EDUKASI PASAR PESTA PERNIKAHAN ISLAMI DI AFADA EVENT ORGANIZER MUSLIM WEDDING SURABAYA.

(1)

EDUKASI PASAR PESTA PERNIKAHAN ISLAMI DI AFADA

EVENT ORGANIZER

MUSLIM

WEDDING

SURABAYA

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Oleh:

Darojatul Ula

NIM: B04212005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Darojatul Ula, 2016. Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya.

Edukasi pasar merupakan salah satu dari strategi pemasaran. Edukasi pasar tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik akan produk atau jasa, sehingga diharapkan masyarakat percaya dan memahami nilai penggunaannya. Afada Muslim Wedding merupakan layanan wedding service

profesional yang siap menyelenggarakan profesi pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Islam. Afada berdiri dengan tujuan dakwah dan mensyiarkan islam di masyarakat, terutama dalam hal pernikahan Islami.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya. Untuk menjawab permasalahan tersebut secara mendalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian ini terbagi atas dua tahap, yaitu tahap pra lapangan dan tahap lapangan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data kualitatif Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Dari penelitian ini, diperoleh adalah edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada Muslim Wedding Surabaya, diantaranya melalui: radio, sosial media, dan mensponsori atau mengikuti event-event Islami. pertama yaitu melalui radio, edukasi pasar melalui media radio adalah dengan beriklan dan talkshow, kedua adalah melalui sosial media, seperti: facebook, instagram, website, blog. Dan yang terakhir adalah mensponsori atau mengikuti event-event Islami, seperti: seminar-seminar Islami, kajian-kajian di masjid, pameran.Edukasi pasar yang dilakukan Afada Muslim Wedding adalah melakukan semua kegiatan dari bauran komunikasi pemasaran, kecuali Penjualan Personal (personal Selling). Jadi bauran komunikasi pemasaran yang digunakan Afada Muslim Wedding dalam edukasi pasar adalah iklan (advertising), Promosi penjualan (sales promotion), Hubungan Masyarakat (public relation), Pemasaran Langsung (direct marketing).


(7)

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6


(8)

E. Definisi Konsep ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 7

BAB II: KAJIAN TEORITIK ... 10

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

B. Kerangka Teori... 14

1. Edukasi Pasar... 14

2. Konsep Pesta Pernikahan Islami ... 22

a. Pengertian Pesta Pernikahan ... 22

b. Kedudukan Hukum ... 23

c. Hikmah Pesta Pernikahan ... 27

3. Edukasi Pasar dalam Perspektif Islam ... 28

BAB III: METODE PENELITIAN ... 31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 31

B. Obyek Penelitian ... 32

C. Jenis dan Sumber Data ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Validitas Data ... 38

F. Teknik Analisi Data ... 38

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 41

BAB IV: HASIL PENELITIAN ... 48


(9)

1. Profil Afada Muslim WeddingSurabaya ... 48

2. Konsep Pernikahan Islami Afada Muslim Wedding Surabaya 52 3. Visi dan Misi Afada Muslim WeddingSurabaya ... 57

4. Tujuan dan Motto Afada Muslim WeddingSurabaya ... 57

5. Struktur Afada Muslim WeddingSurabaya ... 58

B. Penyajian Data... 59

1. Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisa Data) ... 68

1. Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami ... 69

BAB V: PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran dan Rekomendasi ... 80

C. Keterbatasan Penelitian ... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perbedaan dan Persamaan antara Penelitian Terdahulu dan Penelitian

Sekarang ... 10

Tabel 3.1: Teknik Pengumpulan Data ... 37

Tabel 4.1: Paket Pernikahan di Rumah ... 51

Tabel 4.2: Paket Pernikahan di Gedung ... 51


(11)

DAFTAR BAGAN


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1: Afada Muslim Wedding di Ruko Wiguna No. 36 Jl.Raya Wiguna

Surabaya ... 49

Gambar 4.2: Seminar Pra Nikah ... 60

Gambar 4.3: Pameran “TRADISIONAL WEDDING” ... 61


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam telah menjadikan ikatan pernikahan yang sah berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntunan naluri manusia yang sangat asasi, dan juga merupakan sarana untuk membina keluarga yang islami. Pernikahan dalam islam pada dasarnya adalah melaksanakan Sunnatullah yang terjadi pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya.1

Maka dari itulah Islam menganjurkan untuk menikah, karena nikah merupakan naluri kemanusiaan. Seperti dijelaskan dalam Al-Quran berikut ini:

.َنْوُرَكَذَت ْمُكَلَعَل َِْْجْوَزاَنْقَلَخٍءْيَش ِلُك ْنِمَو

Artinya:

“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat kebesaran Allah”.(QS.Adz-Dzariyat: 49)2

1

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 9.

2 Kementerian Agama RI, 2011, Al-Quran dan Tafsirannya (edisi yang disempurnakan), Widya Cahaya, Jakarta, hal. 479.


(14)

2

Perkawinan yang memenuhi rukun dan syarat sesuai dengan Islam adalah perbuatan haq, maka sangatlah layak jika disyiarkan atau diumumkan melalui pesta perkawinan atau pun walimah, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.3

Pesta pernikahan atau yang disebut Walimah adalah pecahan dari kata “walama”, artinya mengumpulkan. Supaya keluarga, tetangga dapat memberi doa restu agar kedua mempelai bisa berkumpul dengan rukun. Selain itu, tujuan walimah adalah sebagai informasi dan pengumuman bahwa telah terjadi pernikahan, sehingga tidak menimbulkan fitnah dikemudian hari.4

Dewasa ini, resepsi pernikahan merupakan suatu hal yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, pernikahan juga dianggap sebagai hal yang sakral yang dilakukan oleh pasangan dengan tata cara tertentu sesuai dengan kebiasaan di tempat tinggal mereka. Islam tidak menghendaki umatnya mengadahkan akad nikah secara diam-diam. Islam menghendaki setelah akad nikah seorang muslim perlu mengumumkan pernikahannya.5

Pada umumnya, serangkain acara pernikahan dilakukan dengan mengadakan akad, dan mengundang teman atau sanak family dan kemudian diberikan jamuan kepada mereka. Seperti tasyakuran atas pernikahan mereka. Menurut jumhur ulama, hukum mengadakan pesta

3

Neng Djubaidah, 2010, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 146.

4

Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 12. 5 Aisyah Christy, 2013,

Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Saleha Edisi Revisi, Kompas Gramedia, Jakarta, hal. 133.


(15)

3

pernikahan atau walimah hukumnya sunnah muakkad , yaitu sunnah yang diutamakan. Adapun dasar hukumnya adalah hadits berikut:

“laksanakannlah walimah walaupun dengan seekor kambing”.(H.R. Bukhari dan Muslim)6

Selama ini, pesta pernikahan tidak hanya menjadi hal yang biasanya dilakukan tapi sebagian besar orang menganggap resepsi pernikahan menjadi hal yang harusnya dilakukan dan kemudian menjadi tren di indonesia. Selain itu, terdapat permasalahan-permasalahan lain dalam penyelenggaraan pesta pernikahan. Berkembangnya tren pernikahan yang lebih dominan mengacu pada budaya barat, memberikan ruang yang sempit bagi pasangan pengantin muslim yang ingin melangsungkan pernikahan secara Islami, serta kurangnya pemahaman tentang konsep pesta pernikahan Islami.

Kegiatan pemasaran mempunyai peranan penting dalam dunia usaha. Pada dasarnya pemasaran merupakan suatu sistem dalam seluruh kegiatan bisnis, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan konsepsi. Perkembangan dunia usaha dalam berbagai sektor mengakibatkan persaingan yang semakin ketat, maka dalam keadaan yang seperti ini persoalan yang dihadapi oleh dunia usaha pada berbagai sektor tersebut tidak hanya sebatas bagaimana perusahaan menghasilkan produk atau jasa, melainkan bagaimana agar produk atau jasa yang dihasilkan tersebut dapat dikenal, diterima, dan sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, untuk

6


(16)

4

mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaa-perusahaan yang saling bersaing tersebut memasang strategi-strategi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, yaitu untuk mencari jalan ke arah yang paling menguntungkan.

Edukasi pasar merupakan salah satu dari strategi pemasaran, Pasar dalam bidang pemasaran diartikan bahwa pasar terdiri atas semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginan.7

Oleh karena itu salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyadarkan masyarakat sebagai calon konsumen (pasangan pengantin muslim) mengenai konsep pernikahan Islami adalah dengan menerapkan edukasi pasar. Edukasi pasar tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik akan produk atau jasa, sehingga diharapkan masyarakat percaya dan memahami nilai penggunaannya. Edukasi pasar semakin banyak dipraktekkan dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan konsumen akan iklan. Keuntungan dari edukasi pasar ini adalah konsumen tidak hanya melihatnya sebagai usaha pemasaran, tetapi konsumen secara langsung juga akan merasakan nilai yang nyata untuk menjadi seorang pembeli yang lebih pintar (smarter buyer). Biasanya masyarakat cenderung lebih tertarik pada fakta-fakta dan informasi penting yang

7 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 1.


(17)

5

membantu mereka dalam mengambil keputusan membeli yang baik dari pada mendengarkan rayuan penjualan.

Afada Spesialis Pengantin Muslim adalah wedding muslim services and organizer yang berdiri di Surabaya, sejak tahun 1996. Berangkat dari keprihatinan dan niatan dakwah di masyarakat Jawa, yang mayoritas muslim, tetapi tidak menggunakan cara Islami untuk pelaksanaan pernikahan mereka. Bahkan, sangat jauh dari nilai-nilai Islami.8 Afada berdiri dengan tujuan dakwah dan mensyiarkan islam di masyarakat. Afada Muslim Wedding merupakan layanan wedding service profesional yang siap menyelenggarakan profesi pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Islam.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim WeddingSurabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya ?

8


(18)

6

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui edukasi pasar pernikahan Islami di Afada event

organizer Muslim Wedding Surabaya

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik edukasi pasar

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu, guna menjadikan skripsi ini bahan acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada Afada Muslim Wedding Surabaya, tentang pentingnya edukasi pasar.


(19)

7

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam memahami judul penelitian ini, yaitu “Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami di Afada

Event Organizer Muslim Wedding Surabaya”. Maka peneliti akan mendeskripsikan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini: 1. Edukasi Pasarmenurut David Frey adalah Suatu strategi pemasaran

yang kuat yang membangun kepercayaan dan kredibilitas menggunakan pesan edukasi. Strategi pemasaran tersebut adalah kebalikan dari pemasaran tradisional yang menggunakan pesan berbasis penjualan (a powerful marketing strategy that establishes trust and credibility using educational messages. It is the direct opposite of traditional marketing, which uses selling-based messages).9

2. Pesta Pernikahan Islami (Walimatul Ursy) adalah pengumumam atau resepsi pernikahan yang diselenggarakan ketika akad nikah sudah selesai dilaksanakan. Walimatul Ursy dilakukan dalam rangka mengumumkan adanya akad nikah yang baru saja dilaksanakan.10

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam penulisan skripsi. Untuk memudahkan pembahasan

9

David Frey, 2003,Education-based marketing: how to make business come to you, di akses pada tanggal 31 mei 2016 dari http://www.businessknowhow.com/marketing/education.htm

10 Aisyah Christy, 2013,

Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Saleha Edisi Revisi, Kompas Gramedia, Jakarta, hal. 133.


(20)

8

masalah dalam skripsi dan memahami permasalahannya secara sistematis, maka pembahasannya disusun dalam bab yang mana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, sehingga tergambar keterikatan pembahasan yang sistematis. Sistematika pembahasan disusun sebagai berikut:

Bab Pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi tentang gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah kajian teoritik. Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu yang relavan terkait dengan judul. Selanjutnya, pembahasan terarah pada kajian teoritik yang mengkaji tentang edukasi pasar dan konsep pesta pernikahan Islami. Disamping itu dalam bab kedua juga diuraikan edukasi pasar dalam prespektif Islam.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Bab ini berisi tentang metode penelitian yang menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik validitas data, teknik analisis datadan tahap-tahap penelitian.

Bab keempat adalah pembahasan. Bab ini terbagi menjadi tiga sub pembahasan, yaitu gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan pembahasan hasil penelitian (analisis data), yang berisi pembahasan dari hasil penelitian yaitu: edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada


(21)

9

Bab kelima adalah penutup. Bab ini berisi penutup yang memaparkan tentang kesimpulan serta rekomendasi. Terdapat tiga sub bab didalamnya, yaitu kesimpulan, saran dan rekomendasi dan keterbatasan penelitian.


(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Menjelaskan telaah pustaka penelitian yang digunakan untuk menelusuri penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah penelitian, sehingga dapat diketahui masalah mana yang belum diteliti secara mendalam oleh penelitian terdahulu, selain itu juga sebagai perbandingan antara fenomena yang hendak diteliti dengan hasil penelitian yang terdahulu yang serupa.

Dari pencarian data-data yang ada pada penelitian terdahulu yang relevan didapatkan hasil penelitian, dimana masing-masing peneliti mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam penelitian mereka. Adapun untuk lebih jelasnya tentang beberapa perbedaan yang ada dalam penelitian terdahulu akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.1: Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu

dan penelitian sekarang.

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1 Analisi Peran

Edukasi Pasar Melalui Bauran Komunikasi Pemasaran

sebagai Variabel Moderator dalam Pengaruh

Perluasan Lini Produk Terhadap Brand Image di

Sama-sama meneliti tentang edukasi pasar

Objek dan

pendekatan penelitiannya

berbeda Rica

Stella dan Aprilia

di PT. Aqua

Golden

Mississippi Tbk sedangkan

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perluasan lini produk tidak berpengaruh terhadap brand image dan peran edukasi pasar melalui bauran komunikasi


(23)

11

PT. Aqua Golden Mississippi Tbk”, (Rica Stella dan Aprilia,2004)11

peneliti di Afada Muslim Wedding

Surabaya, pendekatannya menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

memberikan pengaruh yang signifikan baik terhadap perluasan lini produk dan brand image dalam pengaruh perluasan lini produk terhadap brand image

2 Analisis Peran

Edukasi Pasar terhadap

Pengambilan Keputusan

Mahasiswa dalam Pembelian

Produk Asuransi Kecelakaan Pribadi (Studi Kasus:

Mahasiswa Fakultas

Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Bina Nusantara,

Angkatan 2003),(Angelina Handoko, 2003)12

Sama-sama meneliti tentang edukasi pasar

Objek dan

pendekatan penelitiannya berbeda. Angelina

Handoko di

Universitas Bina Nusantara Jakarta sedangkan

peneliti di Afada Muslim Wedding

Surabaya, Pendekatan penelitian menggunakan kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

Menyatakan bahwa

ada perubahan

pengetahuan produk

dan proses

pengambilan

keputusan pembelian

produk asuransi

kecelakaan pribadi yang dimiliki oleh

mahasiswa, jika

dibandingkan antara sebelum dan sesudah edukasi pasar, yang

pada akhirnya

menunjukkan bahwa edukasi pasar memang berperan dalam proses pengambilan

keputusan mahasiswa untuk membeli produk asuransi kecelakaan

11

Rica Stella dan Aprilia, 2004, Analisi Peran Edukasi Pasar Melalui Bauran Komunikasi Pemasaran sebagai Variabel Moderator dalam Pengaruh Perluasan Lini Produk Terhadap Brand Image di PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, Skripsi, Jurusan Manajemen fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.

12

Angelina Handoko, 2003, Analisis Peran Edukasi Pasar terhadap Pengambilan Keputusan Mahasiswa dalam Pembelian Produk Asuransi Kecelakaan Pribadi (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Bina Nusantara, Angkatan 2003), Skripsi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.


(24)

12

pribadi 3 Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Tradisi Repenan dalam Walimah

Nikah (Studi

Kasus di Desa Petis Sari Kec.

Dukun Kab.

Gresik)”,(Fitri Rahayu Agustin, 2014)13

Persamaannya menggunakan pendekatan kualitatif penelitian dan fokus

penelitian, Sama-sama Meneliti

tentang pesta pernikahan (walimatul ursy)

Fitri Rahayu

Agustin berfokus pada Tinjauan

Hukum Islam

Terhadap Tradisi Repenan dalam Walimah Nikah sedangkan

penelitian ini pada segi edukasi

pasar pesta

pernikahan (walimatul ursy)

Tradisi repenan dalam walimah nikah di

Desa Petis Sari

bertujuan untuk

menciptakan rumah tangga yang bahagia

dan jauh dari

malapetaka, dengan menggunakan teori

maslahah mursalah

yang hukumnya

adalah boleh.

Walaupun tidak ada ketentuannya dalam syariat Islam, hal ini

dilakukan demi

mengambil manfaat kebaikan agar jauh

dari segala

kemudaratan, dengan

demikian aspek

maslahah terhadap tradisi repenan sesuai

dengan tujuan

maslahah dan tidak bertentangan dengan hukum Islam

Penelitian pertama, penelitian yang berjudul“Analisi Peran Edukasi Pasar Melalui Bauran Komunikasi Pemasaran sebagai Variabel Moderator dalam Pengaruh Perluasan Lini Produk Terhadap Brand Image di PT. Aqua Golden Mississippi Tbk”. Penelitian ini dilakukan oleh Rica Stella

13

Fitri Rahayu Agustin, 2014, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Repenan dalam Walimah Nikah (Studi Kasus di Desa Petis Sari Kec. Dukun Kab. Gresik), Skripsi, Jurusan Hukum Islam Prodi Ahwal AL SyakhsiyyahFakultas Syariah dan Ekonomi Islami UIN Sunan Ampel Surabaya.


(25)

13

dan Aprilia, Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh perluasan lini produk yang dilakukan terhadap brand image dan bagaimana peran edukasi pasar melalui bauran komunikasi pasar sebagai variabel moderator dalam pengaruh perluasan lini produk terhadap brand image-nya.

Penelitian Kedua, penelitian yang berjudul “Analisis Peran Edukasi Pasar terhadap Pengambilan Keputusan Mahasiswa dalam Pembelian Produk Asuransi Kecelakaan Pribadi (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Bina Nusantara, Angkatan 2003)”. Penelitian ini disusun oleh Angelina Handoko, Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui peran edukasi pasar terhadap pengambilan keputuan mahasiswa dalam pembelian asuransi kecelakaan pribadi.

Penelitian Ketiga, penelitian yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Repenan dalam Walimah Nikah (Studi Kasus di Desa Petis Sari Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)“. Penelitian ini dilakukan olehFitri Rahayu Agustin, bertujuanuntuk menjawab dua permasalahan yaitu: pertama, bagaimana tradisi repenan dalam walimah nikah di Desa Petis Sari Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik? Dan kedua, bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tradisi repenan dalam walimah nikah di Desa Petis Sari Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik?.


(26)

14

B. Kerangka Teori

1. Edukasi Pasar

Edukasi pasar terdiri dari dua kata yaitu edukasi dan pasar. menurut Djalim S pasar adalah pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginan.14

Sedangkan Edukasi berarti pendidikan. Pendidikan dalam kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve,to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memeroleh pengetahuam (McLeod, 1989).15

Edukasi pasar secara global lebih dikenal dengan edducation-Based Marketing menurut David Frey adalah:

“Suatu strategi pemasaran yang kuat yang membangun kepercayaan dan kredibilitas menggunakan pesan edukasi. Strategi pemasaran tersebut adalah kebalikan dari pemasaran tradisional yang menggunakan pesan berbasis penjualan (a powerful marketing strategy that establishes trust and credibility using educational messages. It is the direct opposite

14

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 1.

15


(27)

15

of traditional marketing, which uses selling-based messages)”.16

Edukasi pasar adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendidik konsumennya sehingga konsumen memperoleh pengetahuan yang tepat mengenai produk atau jasa, mengenal produk atau jasa lebih baik, dan memahami nilai produk serta manfaatnya dan macam-macam pelanyanan yang diberikan.

Edukasi pasar dilakukan perusahaan sebagai upaya pendidikan kepada pasar dengan memberikan berbagai data dan peragaan agar pasar mengenal serta tertarik atas manfaat produk yang ditawarkannya. Berbagai upaya harus dilakukan agar pasar memberikan respon positif atas inovasi dan nilai tambah baru dari produk yang di tawarkan. Selain itu edukasi pasar dilakukan bukan hanya untuk mendorong penjualan tetapi dengan harapan bahwa masyarakat percaya kepada produk. Proses edukasi yang dijalankan tentu saja harus berbeda dari yang dilakukan oleh pesaing lainnya. Tidak cukup sekedar menggunakan pola-pola iklan dan hubungan masyarakat tetapi juga harus dengan melakukan gerilya langsung kepada pasar.Edukasi muncul karena konsumen belum berpengalaman dalam memilih dan menggunakan produk atau jasa yang cocok bagi mereka. Kondisi inilah yang membuka peluang bagi pemasar untuk membuat program promosi.

16 David Frey, 2003,

Education-based marketing: how to make business come to you, di akses pada tanggal 31 mei 2016 dari http://www.businessknowhow.com/marketing/education.htm


(28)

16

Dari berbagai kegiatan edukasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut melakukan fungsi-fungsi komunikasi pemasaran yang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:17 a. Menginformasikan (informing), dapat berupa:

1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.

2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk 3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

4) Menjelaskan cara kerja suatu produk.

5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan. 6) Meluruskan kesan yang keliru.

7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli. 8) Membangun citra perusahaan.

b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:

1) Membentuk pilihan merek mengalihkan pilihan ke merek tertentu.

2) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. 3) Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.

4) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).

c. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas:

17


(29)

17

1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan.

3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan.

4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh cinta pada produk perusahaan.18

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa edukasi pasar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu usaha perusahaan untuk mendidik pasar yaitu memberi latihan (ajaran, pimpinan) kepada pasar dengan menjalankan fungsi-fungsi komunikasi pemasaran melalui bauran komunikasi pemasarannya.

Kotler dan kelerr mendefinisikan bauran komunikasi pemasaran sebagai berikut:19

“Bauran Komunikasi pemasaran adalah paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung yang didgunakan perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggang.”

Bauran promosi utama dalam pemasaran terdiri dari, iklan (advertising), Penjualan Personal (personal Selling), Promosi

18

Fandy Tjiptono, 2008, Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 222. 19 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 156.


(30)

18

penjualan (sales promotion), Hubungan Masyarakat (public relation), Pemasaran Langsung (direct marketing).20

a. Iklan (advertising)

Iklan adalah Setiap bentuk presentasi dan promosi non-personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas.21 Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.22 Iklan memiliki beberapa keunggulan berupa:23

1) Presentasi publik, menawarkan pesan yang sama kepada banyak orang.

2) Pervasiveness, memungkinkan produsen untuk mengulang pesan berulang kali dan memberikan kesempatan pada audiens

untuk menerima dan membandingkan pesan dari produsen yang saling bersaing.

3) Amplified expressiveness, memberikan peluan untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui pemanfaatan suara, gambar, warna, bentuk, dan tata cahaya.24 4) Impersonality, audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau

merespon iklan.

20

Suharno dan Yudi Sutarso, 2010, Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 252. 21

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 169.

22

Fandy Tjiptono, 2008, Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 225. 23

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

24


(31)

19

b. Penjualan Personal (personal Selling)

Presentasi personal oleh tenaga penjual sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.25Personal Selling sangat efektif dalam tahap pembentukan preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.26 Keunggulan utama dari penjualan personal adalah:

1) Personal Confrontation, terjadi relasi langsung dan interaktif antara dua atau lebih pihak, dimana masing-masing pihak bisa saling mengamati reaksi masing-masing.27

2) Cultivation, memungkinkan terjalinnya hubungan yang akrab antara wiraniaga dan pembeli.

3) Response, situasi yang seolah-olah mengharuskan pembeli untuk mendengar, memperhatikan atau menanggapi presentasi wiraniaga.28

c. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah Insentif jangka pendek yang dapat mendorong pembelian atau penjualan sebuak produk atau jasa.29 Tujuan dari promosi penjualan diantaranya adalah: perusahaan

25 Suharno dan Yudi Sutarso, 2010,

Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 252 26

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

27

Fandy Tjiptono, 2015, Stretegi Pemasaran Edisi 4, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 394. 28

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

29 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 177.


(32)

20

dapat meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan konsumen akhir, meningkatkan kinerja pemasaran, mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.30

Berdasarkan targetnya, promosi penjualan dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam yakni, promosi konsumen (consumer promotion), promosi dagang (trade promotion), dan promosi wiraniaga (sales force promotio).31 Promosi penjualan cenderung efektif untuk menciptakan respon pembeli yang kuat, mendramatisasi penawaran produk, dan mendongkrak penjualan dalam jangka pendek.32 Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan, di antaranya adalah komunikasi, insentif, dan undangan (invitation).33

d. Hubungan Masyarakat (public relation)

Hubungan masyarakat adalah membangun hubungan dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara upaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani atau meluruskan rumor, berita serta event yang tidak menguntungkan.34

Kotler dan Armstrong mengemukakan bahwa hubungan masyarakat dapat melaksanakan beberapa fungsi berikut: hubungan

30

Fandy Tjiptono, 2008, Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 229. 31

Fandy Tjiptono, 2015, Stretegi Pemasaran Edisi 4, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 393. 32

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

33 Fandy Tjiptono, 2008,

Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 229. 34


(33)

21

pers, publisitas produk, kegiatan masyarakat, melobi, hubungan investor, pengembangan.35

Public relations memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya:36

1) Kredibilitas tinggi.

2) Kemampuan untuk menjangkau audiens yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan.

3) Memungkinkan untuk mendramatisasi perusahaan atau produk.37

e. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung adalah hubungan langsung dengan masing-masing pelanggang yang dibidik secara cermat dengan tujuan, baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk membina hubungan dengan pelanggang yang langgeng.38 Dalam

direct marketing, komunikassi promosi di tujukan langsung kepada konsumen yang bersangkutan, baik melaui telepon, surat, email, internet dan perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu.39

35

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 177.

36

Fandy Tjiptono, 2015, Stretegi Pemasaran Edisi 4, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 393 37

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

38 Suharno dan Yudi Sutarso, 2010,

Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 252 39


(34)

22

2. Konsep Pesta Pernikahan Islami

a. Pengertian Pesta Pernikahan

Walimah secara etimologi bisa berarti al-jam’u yang artinya berkumpul, sebab antara suami dan istri berkumpul. Walimah berasal dari kataal-walim, menurut arti terminologi adalah segalah bentuk makanan pengantin, maksudnya adalah makanan yang disediakan khusus dalam acara pesta perkawinan. Bisa juga diartikan sebagai makanan untuk tamu undangan atau lainnya.40

Walimatul urs adalah perayaaan pengantin sebagai ungkapan rasa syukur atas pernikahannya, dengan mengajak sanak saudara beserta masyarakat untuk ikut berbahagia dan menyaksikan peresmian pernikahan tersebut, sehingga mereka dapat ikut serta menjaga kelestarian keluarga yang dibinanya. Jadi, pada dasarnya pesta pernikahan atau walimatul urs merupakan suatu pengumuman pernikahan pada masyarakat.41

Agama Islam menganjurkan agar setelah melangsungkan akad nikah kedua mempelai mengadakan upacara yang ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah dan ekspresi kebahagiaan kedua mempelai atas nikmat perkawinan yang mereka alami. Upacara tersebut dalam Islam dikonsepsikan sebagai

40

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 149. 41 Aisyah Christy, 2013,

Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Saleha Edisi Revisi, Kompas Gramedia, Jakarta, hal. 133.


(35)

23

walimah.42 Selain itu tujuan walimah adalah sebagai informasi dan pengumuman bahwa telah terjadi pernikahan, sehingga tidak menimbulkan fitnah.43

Walimah diadakan ketika acara akad nikah berlangsung, atau sesudahnya, atau ketika hari perkawinan (mencampuri istrinya) atau sesudahnya. Bisa juga diadakan tergantung adat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.44

b. Kedudukan Hukum

1) Dasar Hukum Pesta Pernikahan

Setiap ada pernikahan selalu disertai dengan resepsi pernikahan atau walimah. Acara semacam ini sudah dianggap lumrah dan telah membudaya bagi setiap lapisan masyarakat manapun, hanya cara dan sistem yang berbeda. Sedangkan maksud yang terkandung dari mengadakan walimah itu tiada lain hanya untuk menunjukkan rasa syukur atas pernikahan yang telah terjadi sebagai rasa bahagia untuk dinikmati bersama handaitaulan dan masyarakat di sekitar lingkungannya.45

42

Rahmat Sudirman, 1999, Konstruksi Seksualitas Islam dalam Wacana Sosial, CV Adipura, Yogyakarta, hal. 113.

43

Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 12. 44 Slamet Abidin & Aminuddin, 1999,

Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 149. 45


(36)

24

Hukum walimah menurut paham jumhur ulama adalah

sunnah mua’akkad.46 Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW:

سَنَا ْنَع

ُهَْع ُها َيِضَر

َق

ْوَااَم : َل

َمَل

َِِلا

ِهْيَلَع ُهّللا َىلَص

َمَلَسَو

ةَاشِب َََْوَا َبَْ يَز َىلَع َََْوَااَم ِهَئاَسِن ْنِم ءْىَش َىلَع

.

Artinya:

Diriwayatkan dari Anas r.a.:Nabi SAW. Tidak pernah Mengadakan pesta pernikahan (walimah) dengan para isterinya seperti ketika pernikahannya dengan Zainab, beliau berpesta dengan seekor kambing.” (H.R. Bukhari)47

Perintah Nabi untuk mengadakan walimah dalam hadis ini tidak mengandung arti wajib, tetapi hanya sunnah menurut jumhur ulama’ karena yang demikian hanya merupakan tradisi yang hidup melanjutkan tradisi yang berlaku di kalangan Arab sebelum Islam datang. Pelaksanaan walimah masa lalu itu diakui oleh Nabi untuk dilanjutkan dengan sedikit perubahan dengan menyesuaikannya dengan tuntunan Islam.48

Menurut Abi zakariyah Yahya bin Syaraf an Nawawi macam-macam walimah diantaranya adalah:49

a) Walimatul „ursy adalah walimah dalam pesta perkawinan.

46

Soemiyati, 1997, HukumPerkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, Liberty, Yogyakarta, hal. 60.

47

Imam Az-Zabidi, 1997, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, Mizan, Bandung, hal. 792. 48

Amir Syarifuddin, 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat danUndang-Undang Perkawinan, Kencana, Jakarta, hal. 156.

49


(37)

25

b) Walimatul Khitan adalah suatu walimah dalam acara khitan.

c) Aqiqah adalah walimah dalam acara penyembelihan kambing ketika kelahiran anak.

d) Naqiah adalah walimah karena datangnya musafir.

e) Wakirah adalah walimah dalam acara memasuki rumah (bangunan) baru.

f) Wadimah adalah walimah dalam acara selamat dari musibah.

g) Makdubah adalah walimah yang diadakan tapi tanpa adanya sebab.

h) Tasyakuran haji adalah walimah yang diadakan sebelum berangkat haji atau setelah datang dari haji.

Tetapi penggunaan kata ”Walimah” dalam kenyataan praktek kehidupan sehari-hari hanya dikhususkan pada “walimah ursy”.

2) Hukum Menghadiri Undangan Pesta Perkawinan

Untuk menunjukkan perhatian, memeriahkan, dan menggembirakan orang yang mengundang, maka hukumnya menghadiri walimah adalah wajib.50 Jadi apabila seseorang menerima undangan untuk menghadiri walimah ia harus datang kecuali kalau ada halangan-halangan tertentu yang betul-betul

50


(38)

26

menyebabkan orang tersebut tidak dapat mendatangi undangan walimah tersebut.

Adapun wajibnya mendatangi undangan walimah, apabila: a) Tidak ada uzur syar’i.

b) Dalam walimah itu tidak ada atau tidak digunakan untuk perbuatan munkar.51

c) Yang diundang baik dari kalangan orang kaya maupun miskin.52

Dasar hukum wajibnya mendatangi undangan pesta pernikahan (walimah) adalah hadits Nabi saw. sebagai berikut:

ْنَع

ِنْب ِها ِدْبَع

َرَمُع

:اَمُهْ َع ُها َيِضَر

ِهّللا َلْوُسَر َنَا

: َلاَق َمَلَسَو ِهْيَلَع ُهّللا َىلَص

ُ

َلِا ْمُكُدَحَا َيِعُداَذِا

لا

ِةَمْيِلَو

َاِِْأَيْلَ ف

َ

َراخبلا اورُ .

Artinya:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a.: Rasulullah SAW. Telah bersabda, “Jika salah seorang di antaramu diundang kewalimahan, hendaklah ia datangi.”(H.R. Bukhari)53

Adapun hukum mendatangi undangan selain walimah, menurut jumhur ulama adalah sunah muakad. Sebagian

51

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 152. 52

Amir Syarifuddin, 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Kencana Pranada Group, Jakarta, hal. 152.

53


(39)

27

golongan Syafi’i yang berpendapat wajib, akan tetapi Ibnu Hazm menyangkal bahwa pendapat ini dari jumhur sahabat dan tabi’in, karena hadis-hadis di atas memberikan pengertian tentang wajibnya menghadiri undangan, baik undangan maupun walinya.54

Secara rinci undangan itu wajib didatangi, apabila memenuhi syarat sebagai berikut:55

a) Pengundangnya mukallaf, merdeka dan berakal sehat. b) Undangannya tidak dikhususkan kepada orang-orang kaya

saja, orang miskin juga diundang.

c) Undangan tidak ditujukan hanya kepada orang yang disenangi dan dihormati.

d) Orang yang mengundang harus orang Islam.

e) Mengunjungi di hari yang pertama (andaikan walimah diadakan untuk beberapa hari).56

f) Belum didahului oleh undangan lain. Kalau ada undangan lain, maka yang pertama yang didahulukan.

g) Dalam walimah itu tidak ada perbuatan munkar dan hal-hal lain yang menghalangi kehadirannya.

c. Hikmah Pesta Pernikahan

Hikmah utama dalam walimah adalah sebagai

pemberitahuan kepada khalayak ramai tentang terjadinya

54

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 154. 55 Ibid., 155.

56


(40)

28

pengesahan hubungan antara laki-laki dan perempuan.57 Dengan adanya pesta pernikahan setidaknya mereka yang dekat akan mengetahui bahwa kedua pembelai telah sah sebagai suami istri. Dalam kaitan ini, Nabi SAW. Bersabda:

َدما اورُ َحاَكِلا اْوُ ِلْعُا

Artinya:“Umumkanlah pernikahan itu”.(H.R. Ahmad)58 Diadakannya walimah dalam pesta perkawinan mempunyai beberapa keuntungan (hikmah), antara lain sebagai berikut:59

a) Merupakan rasa syukur kepada Allah SWT.

b) Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang tuanya.

c) Sebagai tanda resminya adanya akad nikah.

d) Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami istri. e) Sebagai realisasi arti sosiologis dari akad nikah.60

3. Edukasi Pasar dalam Prespektif Islam

Edukasi pasar adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendidik konsumennya sehingga konsumen memperoleh pengetahuan yang tepat mengenai produk atau jasa, mengenal produk atau jasa lebih baik, dan memahami nilai produk serta manfaatnya dan

57

Darmawan, 2007, Eksistensi Mahar dan Walimah, Srikandi, Surabaya, hal. 57. 58

Ahmad bin Hambal, Musnad al Imam Ahmad bin Hambal, juz IV, hal. 8. 59 Slamet Abidin & Aminuddin, 1999,

Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 156. 60


(41)

29

macam-macam pelanyanan yang diberikan. Dalam menerapkan edukasi pasar menggunakan komunikasi yang baik, dalam Islam komunikasi yang baik adalah menyampaikan pesan dengan menggunakan etika komunikasi. Etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.

Dalam Al-Quran ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Firman Allah pada surat An-Nisa’ ayat 63:

ْمِِِوُلُ ق ِِ اَم ُهَللا ُمَلْعَ ي َنيِذَلا َكِئَلوُأ

ْمُهْظِعَو ْمُهْ َع ْضِرْعَأَف

اًغيِلَب اْوَ ق ْمِهِسُفْ نَأ ِِ ْمََُ ْلُقَو

.

Artinya:

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.(QS. An Nisa: 63)61

Ayat ini menjelaskan bahwa dalam menyampaikan pesan dengan

Qaulan Baligha. Seseorang yang pandai menyusun kata sehingga

61 Kementrian Agama RI, 2011,

Al Quran dan Tafsirannya (edisi yang di sempurnakan), Widya Cahaya, Jakarta, hal. 199.


(42)

30

mampu menyampaikan pesannya dengan baik lagi cukup dinamai

baligh. Mubaligh adalah seseorang yang menyampaikan suatu berita yang cukup kepada orang lain. Pakar-pakar sastra menekankan perlunya dipenuhi beberapa kriteria sehingga pesan yang disampaikan dapat disebut balighan, yaitu:62

a. kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point). b. kalimatnya tidak bertele-tele.

c. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan.

d. menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.

62 M. Quraish Shihab,2002,

Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, hal. 491.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini lebih sesuai dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.63

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa gambar dan kata-kata. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan lainnya.64

63

Lexy J. Moleong.2015, MetodologiPenelitianKualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung,hal.9-10.

64


(44)

32

B. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu penelitian.65 Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Afada Muslim

Wedding Surabaya. Berlokasi di Ruko Wiguna No. 36 Jl. Raya Wiguna Tengah Surabaya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Penjelasannya antara lain sebagai berikut:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya, dan merupakan bahan utama penelitian.66 Data primer disebut juga data asli (tidak melalui perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Dalam hal ini data yang dimaksud adalah terkait tentang edukasi pasar pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding

Surabaya melalui observasi dan wawancara.

65

Suharmisi Arikunto, 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Bina aksara, Jakarta, hal. 101. 66


(45)

33

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita hanya mencari dan mengumpulkan.67 Data sekunder merupakan data yang berasal dari bahan bacaan yang berupa dokumen-dokumen baik berupa buku, surat, dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian untuk melengkapi data primer.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana diperoleh.68 Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.69 Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari:

a. Informan

Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara.70 Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video dan pengambilan foto.71 Peneliti melakukan proses wawancara

(interview) dalam upaya menggali data atau informasi yang

67

Jonathan Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 124.

68

Suharsini Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian,Rineka Cipta, Yogyakarta, hal. 129. 69

Lexy J. Moleong, 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal. 157.

70

Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 108.

71Lexy J. Moleong.2015,

Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung. hal. 157.


(46)

34

berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan alat bantu (instrumen) penelitian yang berupa buku tulis, bolpoin untuk mencatat informasi yang disampaikan oleh informan dan handphone untuk merekam saat interview.

b. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.72Dalam penelitian ini, dokumen digunakan untuk menggali data tentang sejarah, tujuan dan visi misi Afada Muslim Wedding Surabaya serta beberapa data pendukung peneliti untuk memahami edukasi pasar event organizer di Afada Muslim Wedding Surabaya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Selain menggunakan peneliti sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data juga bersumber pada observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode, diantaranya sebagai berikut:

72


(47)

35

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.73 Pengumpulan data dengan metode observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati dan aktifitas-aktifitas yang berlangsung. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang sebanding maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.74

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan.75 Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara atau dengan tanya jawab secara langsung. Dengan menggunakan metode wawancara ini, peneliti dapat mendapatkan data-data yang meliputi:

1) Profil Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya

2) Edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer

Muslim Wedding Surabaya

73

Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosia lLainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 115.

74

Lexy J. Moleong, 2015, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 174.

75 Burhan Bungin, 2010,

Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 108.


(48)

36

3) Bentuk edukasi pasar pesta pernikahan Islami yang dilakukan oleh Afada Muslim Wedding Surabaya

4) Hambatan pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya

5) Cara menghadapi hambatan pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding

Surabaya

6) Proses-proses dalam pesta pernikahan Islami (Walimatul Ursy) di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya

7) Konsep pesta pernikahan Islami di Afada event organizerMuslim

Wedding Surabaya

8) Bauran komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami Afada event organizer Muslim

Wedding Surabaya c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.76 Dokumen bisa berbentuk arsip, jurnal, gambar-gambar.

Dokumentasi penelitian disini terbagi atas dua kategori yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi ialah dokumen tertulis yang diperoleh peneliti melalui pengamatan dan wawancara

76 Burhan Bungin, 2010,

metodologi penelitian kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 130.


(49)

37

pada pihak Afada Muslim Wedding Surabaya. Sedangkan dokumen resmi ialah dokumen yang diterbitkan langsung oleh Afada Muslim

Wedding dan dokumen tersebut dimiliki oleh peneliti.

Untuk lebih jelasnya tentang jenis data dan cara pengumpulannya dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 3.1: teknik pengumpulan data

NO DATA SUMBER DATA TPD

1 Profil Afada Muslim Wedding

Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

O+W+D 2 Edukasi pasar pesta pernikahan

Islami di Afada event organizer

Muslim Wedding Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W+D

3 Bentuk edukasi pasar pesta

pernikahan Islami yang

dilakukan oleh Afada Muslim

Wedding Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W

4 Hambatan pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim

Wedding Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W

5 Cara menghadapi hambatan

pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding

Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W

6 Proses-proses dalam pesta pernikahan Islami di Afada Muslim Wedding Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W+D

7 Konsep pesta pernikahan Islami

di Afada Muslim Wedding

Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W+D

8 Bauran komunikasi yang

digunakan dalam pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami Afada Muslim Wedding

Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya


(50)

38

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data

O : Observasi

W : Wawancara

D : Dokumentasi

E. Teknik Validitas Data

Untuk menghindari kesalahan data yang akan di analisa, maka keabsahan data dapat di uji dengan cara teknik triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.77 Denzin mengatakan dalam buku metodologi penelitian kualitatif ialah ada empat uji triangulasi data yaitu: triangulasi peneliti, sumber, metode, dan teori.78 Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah dengan menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.79

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih dan memilah

77

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, hal. 241.

78

Burhan Bungin, 2010, metodologi penelitian kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 256.

79


(51)

39

menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Tujuan analisa data adalah untuk mengungkapkan data yang masih perlu dicari, pernyataan yang perlu dijawab, metode yang digunakan untuk memperoleh informasi baru dan kesalahan yang perlu diperbaiki.80

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat pengamatan terhadap edukasi pasar pesta pernikahan islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang diperguankan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yakni mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman. Teknik-teknik analisa data sebagai berikut:81

a. Data reduction (Reduksi Data)

Reduksi dapat diartikan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan pola yang sesuai dengan penelitian. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, mana yang dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang

80

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi.1996, Metodologi penelitian social, bumi kasara, Jakarta, hal.65.

81


(52)

40

tersebar, cerita-cerita apa yang sedang berkembang, semuanya itu merupakan pilihan-pilihan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.82

b. Data display (Penyajian Data)

Menurut Miles dan Huberman, alur terpenting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. “penyajian” maksudnya sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.83 Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang telah disajikan.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti yakni penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal bersifat sementara, dan akan berubah jika pada tahap pengumpulan data ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten.

82

Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVIVO, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal.11.

83


(53)

41

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, ada tahap-tahap yang dilalui peneliti mulai dari awal penelitian hingga analisis data. Tahapan-tahapan ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur penelitian. Tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan peneliti, dimulai dengan mencari data dilapangan sampai dengan upaya penelitian untuk menganalisa data yang diperoleh. Pada penelitian ini, tahapan yang dilalui peneliti dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan ini merupakan tahap awal dalam mengadakan penelitian, peneliti memulai dari membuat proposal penelitian, memilih lapangan atau subyek penelitian. Ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan.84 Kegiatan dan pertimbangan tersebut diuraikan antara lain:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Penyusunan rancangan penelitian adalah berupa usulan penelitian yang diajukan kepada ketua Prodi Manajemen Dakwah, yang berisi tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi di lapangan, problematika yang berisi tentang permasalahan yang

84 Lexy J. Moleong, 2015,

Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 127.


(54)

42

diangkat dalam penelitian. Setelah rancangan itu disetujui oleh Ketua Prodi selanjutnya membuat proposal penelitian.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Pemilihan penelitian didasaran pada kondisi lapangan itu sendiri untuk dapat dilakukan penelitian sesuai dengan tema penelitian. Pertimbangan lain adalah kondisi geografis, keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.

Sebelum peneliti menerapkan atau menentukan lapangan sasaran penelitian mempertimbangkan kesesuaian, kenyataan yang berada dilapangan dengan rencana penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil penelitian di Afada Muslim Wedding yang berlokasi di Jl. Raya Wiguna No. 36 Gunung Anyar Surabaya.

c. Mengurus Perizinan

Sebagi bahan untuk menunjang kelancaran kegiatan penelitian, pertama-tama perlu diketahui oleh peneliti siapa yang berwenang memberikan izin terlaksananya penelitian. Penelitian tidak akan berjalan apabila penelitian tersebut tidak memperoleh izin dari pihak-pihak yang bersangkutan.

Berkaitan dengan hal tersebut pertama kali peneliti mengajukan surat izin penelitian pada Kepala Jurusan Prodi Manajemen Dakwah, kemudian dilanjutkan pada Dekan Fakultas Dakwah selaku pemberi wewenang penelitian. Tahap selanjutnya dilanjutkan pada pihak Afada Muslim Wedding Surabaya selaku subyek penelitian, hal ini


(55)

43

dimaksudkan agar diperbolehkan untuk mengadakan penelitian di Afada Muslim Wedding Surabaya. Langkah-langkah dalam pengurusan perizinan bertujuan untuk menunjang kelancaran perolehan memperoleh data-data penelitian yang valid dan relevan, sehingga dapat menunjang pencapaian hasil terbaik pada kegiatan penelitian.

d. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Tahapan ini peneliti mulai menilai kondisi yang ada dilapangan penelitian. Penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila sudah membaca terlebih dahulu dari kepustakaan atau mengetahui dari pihak dalam tentang situasi dan kondisi daerah tempat penelitian dilakukan. Tujuan dari menilai lapangan penelitian dimaksudkan agar peneliti mampu mempersiapkan diri baik secara mental maupun batin serta mempersiapkan dan merancang strategi dalam melakukan penelitiannya nanti. Terlebih lagi maksud dan tujuan dari penilaian lapangan adalah berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam serta mengetahui situasi, latar belakang dan konteksnya apakah terdapat kesesuaian dengan masalah yang diangkat dalam penelitian.

Peneliti dalam tahapan ini berusaha untuk terlebih dahulu mempelajari dan memahami serta menilai kondisi lapangan yang relevan dijadikan sebagai subyek kajian penelitian, yaitu pada Afada Muslim wedding Surabaya. Peneliti melaksanakan penelitian dengan


(56)

44

penuh keyakinan dan harapan besar sehingga akan selalu berusaha memberikan hal yang terbaik baik bagi akademistik maupun perusahaan dimana penelitian dilangsungkan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Untuk menghasilkan data yang maksimal dalam pembuatan skripsi maka peneliti memilih dan memanfaatkan informan yang sesuai dengan pembahasan yang ada dalam penelitian untuk memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim wedding

Surabaya.

f. Menyiapkan Perlengkapan penelitian

Untuk kelancaran jalannya penelitian, maka peneliti hendaknya menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, tidak hanya perlengkapan fisik. Segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan sesuai dengan petunjuk Lexy J. Moeleong, yaitu: “Peneliti hendaknya menyiapkan tidak hanya perlengkapan fisik, tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan mulai dari izin mengadakan penelitian, pengaturan perjalanan, persiapan kotak kesehatan, alat tulis, alat perekam, rancangan biaya, rincian jadwal serta perlengkapan lainnya seperti komputer”.85

85 Lexy J. Moleong, 2015,

Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal.133.


(57)

45

Dalam hal ini, peneliti menyiapakan peralatan penelitian, antara lain: Membawa alat tulis, perekam atau handphone dan alat lain yang mendukung untuk penelitian di Afada Muslim Wedding Surabaya.

g. Memahami Etika Penelitian

Ciri penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat atau sebagai instrument mengumpulkan data, hal ini dapat dilihat dari cara-cara dan tahapan dalam penelitian kualitatif. Baik saat melakukan wawancara mendalam, pengamatan terlibat, mengumpulkan data dan sebagainya. Penelitin akan secara aktif mengadakan kontak dengan subyek penelitian. Pada area subyek penelitian terdapat kebudayaan, nilai, etika, cara dan pandangan hidup yang berbeda dengan yang dimiliki oleh peneliti, sehingga dalam melakukan penelitian merasa perlu memahami dan menghormati hal-hal tersebut.

Dengan semakin diterimanya dalam lingkungan penelitian, maka diharapkan mampu menangkap sebanyak mungkinin formasi yang dibutuhkan untuk menunjang pengumpulan data-data penelitian. Tujuan tersebut dapat terlaksana apabila sudah terjalin hubungan baik antara peneliti dengan subyek penelitian, sehingga subyek penelitian tidak akan ragu-ragu untuk mengungkapkan dan menyampaikan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.


(58)

46

2. Tahap Lapangan

Pada tahapan ini peneliti akan memulai memasuki lapangan penelitian atau pekerjaan lapangan. Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian, yaitu:86

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Pemahaman latar penelitian sangat diperlukan bag ipeneliti, baik dari segi kondisi dan situasi atau kebudayaan subyek penelitian, sehingga dengan pemahaman yang dimiliki tentang subyek kajian penelitian, peneliti mampu meyesuaikan dirinya dan berbaur dengan lingkungan didalamnya. Secara garis besar ada dua jenis latar penelitian yaitu latar terbuka dan latar tertutup.

Menurut lofland dalam bukunya lexy j moleong, latar terbuka ialah kondisi lapangan penelitian secara umum dan dapat diamati dengan indera penglihatan manusia. Latar tertutup ialah dimana peneiliti mampu memaksimalkan kinerjanya dengan mengamati dan wawancara mendalam pada subyek kajian penelitian.87

b. Memasuki Lapangan

Mengetahui kondisi latar penelitian tahapan berikutnya ialah mulai memasuki lapangan penelitian. Berpegang pada informasi yang telah diketahui mengenai latar penelitian sehingga diharapkan mampu membaur dengan subyek kajian penelitian.

86

Lexy J. Moleong, 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal. 137.

87


(59)

47

Menyangkut proses atau tahapan memasuki lapangan penelitian, peneliti berusaha tidak menunjukkan jati diri melainkan ikut serta menyelami dan merasakan sertaber interaksi secara langsung kepada subyek penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudahkan memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian.

c. Tahap Pencatatan dan Pengumpulan Data

Tahapan ini peneliti akan secara aktif mencari informasi-informasi yang diperlukan dalam penelitian, kemudian dicatat sebagai catatan lapangan, catatan lapangan tidak lain adalah catatan yang dibuat sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian. Penggunaan catatan selama kurun waktu penelitian digunakan karena lebih mempermudah peneliti untuk mengingat dan mengorganisasikan data-data yang dihimpun selama penelitian. Data-data yang ada dalam catatan lapangan kemudian dikumpulkan dan dikelompokan berdasarkan kriteria – kriteria masing-masing serta disusun secaras istematis.88

88 Lexy J. Moleong, 2015,

Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal. 144.


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Profil Afada Muslim Wedding Surabaya

Afada Spesialis Pengantin Muslim adalah wedding muslim

services and organizer yang berdiri di Surabaya, sejak tahun 1996. Berangkat dari keprihatinan dan niatan dakwah di masyarakat Jawa, yang mayoritas muslim, tetapi tidak menggunakan cara Islami untuk pelaksanaan pernikahan mereka. Bahkan, sangat jauh dari nilai-nilai Islami.Afada Muslim Wedding merupakan jasa wedding planner

Islami yang membantu merencanakan, mengorganisir dan menyelenggarakan proses pernikahan pasangan pengantin agar berlangsung sesuai ketentuan syar’i.

Pemilik Afada Muslim Wedding pertama adalah Ibu Etty Sunanti, kemudian pada tahun 2014 kepemilikkan Afada Muslim Wedding di pegang oleh Ibu Zaidatu Rohmah dan pada awal tahun 2015 Afada Muslim wedding merubah konsep lama dengan konsep yang baru.89

Awalnya Afada Muslim Wedding beralamat di Jl. Pagesahan Masjid Nasional Al-Akbar (Masjid Agung) Surabaya dan Pada awal tahun 2015 kantor Afada Muslim Wedding pindah ke Ruko Wiguna No. 36 Jl. Raya Wiguna Surabaya.

89


(61)

49

Gambar 4.1: Afada Muslim Wedding di Ruko Wiguna No. 36

Jl.Raya Wiguna Surabaya

Afada Muslim Wedding merupakan layanan wedding service profesional yang siap menyelenggarakan prosesi pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Islam. Afada Muslim Wedding membantu klien dari proses awal hingga pasca selesainya rangkaian proses pernikahan. Selain itu, Afada Muslim Wedding juga menerima layanan

make up, pembuatan gaun pengantin, foto postwedding, jasa event organizer untuk berbagai acara, serta berbagai hal yang terkait dengan penyelenggaraan pernikahan.

Layanan Jasa Afada Muslim Wedding, keuntungan menggunakan jasa Afada Muslim Wedding dan paket pernikahan Afada Muslim


(62)

50

a. Layanan Jasa Afada Muslim Wedding, antara lain:90 1) Paket Pernikahan

2) Make Up Pengantin, Wisuda, Pesta 3) Dekorasi Pelaminan

4) Fotografi & Videografi

5) Event Organizer

6) Gaun Pengantin, Gaun Pesta, Jas, Beskap

b. Keuntungan Menggunakan Jasa Afada Muslim Wedding, antara lain :91

1) Afada Muslim Wedding adalah khusus menangani pengantin muslim.Tidak menangani prosesi adat daerah manapun yang berbau syirik,khurofat, bid'ah.

2) Afada Muslim Wedding lebih mengutamakan penegasan syariah,sunnah dan akhlaqul karimah dalam tata acara, tata rias dan tata busana.

3) Afada Muslim Wedding di tangani oleh tim yang senantiasa berusaha memahami dan mengamalkan Islam dengan baik 4) Afada Muslim Wedding melayani pengguna jasa dengan

ramah, penuh ukhuwah dan memberikan saran yang tepat tanpa tendensi mencari keuntungan sepihak.

5) Sebagian keuntungan Afada Muslim Wedding diinfaqkan ke fakir miskin dan yatim piatu.

90

Hasil Observasi, Rabu 8 Juni 2016, Pukul 10.00 WIB di kantor Afada Muslim Wedding Surabaya 91 Keuntungan Menggunakan Jasa Afada Muslim

Wedding, diakses pada tanggal 16 juni 2016 dari http://afadawedding.blogspot.co.id/


(63)

51

c. Paket Afada Muslim Wedding

Paket pernikahan Afada Muslim Wedding sangat fleksibel, tergantung dari anggaran dan kebutuhan customer. Afada Muslim

Wedding melayani paket pernikahan di rumah maupun gedung, paket foto dan video shooting. Berikut adalah penjelasannya:92 1) Paket Pernikahan di Rumah

Tabel 4.1: Paket Pernikahan di Rumah

2) Paket Pernikahan di Gedung

NO ITEM HARGA

a Paket SIMPLY GRANADA Rp. 87.000.000

b Paket GRANADA Rp. 170.000.000

c Paket CORDOBA Rp. 329.000.000

Tabel 4.2: Paket Pernikahan di Gedung

3) Paket Video dan Shooting

NO ITEM HARGA

a Paket Even Photography I Rp. 4.000.000

b Even Photography II Rp. 5.400.000

c Post Wedding Indoor I Rp. 5.900.000

d Post Wedding Indoor II Rp. 7.600.000 e Post Wedding Indoor III Rp. 9.500.000

f Video Package Gold II Rp. 5.500.000

g Video Package Ultimate Rp. 9.000.000

Tabel 4.3: Paket Video dan Shooting

92

Dokumentasi Paket Afada Muslim Wedding, 21 Juni 2016, Pukul 12.45 WIB

NO ITEM HARGA

a Paket A Rp. 4. 200.000

b Paket B Rp. 18.000.000

c Paket C Rp. 55.000.000


(1)

78

mengetahui Afada Muslim Wedding dari facebook, instagram dan

pengalaman-pengalaman teman atau saudara yang mengetahui tentang Afada Muslim Wedding.122

Selain tujuan, Afada Muslim Wedding juga mempunyai misi,

yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang konsep pernikahan yang syar’i. Karena kesadaran orang sekarang sudah

semakin tinggi untuk kembali syar’i maka dampak yang timbul

setelah adanya edukasi pasar adalah Afada Muslim Wedding

benar-benar dikenal sebagai wedding muslim.

122


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada halaman sebelumnya, maka bisa disimpulkan bahwa edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada Muslim Wedding Surabaya, diantaranya melalui: radio, sosial media, dan

mensponsori atau mengikuti event-event Islami. pertama yaitu melalui

radio, edukasi pasar melalui media radio adalah dengan beriklan dan

talkshow, kedua adalah melalui sosial media, seperti: facebook, instagram,

website, blog. Dan yang terakhir adalah mensponsori atau mengikuti

event-event Islami, seperti: seminar-seminar Islami, kajian-kajian di

masjid, pameran.

Edukasi pasar yang dilakukan Afada Muslim Wedding adalah

melakukan semua kegiatan dari bauran komunikasi pemasaran, kecuali Penjualan Personal (personal Selling). Jadi bauran komunikasi pemasaran

yang digunakan Afada Muslim Wedding dalam edukasi pasar adalah iklan

(advertising), Promosi penjualan (sales promotion), Hubungan Masyarakat

(public relation), Pemasaran Langsung (direct marketing).

pertama adalah edukasi pasar melalui iklan, yaitu mensponsori

event-event Islami atau dengan beriklan di radio. Kedua yakni promosi, edukasi


(3)

80

adalah hubungan masyarakat, yaitu dengan mengikuti event-event Islami.

dan kelima yaitu dengan pemasaran langsung (direct marketing).

B. Saran dan Rekomendasi

Dari hasil penelitian diatas, peneliti membarikan saran dan rekomendasi kepada penelitian selanjutnya yaitu, dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengadakan kelanjutan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengambil objek penelitian sejenis, yaitu membahas tentang target pasar. Dan menggunakan referensi yang lebih banyak lagi, sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal.

C. Keterbatasan Peneliti

Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, terutama efisiensi waktu, sehingga peneliti masih kurang maksimal dalam melakukan penelitian. Pada penelitian ini, dijelaskan tentang edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada Muslim Wedding

Surabaya, yang kemudian dilanjutkan dengan menggali hambatan dan solusi dalam pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada Muslim Wedding Surabaya. Penelitian ini dirasa kurang bisa maksimal

karena peneliti tidak bisa mendapat akses data yang lebih, Akan tetapi secara garis besar penelitian tersebut sudah mampu menjawab rumusan masalah yang diajukan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, S. & Aminuddin., 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung.

Ahmad bin Hambal, Musnad al Imam Ahmad bin Hambal, juz IV.

Afada Muslim Wedding, Keuntungan Afada, diakses pada tanggal 16 juni 2016 dari http://afadawedding.blogspot.co.id/

Agustin, F. R., 2014, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Repenan dalam Walimah Nikah (Studi Kasus di Desa Petis Sari Kec. Dukun Kab.

Gresik), Skripsi, Jurusan Hukum Islam Prodi Ahwal AL Syakhsiyyah

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islami UIN Sunan Ampel Surabaya. Arikunto, S., 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Bina aksara, Jakarta.

Az-Zabidi, I., 1997, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, Mizan, Bandung.

Bungin, B., 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta.

Christy, A., 2013, Ya Allah Bimbing Hamba Menjadi Wanita Saleha Edisi Revisi, Kompas Gramedia, Jakarta.

Darmawan., 2007, Eksistensi Mahar dan Walimah, Srikandi, Surabaya.

Djubaidah, N., 2010, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, Sinar Grafika, Jakarta.

Frey, D., 2003, Education-based marketing: how to make business come to you, di

akses pada tanggal 31 mei 2016 dari

http://www.businessknowhow.com/marketing/education.htm

Handoko, A., 2003, Analisis Peran Edukasi Pasar terhadap Pengambilan Keputusan Mahasiswa dalam Pembelian Produk Asuransi Kecelakaan Pribadi (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Bina Nusantara, Angkatan 2003), Skripsi,

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara. Hadi, A.S dan Adrianus, A., 2010, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan


(5)

Herdiana, N. A., 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung.

Kementerian Agama RI., 2011, Al-Quran dan Tafsirannya (edisi yang disempurnakan), Widya Cahaya, Jakarta.

Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Marzuki, 2002, Metodologi Riset, BPFE UII, Yogyakarta.

Moleong, L. J., 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung.

Sarwono, J., 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sati, P., 2015, Al-Hikam dan Syarahnya, Saufa, Yogyakarta.

Shihab, Q., 2002, Tafsir Almishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta.

Soemiyati, 1997, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, Liberty , Yogyakarta.

Stella, R. dan Aprilia., 2004, Analisi Peran Edukasi Pasar Melalui Bauran Komunikasi Pemasaran sebagai Variabel Moderator dalam Pengaruh Perluasan Lini Produk Terhadap Brand Image di PT. Aqua Golden

Mississippi Tbk, Skripsi, Jurusan Manajemen fakultas Ekonomi

Universitas Bina Nusantara.

Sudirman, R., 1999, Konstruksi Seksualitas Islam dalam Wacana Sosial, CV Adipura, Yogyakarta.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2014, memahami penelitian kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Suharno dan Yudi S., 2010, Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Syarifuddin, A., 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh


(6)

Syah, M., 2013, Psikologi Pendidikan, Pt Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tjiptono, F., 2008, Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta.

Tjiptono, F dan Gregorius C., 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta.

Tjiptono, F., 2015, Stretegi Pemasaran Edisi 4, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta.

Usman, H dan Purnomo, S., 1996, Metodologi penelitian social, bumi kasara, Jakarta.