oleh responden yang menjadi subjek penelitian. Model skala yang digunakan adalah modifikasi dari Skala Likert dengan empat
alternatif jawaban yang harus dijawab salah satu yang sesuai dengan keadaan subjek, yaitu STS = Sangat Tidak Sesuai ; TS =
Tidak Sesuai ; S = Sesuai dan SS = Sangat Sesuai. Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara
ke dua variabel penelitian adalah korelasi product moment Pearson namun bila sebaran data tidak memenuhi syarat
normalitas maka akan digunakan Spearman Rank, dengan menggunakan program komputer SPSS version 17.0 for windows.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyusunan alat ukur
Persiapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah membuat alat ukur berupa skala yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo kota Metro
Lampung Tengah. Ada dua skala yang digunakan di dalam penelitian ini,
yaitu : skala caring perawat dan motivasi intrinsik. 1. Skala Caring Perawat
Skala Caring Perawat ini disusun oleh penulis berdasarkan modifikasi dari Caring Nurse
– Patient Interaction
Short – Scale dengan empat aspek yang dikembangkan Cossette
2008. Jumlah butir pernyataan pada skala caring perawat yang
akan diuji sebanyak 31 butir pernyataan, dan semuanya bersifat favourable. Respon yang digunakan pada skala caring perawat
dalam penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian, dengan variasi Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS,
dan Sangat Tidak Setuju STS berdasarkan skala likert. Pemberian skor untuk butir pernyataan favourabel diurutkan dari
angka 4 sampai dengan 1. 2. Skala Motivasi Intrinsik
Skala ini bertujuan untuk mengukur motivasi intrinsik. Skala Motivasi Intrinsik disusun oleh penulis berdasarkan
modifikasi dari The Work Preference Inventory yang dikembangkan oleh Amabile 1994.
Jumlah item pada skala motivasi intrinsik yang akan diuji sebanyak 22 butir pernyataan, terdiri dari 18 butir pernyataan
bersifat favourable dan 4 butir pernyataan bersifat unfavourable. Respon yang digunakan pada skala motivasi intrinsik dalam
penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian, dengan variasi Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan
Sangat Tidak Setuju STS berdasarkan skala likert. Pemberian skor untuk butir pernyataan favourabel diurutkan dari angka 4
sampai dengan 1, sedangkan untuk unfavorable diurutkan dari angka 1 sampai dengan 4.
SELEKSI ITEM DAN RELIABILITAS
Pada pengujian dengan menggunakan seleksi item, terdapat 25 item valid dalam skala caring perawat dan 15 item
valid dalam skala motivasi intrinsik. Setelah uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan program
SPSS for Windows Versi 17.0. Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis alpha cronbach.
Setelah perhitungan diperoleh koefisien α = 0,891 pada caring
perawat dan α = 0,822 pada motivasi intrinsik .
UJI NORMALITAS DAN LINEARITAS
Uji normalitas perlu dilakukan karena data yang akan dianalisis
menggunakan statistik
non parametik
yang mensyaratkan data yang normal. Pada penelitian ini normalitas
diuji lewat uji Kolmogorov Smirnov test. Hasil uji Kolmogorov Smirnov test menunjukkan signifikansi variabel caring perawat
yaitu sebesar 0,447 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti distribusi data variabel caring perawat tergolong normal dan
untuk variabel motivasi intrinsik yaitu sebesar 0,008 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti distribusi data variabel motivasi
intrinsik tergolong tidak normal.
Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows release versi 17. Dari hasil perhitungan
diperoleh F
hitung
= 0,917 dengan p = 0,548 p 0,05 dengan demikian hal tersebut berarti bahwa hubungan motivasi intrinsik
dengan caring perawat adalah linear atau kedua variabel tersebut membentuk garis lurus.
ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil
deskriptif demografi
reponden diketahui bahwa jenis kelamin paling banyak adalah responden
perempuan 72,9, dan untuk lama bekerja responden paling banyak sudah bekerja selama 2 sampai dengan 5 tahun 46,87.
Responden memiliki tingkat caring yang tergolong sangat tinggi sebesar 52,1 dan yang tergolong tinggi sebesar 46,9,.
Sementara itu, 1 responden menunjukkan tingkat caring yang rendah atau sebesar 1. Maka, dikatakan bahwa mayoritas
responden memiliki tingkat caring yang tinggi terhadap pasien. Sedangkan untuk penghitungan motivasi intrinsik, dapat dilihat
43 orang responden memiliki motivasi intrinsik sangat tinggi, atau sebesar 44,8 sedangkan 53 responden sisanya memiliki
motivasi intrinsik yang tinggi atau sebesar 55,2. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi
intrinsik yang tinggi untuk menjadi perawat.
Hasil pengujian menggunakan teknik Spearman Rank didapatkan r = 0,560 dengan signifikansi sebesar 0,00 atau lebih
kecil dari 0,05 P 0,05 yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan
caring perawat.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa data penelitian mengenai motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di
Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung Tengah, dengan menggunakan program SPSS versi 17 for windows, diperoleh r
sebesar 0,560 dengan p = 0,00 0,05. Ini berarti hipotesis dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro
Lampung Tengah. Newton 2009 mengatakan bahwa salah satu faktor pendorong yang mendorong seseorang memilih perawat
sebagai pilihan pekerjaannya adalah keinginan untuk peduli atau membantu orang lain. Dengan keinginan untuk membantu orang
lain tersebut, seorang perawat akan lebih memahami keterbatasan dan ketidakmampuan pasien serta kondisi yang dialami pasien.
Raatikainen 1997 dari hasil penelitiannya mendapati bahwa seseorang yang mendapat panggilan untuk menjadi perawat,
memiliki pengetahuan profesional dan motivasi serta mengerti
tentang tindakan keperawatan memiliki pengetahuan yang baik tentang perasaan sakit dan ketidakmampuan pasien mereka dan
juga dapat menjadi sumber yang baik untuk memberi dukungan bagi pasien.
Dengan keinginan untuk peduli atau membantu orang lain, adanya pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai
keterbatasan, ketidakmampuan serta kondisi yang dialami pasien, seorang perawat akan memperlihatkan caring yang tinggi
terhadap pasiennya. Caring tersebut menurut Larson dalam Agustin, 2002 dapat terlihat dari beberapa indikator, diantaranya
adalah ; 1 perilaku perawat yang menunjukkan kesediaan dan kesiapan untuk selalu membantu pasien dan keluarganya dalam
mengatasi masalah kesehatan keperawatan. 2 kemampuan perawat untuk memberikan penjelasan berkaitan dengan
perawatan pasien dan keluarga, membantu pasien dalam proses pengambilan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien, melindungi pasien dari praktek yang merugikan pasien, menjadi mediator antara pasien dengan anggota tim
kesehatan lainnya. 3 kemampuan perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar klien meliputi fisik dan emosional dengan penuh
penghargaan. 4 kemampuan perawat untuk melakukan tindakan pencegahan komplikasi dan mengantisipasi perubahan
– perubahan yang tidak diinginkan dari kondisi pasien, dengan
demikian perawat dapat menyiapkan apa yang mungkin dibutuhkan bila hal yang tidak diinginkan terjadi. 5 kemampuan
perawat membina hubungan interpersonal dengan pasien, menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap pasien dan selalu
memahami pasien sesuai kondisinya. 6 kemampuan perawat dalam menunjukkan kemampuan profesional dan menjamin
keamanan tindakan keperawatan yang didelegasikan kepada orang lain dengan bimbingan dan pengawasan.
A. Kesimpulan