Tinjauan Pustaka T1 672007023 Full text

3

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Sebelumnya Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah “Analisis Z-Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan Bank Go Public Di Bursa Efek Jakarta BEJ ”. Penelitian ini memiliki persamaan metode yang digunakan untuk mencari perhitungan yaitu menggunakan Analisis Diskriminan. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima rasio rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan. Penelitian ini membahas tentang analisis diskriminan dalam memprediksi bank yang berpotensi bangkrut, Dicari nilai Z skor masing masing bank berdasarkan perhitungan nilai koefisien diskriminan tiap bank. Kemudian dibandingkan dengan cut off score. Setelah di analisis menggunakan analisis diskriminan diketahui hasil sesuai dengan prediksi, tidak terjadi kesalahan pengkategorian [3]. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini menggunakan objek kabupaten di Jawa Tengah, dan variabel bebas berupa indikator kemiskinan rumah tangga. Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan berjudul “Pengelompokan KabupatenKota Di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Indikator Kemiskinan Dengan Metode Cluster Analysis ” pada penelitian ini memiliki kesamaan variabel bebas yang digunakan yaitu indikator kemiskinan rumah tangga yang tersedia di BPS. Penelitian ini membahas tentang pengelompokkan kabupatenkota di Jawa Timur dengan cluster analysis menggunakan lima metode pengelompokkan yaitu single linkage, average linkage, complete linkage, centroid, dan ward serta tiga metode jarak kedekatan yaitu euclidean, manhattan, dan square euclidean kedalam tiga kelompok kabupatenkota, lalu dicari metode pengelompokan terbaik [4]. Perbedaannya dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode analisis diskriminan. Kemiskinan Definisi miskin menurut Howard Wringins dan Alder Karisson menyebutkan bahwa kemiskinan merupakan masalah yang kompleks “multi demention ” yang dapat ditinjau dari beberapa segi, selain dari segi rendahnya pendapatan dan konsumsi pangan, kemiskinan dapat ditinjau dari segi pandangan perumahan, kesehatan, kebutuhan air bersih juga aspek non material [5]. Indikator yang digunakan dalam menentukan status kemiskinan rumah tangga terdiri dari 14 variabel yaitu : luas lantai rumah, jenis luas lantai, jenis dinding rumah, fasilitas buang air besar, sember air minum, penerangan yang digunakan, bahan bakar yang digunakan, frekuensi makan dalam sehari, kebiasaan membeli dagingayamsusu, kemampuan membeli pakaian, kemampuan berobat ke puskesmas poliklinik, lapangan pekerjaan kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga dan kepemilikan aset [BPS, 2004]. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 6 Indikator kemiskinan rumah tangga sebagai variabel bebas karena keterbatasan data di BPS, diantaranya : 1. Luas lantai rumah 21m 2 yang adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati kurang dari 21 m 2 . 2. Jenis lantai terluas tanah yang adalah jenis lantai yang digunakan menggunakan tanah. 3. Jenis dinding bambu terluas yang adalah adalah sisi luarbatas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain tidak menggunakan tembok 4 namun menggunakan bambu, 4. Sumber penerangan non PLN dan lainnya yang adalah adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansipihak lain selain pln termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari aki, generator, dan pembangkit listrik tenaga surya yang dikelola bukan oleh PLN, petromakaladin, pelitasentirobor, dan lainnya yang meliputi lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri. 5. Sumber air minum hujan dan lainnya yang adalah mengambil air langsung dari sungai atau air hujan dianggap tidak ada fasilitas air minum. 6. Tidak ada fasilitas buang air besar yang adalah bila rumah tangga tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar. Untuk mengukur kemiskinan dibutuhkan variabel yang mempengaruhinya. Ada korelasi kuat diantara kemiskinan dan kesejahteraan, Semakin tinggi warga terkategori miskin di suatu wilayah maka semakin tinggi prosentase keluarga terkategori KS-1 Keluarga Sejahtera dan total gabungan prosentase Pra-KS Keluarga Pra Sejahtera dan KS-1. Hal ini bermakna bahwa indikator keluarga sejahtera mencerminkan 80 persen indikator kemiskinan penduduk, sedangkan 20 persen lainnya merupakan keunikan indikator keluarga sejahtera yang tidak tercermin dalam indikator kemiskinan penduduk [6]. Variabel tak bebas yang digunakan penulis yaitu menentukan kemiskinan, penulis menggunakan jumlah persentase keluarga Pra- KS dan persentase keluarga KS-1 di tiap kabupaten di Jawa Tengah terhadap jumlah persentase keluarga Pra-KS dan persentase keluarga KS-1 di propinsi Jawa Tengah. BKKBN yang menyatakan, untuk mengukur tingkat kesejahteraan dengan mengklasifikasikan keluarga Pra-KS dan KS I sebagai keluarga miskin, serta penelitian sebelumnya yang meneliti Program Keluarga Berencana Nasional yang meliputi semua KabupatenKota untuk penilaian di tingkat Propinsi. Indikator pencapaian PB Peserta KB baru Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dapat dijadikan sebagai satu ukuran seberapa banyak keluarga tidak mampu yang membutuhkan pelayanan KB dapat terlayani [7]. Analisis Diskriminan Analisis Diskriminan bertujuan untuk memahami perbedaan kelompok dan meramalkan peluang bahwa suatu objek penelitian akan masukmenjadi anggota kelompok tertentu. Analisis diskriminan cocok dipergunakan jika variabel tak bebasnya berupa kelompok. Sedangkan yang diramalkan adalah keberadaan suatu objek tertentu temasuk pada kelompok yang mana [8]. Tujuan Analisis Diskriminan adalah : Membuat suatu fungsi diskriminan atau kombinasi linier, dari prediktor atau variabel bebas yang bisa mendiskriminasi atau membedakan kategori variabel tak bebas atau kelompok, artinya mampu membedakan suatu objek masuk kelompok kategori yang mana. Menguji apakah ada perbedaan signifikan antara kategorikelompok, dikaitkan dengan variabel bebas atau prediktor. Menentukan prediktorvariabel bebas yang mana yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya perbedaan antar-kelompok. Mengklarifikasimengelompokkan objekkasus atau responden ke dalam suatu kelompokkategori didasarkan pada nilai variabel bebas. Mengevaluasi keakuratan klasifikasi. [9]. 5 Canonical Discriminant Function Coefficients Canonical Discriminant Function Coefficients atau Koefisien Fungsi Diskriminan adalah fungsi utama dalam penentuan gup kemiskinan berdasar variabel kemiskinan rumah tangga. Fungsi diskriminan tersebut adalah perhitungan: b = S -1 ̅ 1 - ̅ 2 dimana: b adalah hasil dari koefisien fungsi diskriminan. S -1 adalah matriks invers dari matriks Varians-Kovarians variabel bebas. ̅ 1 adalah rata rata variabel bebas terhadap variabel tak bebas kelompok satu. ̅ 2 adalah rata rata variabel bebas terhadap variabel tak bebas kelompok 2 [10]. Pemodelan Fungsi Diskriminan atau Z skor Model fungsi diskriminan atau Z skor yang dihasilkan adalah: y = b 1 X1 + b 2 X2 + …. +b k Xk dimana: b k adalah koefisien fungsi diskriminan yang telah dihasilkan. X k adalah data asli X k pada tiap objekprediktor. Group Centroid dan Cutting score Group centroid adalah hasil rata-rata variabel X tiap grup setelah dihitung dengan fungsi diskriminan, dimana nanti nya dapat dihitung cutting score yang dapat memisahkan tiap kabupaten ke dalam grup 1 atau grup 2. Rumus cutting score adalah : m = dimana: n k adalah jumlah sampel ada kelompok ke-k, k=1,2. µ 1Y group centroid grup 1 adalah rata-rata Y yang diperoleh dari X yang termasuk dalam kelompok ke-1. µ 2Y group centroid grup 2 adalah : rata-rata Y yang diperoleh dari X yang termasuk dalam kelompok ke-2. Matriks varian kovarian objek gabungan Matriks varian kovarian adalah gabungan dari variasi tiap variabel dan kovariansi pada dua variabel yang berbeda. Matriks varian-kovarian dapat disebut matriks kovarian saja. Matriks varian kovarian dari variabel bebas didapat dari rumus : S = X 1 ’ X 1 + X 2 ’ X 2 Dimana : n i : jumlah objekprediktor pada kelompok i. X i ’ X i : matriks deviasi skor di transpose terhadap matriks deviasi skor itu sendiri pada kelompok i. Dimana rumus matriks deviasi skor didapat dari : X = x – ̅ 6

3. Metode Penelitian