Latar Belakang estimasi jumlah populasi kunci terdampak hiv tahun 2012
Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak HIV Tahun 2012
3
Figur 1 menunjukkan langkah-langkah dari proses estimasi. Di kabupatenkota dengan estimasi jumlah populasi berbasis pemetaan, model regresi dikembangkan
untuk setiap kelompok PKT, menggunakan data Sensus dan data PODES sebagai variabel prediktor dan estimasi jumlah populasi berbasis pemetaan sebagai
variabel hasil. Konsultasi panel ahli mengikutsertakan identiikasi variabel prediktor yang paling masuk akal untuk setiap PKT di antara semua variabel
yang tersedia melalui PODES dan data Sensus, serta untuk memilih estimasi jumlah berbasis pemetaan yang paling dapat diandalkan untuk kabupaten
kota, terutama di daerah dengan berbagai sumber data pemetaan. Kelompok kerja estimasi juga mengambil bagian dalam meninjau pemetaan yang dapat
diandalkan di setiap kabupatenkota.
Kesesuaian model regresi yang dihasilkan kemudian digunakan untuk kabupaten kota yang tidak memiliki data pemetaan menggunakan masing-masing hasil
PODES sebagai masukan. Estimasi jumlah di tingkat kabupatenkota kemudian dijumlahkan untuk membentuk perkiraan tingkat provinsi dan nasional .
Pendekatan model regresi untuk ekstrapolasi pertama kali secara resmi digunakan oleh Indonesia pada tahun 2009. Estimasi jumlah yang dilakukan saat
ini dibangun atas pengalaman estimasi sebelumnya, penyempurnakan model dalam hal pemilihan sumber yang dapat diandalkan dari data pemetaan yang
tersedia sebagai variabel dependen, pemilihan prediktor yang potensial, dan pertimbangan asumsi model regresi yang digunakan.
MenyusundataPODES danSensus
Mengiden2fikasivariabel prediktorpotensial
Menyusunes2masiberbasis pemetaanyangtersedia2ngkat
kabupatenkota Mengeluarkannilaiyang2dakmasuk
akal,memilihsumberdatayang dapatdipercayabagikabupatenkota
yangmemilikipemetaan Menggabungkandatakabupatenkotadenganvariabel
prediktordandatapemetaanlengkap Mengembangkanmodelregresiyangterbaikdansesuai
Mengaplikasikanmodelregresikekabupatenkotayang 2dakmemilikidatapemetaan
Menjumlahes2masi2ngkatkabupatenkotaekstrapolasi danpemetaanuntukmendapatkanes2amsi2ngkat
provinsidannasional
Figur 1. Alur kerja proses estimasi setiap kelompok PKT
Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak HIV Tahun 2012
4
3
Karena keberadaan pelanggan pada umumnya, maka sebagian besar WPS langsung, WPS tidak langsung, dan Waria di Indonesia dapat ditemukan di tempat-tempat yang dapat diakses publik yang dicakup pada
pemetaan jumlah populasi kunci.
Meskipun ada banyak kekuatan dari pendekatan pemodelan regresi yang digunakan, penting untuk mengenali bahwa keakuratan hasil sangat tergantung
pada kualitas data yang digunakan untuk mengembangkan model. Kelompok kerja estimasi yang terlibat dalam proses ini, menyimpulkan bahwa estimasi
jumlah populasi berbasis pemetaan yang berkualitas ditemukan tidak merata. Untuk alasan ini dilakukan beberapa penyesuaian termasuk dalam proses
mempersiapkan data yang tersedia untuk analisis regresi.
Estimasi jumlah berbasis pemetaan, yang menjadi dasar dari model regresi, juga menjadi terbatas karena hanya memperkirakan jumlah PKT yang dapat
ditemukan berkumpul di tempat-tempat umum. Hal ini menjadi masalah untuk kelompok LSL dan Penasun.
3
Kelompok LSL dan Penasun yang tidak ditemukan di tempat-tempat umum membuat kontribusi besar untuk potensi epidemi HIV
di wilayah setempat dan penting dimasukkan dalam perkiraan jumlah dalam mengalokasikan sumber daya untuk layanan. Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan ekstrapolasi akhir dari estimasi jumlah yang meliputi penyesuaian lebih lanjut untuk menjelaskan bagian tersembunyi kedua kelompok tersebut.