Penyusunan alat ukur T1 802007706 Full Text

oleh responden yang menjadi subjek penelitian. Model skala yang digunakan adalah modifikasi dari Skala Likert dengan empat alternatif jawaban yang harus dijawab salah satu yang sesuai dengan keadaan subjek, yaitu STS = Sangat Tidak Sesuai ; TS = Tidak Sesuai ; S = Sesuai dan SS = Sangat Sesuai. Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara ke dua variabel penelitian adalah korelasi product moment Pearson namun bila sebaran data tidak memenuhi syarat normalitas maka akan digunakan Spearman Rank, dengan menggunakan program komputer SPSS version 17.0 for windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyusunan alat ukur

Persiapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah membuat alat ukur berupa skala yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo kota Metro Lampung Tengah. Ada dua skala yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu : skala caring perawat dan motivasi intrinsik. 1. Skala Caring Perawat Skala Caring Perawat ini disusun oleh penulis berdasarkan modifikasi dari Caring Nurse – Patient Interaction Short – Scale dengan empat aspek yang dikembangkan Cossette 2008. Jumlah butir pernyataan pada skala caring perawat yang akan diuji sebanyak 31 butir pernyataan, dan semuanya bersifat favourable. Respon yang digunakan pada skala caring perawat dalam penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian, dengan variasi Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS berdasarkan skala likert. Pemberian skor untuk butir pernyataan favourabel diurutkan dari angka 4 sampai dengan 1. 2. Skala Motivasi Intrinsik Skala ini bertujuan untuk mengukur motivasi intrinsik. Skala Motivasi Intrinsik disusun oleh penulis berdasarkan modifikasi dari The Work Preference Inventory yang dikembangkan oleh Amabile 1994. Jumlah item pada skala motivasi intrinsik yang akan diuji sebanyak 22 butir pernyataan, terdiri dari 18 butir pernyataan bersifat favourable dan 4 butir pernyataan bersifat unfavourable. Respon yang digunakan pada skala motivasi intrinsik dalam penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian, dengan variasi Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS berdasarkan skala likert. Pemberian skor untuk butir pernyataan favourabel diurutkan dari angka 4 sampai dengan 1, sedangkan untuk unfavorable diurutkan dari angka 1 sampai dengan 4. SELEKSI ITEM DAN RELIABILITAS Pada pengujian dengan menggunakan seleksi item, terdapat 25 item valid dalam skala caring perawat dan 15 item valid dalam skala motivasi intrinsik. Setelah uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows Versi 17.0. Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis alpha cronbach. Setelah perhitungan diperoleh koefisien α = 0,891 pada caring perawat dan α = 0,822 pada motivasi intrinsik . UJI NORMALITAS DAN LINEARITAS Uji normalitas perlu dilakukan karena data yang akan dianalisis menggunakan statistik non parametik yang mensyaratkan data yang normal. Pada penelitian ini normalitas diuji lewat uji Kolmogorov Smirnov test. Hasil uji Kolmogorov Smirnov test menunjukkan signifikansi variabel caring perawat yaitu sebesar 0,447 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti distribusi data variabel caring perawat tergolong normal dan untuk variabel motivasi intrinsik yaitu sebesar 0,008 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti distribusi data variabel motivasi intrinsik tergolong tidak normal. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows release versi 17. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 0,917 dengan p = 0,548 p 0,05 dengan demikian hal tersebut berarti bahwa hubungan motivasi intrinsik dengan caring perawat adalah linear atau kedua variabel tersebut membentuk garis lurus. ANALISIS DATA Berdasarkan hasil deskriptif demografi reponden diketahui bahwa jenis kelamin paling banyak adalah responden perempuan 72,9, dan untuk lama bekerja responden paling banyak sudah bekerja selama 2 sampai dengan 5 tahun 46,87. Responden memiliki tingkat caring yang tergolong sangat tinggi sebesar 52,1 dan yang tergolong tinggi sebesar 46,9,. Sementara itu, 1 responden menunjukkan tingkat caring yang rendah atau sebesar 1. Maka, dikatakan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat caring yang tinggi terhadap pasien. Sedangkan untuk penghitungan motivasi intrinsik, dapat dilihat 43 orang responden memiliki motivasi intrinsik sangat tinggi, atau sebesar 44,8 sedangkan 53 responden sisanya memiliki motivasi intrinsik yang tinggi atau sebesar 55,2. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi intrinsik yang tinggi untuk menjadi perawat. Hasil pengujian menggunakan teknik Spearman Rank didapatkan r = 0,560 dengan signifikansi sebesar 0,00 atau lebih kecil dari 0,05 P 0,05 yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa data penelitian mengenai motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung Tengah, dengan menggunakan program SPSS versi 17 for windows, diperoleh r sebesar 0,560 dengan p = 0,00 0,05. Ini berarti hipotesis dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung Tengah. Newton 2009 mengatakan bahwa salah satu faktor pendorong yang mendorong seseorang memilih perawat sebagai pilihan pekerjaannya adalah keinginan untuk peduli atau membantu orang lain. Dengan keinginan untuk membantu orang lain tersebut, seorang perawat akan lebih memahami keterbatasan dan ketidakmampuan pasien serta kondisi yang dialami pasien. Raatikainen 1997 dari hasil penelitiannya mendapati bahwa seseorang yang mendapat panggilan untuk menjadi perawat, memiliki pengetahuan profesional dan motivasi serta mengerti tentang tindakan keperawatan memiliki pengetahuan yang baik tentang perasaan sakit dan ketidakmampuan pasien mereka dan juga dapat menjadi sumber yang baik untuk memberi dukungan bagi pasien. Dengan keinginan untuk peduli atau membantu orang lain, adanya pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai keterbatasan, ketidakmampuan serta kondisi yang dialami pasien, seorang perawat akan memperlihatkan caring yang tinggi terhadap pasiennya. Caring tersebut menurut Larson dalam Agustin, 2002 dapat terlihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah ; 1 perilaku perawat yang menunjukkan kesediaan dan kesiapan untuk selalu membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi masalah kesehatan keperawatan. 2 kemampuan perawat untuk memberikan penjelasan berkaitan dengan perawatan pasien dan keluarga, membantu pasien dalam proses pengambilan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien, melindungi pasien dari praktek yang merugikan pasien, menjadi mediator antara pasien dengan anggota tim kesehatan lainnya. 3 kemampuan perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar klien meliputi fisik dan emosional dengan penuh penghargaan. 4 kemampuan perawat untuk melakukan tindakan pencegahan komplikasi dan mengantisipasi perubahan – perubahan yang tidak diinginkan dari kondisi pasien, dengan demikian perawat dapat menyiapkan apa yang mungkin dibutuhkan bila hal yang tidak diinginkan terjadi. 5 kemampuan perawat membina hubungan interpersonal dengan pasien, menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap pasien dan selalu memahami pasien sesuai kondisinya. 6 kemampuan perawat dalam menunjukkan kemampuan profesional dan menjamin keamanan tindakan keperawatan yang didelegasikan kepada orang lain dengan bimbingan dan pengawasan.

A. Kesimpulan