Rumusan Masalah Caring Perawat

kesadaran mengenai arti dan manfaat suatu perbuatan atau kegiatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain dan masyarakat luas. Raatikainen 1997 dalam penelitiannya yang berjudul “ Nursing care as a calling “ mendapati bahwa seseorang yang mendapat panggilan untuk menjadi perawat, memiliki pengetahuan profesional dan motivasi serta mengerti tentang tindakan keperawatan memiliki pengetahuan yang baik tentang perasaan sakit dan ketidakmampuan pasien mereka dan juga dapat menjadi sumber yang baik untuk memberi dukungan bagi pasien. Sementara itu Newton 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “ The motivation to nurse : an exploration of factors amongst under graduate student, registered nurse and nurse managers “ menyimpulkan bahwa motivasi menjadi perawat didasari oleh faktor intrinsik seperti keinginan untuk membantu atau peduli kepada orang lain dan berkontribusi pada masyarakat. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian di atas, maka peneliti ingin meninjau lebih jauh “Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat Dengan Caring Perawat Di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro Lampung Tengah ”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas timbul suatu pertanyaan yaitu “Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo kota Metro Lampung Tengah. ” LANDASAN TEORI

A. Caring Perawat

Watson 2011 mendefinisikan caring sebagai ideal moral dari keperawatan. Lebih lanjut Watson mengatakan caring merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan, tindakan dan kosekuensi. Griffin dalam Burnard, 1997 menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara menyampaikan ekspresi emosi – emosi tertentu kepada resipien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Caring menurut Cossette 2007 didefinisikan sebagai inti dan dasar moral dari keperawatan serta telah menjadi bagian integral dari proses penyembuhan. Lebih lanjut Philips dan Benner dalam Clarke, 2007 memberikan definisi yang lebih luas mengenai caring, menurut mereka caring membutuhkan keterampilan, pengetahuan dan dalam kaitanya dengan orang lain mendorong mutualitas, pemberdayaan serta pertumbuhan pribadi. Sobirin 2006 mendefinisikan caring sebagai sifat dasar perawat sebagai manusia untuk membantu, memperhatikan, mengurus dan menyediakan bantuan serta dukungan untuk kemandirian pasien melalui hubungan profesional perawat – pasien dan melalui intervensi keperawatan dalam rangka mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi dengan penuh perasaan berdasarkan kemanusiaan dan aspek moral. Tidak jauh berbeda, Sujana dalam Sulistyanto, 2009 mendefinisikan caring sebagai perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai pasien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan pasien. Christensen 2009 mengatakan bahwa proses caring terdiri atas komitmen untuk melindungi, meningkatkan, dan memulihkan humanitas dengan mengembalikan martabat, serta keselarasan batin, dan memfasilitasi penyembuhan.

B. Motivasi Intrinsik