Hasil dan Pembahasan T1 672007023 Full text

8 dan skor cut off. Dikategorikan miskin jika Z skor lebih rendah daripada skor cut off, Dikategorikan tidak miskin jika Z skor lebih tinggi daripada skor cut off.

4. Hasil dan Pembahasan

Implementasi Sistem dan Hasil Perhitungan Implementasi sistem dan Hasil Perhitungan adalah proses visualisasi dari metode yang akan digunakan. Hasil Fungsi Analisis Diskriminan Gambar 3 Hasil Fungsi Analisis Diskriminan Gambar 3 menunjukkan hasil fungsi utama analisis diskriminan yang terdiri dari probabilitas kelompok miskin dan tidak miskin, nilai rata rata tiap variabel tiap kelompok, dan nilai koefisien analisis diskriminan tiap variabel, dapat dilihat nilai koefisien luaslantai, jenislantai, jenisdinding, sumberairminum, fasilitasbuangair memberikan kontribusi yang kuat terhadap kemiskinan, hanya variabel penerangan yang memberikan kontribusi paling lemah, pada kasus ini nilai koefisien yang minus akan justru memberi pengaruh kuat, dikarenakan pada data aslinya nilai yang makin besar justru memberi pengaruh makin miskin. Perhitungan koefisien diskriminan didapat dari b = S -1 ̅ 1 - ̅ 2 dimana: b adalah hasil dari koefisien fungsi diskriminan. S -1 adalah matriks invers dari matriks Varians-Kovarians variabel bebas. ̅ 1 adalah rata rata variabel bebas terhadap variabel tak bebas kelompok satu. ̅ 2 adalah rata rata variabel bebas terhadap variabel tak bebas kelompok 2. 9 Hasil Perhitungan Z skor tiap kabupaten Gambar 4 Hasil perhitungan Z skor tiap kabupaten Gambar 4 menunjukkan hasil perhitungan Z skor tiap kabupaten tiap objek, Z skor sendiri didapat dari perhitungan: y = b 1 X1 + b 2 X2 + …. +b k Xk dimana: b k adalah koefisien fungsi diskriminan yang telah dihasilkan. X k adalah data asli X k pada tiap objekprediktor. Hasil menunjukkan nilai Z skor ke 35 kabupaten di Jawa Tengah. Hasil Perhitungan rata rata antar grup Gambar 5 Hasil perhitungan rata rata antar grup Gambar 5 menunjukkan rata rata antar grup, hasil nilai rata rata grup miskin adalah -1.755001, sedangkan hasil nilai rata rata grup tidak miskin adalah 1.037046. Selanjutnya nilai ini digunakan untuk menghitung skor cut off, Perhitungan skor cut off Perhitungan skor cut off dihitung dari rumus: m = dimana: n k adalah jumlah sampel ada kelompok ke-k, k=1,2. µ 1Y group centroid grup 1 adalah rata-rata Y yang diperoleh dari X yang termasuk dalam kelompok ke-1. µ 2Y group centroid grup 2 adalah : rata-rata Y yang diperoleh dari X yang termasuk dalam kelompok ke-2. Sehingga didapat perhitungan: m = sehingga didapatkan hasil akhir perhitungan -0.000000028, Maka dapat disimpulkan nilai Z skor tiap kabupaten dibatasi oleh nilai cut off ini. Jika nilai Z skor nya kurang dari angka cut off maka kabupaten tersebut diklasifikasikan sebagai Kabupaten miskin. Jika nilai Z skor nya lebih dari angka cut off maka kabupaten tersebut diklasifikasikan sebagai Kabupaten tidak miskin. 10 Hasil klasifikasi berdasarkan Z skor Tabel 1 Hasil klasifikasi berdasarkan Z skor Nama KabupatenKota Nilai Z skor Hasil Klasifikasi Analisis Diskriminan Klasifikasi Awal Kab. Banyumas -0.56907443 Miskin Tidak Miskin Kab. Purbalingga -0.49410917 Miskin Tidak Miskin Kab. Kebumen 0.24031831 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab.Purworejo 0.07810542 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Wonosobo 0.90068599 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Magelang -0.14764012 Miskin Tidak Miskin Kab. Klaten 1.08074715 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Sukoharjo 1.09897310 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Wonogiri 0.47290232 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Karanganyar 2.06413935 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Kudus 2.47781729 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Jepara 0.58329382 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Semarang 0.59784665 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Temanggung 0.59448705 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Pekalongan 0.83996479 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Tegal 0.63673958 Tidak Miskin Tidak Miskin Kota Magelang 2.34057367 Tidak Miskin Tidak Miskin Kota Surakarta 1.38130518 Tidak Miskin Tidak Miskin Kota Salatiga 2.27018995 Tidak Miskin Tidak Miskin Kota Semarang 1.50292864 Tidak Miskin Tidak Miskin Kota Pekalongan 2.59867463 Tidak Miskin Tidak Miskin Kota Tegal 2.26614817 Tidak Miskin Tidak Miskin Kab. Cilacap -0.72541744 Miskin Miskin Kab. Banjarnegara -0.14528776 Miskin Miskin Kab. Boyolali -2.49663642 Miskin Miskin Kab. Sragen -0.81347041 Miskin Miskin Kab. Grobogan -3.63821950 Miskin Miskin Kab. Blora -3.00608607 Miskin Miskin Kab. Rembang -2.36023695 Miskin Miskin Kab. Pati -1.14069422 Miskin Miskin Kab. Demak -2.98505596 Miskin Miskin Kab. Kendal -1.42782074 Miskin Miskin Kab. Batang -1.80477985 Miskin Miskin Kab. Pemalang -1.05376196 Miskin Miskin Kab. Brebes -1.21755008 Miskin Miskin 11 Dari hasil tabel 1 dapat dilihat ada 3 kabupaten tidak miskin salah terklasifikasi, yaitu kabupaten Banyumas, Purbalingga, Magelang, Karena ketiga kabupaten tersebut beberapa variabelnya ternyata bernilai tinggi yang meningkatkan nilai diskriminasinya. Pada ketiga kabupaten tersebut nilai variabel fasilitas buang air cukup tinggi, Pada kabupaten Banyumas nilai fasilitas buang air sebesar 0.846266471, kabupaten Purbalingga sebesar 0.6907615, kabupaten Magelang sebesar 0.47004252, sedangkan angka diskriminasi fasilitas buang air dari koefisien diskriminan sebesar -3.0563610 sehingga memberi kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan nilai diskriminasi. Hasil Uji Klasifikasi Gambar 6 Hasil Uji Klasifikasi Gambar 6 menunjukkan hasil uji melalui program R, dapat dilihat hasil klasifikasi benar adanya sesuai dengan perhitungan, grup miskin yang terklasifikasi grup miskin sebanyak tiga belas kabupaten, grup miskin yang terklasifikasi grup tidak miskin tidak ada, grup tidak miskin yang terklasifikasi grup miskin sebanyak tiga kabupaten, grup tidak miskin yang terklasifikasi grup tidak miskin sebanyak sembilan belas kabupaten. Hasil grafik distribusi normal Gambar 7 Grafik distribusi normal Gambar 7 menunjukkan grafik distribusi normal, dan dapat dilihat dari grafik, data berdistribusi normal karena data cukup dekat dengan garis normal walau tidak menempel, namun ada 1 data yang melenceng yang berada di kanan atas, jauh dari garis kenormalan yang adalah nilai rata ratanya. Karena data yang digunakan adalah data real di kabupaten di Jawa Tengah, maka data cukup sulit untuk sempurna berdistribusi normal. Hasil histogram grup 12 Gambar 8 Histogram grup Gambar 8 menunjukkan hasil histogram keanggotaan grup miskin dan tidak miskin setelah dianalisis diskriminan dengan fungsi diskiminan, grup tidak miskin terklasifikasi tidak cukup bagus, karena beberapa nilai klasifikasi awal overlap dengan grup yang lainnya. Pada grup tidak miskin, beberapa angka bertumpuk di nilai dibawah nol. Sedangkan pada grup miskin, klasifikasi cukup bagus karena angka tidak ada yang di atas nol. Dikarenakan batas antar grup berada pada nilai cut off yaitu -0.000000028. Plot relasi dari variabel Gambar 9 Plot relasi dari variabel Gambar 9 menunjukkan plot relasi antar variabel kemiskinan rumah tangga, menunjukkan relasi kelompok kabupaten miskin dan tidak miskin dilihat dari tiap variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya. Warna merah adalah kabupaten dalam kategori tidak miskin, warna biru adalah kabupaten dalam kategori miskin. Plot ini adalah plot matriks kovarian antar variabel dengan melihat persebaran datanya. Data bergerombol menunjukkan kurang adanya perbedaan nilai antar 13 kelompok yang berbeda antar variabel. data tidak bergerombol dan terpisah antar kelompok menunjukkan variabel sudah terpisah dengan baik antar kelompok. Hasil angka perbedaan antar kelompok Gambar 10 Angka perbedaan antar kelompok Gambar 10 menampilkan angka perbedaan antar kelompok, dengan pemanggilan fungsi variables menggunakan matriks JawaMiskin kolom dua hingga tujuh dan groupvariable menggunakan matriks JawaMiskin kolom pertama yang termasuk pengkategorian miskin dan tidak miskin. Nilai perbedaan terbesar yang dihasilkan adalah dari variabel jenislantai sebesar 33.095415619203. Tujuan dari Diskriminan Analisis sendiri adalah mencari kombinasi linier dari variabel yang menghasilkan pemisahan terbesar antar kelompok sehingga variabelnya dapat dipisahkan sepenuhnya dalam kelompok yang berbeda.

5. Simpulan