Korelasi Self Directed Learning Readiness (SDLR) terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

(1)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN SELF DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) AND LEARNING ACHIEVEMENT AMONG FIRST

YEAR MEDICAL STUDENT FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF LAMPUNG

By

MARIZKA PUTRI AFTRIA

The learning achievement is the result of student learning evaluation that can be assessed from the final block exam. Self-directed learning readiness (SDLR) is an internal factor that can foster students learning achievement to reach an effective learning achievement. This study aimed to know the correlation between SDLR and learning achievement among first year student in Medical Faculty of Lampung University.

This study is an cross sectional study using 190 students from the first-year medical students with purposive sampling. Data was analyzed using Spearman correlation test.

Students with high and moderate SDLR score were 126 (66,3%) and 64 (33,7%) respondets respectively. From the final block exam score, shows that 103 students (54,2%) got high achievement. From crosstab shows that 78 (41,4%) students with high SDLR score got high achievement. By using spearman test showed that there’s significant and positive correlation (p=0,003) between SDLR and students achievement, but with weak in correlation strength (r=0,29).

There is a significant and positive correlation between SDLR and students achievement, but the strength of the correlation is weak. Factors influencing students learning achievement need to be explored.


(2)

ABSTRAK

KORELASI SELF DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

MARIZKA PUTRI AFTRIA

Prestasi belajar merupakan hasil dari evaluasi belajar mahasiswa yang dapat dinilai dari ujian akhir blok (UAB) mahasiswa tersebut. Untuk mencapai prestasi belajar yang efektif diperlukan faktor internal yang dapat mendukung prestasi belajar, berupa Self directed learning readiness (SDLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi SDLR terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama FK Unila.

Penelitian ini bersifat analitik yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 190 orang diperoleh dari mahasiswa tahun pertama FK Unila tahun ajaran 2014/2015 dengan metode purposive sampling. Pengolahan data dianalisis dengan uji statistik korelasi Spearman

SDLR tinggi (66,3%) lebih tinggi dibandingkan SDLR sedang (33,7%) dan prestasi belajar mahasiswa paling banyak mendapatkan nilai tinggi, sebanyak 103 orang (54,2%). Hasil tabulasi silang menunjukkan mahasiswa memiliki SDLR tinggi lebih banyak mendapatkan nilai tinggi berjumlah 78 orang (41,1%). Analisis dengan Spearman menunjukkan adanya korelasi bermakna dan positif dengan kekuatan korelasi lemah (p=0,003, r=0,29).

Terdapat korelasi yang signifikan dan positif antara SDLR terhadap prestasi belajar, namun kekuatan korelasinya lemah.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Baturaja pada tanggal 15 April 1993, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari Muhammad Mahtum, SKM. MPH dan Elas Fariani, Amkeb

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Shandi Putra Telkom Baturaja pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 08 OKU pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMPN 02 OKU pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMAN 04 OKU pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi bendahara biro Bina Baca Alquran (BBQ) FSI Ibnu Sina FK Unila tahun 2012–2013 dan aktif pada organisasi DPM FK Unila tahun 2013-2014 sebagai bendahara umum.


(8)

i

Persembahan untuk

Papa, Mama, dan Keluarga

Tercinta...

Keluarga. Disaat diri mulai lelah dan ingin mengatakan aku menyerah, sosok mereka lah yang selalu mengingatkan ku untuk terus berjuang!!!


(9)

ii SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi ini berjudul “Korelasi Self Directed Learning Readiness (SDLR) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Tahun Ajaran 2014/2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

3. dr. Oktadoni Saputra, M.Med.Ed., selaku Pembimbing Pertama atas waktu dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;


(10)

iii

4. dr. Adityo Wibowo., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5. dr. Anggraeni Janar Wulan, M.Sc., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi atas masukan, ilmu, dan saran-saran yang telah diberikan;

6. Bapak Muhammad Mahtum, SKM. MPH., my super dad yang selalu meletakkan harapan, mendoakan, membimbing, mendukung, dan memberikan yang terbaik kepada saya;

7. Ibu Elas Fariani, Amkeb., mama yang selalu perhatian, menyebutkan saya di setiap doanya, membimbing serta mendukung setiap langkah saya; 8. Kakak saya (Miftahul Ilmi Mahardika, S.Pi) dan adik-adik saya (Machlery

Agung Pangestu dan Mutia Dinda Lestari) yang selalu mendoakan, memberikan semangat, perhatian, serta keceriaan;

9. Keluarga terdekat saya (Nenek Umak, Uwak Yuk Cika, Cicik Sevi, Cicik Eka, Kak Eko) dan seluruh keluarga besar dari ayah maupun bunda atas perhatian, dukungan dan doa yang telah diberikan;

10. Teman-teman angkatan 2014, yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini;

11. Seluruh Staf Dosen FK Unila atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan untuk mencapai cita-cita;


(11)

iv

13. Diah Andini atas persahabatan mulai dari awal perkuliahan hingga sekarang, serta menjadi partner penelitian yang setia di kala susah maupun senang;

14. Sahabat MVV (Festiken, Mutiara dan Fanarika) atas persahabatan, perhatian, doa, semangat, dan motivasi yang telah diberikan;

15. Sahabat Siaga (Ayu, Hani, Destam, Dwi, Meli, Lili, Magdal dan Tuti ) atas doa dan motivasi yang diberikan;

16. Keluarga BG (Diah, Rani, Sutria, Tarrini, Sayyidatul, Tifan, Widi, Ulfa, Meti, Fauzia, Claudia, Anugerah, Marco, Fadel) atas persahabatan, doa, semangat yang telah diberikan;

17. kelompok tutorial 9 (Diah, Danar, Desta, Indah, Miranda, Pratiwi, Resti, Stevan, Sugma,) atas pertemanan yang selalu memberikan semangat, doa, motivasi dan kebersamaan di saat bahagia maupun sedih;

18. Angkatan 2011 atas pertemanan, keceriaan, serta bantuannya dalam pelaksanaan penelitian;

19. Teman-teman KKN (Wanda, Sabar, Niko, Novian, Arya, Vito, Mutia, Mbak Tari, Niken, Matul dan Udya ) atas pertemanan, semangat dan doa yang telah diberikan;

20. Ibu Tole, Mbak Rani, Tole, atas kebaikan, kebersamaan serta keceriaannya selama di kosan;

21. Pakde Suharmasto, SKM. M.Kes dan ayuk Vera atas bantuan dan saran yang telah diberikan pada penelitian ini;


(12)

v

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiiin.

Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis


(13)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori... ... 7

1.6 Kerangka Konsep... ... 9

1.7 Hipotesis... ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Problem Based Learning (PBL) ... 11

2.2Self Directed Learning (SDL) ... 15

2.2.1 Definisi SDL ... 15

2.2.2 Klasifikasi SDL ... 15

2.3Self Directed Learning Readiness (SDLR) ... 17

2.3.1 Definisi SDLR ... 17

2.3.2 Konsep dalam SDLR ... 18

2.3.3 Skor SDLR……… 19

2.4Prestasi Belajar ... 21

2.4.1 Definisi Prestasi Belajar ... 21

2.4.2 Prinsip Penilaian Prestasi Belajar……… ... 22

2.4.3 Cara Penilaian Prestasi Belajar………. .. 23

2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………… 25


(14)

vii III. METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian ... 30

3.2Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.4 Identifikasi Variabel ... 31

3.5 Definisi Operasional... 32

3.6 Alat dan Cara Penelitian... 33

3.6.1 Alat Penelitian ... 33

3.6.2 Cara Pengambilan Data ... 33

3.7 Alur Penelitian ... 34

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ... 35

3.8.1 Pengolahan Data ... 35

3.8.2 Analisis Statistika ... 36

3.9 Etika Penelitian ... 36

3.10Jadwal Penelitian……… 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin... 38

4.1.2 Distribusi responden berdasarkan jalur reguler... ... 39

4.1.3 Distribusi responden berdasarkan skor SDLR………… ... 40

4.1.4 Distribusi responden berdasarkan prestasi belajar………. ... 41

4.1.5Analisis Bivariat... 43

4.2 Pembahasan ... 43

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(15)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan antara Sistem PBL dan Konvesional……… .. 11

2. Definisi Operasional Variabel ... 32

3. Jadwal Penelitian………... 37

4. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

5. Distribusi Responden berdasarkan Jalur Masuk Reguler... 39

6. Distribusi Responden berdasarkan Skor SDLR ... 40

7. Distribusi Responden berdasarkan Prestasi Belajar ... 40

8. Tabulasi Silang SDLR terhadap Prestasi Belajar………. ... 42


(16)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat keterangan lolos kaji etik... 2. Surat izin meminta dokumentasi nilai UAB blok LS... 3. Informed consent………....

4. Kuesioner penelitian………

4.. Analisis SPSS... a. Enteri data... b. Frequency table... c. Crosstabulation...

d. Correlations………...

5. Dokumentasi Penelitian………... 56 57 58 60 63 63 68 68 69 70


(17)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka teori menurut Zulharman (2008) ... 28 2. Kerangka konsep korelasi SDLR terhadap prestasi belajar ... 28 3. Skema alur penelitian ... 34


(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher centered menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan metode student centered. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) (KKI, 2012). Problem Based Learning (PBL) pertama kali diterapkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Kanada pada tahun 1969, sebagai sebuah cara belajar baru yang radikal dan inovatif dalam pendidikan dokter. Sejak saat itu PBL juga banyak diterapkan di Fakultas Kedokteran di seluruh dunia, termasuk Indonesia (Caesario, 2010).

Dari pendekatan problem based learning (PBL), diharapkan dapat mendorong mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri, yang dikenal sebagai self directed learning (SDL). Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimana berkembangnya pola pikir


(19)

2

dan pola kerja seseorang bergantung pada bagaimana dia mempelajari dirinya (Hallock, 2009).

Penelitian yang dilakukan di India, membandingkan kemampuan belajar mandiri atau SDL mahasiswa yang menggunakan PBL hybrid dan kurikulum tradisional pada fakultas kedokteran yang menggunakan dua jalur kurikulum. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara SDL mahasiswa dengan kurikulum PBL hybrid dan kurikulum tradisional (Devi et al., 2012). Penelitian yang dilakukan di Universitas Dalhousie Kanada menunjukkan terdapat beberapa komponen dalam kurikulum PBL hybrid yang diterapkan mempengaruhi SDL mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua. Komponen yang berpengaruh secara signifikan adalah tutorial, sedangkan komponen lain seperti ujian, kuliah, dan tutorial tidak berpengaruh (Lee et al., 2010)

Menurut Deyo et al., (2011), institusi pendidikan dokter memiliki kewajiban dalam mengembangkan kesiapan mahasiswanya untuk belajar secara mandiri. Pengembangan kesiapan belajar mandiri mahasiswa ini, memerlukan suatu penilaian terhadap kesiapan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk belajar mandiri. Dalam penelitian Fisher et al., (2001) yang berjudul Development of a self directed learning readiness scale for nursing education mengungkapkan bahwa untuk menilai kesiapan dalam SDL maka diperlukan tolak ukur sebagai acuan dalam penilaian tersebut. Peneliti merancang alat untuk mengukur kesiapan SDL pada mahasiswa


(20)

3

dengan mengaitkan faktor Guglielmino dalam penelitian Fisher et al., (2001) yaitu self directed learning readiness scale (SDLRS) yang terdiri dari manajemen diri, keinginan untuk belajar, dan kontrol diri. Dari hasil penelitiannya, didapatkan hasil data yang homogen dan valid sehingga skala kesiapan SDL atau skor self directed learning readiness (SDLR) sangat membantu institusi pendidikan dalam memecahkan permasalahan yang dibutuhkan mahasiswa untuk menerapkan strategi belajar secara mandiri. Selain itu pengembangan skor SDLR dapat memberikan data yang berharga untuk mengembangkan kurikulum pada institusi pendidikan, khususnya pendidikan kesehatan.

Zulharman (2008) mengembangkan kembali skor SDLR dengan mengaitkan peran SDLR terhadap prestasi belajar pada mahasiwa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Peneliti mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara SDLR dengan prestasi belajar mahasiswa tahun pertama di fakultas kedokteran Riau sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar tingkat skor SDLR maka semakin besar kaitannya terhadap prestasi belajar. Zulharman (2008) mengukur prestasi belajar dengan cara menggunakan nilai ujian akhir blok (UAB) pada pertengahan blok, yaitu blok 6, sedangkan penelitian ini menggunakan nilai UAB pada blok 1.

Pada tahun 2002 hingga 2007, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) menganut sistem konvensional yang dimana sistem tersebut


(21)

4

masih terdapat banyak kekurangan dalam proses pembelajaran mahasiswa tersebut. Sejak tahun 2008, kurikulum yang digunakan mahasiswa di FK Unila mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) untuk pendidikan program sarjana kedokteran dan program profesi dokter.Tujuan pendidikan FK Unila adalah mendidik mahasiswa melalui proses belajar untuk menyelesaikan studinya sesuai dengan kurikulum sehingga lulusan dokter akan menjadi the five star doctor (care provider, decision maker, communicator, community leader, manager). Pendekatan PBL dipilih sebagai metode pembelajaran dalam sistem KBK, dengan kegiatan tutorial. Selain tutorial, ada juga kegiatan lain berupa Clinical Skill Lab (CSL), field lab, praktikum dan kuliah. Hal tersebut menuntut mahasiswa untuk belajar secara mandiri sehingga mahasiswa tersebut menjadi lebih inofatif dan dapat berguna untuk bekal menjadi seorang dokter karena seorang dokter dituntut untuk belajar sepanjang hidupnya. Oleh sebab itu, sistem KBK dengan pendekatan PBL di FK Unila tetap dipertahankan hingga sekarang (FK Unila, 2011).

Menurut Sugiyono (2011), penelitian pendahuluan dengan menggunakan wawancara terbuka (unstructure interview) dilakukan untuk melihat kondisi yang ada dilapangan serta untuk mendapatkan informasi awal mengenai permasalahan yang ada pada objek yang diteliti. Hasil dari wawancara terbuka pada mahasiswa tahun pertama FK Unila 2014 didapatkan mahasiswa tersebut berjumlah 233 orang. Mahasiswa tersebut berasal dari berbagai daerah di provinsi Lampung dan sekitarnya, dimulai


(22)

5

dari Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Timur hingga yang paling jauh adalah Papua. Mahasiswa tersebut telah menggunakan sistem kurikulum KBK pada masa sekolah menengah atas (SMA) dengan menerapkan belajar secara mandiri dengan porsi yang masih minimal namun beberapa masih menerapkan sistem konvensional.

Skor SDLR merupakan salah satu instrumen yang banyak digunakan oleh berbagai penelitian untuk menilai kesiapan mahasiswa secara mandiri. Untuk itu peneliti tertarik meneliti korelasi SDLR terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama FK Unila tahun ajaran 2014/2015.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan sebuah masalah, yaitu apakah ada korelasi antara Self directed Learning Readiness (SDLR) terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015?


(23)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui korelasi antara Self Directed Learning Readiness (SDLR) terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui distribusi Self Directed Learning Readiness (SDLR) mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015.

b. Untuk mengetahui distribusi prestasi belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015.

c. Untuk mengetahui arah korelasi dan kekuatan korelasi antara Self Directed Learning Readiness (SDLR) terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015.


(24)

7

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam ilmu pendidikan dokter.

2. Bagi institusi pendidikan, untuk menambah data tingkat SDLR pada mahasiswa tahun pertama FK Unila dan menambah data hubungan SDLR dengan prestasi mahasiwa.

3. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang penting bagi ilmu pengetahuan dan berguna sebagai referensi penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Teori

Prestasi belajar merupakan hasil dari evaluasi belajar mahasiswa yang dapat dinilai dari ujian akhir blok (UAB) mahasiswa tersebut. Untuk mencapai prestasi belajar yang efektif diperlukan faktor-faktor yang dapat mendukung prestasi belajar tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan cara belajar, sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, serta lingkungan sekitar (Djamarah, 2011).


(25)

8

Problem based learning (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran student centered yang menuntut mahasiswa lebih banyak untuk belajar mandiri yang dikenal sebagai self directed learning (SDL) (Hallock, 2009). Dalam lingkungan belajar yang menuntut keaktifan dan kemandirian mahasiswa diperlukan pemahaman mengenai faktor internal berupa self directed learning readiness (SDLR). SDLR merupakan kesiapan seseorang untuk belajar secara mandiri yang terdiri dari komponen sikap, kemampuan, dan karakteristik personal (Zulharman, 2008).

Mahasiswa tahun pertama tanpa memiliki kesiapan untuk belajar mandiri mengalami kecemasan, frustasi, dan kegagalan meraih prestasi yang diharapkan. Apabila dikaitkan dengan hukum low of readiness dapat diambil pengertian bahwa apabila seseorang dihadapkan stimulus berupa lingkungan belajar dan keaktifan belajar, maka dibutuhkan kesiapan seseorang untuk merespon stimulus tersebut sehingga nantinya proses belajar menjadi lancar dan mampu meraih prestasi yang memuaskan (Yoshioka et al., 2005).


(26)

9

Gambar 1. Kerangka teori menurut Zulharman (2008).

1.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori yang mendukung penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Adapun kerangka konsep dalam penelitian tergambar dari skema berikut ini:

Gambar 2. Kerangka konsep korelasi SDLR terhadap prestasi belajar. SDLR (variabel bebas) Prestasi Belajar (variabel terikat) Faktor Internal:  Fisiologi: Kesehatan

 Psikologi : Intelegensi Perhatian Minat Bakat Motivasi Cara belajar

Self-directed learning readiness

Faktor Eksternal :

 Keluarga

 Sekolah

 Masyarakat


(27)

10

1.7 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi bermakna dan positif antara self directed learning readiness (SDLR) terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Problem Based Learning (PBL)

Problem based learning (PBL) adalah cara belajar dengan kelompok kecil yang distimulasi oleh skenario atau masalah. Dari masalah tersebut mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isu-isu dari kata kunci masalah tersebut dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menindak lanjuti secara individual maupun kolektif. Setelah merumuskan masalah, mahasiswa dituntut untuk menjelaskan masalah tersebut. Untuk membantu menjelaskan masalah tersebut, mahasiswa dapat mencari dari berbagai sumber informasi, contoh: skripsi, jurnal dan textbook. Masalah yang efektif merangsang minat dan berpikir kritis, mendorong pembelajaran menjadi aktif. Sedangkan peran dosen dalam pendekatan PBL adalah sebagai fasilitator untuk menopang dan mengawasi mahasiswa tersebut selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran tersebut dikendalikan oleh mahasiswa dan fasilitator. Pendekatan PBL ini dapat diaplikasikan dalam bentuk tutorial atau clinic skill lab (CSL). Dari pendekatan PBL ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri, yang dikenal sebagai self directed learning (SDL). Pengalaman ini sangat diperlukan


(29)

12

dalam kehidupan sehari-hari dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada bagaimana dia mempelajari dirinya (Hallock, 2009).

Problem based learning (PBL) bukanlah memecahkan masalah tetapi lebih dapat diartikan sebagai strategi pendidikan untuk mempelajari dan mempraktekkan proses pemecahan masalah. Problem Based Learning (PBL) dirancang untuk mempromosikan belajar melalui integrasi dan aplikasi pengetahuan dalam ilmu-ilmu dasar dan disiplin klinis, melalui pembelajaran sosial dan kolaboratif dalam kelompok, melalui periode belajar mandiri dan belajar penemuan serta melalui identifikasi dan evaluasi kritis dari sumber belajar. Proses PBL diyakini untuk meningkatkan berbagai macam kemampuan seseorang seperti keterampilan dalam berkomunikasi, empati, dan kepercayaan. Mahasiswa mengembangkan perspektif yang lebih luas dari permasalahan yang ada dan mendapatkan kemampuan untuk mengintegrasikan aspek psikososial, etika, dan hukum kedokteran (Schmidt et al., 2006).

Adapun manfaat dari pendekatan PBL adalah sebagai berikut (Amin et al., 2009):

1. Problem solving 2. Self directed learning 3. Belajar seumur hidup


(30)

13

5. Penalaran kritis 6. Berpikir Kreatif

7. Transfer belajar dalam situasi kehidupan nyata 8. Penggabungan aspek sosial dan etika kedokteran 9. Belajar kolaboratif dan kooperatif

10.Kepemimpinan kelompok dan kemampuan komunikasi 11.Identifikasi kekuatan sendiri.

Pendekatan problem based learning (PBL) sangat berbeda sekali dengan pendekatan konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari peran pengajar sebagai fasilitator, mahasiswa belajar aktif dan mandiri, konsep dari proses belajar, serta dari berbagai aspek. Adapun perbedaan antara pendekatan PBL dengan konvensional dapat diuraikan dalam tabel berikut ini (Harsono, 2008):


(31)

14

Tabel 1. Perbedaan antara Sistem PBL dan Konvesional menurut Harsono (2008).

PBL KONVENSIONAL

1. Pengajar berperan sebagai fasilitator, mentor, pemandu,

coach, dan konsultan

profesional

2. Pengajar bekerjasama dengan anggota tim

3. Mahasiswa bertanggungjawab atas pembelajarannya dan menjaga kemitraan antar pengajar dan mahasiswa

4. Pengajar merancang

pembelajaran berdasarkan masalah

5. Struktur fakultas bersifat suportif dan fleksibel

6. Pengajar mendorong mahasiwa

dan member semangat

mahasiwa

7. Mahasiswa saling memberikan umpan balik dengan fakultas 8. Mahasiswa belajar aktif dan

mandiri

9. Mahasiswa belajar dengan suasana kolaboratif dan suportif

10. Fakultas tidak hanya satu jawaban yang benar tetapi

membantu mahasiswa

merangkai pertanyaan,

menyusun masalah,

mengeksplorasi, dan membuat keputusan yang efektif

11. Mahasiswa mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah dengan menggunakan

priorknowledge dan

pengalaman sebelumnya bukan recall.

1. Tutor atau dosen sebagai

pengajar, ahli, dan otoritas formal

2. Pengajar bekerja dalam situasi terisolasi

3. Mengorganisasikan konten

dalam satuan acara

pengajaran

4. Pengajar mengajar secara

individual di dalam kelas

5. Mahasiswa pasif

6. Mahasiswa menyerap,

menyalin, mengingat dan mengulang informasi

7. Mahasiswa mencari jawaban

yang benar untuk hasil yang bagus

8. Kinerja yang diukur hanya berdasarkan konten.


(32)

15

2.2 Self Directed Learning (SDL)

2.2.1 Definisi Self Directed Learning (SDL)

Self directed learning (SDL) merupakan proses dimana pelajar mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, merumuskan tujuan pembelajaran, memilih sumber belajar, menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai, dan menilai hasil belajar (Secondaria et al., 2009). Ciri utama suatu proses SDL adalah kesempatan yang diberikan kepada mahsiswa untuk ikut menentukan tujuan, sumber dan evaluasi belajar (Rusman, 2012).

2.2.2 Klasifikasi Self Directed Learning (SDL)

Self directed learning (SDL) dapat diklasifikasikan berdasarkan besar kecilnya kebebasan (otonomi) yang diberikan kepada mahasiswa dalam menentukan program pembelajarannya, sebagai berikut:

a. Otonomi dalam menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Semakin besar kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk ikut menentukan tujuan pembelajarannya, maka semakin


(33)

16

besar kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Dengan demikian, semakin besar juga kesempatan mahasiswa untuk bersikap mandiri.

b. Otonomi dalam belajar.

Jika mahasiswa dapat ikut menentukan bahan belajar, media belajar, dan cara belajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, maka mahasiswa telah diberi kesempatan untuk bersikap mandiri.

c. Otonomi dalam evaluasi hasil belajar.

Mahasiswa dapat menentukan cara dan kriteria evaluasi hasil belajar sehingga mahasiswa juga diberikan kesempatan dalam bersikap mandiri.

Hal yang terpenting dalam proses SDL sdalah peningkatan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain dalam belajar, sehingga pada akhirnya mahasiswa tidak tergantung pada dosen, teman, atau orang lain dalam belajar. Sedangkan tugas dosen dalam proses SDL adalah sebagai fasilitator, yaitu menajadi orang yang siap memberikan bantuan kepada mahasiswa bila diperlukan (Rusman, 2012).


(34)

17

2.3 Self Directed Learning Readiness (SDLR)

2.3.1 Definisi Self Directed Learning Readiness (SDLR)

Perubahan dalam aspek sosial dan teknologi saat ini telah mengalami percepatan tertinggi sepanjang sejarah manusia. Akibat percepatan tersebut banyak keterampilan dan pengetahuan yang dianggap terbaru yang diajarkan oleh institusi pendidikan menjadi usang pada mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikannya. Salah satu cara yang dilakukan institusi pendidikan dalam mengatasi hal tersebut adalah memberi penekanan pada kebutuhan untuk menghasilkan individu yang memiliki kesiapan belajar mandiri, dikenal sebagai self directed learning readiness (SDLR), yaitu individu yang mampu mengelola kegiatan belajarnya sendiri dengan atau tanpa bantuan pihak lain (Rusman, 2012).

Dalam lingkungan belajar yang menuntut keaktifan dan kemandirian mahasiswa diperlukan pemahaman mengenai faktor internal yang berupa SDLR. Self directed learning readiness (SDLR) merupakan kesiapan seseorang untuk belajar secara mandiri, yang terdiri dari komponen sikap, kemampuan, dan karakter personal (Zulharman, 2008). Self directed learning readiness (SDLR) merupakan suatu bentuk kesiapan dalam kegiatan belajar yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk dapat memilih atau menetapkan sendiri


(35)

18

waktu dan cara belajarnya sesuai dengan ketentuan sistem kredit semester di intitusi pendidikan. Oleh sebab itu, SDLR berkaitan dengan perilaku siswa dalam melakukan kegiatan belajar (Rusman, 2012).

2.3.2 Konsep Belajar dalam Self Directed Learning Readiness (SDLR)

Mahasiswa memerlukan strategi belajar yang efektif dalam proses belajar secara mandiri. Untuk itu mahasiwa perlu mengetahui serangkaian konsep yang akan membawanya menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya. Dari serangkaian konsep belajar secara mandiri diharapkan seorang mahasiswa dapat :

a. Menyadari bahwa hubungan antara pengajar dengan dirinya tetap ada, namun hubungan tersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar

b. Mengetahui konsep belajar secara mandiri

c. Mengetahui kapan mahasiwa harus meminta tolong, kapan harus membutuhkan bantuan atau dukungan

d. Mengetahui kepada siapa dan darimana ia harus memperoleh bantuan atau dukungan (Rusman, 2012).


(36)

19

2.3.3 Skor Self Directed Learning Readiness (SDLR)

Institusi pendidikan dokter memiliki kewajiban dalam mengembangkan kesiapan mahasiswanya untuk belajar secara mandiri. Pengembangan kesiapan belajar mandiri mahasiswa memerlukan suatu penilaian terhadap kesiapan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk belajar mandiri yang dikenal sebagai self directed learning readiness (SDLR). Penilaian SDLR dapat memberi informasi mengenai gambaran kelemahan belajar mandiri mahasiswa dan juga gambaran kesiapan yang telah dimiliki mahasiswa tersebut (Zachriah, 2011). Fisher et al., (2001) mengungkapkan bahwa untuk menilai kesiapan dalam SDL maka diperlukan tolak ukur sebagai acuan dalam penilaian tersebut. Dalam penelitiannya, peneliti merancang alat untuk mengukur kesiapan SDL pada mahasiswa dengan mengaitkan faktor Guglielmino self directed learning readiness scale (SDLRS), berupa manajemen diri, keinginan untuk belajar dan kontrol diri. Menurut Abraham et al., (2011) Komponen SDLR terdiri:

a. Manajemen diri

Untuk meningkatkan SDLR mahasiwa harus mampu mengatur waktunya dengan baik.

b. Keinginan untuk belajar

Mahasiswa perlu memotivasi dirinya untuk mencapai proses belajar yang efektif.


(37)

20

c. Kontrol diri

Mahasiswa perlu mengendalikan dirinya untuk mencapai hasil SDLR yang baik.

Skor self directed learning readiness (SDLR) pertama kali di adaptasi oleh Fisher et al., (2001) dalam Bahasa Inggris. Skor ini terdiri dari 40 item yang terdiri dari tiga komponen, yaitu manajemen diri (self management) sebanyak 13 item, keinginan untuk belajar (desire for learning) sebanyak 12 item, dan kontrol diri (self control) sebanyak 15 item. Pada tahun 2008, Zulharman meneliti peran SDLR terhadap prestasi belajar dengan menggunakan kuesioner skor SDLR. Karena skor SDLR yang dikembangkan Fisher et al., (2001) dalam bentuk bahasa Inggris, maka perlu dilakukan proses adaptasi skor tersebut ke dalam Bahasa Indonesia. Langkah-langkah proses adaptasi skor dilakukan dengan mengikuti petunjuk adaptasi skor yang disusun oleh World Health Organization (WHO) yang terdiri forward translation, expert panel, back-translation, pre-testing dan final version. Sebelum skor tersebut digunakan, skor hasil adaptasi diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji reliabilitas skor tersebut sehingga menghasilkan data yang valid sebanyak 36 item, terdiri dari 13 item manajemen diri, 10 item keinginan untuk belajar, dan 13 item pada kontrol diri dengan nilai. Dalam penjumlahan skor SDLR secara keseluruhan, peneliti menggunakan likert scale dengan rentang skor antara 1-5.Apabila kategorisasi dilakukan berdasarkan


(38)

21

cara kategorisasi ordinal yang akan menghasilkan kategori menjadi 3 tingkatan, yaitu tinggi, sedang dan rendah maka hasil perhitungan skor SDLR berupa tinggi (> 132), sedang(> 84 - <132), dan rendah (< 84) (Zulharman, 2008).

Dapat disimpulkan bahwa self directed learning readiness (SDLR) merupakan suatu penilaian terhadap kesiapan seseorang dalam proses belajar mandiri untuk menghasilkan proses pembelajaran yang lebih baik. Self directed learning readiness (SDLR) merupakan bagian dari kepribadian yang berkembang dari waktu ke waktu melalui interaksi sosial.

2.4 Prestasi Belajar

2.4.1 Definisi Prestasi Belajar

Dalam proses pendidikan, prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yaitu, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Hasbullah, 2008). Sedangkan menurut Dalyono (2007) prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu.


(39)

22

2.4.2 Prinsip Penilaian Prestasi Belajar

Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinsip-prinsip penilaian. Menurut Suprihatiningrum (2013) prinsip-prinsip penilaian yang dimaksud antara lain:

a. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses pembelajaran dimana setiap guru yang melaksanakan proses pembelajaran harus melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian maka kemajuan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Penilaian hasil belajar harus dirancang dengan jelas mengenai kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi atau bahan ajar, serta pedoman pelaksanaannya.

c. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam aspek kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara proporsional.


(40)

23

d. Alat penilaian harus valid dan reliable. Valid adalah mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Reliable adalah hasil yang diperoleh dari penilaian.

e. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tidak lanjutnya. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran, dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.

f. Penilaian hasil belajar harus objektif dan adil sehingga bisa mengambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya.

2.4.3 Cara Penilaian Skor Prestasi Belajar

Terkait dengan sistem penilaian, perlu juga diketahui tentang cara memberikan skor atau cara pemberian angka dalam menilai hasil belajar siswa. Cara memberikan nilai dapat digunakan dengan beberapa cara. Cara pertama menggunakan sistem huruf, yakni A, B, C, D dan E . Biasanya ukuran yang digunakan adalah A paling tinggi, paling baik, atau sempurna; B baik, C sedang atau cukup, D kurang, dan E gagal. Cara kedua adalah dengan sistem angka yang menggunakan beberapa skala. Pada skala empat, angka 4 setara dengan A, angka 3 setara dengan B, angka 2 setara dengan C, dan angka 1 setara dengan D. Ada juga skala sepuluh, yaitu menggunakan


(41)

24

rentangan angka dari 1-10. Selain itu ada juga yang menggunakan rentangan 1-100. (Slameto, 2010).

Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar mahasiswa dalam pendidikan formal, khususnya pendidikan dokter telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu yang bersifat ujian akhir blok (UAB), tetapi dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan kemampuan mahasiswa pada materi yang telah diajarkan. Nilai UAB menggunakan rentang angka antara 0-100. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa, perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan mahasiswa menguasai materi pelajaran (FK Unila, 2011).

Nilai ujian akhir blok (UAB) merupakan tolak ukuran prestasi belajar, dimana nilai UAB berkontribusi 50 % sebagai nilai blok. Adapun perincian nilai blok menurut FK Unila (2011) adalah sebagai berikut : A : = >76

B+ : 71 - < 76 B : 66 - < 71 C+ : 61 - < 66 C : 56 - < 61 D : 50 - < 56


(42)

25

E : < 50

2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Mahmud (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).

a. Faktor Internal 1. Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi ini meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menunjukkan kebugaran organ–organ tubuh, yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Kemampuan intelektual

Dari beberapa penelitian, ditemukan adanya korelasi positif dan cukup kuat antara taraf intelegensi dengan prestasi seseorang. 3. Minat

Seseorang akan merasa senang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan minatnya.

4. Bakat

Bakat merupakan kapasitas untuk belajar yang diwujudkan setelah mendapatkan pelatihan.


(43)

26

5. Sikap

Seseorang akan menerima atau menolak sesuatu berdasarkan penilaian pada objek yang dinilainya berguna atau tidak.

6. Motivasi

Semakin tinggi motivasi prestasi seseorang, maka semakin baik prestasi yang akan diraihnya.

7. Konsep diri

Konsep diri menunjukan bagaimana cara seorang memandang dirinya serta kemampuan yang dimilikinya.

8. Menghubungkan materi yang baru dengan yang telah dipelajari Siswa perlu mengulang sebentar materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkan antara materi yang lama dengan materi yang baru.

9. Belajar dari berbagai sumber

Untuk menata sukses di masa depan, setiap orang perlu memiliki pemahaman diri yang baik atas dirinya dengan cara menambah wawasan dari berbagai sumber.

b. Faktor Eksternal 1. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang lebih mempengaruhi prestasi belajar adalah orang tua dan keluarga mahasiswa itu sendiri.


(44)

27

2. Lingkungan non-sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan tersebut adalah gedung perkuliahan dan letak, tempat tinggal seseorang, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan oleh mahasiswa tersebut.

3. Faktor struktural

Pendekatan belajar berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan seseorang dalam proses belajar.

Menurut Tu’u (2004), faktor-faktor psikologis yang berperan dalam prestasi belajar adalah:

a. Intelegensi atau kecerdasan

Kecerdasan atau intelegensi ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang memiliki intelegensi baik akan mudah belajar dan hasilnya pun cenderung lebih baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar dan lembut berpikir sehingga prestasi belajar pun rendah.

b. Bakat

Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk menyelidiki sesuatu dengan latihan khusus mengenai pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon.

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dari dalam diri subjek sehingga subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu.


(45)

28

d. Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar.

Menurut Djamarah (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar, sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, serta lingkungan sekitar.

2.5 Self Directed Learning Readiness (SDLR) dan Prestasi Belajar

Fisher et al., (2001) menyatakan bahwa untuk menilai kesiapan dalam SDL maka diperlukan tolak ukur sebagai acuan dalam penilaian tersebut. Dalam penelitiannya, peneliti merancang alat untuk mengukur kesiapan SDL pada mahasiswa dengan mengaitkan faktor Guglielmino self directed learning readiness scale (SDLRS) berupa sikap, kemampuan, dan karakteristik personal. Dari hasil penelitiannya, didapatkan hasil data yang homogen dan valid sehingga skala kesiapan SDL atau skor self directed learning readiness (SDLR) dapat diaplikasikan pada institusi pendidikan, khususnya pendidikan kesehatan. Pada tahun 2008, skor SDLR dikembangkan kembali dan dimodifikasi oleh Zulharman.


(46)

29

Dari modifikasi skor SDLR yang diteliti oleh Zulharman (2008) didapatkan hasil yang positif dan signifikan antara skor SDLR dengan prestasi belajar. Semakin tinggi tingkat skor SDLR maka semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan hukum low of readiness yaitu apabila seseorang dihadapkan stimulus berupa lingkungan belajar dan keaktifan belajar, maka dibutuhkan kesiapan seseorang untuk merespon stimulus tersebut sehingga nantinya proses belajar menjadi lancar dan mampu meraih prestasi yang memuaskan (Yoshioka et al., 2005).


(47)

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara fakor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian direancanakan pada bulan Oktober-November tahun 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 233 orang. Namun pada saat diadakan penelitian jumlah populasi berubah menjadi 190 orang yang terdiri dari jalur seleksi nasional mahasiswa


(48)

31

perguruan tinggi negeri (SBMPTN) sebanyak 121 orang dan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) sebanyak 39 orang, sebanyak 43 orang tidak memenuhi prasyarat dalam penelitian ini.

Menurut Notoadmojo (2010) menyimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi tersebut. Sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling, yaitu seluruh mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang berjumlah 190 orang.

Prasyarat sampel penelitian :

1. Mahasiswa yang hadir pada saat pembagian kuesioner.

2. Mahasiswa yang bersedia mengisi kuesioner dan mengumpulkan kuesioner.

3. Mahasiswa yang jalur masuk penerimaannya melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.

3.4 Identifikasi Variabel

Untuk mengidentifikasi variabel, diperlukan variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel bebas dan variabel terikat tersebut meliputi :


(49)

32

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor SDLR.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pelaksanan penelitian ini dan agar penelitian tidak terlalu luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel.

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala

Skor SLDR

Penilaian kesiapan dalam belajar secara mandiri yang terdiri dari 3 komponen, yaitu manajemen diri, keinginan untuk belajar dan kontrol diri.

Kuesioner SDLR yang terdiri dari 36

item, setiap item

diukur dengan skor

1-5 dengan skor total

36 – 180

Tinggi = >132 Sedang = 84-<132 Rendah = <84 (Zulharman,2008).

Ordinal

Prestasi Belajar

Hasil dari evaluasi belajar mahasiswa.

UAB blok LS A : = >76 B+ : 71 - < 76 B : 66 - < 71 C+ : 61 - < 66 C : 56 - < 61 D : 50 - < 56 E : < 50 (FK Unila, 2011). Tinggi : A, B+, B Sedang : C+, C Rendah : D, E


(50)

33

3.6 Alat dan Cara Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

Pada penelitian ini digunakan alat – alat sebagai berikut : a. Kuesioner skor SDLR

b. Alat tulis

c. Lembar persetujuan.

3.6.2 Cara pengambilan data

Dalam penelitian ini, seluruh data diambil secara langsung dari responden (data primer) dan data yang tidak diambil langsung dari responden (sekunder), yang meliputi :

a. Penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian b. Pengisian informed consent

c. Pengisian kuesioner

d. Pengambilan data sekunder berupa dokumentasi nilai UAB blok LS yang diperoleh dari bagian akademik FK Unila


(51)

34

3.7 Prosedur Penelitian

Gambar 3. Skema alur penelitian.

Membuat surat izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Unila untuk melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Unila, Bandar Lampung

Mendapatkan izin penelitian di Fakultas Kedokteran Unila dari Dekan Fakultas Kedokteran Unila, Bandar Lampung

Menyebarkan kertas informed consent dan kuesioner skor SDLR kepada calon responden di Fakultas Kedokteran Unila, Bandar Lampung

Setelah responden bersedia menjadi responden dalam penelitian, pengisian kuesioner dilakukan dengan cara terbimbing

Didapatkan jawaban responden berdasarkan kuesioner

Entri data

Pengolahan data

Kesimpulan


(52)

35

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel, lalu data diolah menggunakan program statistik. Kemudian, proses pengolahan data menggunakan program komputer, terdiri dari beberapa langkah :

a. Coding

Untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.

b. Entri data

Memasukkan data kedalam komputer dengan menggunakan program statistik SPSS (Statistical Package for the Sosial Sciences) versi 16,0.

c. Verifikasi

Memasukkan dan memeriksa data secara visual terhadap data yang akan dimasukkan kedalam komputer.

d. Output komputer

Hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian dicetak.


(53)

36

3.8.2 Analisis Statistika

Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan menggunakan program statistik SPSS versi 16,0 dimana akan dilakukan 2 macam analisa data, yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.

a. Analisa Univariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik data dengan skala pengukuran kategorik, data yang disajikan berupa jumlah atau frekuensi tiap kategori (n) dan persentase tiap kategori (%), serta ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik (Dahlan, 2012). b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat maka dalam penelitian ini digunakan uji statististik Spearman karena kedua variabel merupakan variabel kategorik (Dahlan, 2013):

3.9 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta izin mengenai etika penelitian Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan surat keterangan lolos kaji etik terlampir. Selain itu dalam pengambilan data penelitian, responden terlebih dahulu diberi


(54)

37

penjelasan dan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden penelitian ini.

3.10 Jadwal Penelitian

Peneliti memerlukan jadwal penelitian agar penelitian dapat berlangsung sesuai dengan rencana. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Jadwal Penelitian.

No. Jenis Kegiatan Tanggal

1 Penyiapan Proposal September 2 Seminar Proposal Awal Oktober 3 Persiapan Penelitian Awal Oktober 4 Pengumpulan DataAnalisis Awal Oktober

5 Analisis Data Oktober-November


(55)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian mengenai korelasi Self Directed Learning Readiness (SDLR) terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015 maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang bermakna dan positif antara skor SDLR terhadap prestasi belajar mahasiswa, namun kekuatan korelasinya lemah (r= 0,29, p= 0,003). Hal tersebut dikarenakan SDLR merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut.

5.2 Saran

1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memahami SDLR secara konsep atau aplikasi sehingga mahasiswa mampu menerapkan praktek SDLR yang baik guna meraih prestasi belajar yang memuaskan.


(56)

50

2. Bagi institusi pendidikan, perlu mengembangkan lebih jauh baik secara konsep atau aplikasi dalam proses pembelajaran mahasiswa secara mandiri dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diperlukan penelitian secara holistik baik

faktor internal maupun faktor eksternal dari berbagai aspek yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Selain itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peranan tiap komponen yang mempengaruhi SDLR guna mendapatkan metode pembelajaran yang lebih baik.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham RR,Fisher M, Kamath A, Izzati TI, Nabila S, Nur NA. 2011. Exploring First-Year Undergraduate Medical Students’ Self-directed Learning Readiness to Physiology. Advan in Physiol Edu. 35 : 393-395.

Amin Z, Eng KH. 2009. Basics in Medical Education 2nd Edition. Singapore : World Scientific.

Caeasario M. 2010. Medical Students’ Experience eith Problem-Based Learning in Asia: Literature Review. JIMKI. 1(01) : 20-23.

Cevany WS, Zulharman, Hairilsyah CD. 2012. Hubungan learning approach dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau

angkatan 2009. Internet. 1-9.

http.//repository.unri.ac.id//REPOSITORI%20.Winita.C.0908113627.pdf.

Dahlan MS. 2012. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan Seri 3 Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.

Dahlan MS. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4.Jakarta : Salemba Medika.

Dahlan MS. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Devi V, Devan D, Soon PC, Han WP. 2012. Comparison of Self Directed Learning Readiness Among Students Experiencing Hybrid and Traditional Curriculum. JCDR. 6(6) : 1047-1050.


(58)

52

Deyo ZM, Huynh D, Rochester D, Strupe DA, Kiser K. 2011. Readiness for Self-directed Learning and Academic Permormance in Abilities Laboratory Course. Am J Pharm Educ. 75. (2) : 1-6.

Djamarah SB. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Fisher M, King J , Tague G. 2001. Development Of a Self-Directed Learning Readiness Scale For Nursing Education. NET. 21: 516–525.

FK Unila. 2011. Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

FK Unila. 2013. Panduan Penyusunan Skripsi. Lampung : FK Unila.

FK Unila. 2014. Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Harsono. 2008. Pengantar Problem-Based Learning Edisi Kedua. Yogyakarta : Medika Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.

Hasbullah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hellock JA. 2009. A Praticial Guide dor Medicine Teachers. China : Churchill Livingstone Elsevier.

Huynh D, Haines ST, Plaza CM, et al. 2009. The impact of advanced pharmacy practice experiences on students’ readiness for self- directed learning. Am J Pharm Educ. 73. (4):1-8.

KKI. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta Pusat : Konsil Kedokteran Indonesia.


(59)

53

Lee YM, Mann KV, Frank BW. 2010. What Drives Students Self Directed Learning in a Hybrid PBL Curriculum. Adv in Health Sci Educ. 15:435-437.

Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Mudjiono D. 2006. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipto.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi Cetakan Kedua. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Reteng P, Wungouw ISH, Polii H. 2014. Nilai intelligence quotient (IQ) dan nilai ujian modul mahasiswa angkatan 2013 fakultas kedokteran universitas sam ratulangi. Jurnal eBM. 2(3) :1 -5.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Edisi II. Jakarta : Grafindo Persada.

Secondira VM, Retno GR, Suhoyo Y. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk Melaksanakan Pembelajaran yang Konstruktif, Mandiri, Kolaboratif dan Kontekstual dalam Problem-Based-Learning. JPKI. 4(1) : 1-14.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabet.

Suprihatiningrum J. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:Ar-Rohman Media.

Schmidt HG, Vermeulen L, Molen HT. 2006. Longterm Effects of Problem-Based Learning: a Comparison of Competencies Acquired by Graduates of a


(60)

54

Problem-Based and a Conventional Medical School. Medical Education. 40:562-567.

Stewart RA. 2007. Evaluating the self-directed learning readiness of engineering undergraduates: a necessary precursor to project-based learning. World Transaction-s on Engineering and Technology Education. 6:1.

Tu’u T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grafindo.

Unila. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Lampung : Unila.

Widiastuti Y, Zulharman, Risma D. 2011. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau angkatan

2012. Internet. 1-7.

http.//repository.unri.ac.id//REPOSITORI%20.Yuni.Widiastuti.090812031 7.pdf.

Widyaningtyas A, Sukarmin, Radiyono Y. 2013. Peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas X sekolah menengah atas negeri 1 pati. Jurnal pendidikan fisika. 1(1) : 136-143.

Wiramihardja S. 2006. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung : Refika Aditama.

Yoshioka T, Suganuma T, Tang AC, Matshushita S, Manno S, Kozu T. 2005. Facalition of Problem Finding Among First Year Medical School Students Undergoing Problem-Based Learning. Teach Learn Med. 17(2) : 136-141.

Zulharman. 2008. Peran Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Zulharman, Haryono, Kumara A. 2008. Peran Self Directed Learning Readiness pada Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. JPKI. 3(3) : 104-108.


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian mengenai korelasi Self Directed Learning Readiness (SDLR) terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015 maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang bermakna dan positif antara skor SDLR terhadap prestasi belajar mahasiswa, namun kekuatan korelasinya lemah (r= 0,29, p= 0,003). Hal tersebut dikarenakan SDLR merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut.

5.2 Saran

1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memahami SDLR secara konsep atau aplikasi sehingga mahasiswa mampu menerapkan praktek SDLR yang baik guna meraih prestasi belajar yang memuaskan.


(2)

50

2. Bagi institusi pendidikan, perlu mengembangkan lebih jauh baik secara konsep atau aplikasi dalam proses pembelajaran mahasiswa secara mandiri dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diperlukan penelitian secara holistik baik

faktor internal maupun faktor eksternal dari berbagai aspek yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Selain itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peranan tiap komponen yang mempengaruhi SDLR guna mendapatkan metode pembelajaran yang lebih baik.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham RR,Fisher M, Kamath A, Izzati TI, Nabila S, Nur NA. 2011. Exploring First-Year Undergraduate Medical Students’ Self-directed Learning Readiness to Physiology. Advan in Physiol Edu. 35 : 393-395.

Amin Z, Eng KH. 2009. Basics in Medical Education 2nd Edition. Singapore : World Scientific.

Caeasario M. 2010. Medical Students’ Experience eith Problem-Based Learning in Asia: Literature Review. JIMKI. 1(01) : 20-23.

Cevany WS, Zulharman, Hairilsyah CD. 2012. Hubungan learning approach dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau

angkatan 2009. Internet. 1-9.

http.//repository.unri.ac.id//REPOSITORI%20.Winita.C.0908113627.pdf.

Dahlan MS. 2012. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan Seri 3 Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.

Dahlan MS. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4.Jakarta : Salemba Medika.

Dahlan MS. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Devi V, Devan D, Soon PC, Han WP. 2012. Comparison of Self Directed Learning Readiness Among Students Experiencing Hybrid and Traditional Curriculum. JCDR. 6(6) : 1047-1050.


(4)

52

Deyo ZM, Huynh D, Rochester D, Strupe DA, Kiser K.2011. Readiness for Self-directed Learning and Academic Permormance in Abilities Laboratory Course. Am J Pharm Educ. 75. (2) : 1-6.

Djamarah SB. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Fisher M, King J , Tague G. 2001. Development Of a Self-Directed Learning Readiness Scale For Nursing Education. NET. 21: 516–525.

FK Unila. 2011. Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

FK Unila. 2013. Panduan Penyusunan Skripsi. Lampung : FK Unila.

FK Unila. 2014. Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Harsono. 2008. Pengantar Problem-Based Learning Edisi Kedua. Yogyakarta : Medika Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.

Hasbullah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hellock JA. 2009. A Praticial Guide dor Medicine Teachers. China : Churchill Livingstone Elsevier.

Huynh D, Haines ST, Plaza CM, et al. 2009. The impact of advanced pharmacy practice experiences on students’ readiness for self- directed learning. Am J Pharm Educ. 73. (4):1-8.

KKI. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta Pusat : Konsil Kedokteran Indonesia.


(5)

Lee YM, Mann KV, Frank BW. 2010. What Drives Students Self Directed Learning in a Hybrid PBL Curriculum. Adv in Health Sci Educ. 15:435-437.

Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Mudjiono D. 2006. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipto.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi Cetakan Kedua. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Reteng P, Wungouw ISH, Polii H. 2014. Nilai intelligence quotient (IQ) dan nilai ujian modul mahasiswa angkatan 2013 fakultas kedokteran universitas sam ratulangi. Jurnal eBM. 2(3) :1 -5.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Edisi II. Jakarta : Grafindo Persada.

Secondira VM, Retno GR, Suhoyo Y. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk Melaksanakan Pembelajaran yang Konstruktif, Mandiri, Kolaboratif dan Kontekstual dalam Problem-Based-Learning. JPKI. 4(1) : 1-14.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabet.

Suprihatiningrum J. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:Ar-Rohman Media.

Schmidt HG, Vermeulen L, Molen HT. 2006. Longterm Effects of Problem-Based Learning: a Comparison of Competencies Acquired by Graduates of a


(6)

54

Problem-Based and a Conventional Medical School. Medical Education. 40:562-567.

Stewart RA. 2007. Evaluating the self-directed learning readiness of engineering undergraduates: a necessary precursor to project-based learning. World Transaction-s on Engineering and Technology Education. 6:1.

Tu’u T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grafindo.

Unila. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Lampung : Unila.

Widiastuti Y, Zulharman, Risma D. 2011. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau angkatan

2012. Internet. 1-7.

http.//repository.unri.ac.id//REPOSITORI%20.Yuni.Widiastuti.090812031 7.pdf.

Widyaningtyas A, Sukarmin, Radiyono Y. 2013. Peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas X sekolah menengah atas negeri 1 pati. Jurnal pendidikan fisika. 1(1) : 136-143.

Wiramihardja S. 2006. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung : Refika Aditama.

Yoshioka T, Suganuma T, Tang AC, Matshushita S, Manno S, Kozu T. 2005. Facalition of Problem Finding Among First Year Medical School Students Undergoing Problem-Based Learning. Teach Learn Med. 17(2) : 136-141.

Zulharman. 2008. Peran Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Zulharman, Haryono, Kumara A. 2008. Peran Self Directed Learning Readiness pada Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. JPKI. 3(3) : 104-108.