Hasil-hasil Karya Sastra Jawa Kuna
21
Secara administratif, peninggalan jaman Jawa Kuna yang menggunakan bahasa Jawa Kuna, yang ditemukan paling tua adalah prasasti Sukabumi yang menurut penanggalannya
bertepatan dengan tanggal 25 maret tahun 804. Meskipun berupa bukti ex silentio, yakni bukti bisu tanpa penjelasan lain, namun tanggal inilah yang oleh Zoetmulder 1983: 3
dianggap sebagai tonggak yang mengawali sejarah bahasa Jawa Kuna.
Dalam hal karya sastranya, di antara bahasa-bahasa Nusantara, bahasa Jawa memiliki kedudukan yang istimewa, karena memiliki peninggalan yang tertua di antaranya.
Bila bahasa Melayu, Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Bugis dan Bali, memiliki peninggalan karya sastra tertua dengan angka tahun sekitar tahun 1600-an, sastra dalam
bahasa Jawa Kuna sebagian berasal dari abad ke-9 dan ke-10. Ciri yang menonjol dalam bahasa Jawa Kuna adalah banyaknya kosa kata yang berasal dari bahasa Sansekerta,
namun sekaligus tetap mempertahankan struktur yang berciri bahasa Nusantara Zoetmulder, 1983: 8
.
Pada tahun 1512, kerajaan Daha mengirimkan perutusan ke pihak portugis. Kerajaan ini masih merupakan kerajaan Hindu-Jawa, namun beberapa saat kemudian
kerajan ini lenyap. Tinggallah kerajaan kecil diujung pulau Jawa yakni di Blambangan yang masih merupakan kerajaan Hindu Jawa. Pada akhir abad ke-17 kerajaan itu pun musnah
dan digantikan oleh penguasa-penguasa Islam. Ini menandakan tamatnya sastra Jawa Kuna yang selama enam abad mewujudkan kebudayaan Hindu Jawa. Sejak runtuhnya Majapahit
dan peralihan agama Hindu ke agama Islam terdapat ceritera-ceritera legendaris betapa buku-buku peninggalan Hindu Jawa dimusnahkan dan dibakar. Namun cerita wayang
Mahabharata dan Ramayana masih juga bertahan hingga kini. Dari sisi sastra tertulis memang hanya sedikit hasil karya sastra Hindu Jawa yang tersisa, antara lain syair Jawa
Kuna Ramayana dan Arjunawiwaha. Bersyukurlah di Bali, kraton-kraton dan kasta Brahmin menjadi pelindung setia bagi warisan sastra Jawa Kuna Zoetmulder, 1983: 25.