Konsep Pesta Pernikahan Islami

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menyebabkan orang tersebut tidak dapat mendatangi undangan walimah tersebut. Adapun wajibnya mendatangi undangan walimah, apabila: a Tidak ada uzur syar’i. b Dalam walimah itu tidak ada atau tidak digunakan untuk perbuatan munkar. 51 c Yang diundang baik dari kalangan orang kaya maupun miskin. 52 Dasar hukum wajibnya mendatangi undangan pesta pernikahan walimah adalah hadits Nabi saw. sebagai berikut: ْنَع ِنْب ِها ِدْبَع َرَمُع :اَمُهْ َع ُها َيِضَر ِهّللا َلْوُسَر َنَا : َلاَق َمَلَسَو ِهْيَلَع ُهّللا َىلَص ُ َلِا ْمُكُدَحَا َيِعُداَذِا لا ِةَمْيِلَو َاِِْأَيْلَ ف َ َراخبلا اورُ . Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a.: Rasulullah SAW. Telah bersabda, “Jika salah seorang di antaramu diundang kewalimahan, hendaklah ia datangi.”H.R. Bukhari 53 Adapun hukum mendatangi undangan selain walimah, menurut jumhur ulama adalah sunah muakad. Sebagian 51 Slamet Abidin Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 152. 52 Amir Syarifuddin, 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Kencana Pranada Group, Jakarta, hal. 152. 53 Imam Az-Zabidi, 1997, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, Mizan, Bandung, hal. 793. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id golongan Syafi’i yang berpendapat wajib, akan tetapi Ibnu Hazm menyangkal bahwa pendapat ini dari jumhur sahabat dan tabi’in, karena hadis-hadis di atas memberikan pengertian tentang wajibnya menghadiri undangan, baik undangan maupun walinya. 54 Secara rinci undangan itu wajib didatangi, apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 55 a Pengundangnya mukallaf, merdeka dan berakal sehat. b Undangannya tidak dikhususkan kepada orang-orang kaya saja, orang miskin juga diundang. c Undangan tidak ditujukan hanya kepada orang yang disenangi dan dihormati. d Orang yang mengundang harus orang Islam. e Mengunjungi di hari yang pertama andaikan walimah diadakan untuk beberapa hari. 56 f Belum didahului oleh undangan lain. Kalau ada undangan lain, maka yang pertama yang didahulukan. g Dalam walimah itu tidak ada perbuatan munkar dan hal-hal lain yang menghalangi kehadirannya. c. Hikmah Pesta Pernikahan Hikmah utama dalam walimah adalah sebagai pemberitahuan kepada khalayak ramai tentang terjadinya 54 Slamet Abidin Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 154. 55 Ibid., 155. 56 Darmawan, 2007, Eksistensi Mahar dan Walimah, Srikandi, Surabaya, hal. 47. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pengesahan hubungan antara laki-laki dan perempuan. 57 Dengan adanya pesta pernikahan setidaknya mereka yang dekat akan mengetahui bahwa kedua pembelai telah sah sebagai suami istri. Dalam kaitan ini, Nabi SAW. Bersabda: َدما اورُ َحاَكِلا اْوُ ِلْعُا Artinya: “Umumkanlah pernikahan itu”.H.R. Ahmad 58 Diadakannya walimah dalam pesta perkawinan mempunyai beberapa keuntungan hikmah, antara lain sebagai berikut: 59 a Merupakan rasa syukur kepada Allah SWT. b Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang tuanya. c Sebagai tanda resminya adanya akad nikah. d Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami istri. e Sebagai realisasi arti sosiologis dari akad nikah. 60 3. Edukasi Pasar dalam Prespektif Islam Edukasi pasar adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendidik konsumennya sehingga konsumen memperoleh pengetahuan yang tepat mengenai produk atau jasa, mengenal produk atau jasa lebih baik, dan memahami nilai produk serta manfaatnya dan 57 Darmawan, 2007, Eksistensi Mahar dan Walimah, Srikandi, Surabaya, hal. 57. 58 Ahmad bin Hambal, Musnad al Imam Ahmad bin Hambal, juz IV, hal. 8. 59 Slamet Abidin Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 156. 60 Darmawan, 2007, Eksistensi Mahar dan Walimah, Srikandi, Surabaya, hal. 58. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id macam-macam pelanyanan yang diberikan. Dalam menerapkan edukasi pasar menggunakan komunikasi yang baik, dalam Islam komunikasi yang baik adalah menyampaikan pesan dengan menggunakan etika komunikasi. Etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain. Dalam Al-Quran ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Firman Allah pada surat An- Nisa’ ayat 63: ْمِِِوُلُ ق ِِ اَم ُهَللا ُمَلْعَ ي َنيِذَلا َكِئَلوُأ ْمُهْظِعَو ْمُهْ َع ْضِرْعَأَف اًغيِلَب اْوَ ق ْمِهِسُفْ نَأ ِِ ْمََُ ْلُقَو . Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.QS. An Nisa: 63 61 Ayat ini menjelaskan bahwa dalam menyampaikan pesan dengan Qaulan Baligha. Seseorang yang pandai menyusun kata sehingga 61 Kementrian Agama RI, 2011, Al Quran dan Tafsirannya edisi yang di sempurnakan, Widya Cahaya, Jakarta, hal. 199 . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mampu menyampaikan pesannya dengan baik lagi cukup dinamai baligh. Mubaligh adalah seseorang yang menyampaikan suatu berita yang cukup kepada orang lain. Pakar-pakar sastra menekankan perlunya dipenuhi beberapa kriteria sehingga pesan yang disampaikan dapat disebut balighan, yaitu: 62 a. kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah straight to the point . b. kalimatnya tidak bertele-tele. c. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan . d. menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka. 62 M. Quraish Shihab,2002, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al- Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, hal. 491 . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini lebih sesuai dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. 63 Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa gambar dan kata-kata. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan lainnya. 64 63 Lexy J. Moleong.2015, MetodologiPenelitianKualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung,hal.9-10. 64 Ibid., hal. 11. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu penelitian. 65 Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Afada Muslim Wedding Surabaya. Berlokasi di Ruko Wiguna No. 36 Jl. Raya Wiguna Tengah Surabaya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Penjelasannya antara lain sebagai berikut: a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya, dan merupakan bahan utama penelitian. 66 Data primer disebut juga data asli tidak melalui perantara yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Dalam hal ini data yang dimaksud adalah terkait tentang edukasi pasar pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya melalui observasi dan wawancara. 65 Suharmisi Arikunto, 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Bina aksara, Jakarta, hal. 101. 66 Marzuki, 2002, Metodologi Riset,BPFE UII, Yogyakarta, hal. 55. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita hanya mencari dan mengumpulkan. 67 Data sekunder merupakan data yang berasal dari bahan bacaan yang berupa dokumen-dokumen baik berupa buku, surat, dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian untuk melengkapi data primer. 2. Sumber Data Sumber data adalah subyek dari mana diperoleh. 68 Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 69 Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari: a. Informan Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara. 70 Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video dan pengambilan foto. 71 Peneliti melakukan proses wawancara interview dalam upaya menggali data atau informasi yang 67 Jonathan Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 124. 68 Suharsini Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian,Rineka Cipta, Yogyakarta, hal. 129. 69 Lexy J. Moleong, 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal. 157. 70 Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 108. 71 Lexy J. Moleong.2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung. hal. 157. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan alat bantu instrumen penelitian yang berupa buku tulis, bolpoin untuk mencatat informasi yang disampaikan oleh informan dan handphone untuk merekam saat interview. b. Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. 72 Dalam penelitian ini, dokumen digunakan untuk menggali data tentang sejarah, tujuan dan visi misi Afada Muslim Wedding Surabaya serta beberapa data pendukung peneliti untuk memahami edukasi pasar event organizer di Afada Muslim Wedding Surabaya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Selain menggunakan peneliti sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data juga bersumber pada observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode, diantaranya sebagai berikut: 72 Sugiyono, 2014, memahami penelitian kualitatif, Alfabeta, Bandung, hal. 82. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Observasi Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. 73 Pengumpulan data dengan metode observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati dan aktifitas-aktifitas yang berlangsung. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang sebanding maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. 74 b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan. 75 Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara atau dengan tanya jawab secara langsung. Dengan menggunakan metode wawancara ini, peneliti dapat mendapatkan data- data yang meliputi: 1 Profil Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya 2 Edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya 73 Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosia lLainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 115. 74 Lexy J. Moleong, 2015, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 174. 75 Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 108.