a. Pengkategorian tinggi rendahnya atau interval angket Kemandirian Wanita
dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3: Interval Angket Kemandirian Wanita
Skor Kriteria
F Prosentase
Min Max Mean
46 ≤ x ≤ 73,6 Sangat
rendah 101
175 139,3810
73,6 x ≤ 101,2 Rendah
1 1,6
101,2 x ≤ 128,8 Sedang 14
22,2 128,8 x ≤ 156,4 Tinggi
36 57,1
156,4 x ≤ 184 Sangat
tinggi 12
19,1
Jumlah 63
100 SD = 16,23261
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kemandirian wanita pada mahasiswa psikologi yang berjenis kelamin wanita memiliki mean sebesar 139,3810 dengan
standar deviasi sebesar 16,23261.
Mean
termasuk dalam kategori tingkat kemandirian wanita tinggi.
b. Pengkategorian tinggi rendahnya atau interval angket Sikap terhadap Kekerasan
dalam Pacaran dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4:Interval Angket Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran
Skor Kriteria
F Prosentase Min
Max Mean 33 ≤ x ≤ 52,8
Sangat 13
20,6 33
negatif 82
60,7937 52,8 x ≤ 72,6
Negatif 40
63,5 72,6 x ≤ 92,4
Sedang 10
15,9 92,4 x ≤ 112,2 Positif
112,2 x ≤ 132 Sangat positif
Jumlah 63
100 SD = 11,61501
Dari tabel di atas dapat dilihat Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran pada mahasiswa psikologi berjenis kelamin wanita memiliki
mean
sebesar 60,7937 dengan standar deviasi sebesar 11,61501.
Mean
Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran pada mahasiswa psikologi berjenis kelamin wanita termasuk dalam
kategori negatif. Jadi mahasiswa psikologi yang berjenis kelamin wanita rata-rata memiliki sikap yang negatif terhadap kekerasan dalam pacaran.
2. Uji Analisa
Berdasarkan hasil uji asusmsi, maka dapat disimpulkan bahwa uji asumsi terpenuhi dan data dapat dihitung dengan menggunakan uji korelasi
Pearson Correlation
Ghozali, 2006. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai
Pearson Correlation
= -0,098 dengan nilai signifikan = 0,222 p 0,05. Melihat hasil perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan tolak H1 dan terima H0. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang negative dan signifikan antara kemandirian wanita dengan sikap terhadap kekerasa dalam pacaran. Uji korelasi
Pearson Correlation
disajikan pada tabel 4.5berikut ini:
Tabel 4.5: Tabel Hasil perhitungan Uji Korelasi
Pearson Correlation
Correlations
Kemandirian Wanita
Sikap Terhadap
Kekerasan Dalam
Pacaran Kemandirian Wanita
Pearson Correlation 1
-.098 Sig. 1-tailed
.222 N
63 63
Sikap Terhadap Kekerasan Dalam
Pacaran Pearson Correlation
-.098 1
Sig. 1-tailed .222
N 63
63
E. Pembahasan
Dengan menggunakan teknik uji korelasi
Pearson Correlation
yang dianalisa melalui SPSS
Statistical Product and Service Solution
versi 17.0
windows
yang merupakan program
software
khusus pengolahan data statistik untuk ilmu sosial, diperoleh uji korelasi
Pearson Correlation
sebesar -0,098 p 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada korelasi yang negatif dan signifikan antara kemandirian wanita dengan sikap
terhadap kekerasan dalam pacaran. Hal ini mungkin dapat disebabkan adanya faktor lain yang lebih melandasi korelasi
kedua variabel tersebut. Menurut Azwar 2000, faktor yang dapat mempengaruhi seorang wanita saat bersikap terhadap kekerasan yang mungkin dilakukan pacarnya adalah
pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan pengaruh faktor emosional
dalam diri individu tersebut. Selanjutnya, Dayakisni Hudaniah 2003 mengungkapkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: pengaruh sosial, karakter
kepribadian individu dan informasi yang selama ini diterima individu. Jadi proses pembentukan dan perubahan sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang
saling berinteraksi dan proses ini berlangsung selama perkembangan individu. Proses pembentukan dan perubahan sikap yang berlangsung selama perkembangan individu
menyebabkan hal ini tidak dapat diteliti dalam penelitian ini. Seorang wanita dapat dikatakan mandiri jika memenuhi aspek-aspek sebagai
berikut: bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian dari dalam dan kemantapan diri Masrun dalam Tuty dan Abdul, 2013. Untuk menjadi seorang wanita yang mandiri,
seorang wanita pasti harus melalui proses yang menjadikannya memiliki pengalaman untuk semakin mandiri.Kesadaran wanita untuk dapat bersekolah setinggi-tingginya, mungkin
menyebabkan para wanita mengambil sikap yang negatif terhadap kekerasan dalam pacaran meskipun mereka tidak mandiri sepenuhnya. Kemajuan teknologi juga ikut menunjang
wanita untuk bersikap negatif terhadap kekerasan dalam pacaran, seperti dengan adanya pengaruh iklan-iklan layanan masyarakat tentang tindakan kekerasan dapat membuat baik
wanita yang mandiri maupun yang tidak mandiri mengambil sikap negatife atas segala bentuk kekerasan, sehingga baik yang mandiri maupun yang tidak mandiri, sama-sama
cenderung bersikap negatif terhadap kekerasan. Adapun, dari angket kemandirian wanita pada mahasiswa psikologi yang berjenis
kelamin wanita diperoleh rata-rata sebesar 139,3810 dengan standar deviasi sebesar 16,23261 dan termasuk dalam kategori tingkat kemandirian wanita tinggi. Sedangkan pada
angketSikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran pada mahasiswa psikologi berjenis kelamin wanita diperoleh rata-rata sebesar 60,7937 dengan standar deviasi sebesar
11,61501 dan termasuk dalam kategori negatif. Jadi dapat disimpulkan, meskipun
korelasinya negative namun signifikannya tidak memenuhi syarat sehingga tolah H1 dan terima H0. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang negative dan signifikan antara
kemandirian wanita dengan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran.
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada korelasi yang negatif dan signifikan antara kemandirian wanita dengan
sikap terhadap kekerasan dalam pacaran. 2.
Nilai
mean
angket kemandirian wanita sebesar 139,3810 dengan standar deviasi sebesar 16,23261 dan termasuk dalam kategori tingkat kemandirian wanita tinggi.
3. Nilai
mean
angketSikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran sebesar 60,7937 dengan standar deviasi sebesar 11,61501 dan termasuk dalam kategori negatif.
B. Saran
1 Mahasiswa
Agar mahasiswa tahu, apa saja yang bisa berkorelasi dalam mengambil sikap terhadap kekerasan dalam pacaran, sehingga bisa lebih mengontrol sikap di lingkungan
sosialnya terutama pada mahasiswa psikologi yang berjenis kelamin wanita. Selain itu diharapkan mahasiswa wanita bisa saling membantu mengambil sikap terhadap
kekerasan dalam pacaran. Berdasarkan hasil penelitian, sikap terhadap kekerasan dalam pacaran tidak dapat dihindari meskipun mahasiswa wanita tersebut dikatakan mandiri.
2 Bagi keluarga
Agar lebih mengetahui siapa teman-teman dan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh anak mereka sehingga orang tua dapat mengontrol faktor-faktor yang bisa