7
sosialisasi anda. Contoh, saat anda bertemu dengan tetangga anda yang berinvestasi di reksa dana dan kemudian beliau menceritakan keuntungan yang ia peroleh, maka hal
itu akan mendorong kita untuk berinvestasi di reksa dana. 3 Kontrol Perilaku Yang Dirasakan
kontrol perilaku yang dirasakan adalah dirasakan kemudahan atau kesulitan dalam menjalankan perilaku Ajzen, 1991. kontrol perilaku yang dirasakan biasanya
dianggap terdiri dari kesulitan dan mengendalikan faktor-faktor Ajzen, 2000. Kontrol perilaku yang dirasakan merupakan fungsi dari keyakinan kontrol dan
kemudahan akses ke faktor kontrol keyakinan, kontrol merupakan ada tidaknya sumber daya dan kesempatan yang diperlukan umtuk melakukan perilaku
tertentu.Sedangkan kemudahan akses ke faktor kontrol merupakan penilaian kepentingan seseorang terhadap sumber daya untuk memperoleh hasil yang
diharapkan dari perilaku Chang, 1998. Kontrol memang sangat penting daripada sikap dan norma, karena bisa berpengaruh langsung dengan perilaku. Sebagai contoh
adalah uang, dalam hal ini mahasiswa yang memiliki dana bisa saja langsung membeli reksa dana yang ada, bisa juga mereka mencari tahu tentang dana reksa baru
berani berinvestasi. Hal selanjutnya jika ketiga hal tersebut terpenuhi dan ada minat, maka tinggal menunggu keputusan pembelian reksa dana.
2.1.2 Minat
Minat menurut Tidjan 1976 adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Sedangkan menurut Mahmud
1982, minat adalah kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang, situasi, atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat
pengalaman efektif yang di stimular oleh hadirnya seorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
2.1.3 Preferensi risiko
Menurut William dan Richard 1989, risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Menurut Silalahi 1997, “risk is uncertainty”atau
8
dapat diartikan resiko adalah ketidakpastian.Pada penelitian Hsee dan Weber 1998 dalam Probo, 2011 mengungkapkan bahwa preferensi risiko sebagai kecenderungan seorang
individu untuk memilih hal beresiko, dalam hal ini adalah pengambilan keputusan.Sembel dan Sembel 2007 mengatakan bahwa preferensi risiko adalah tinggi rendahnya
kecendereungan mentolerir penyimpangan dari pengembalian yang diharapkan. Sembel dan Sembel 2007 menggolongkan preferensi risiko menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Risiko rendah risk averse: investor yang takut dengan risiko. 2. Risiko sedang: investor yang netral.
3. Risiko tinggi risk taking: investor yang menyukai risiko atau berani menanggung risiko.
2.1.4 Reksadana
Menurut Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat 27: “ Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Pada pengertian diatas, dapat ditemukan beberapa unsure yang penting dalam
reksadana, yaitu: 1. adanya dana yang dikumpulkan dari masyarakat atau industri,
2. investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah divesrsifikasi, 3. Manajer investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor.
Pada reksadana, manajer investasi mengelola dana-dana yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan atau kerugian dan menerima dividen atau bunga
yang dibukukannya kedalam Nilai Aktiva Bersih NAB.
2.2 Hipotesis 2.2.1