indonesia. Diakses 15 Maret 2015. http://www.ukdi.org/?page id=85.

Divisi ujian Uji Kompetensi Dokter Indonesia. 2011b. Petunjuk pembuatan soal. Diakses 15 Maret 2015. http://www.ukdi.org/?page id=85.

Djamarah, S B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Epstein, M. L., Lazarus A. D., Calvano T. B., Matthews K A., Hendle R A., Epstein B B and Brosvic G M.2002. Immed iate Feedback Assessment Techinque Promotes Learning and Inaccurate Responses. The Psychological Record 52:187-201.

Eti P.P., Ari, P. 2012. Pengukuran Kemampuan Belajar Mandiri Pada Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter.Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Nomor 2, 2012. 501-502

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2012. Pelaksanaan CBT UKDI di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung. Di akses 3 Juli 2015: http://fk.unila.ac.id/pelaksanaan-cbt-ukdi-di- fakultas-kedokteran-universitas- lampung/


(5)

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 2015. Pembekalan ujian kompetensi mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD CBT & OSCE). Diakses 20 Agusus 2015:https://pembekalan ukmppdfkumsu.files.wordpress.com/2015/06/pengantar-pembekalan.pptx Feilds, S. A., Morris, C., Toffler, . L., Keenan, E. J., 2009. Early identification of

stidents at risk for poor academic performencec in clinical clerkships. Academic Medicine 75(10):78-80.

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Penerbit Grasindo

IDI. 2007. Uji Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta. Ikatan Dokter Indonesia. Diakses 14 Maret 2015: http://www.idionline.org/2007/08/uji-kompetensi-dokter- indonesia/.

KKI. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta. Konsil Kedokteran Indonesia. KKI. 2012a. Standar Pendidikan Profesi Dokter. Jakarta, Konsil Kedokteran

Indonesia.

KKI. 2012b. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta, Konsil Kedokteran Indonesia. Liana, G. S. 2010. Tinjauan yuridis terhadap pelaksanaan informed consent

antara dokter dan pasien di RSUD Sulthan Thaha Saifudin Tebo Jambi.Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.Diakses 29 Maret 2015: http://aw.uii.ac.id/images/stories/dmdocuments/FH-UII- Tinjauan-Yuridis-Terhadap-Pelaksanaan-Informed-Consent-Antara-Dokter-Dan-Pasien-Di-RSUD-Sulthan-Thaha-Saifudin-Tebo,-Jambi.pdf Majalah Indonesia. 2014. Mayoritas Fakultas Kedokteran Buruk. Diakses 30

Maret 2015: http://acdpindonesia.wordpress.com/2014/06/17.

Murrad, M. H., and Varkey, P. 2008. Self-directed Learning in Health Professions Education. Annals Academy of Medicine Singapore. Vol. 37, pp. 580-90.

O’Brien, B., Cooke, M., and Irby, D. M. 2007. Perceptions and Attributions of

Third-Year Student Struggles in Clerkships: Do Students and Clerkship Directors Agree. Journal Academic Medicine. Vol. 82, pp. 970-978

Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 2014. Profil ujian dan jadwal ujian uji kompetensi mahasiswa program profesi

dokter. Jakarta. Diakses 7 April 2015: http://pnukmppd.

dikti.go.id/index.php/profil- ujian.

Pedoman Pelaksanaan UKMPPD. 2014. Buku pedoman pelaksanaan uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter. Jakarta. Diakses 3 Juli 2015: http://www.scribd.com/doc/242886200/Lampiran-SK-Panduan-UKMPPD-11082014-pdf#scribd


(6)

Pramana W. S. 2011. Hubungan antara Indeks Prestasi komulatif dengan nilai UKDI pada Program Pendidikan Dokter Studi Kasus FK Undip. Universitas Diponegoro. Semarang

Rekapitulasi Data Uji Kompetensi Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2015. Data Mahasiswa Akademik Universitas Lampung. Lampung, Universitas Lampung.

Simon, S. R., Bui, A., Day, S., Berti, D., Volkan, K. 2007. The relationship between second-year medical students ‘OSCE score and USMSLE step 2 scores. Journal of Evaluation in Clinical Practice 13(6):901-905.

UNILA. 2011. Buku Panduan Umum Univeritas Lampung. Lampung. Universitas Lampung.

Wiley, B. 2010. Learning And Teaching In Medicine (John Spencer chapter 8: learning and teaching in the clinical environment, Val Wass chapter 10: skill-based assessment, John Norcini and Eric chapter 11: Holmboe Work-Based Assessment). Second edition. BMJI Books.

Spady, W. G. 1994. Outcome-Based Education Critical Issuses And Answer. American association of school administrators. USA

Yusuf, Syamsu. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

Korelasi Self Directed Learning Readiness (SDLR) terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

9 32 60

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

1 7 71

HUBUNGAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KELULUSAN UJIAN CBT UKMPPD NASIONAL MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG PERIODE AGUSTUS 2015–MEI 2016

4 18 59

PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAPINDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD Pengaruh Minat Profesi Guru Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Angkatan 2010.

0 2 15

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 14

PENDAHULUAN HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 1 4

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2010 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS.

0 0 7

Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

0 0 11

Prediksi Hasil Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dengan Pendekatan ANFIS

0 1 6

Hubungan Kecanduan Smartphone Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Kedokteran Semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 12