1
Analisis Pengaruh Sikap, Norma, Kontrol dan Preferensi Risiko Terhadap Minat Wanita Berinvestasi di Reksadana
Edy Hariady Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW
1. Pendahuluan
April 2011, Bursa Efek Indonesia BEI mengajak wanita untuk berinvestasi.Hal ini merupakan hal yang baru karena kebanyakan investor adalah laki-laki. Ada berbagai cara
investasi yang dapat dilakukan oleh banyak orang termasuk perempuan seperti deposito, forex, membeli emas, membeli property, menanam saham atau membeli reksa dana.
Perempuan dipilih BEI sebagai pasar yang sangat potensial karena kebanyakan perempuan sangat identik dengan pengelolaan keuangan dalam rumah tangga.Selain itu, banyaknya
perempuan yang menganggur dirumah dan tidak memiliki perkerjaan untuk tambahan penghasilan dapat melakukan investasi untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Reksadana
merupakan sarana investasi yang cukup menguntungkan karena tingkat kerugiaannya dapat diperkecil dengan adanya manajer investasi yang mengelolah dana untuk diinvestasikan.
Dalam kenyataan yang dapat dilihat, kecenderungan perempuan lebih takut dalam berinvestasi di bandingkan dengan laki-laki.Perempuan bekerja di industri yang aman dan
memilih pekerjaan yang lebih aman untuk menghindari resiko.Stereotip yang seperti ini membuat diskriminasi antara pria dan wanita Schubert et al., 2000. Wanita tidak ditawarkan
pekerjaan yang beresiko atau pengembalian keputusan yang didasarkan pada resiko Johnson and Powell, 1994. Para broker memberi saran pada wanita yang paling sering adalah
investasi yang low risk-low return. Keputusan ini diambil berdasarkan keputusan pribadi dengan melihat jenis kelamin, bentuk investasi yang cocok Eckel dan Grossman,
2003.Sedikitnya partisipasi wanita dalam keputusan investasi keluarga berawal dari terbatasnya pengetahuan dan sosialisasi tentang investasi pada umumnya. Bukan hanya
kepada wanita, akan tetapi kepada masyarakat pada umumnya pun, sosialisasi dan tingkat pengetahuan tentang investasi masih sangat kurang dilakukan. Masyarakat kita pada
2
umumnya masih berada di saving society masyarakat yang menabung dan belum berada di tingkatan investing society masyarakat yang berinvestasi. Oleh karena itu, investasi
sebagai cara untuk mencapai tujuan – tujuan keuangan secara khusus belum menjadi bagian besar dari kehidupan keuangan masyarakat pada umumnya.
Padahal, apabila masyarakat ingin dirubah menjadi investment society, maka peran wanita dan pengetahuan wanita akan investasi perlu untuk ditingkatkan. Contoh kasus yang
bisa diamati adalah meningkatnya jumlah investor ibu – ibu rumah tangga pada instrument Sukuk Retail yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Untuk tahun 2012
terdapat 17.606 investor sukuk retail yang tercatat www.detik.com.Hal ini membuktikan bahwa dengan edukasi dan sosialisasi yang benar, masyarakat dan wanita pada khususnya
dapat mengambil peran dan aktif dalam keputusan berinvestasi yang melibatkan keuangan keluarganya.
Berdasarkan karakteristik wanita yang risk-averse,lebih mementingkan rasa aman, dan menyukai investasi yang low risk-low return, maka investasi yang cocok untuk wanita
adalah reksa danaEckel dan Grossman, 2003. Reksa dana adalah salah satu instrument investasi yang aman. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Umumnya, Reksa Dana diartikan
sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Kebanyakan
wanita pada jaman sekarang ini kurang memiliki banyak waktu, karena tersita oleh pekerjaan ataupun urusan rumah tangga, sehingga jarang yang memikirkan untuk melakukan investasi.
Dengan adanya reksa dana ini, para wanita tidak harus repot mengurusi dana yang investasikannya karena telah di atur oleh manajer investasi. Keuntungan yang dapat diperoleh
adalah adanya tambahan pendapatan untuk rumah tangga yang tidak harus tergantung dari suami atau gaji istri jika bekerja.
Dalam penelitian ini, untuk melihat rendahnya partisipasi wanita dalam melakukan investasi, maka peneliti menggunakan theory of planned behavior teori perilaku terencana yang
dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985. Teori ini merupakan pengembangan dari teori perilaku yang beralasan theory of reasoned action yaitu sikap dan norma, dengan
menambahakan satu variabel yaitu kontrol.Peneliti menggunakan Theory Planned Behavior
3
karena ingin melihat minat investasi wanita dalam investasi.Dalam teori ini dibahas bahwa sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau
objek, seperti halnya pengetahuan. Seorang yang memiliki pengetahuan yang baik, pasti akan sanggup untuk berinvestasi terutama di reksadana. Norma cenderung lebih mengarah pada
lingkungan sekitar yang mempengaruhi nilai-nilai seseorang. Setiap orang memiliki lingkungan yang berbeda, berbagai pengaruh atau pandangan akan membentuk norma dan
pandangannya, contoh jika dilingkungan seseorang menganggap berinvestasi di saham adalah hal yang baik dan berinvestasi di reksadana adalah hal yang kurang menguntungkan, maka
orang tersebut cenderung membeli saham sebagai sarana investasi.Kontrol mempengaruhi minat seseorang dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang, uang atau dana yang ada di
tangan dapat dikatakan sebagai alat kontrol yang nantinya akan mempengaruhi minat seseorang untuk berinvestasi. Dana yang cukup atau sisa akan terdorong untuk berinvestasi,
bisa berupa tabungan atau yang lainnya. Untuk memahami ke-tiga konsep tersebut, dapat diambil contoh di Indonesia terutama di Jawa sendiri paham patrialisme masih
kuat.Keputusan-keputusan dalam keluarga masih didominasi oleh para pria. Paham ini juga membuat wanita dijadikan “kanca wingking” teman belakang , dan hanya bertugas
dirumah untuk menjaga anak Handayani dan Novianto 2004. Hal ini yang membuat wanita jarang mau untuk melakukan investasi karena kesibukan yang ada dan juga ada
larangan dari suami. Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan preferensi risiko sebagai hal yang sangat
diperlukan untuk orang yang akan berinvestasi. Pada kenyataannya, preferensi risiko yang kita ketahui juga dapat mempengeruhi minat seseorang dalam berinvestasi. Contohnya
seberapa besar risiko yang akan ditoleransi jika berinvestasi di Bursa atau apa saja risiko yang akan dihadapi jika berinvestasi di bursa. Dengan terpenuhinya 4 variabel diatas maka
akan ada minat untuk berinvestasi.Pada penelitian Alleyne dan Broome 2011 , mengatakana bahwa minat investasi seorang wanita dipengaruhi oleh sikap, lingkungan
sekitar, kontrol dan preferensi risiko.Kusmanti 2011 mengatakan, minat investasi wanita dipengaruhi oleh faktor usia terhadap hubungan antara motivasi pemenuhan kebutuhan sosial
dengan minat wanita berinvestasi di pasar modal.Penelitian Alley ne dan broome 2011adalah acuan peneliti dalam melakukan penelitian ini.Alleyne dan Broome 2011
melakukan penelitian untuk melihat minat investasi berdasarkan preferensi risiko.Yang
4
membedakan penelitian ini dengan sebelumnya adalah produk dari investasi yang lebih spesifik, yaitu reksadana.Selain itu, objek penelitian adalah wanita.
1.1 Rumusan Masalah
Pada peneliti sebelumnya meneliti pengaruh pengetahuan terhadap minatwanita dalam berinvestasi di reksa dana, namun pada penelitian ini penulis akan meneliti wanitabukan
hanya melihat satu saja variabel pengetahuan yang diteliti,tetapi peneliti ingin menambah beberapa variabel berdasarkan teori perilaku terencana theoryof planned behavior yaitu:
Apakahsikap mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana? Apakahnorma mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana?
Apakahkontrol mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa Dana? Apakahpreferensi risiko mempengaruhi minat perempuan untuk berinvestasi di Reksa
Dana?
2. KERANGKA TEORITIS