BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Brasil adalah negara yang paling besar di Amerika Selatan, dan negara yang termaju serta kekuatan ekonominya paling kuat di antara negara-negara yang
terdapat di bagian benua tersebut. Dengan GDP 650 milyar dan income perkapita lebih dari US 3.600 perkapita, Brasil merupakan negara ke sembilan terbesar
ekonominya di dunia dan negara kelima terbesar penduduknya di dunia 183 juta jiwa tahun 2004 setelah Indonesia.
Sebelum tahun 2003 ekonomi Brasil selalu diguncang keadaan ekonomi dan politik yang tidak menentu terlebih - lebih pada tahun 1997 yaitu pada saat krisis
keuangan dunia telah mengguncang perekonomian Brasil yang cukup serius http:nabil-abienkl.blog.frienster.com200712
11 Desember 2009. Pada saat pemerintahan presiden sebelum Lula da Dilva, Fernando Henrique
Cardoso mempunyai suatu kebijakan untuk menangani krisis yang terjadi di Brazil. Kebijakan tersebut di beri nama Plano Real , yaitu sebuah kebijakan yang
disusun karena semakin terpuruknya nilai mata uang cruzeiro yang sangat tajam pada masa itu, dengan asumsi bahwa program Plano Real, Cardoso berencana
mengganti mata uang cruzeiro dengan mata uang baru yang diberi nama Real sebagai mata uang Brazil yang berstandarkan temporer kepada USD Dollar
Amerika Serikat.
Dalam penerapan sistem ekonomi Plano Real, Cardoso memiliki kebijakan-
kebijakan yang menguntungkan para investor asing dan pribumi yang hidup berada dibawah garis kemiskinan. Beberapa kebijakan itu adalah:
1. Melakukan privatisasi beberapa perusahaan besar. 2. Mengakhiri monopoli Negara atas telekomunikasi.
3. Mengurangi pengeluaran pemerintah untuk jaminan sosial. 4. Mengurangi tunjangan dikalangan pegawai negeri.
5. Menghapuskan hambatan investasi perusahaan asing. 6. Menyetujui sebuah dekrit presiden yang mengambil alih kepemilikan
lebih dari 100.000 hektar tanah dari para tuan tanah dan sektor swasta serta membagi-bagikannya kepada 36.000 keluarga miskin. Pada 1996,
Cardoso menandatangani dekrit merevitalisasi peran Biro Urusan Penduduk asli
http:rum-omnibus..com200712brazil-transisi-yang- damai-sosialisme.html
diunduh Tgl 11 desember 2009. Sejak terpilihnya Presiden Lula pada bulan Januari tahun 2003 keadaan
ekonomi Brasil mulai pulih dan stabil. Pada tahun 2004 perdagangan luar negeri Brasil telah meningkat dengan tajam dimana nilai perdagangan Brasil tahun 2004
mencapai US 159,254 milyar yang terdiri dari ekspor US 96,475 milyar dan impor US 62,779 milyar atau surplus sebesar US 33,696 milyar.
Surplus perdagangan yang terjadi pada tahun 2004 ini adalah merupakan yang terbesar dicapai Brasil dalam 10 tahun belakangan ini. Pada tahun 1996 nilai
ekspor US 47,747 milyar, tahun 2000 nilai ekspor sebesar US 55,223 milyar dan tahun 2003 nilai ekspor sebesar US 73,084 milyar. Berdasarkan hasil
pengamatan kenaikan nilai perdagangan ini ditunjang oleh kenaikan nilai ekspor
yang mencapai 32 dari tahun sebelumnya dan kenaikan nilai impor sebagai dampak dari naiknya impor barang-barang modal dan bahan baku industri sebagai
akibat dari kenaikan pertumbuhan produksi industri nasional pada tahun 2004 yang mencapai 8,3. Naiknya nilai ekspor terutama ditunjang oleh daya saing
produk ekspor yang sangat tinggi, kesiapan suplai ekspor dan kestabilan nilai Real terhadap US pada kisaran 1 US = R 2,80- 2,90http:nabil-
abienkl.blog.friendster.com200712 11 Desember 2009. Seperti presiden sebelumnya Luis Henrique Cardoso, Lula juga memiliki
beberapa program yang sekiranya mampu mengendalikan perekonomian Brazil yang kembali mengalami krisis dari imbas krisis financial di Asia sejak 1997,
kebijakan itu antara lain: 1.
Reformasi Jaminan Sosial dan Pelayanan Publik. Disetujui pada tahun 2003. peraturan ini memberikan jaminan kepada para pensiunan pegawai
negeri untuk dua puluh tahun. Di Brazil, pegawai negeri dan pekerja sektor swasta adalah subyek dari legislasi jaminan sosial dan pensiun.
2. Peraturan-peratuan pelucutan senjata, merupakan perundangan kontrol
atas senjata yang disepakati melalui voting oleh Kongres pada 23 Oktober 2003. peraturan ini membatasi akses warga sipil kepada senjata
api. Warga sipil, membutuhkan pemeriksaan yang ketat oleh kepolisian sebelum membeli senjata api untuk pertahanan pribadi. Pelarangan atas
perdagangan senjata secara retail disusun oleh Luiz Eduardo Greenhalg anggota partai Buruh. Estatuto do Desarmamento Reformasi Perpajakan
yang diberlakukan pada 2003.
3. Perundang-undangan Bio-Security: Peraturan yang mengatur aktivitas
yang berkaitan dengan material rekayasa genetika. 4.
Reformasi Peradilan di tahun 2004. 5.
Dan, reformasi universitas yang sedang dirumuskan. http:rum-omnibus.com200712brazil-transisi-yang-damai-sosialisme.html
diunduh Tgl 11 Desember 2009. Brazil memilih memperbesar dan memperluas industri Bio-Ethanol untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonominya berdasarkan salah satu poin kebijakan yang diambil lula, yaitu perundang-undangan tentang Bio-security : Peraturan
yang mengatur aktivitas yang berkaitan dengan material rekayasa genetika. Salah satunya mengolah hasil limbah tebu menjadi sumber bahan bakar alternatif yang
disebut Bio-Ethanol. Brazil dengan industri ethanol nya kini dikenal sebagai negara yang berdiri
paling depan dalam bisnis biofuel. Bahkan Amerika sebagai negara adidaya, mengakui keberhasilan tersebut. Menurut penelitian keberhasilan negara Brazil
merupakan suatu contoh kemenangannegara berkembang atas negara maju pada salah satu isu stretegis dunia di masa depan, yaitu isu energi. Brazil kini menjadi
kiblat pengembangan industri biofuel, yang dimasa depan diyakini sebagai salah satu senjata dalam memenangkan persaingan global Plummer, R. 2006. The rise,
fall and
rise of
Brazil s
biofuel, BBC
News, http:news.bbc.co.uk2hibusiness4581955.stm
diunduh Tgl 24 Januari 2010.
Pengembangan biofuel ethanol Brasil pada awalnya di ilhami oleh semangat patriotisme kalangan militer, bukan pertimbangan ekonomi apalagi lingkungan.
Pemerintahan militer yang berkuasa pada periode 1964-1985, didorong oleh semangat patriotisme, bermaksud mengurangi ketergantungan terhadap BBM
Bahan Bakar Minyak yang bersumber dari Timur Tengah dengan harga sangat tinggi pada tahun 1970-an. Untuk itu, pemerintah Brazil mengembangkan
program industri alcoholethanol sebagai bahan substitusi BBM yang disebut Pro- Alcohol Programme, yaitu memberlakukan pemakaian bahan bakar alternatif dan
pemberian potongan pajak kepada produsen dan pengguna mobil etanol oleh pemerintah.
Agar program ini dapat terwujud, pemerintah memberikan dua jenis subsidi yang merupakan instrumen kebijakan yang mendukung, Subsidi jenis pertama
adalah subsidi kepada petani yang menanam tebu untuk diolah menjadi ethanol sehingga mereka memperoleh pendapatan yang berimbang bila dibandingkan
dengan petani yang tebunya diolah menjadi gula.Subsidi jenis kedua adalah subsidi harga pada stasiun pengisian bahan bakar yang membuat ethanol menjadi
lebih murah dari BBM. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam mencapai sasarannya.Industri
otomotif di Brazil secara signifikan meningkatkan jumlah produksi kendaraan yang mengunakan bahan bakar ethanol. Puncaknya terjadi pada tahun 1985 dan
1986 dimana sekitar 75 sepeda motor dan 90 mobil dirancang untuk bisa menggunakan campuran BBM-ethanol Plummer, R. 2006. The rise, fall and rise
of Brazil s biofuel, BBC News, http:news.bbc.co.uk2hibusiness4581955.stm
diunduh Tgl 24 Januari 2010. Agrobisnis tebu di Brasil berciri labour-intensive.Bagi warga Brasil, industri
tebu menjadi sumber kesejahteraan, bahkan bagi pekerja berkualifikasi terendah sekalipun. Ini tidak ditemukan di industri lain. Industri berbasis tebu hanya
membutuhkan biaya US 10 untuk menciptakan satu kesempatan kerja, lebih rendah ketimbang industri petrokimia US 200, industri baja US 145, industri
otomotif US 91, industri pengolahan bahan baku US 70, dan industri produk konsumsi US 44. Ini yang membuat Brasil jadi produsen etanol paling efisien
dan termurah di dunia biaya produksinya sebelum pajak US 17,5 per barel atau sekitar Rp 1.080 per liter. Sedangkan produsen etanol dari bahan baku jagung
Amerika Utara menghabiskan biaya produksi US 44,1 per barel atau sekitar Rp 2.718 per liter Plummer, R. 2006. The rise, fall and rise of Brazil s biofuel, BBC
News, http:news.bbc.co.uk2hibusiness4581955.stm
diunduh Tgl 24 Januari 2010.
Keberhasilan ini didukung oleh kenyataan bahwa Brasil merupakan produsen tebu dan eksportir gula terbesar dunia.Pada tahun 2003-2004, Brasil
menghasilkan gula 20,4 juta ton dan etanol 13 miliar liter. Dari jumlah itu, 9,5 juta ton gula dan 12,7 miliar liter etanol dipakai untuk konsumsi domestik, sementara
sisanya diekspor. Pada 2005, konsumsi bio-ethanol Brasil mencapai 14 miliar liter. Jumlah itu berarti mengurangi 40 persen dari total kebutuhan bensin.
Produksi etanol tumbuh 8,9 persen per tahun. Permintaan etanol terus meningkat
karena harganya lebih rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil yang masih diimpor.
Tabel 1 TABEL PERTUMBUHAN GDP BRAZIL
EKSPOR Bio-Ethanol TAHUN 2003-SEKARANG.
Tahun Jumlah produksi ethanol
Pertumbuhan GDP 2003-2004
13 miliar liter 0,8
2005-2006 14 miliar liter
5,1 2007-2008
17 miliar liter 5,4
2009 27,8 miliar liter
5,1 Sumber:
http:www.indexmundi.combrazilgdp_real_growth_rate.htmltgl akses 23 april 2010.
Brazil yang menjalin kerjasama dengan negara lain untuk mendapatkan keuntungan dan tercapainya keadaan ekonomi yang baik, dalam hal ini Brazil
menjalin sebuah kerjasama ekspor dengan Amerika Serikat yang berfokus pada ekspor sumber energi hayati berupa produksi bio-ethanol, kerjasama tersebut
dilakukan selain untuk memenuhi kekurangan kebutuhan dalam negeri mereka juga untuk mengatasi ketergantungan Amerika Serikat terhadap minyak mentah
Venezuela, sumber alam Brazil berperan serta mempromosikan pemakaian sumber energi yang ramah lingkungan. Philips, T. 2006. Brazil s Biofuel Success Strory,
Mail Guarddian Online, http:www.mg.co.za
diunduh Tgl 27 Februari 2010. Hubungan kerjasama antara Amerika serikat dengan Brazil dimulai sejak
tahun 1970 di awali dengan Amerika mengimpor jagung dari Brazil untuk memenuhi sumber produksi Bio-Ethanol nya dan berlanjut hingga tahun 2007,
pada saat itu Presiden Bush dan Lula mengeluarkan MOU Memorandum of Understanding bersama pada bulan Maret 2007 yang menampilkan inisiatif
bilateral ganda untuk meningkatkan etanol dan produksi biofuel dan konsumsi seluruh dunia berkembang.kerangka MOU Memorandum of Understanding
tersebut berpedoman pada tiga prinsip dasar, yaitu: 1. mempromosikan penelitian dan kerja sama pembangunan antara Brasil
dan Amerika Serikat, kedua negara telah menggunakan mekanisme yang ada untuk memungkinkan para ahli etanol untuk bertukar penelitian dan
mendiskusikan teknologi baru. 2. perjanjian ini mewajibkan Brasil dan Amerika Serikat untuk bekerja
dengan negara-negara terpilih untuk melakukan studi kelayakan dan memberikan bantuan teknis mengenai budidaya tebu dan proyek kilang
etanol. 3. Perjanjian tersebut adalah untuk menetapkan standar global dan kode
produksi dan distribusi bahan bakar bio dengan cara Internasional Biofuels Forum sebuah proyek PBB multilateral yang mencakup Cina,
India, Afrika Selatan, dan Uni Eropa. Ini penting untuk pengaturan pasar etanol global dan lainnya yang terkait teknologi energi bersih.
http:www.coha.orgthe-future-of-us-brazil-energy-relations-an- opportunity-for-change-or-more-of-the same diakses
tgl 27 maret 2010.
Berdasarkan pemasalahan di atas maka penulis mengambil judul:
“Dampak hubungan kerjasama antara Amerika Serikat-Brazil dalam bidang ekspor Bio-Ethanol terhadap perekonomian Brazil 2003-2009“
Penelitian ini berdasarkan pada mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Komputer Indonesia, yaitu: 1. Teori HubunganInternasional
Mata kuliah ini sangat membantu memberikan pemahaman tentang Teori Hubungan Internasional dalam kajian studi Hubungan Internasional dan
juga dapat digunakan sebagai pendukung dalam melakukan analisis mengenai permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, dalam hal
ini teori hubungan internasional dapat digunakan untuk menganalisa kebijakan hubungan kerjasama antar negara.
2. Ekonomi Politik Internasional Ekonomi Politik Internasional EPI adalah suatu bidang studi yang
mempelajari sejumlah isu masalah sekaligus sebagai suatu cara berpikir mengenai politik dan ekonomi duniapersoalan EPI yang dihadapi
masyarakat dunia, terutama negara berkembang dan negara maju. Mata kuliah ini sangat membantu dalam memberikan masukan berupa
pengetahuan mengenai kebijakan ekonomi.
3. Hubungan Internasional Amerika Mata kuliah ini sangat membantu dalam memberikan masukan berupa
pengetahuan mengenai kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan geografi
negara-negara di Benua Amerika, serta memberikan pemahaman dari negara-negara di Benua Amerika memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
1.2 Identifikasi Masalah