Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus

(1)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE

PADA PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT DI

PT.SOCFINDO TANAH GAMBUS

CIKO DAVID SIAHAAN NIM : 025202008

KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH IJASAH SARJANA SAINS TERAPAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI

PROGRAM DIPLOMA –IV FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini dengan judul Sistem Pemeliharaan/Preventive Maintenance pada Pembangkit Tenaga Diesel Di PT Socfindo Perkebunan Tanah Gambus di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara

Adapun laporan Karya Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Jurusan Teknologi Mekanik Industri Program D-IV Universitas Sumatera Utara, guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.

Dalam penyelesaian Karya Akhir ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:.

1. Bapak Ir. Mulfi Hazwi MSc, sebagai Koordinator Program Studi

Teknologi Mekanik Industri dan sebagai Dosen Pembimbingku.

2. Bapak Dr.Ing.Ir.Ikhwansah Isranuri MSc, sebagai Ketua Jurusan Teknologi Mekanik Industri..

3. Buat Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan penuh kepada penulis baik secara doa maupun rohani.

4. Buat Abang-abangku dan Kakakku yang tersayang yang selalu

memberikan aku semangat di dalam hidupku.

5. Buat rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknologi Mekanik Industri khususnyat, thank’s untuk dukungannya.


(3)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Penulis sangat menyadari bahwa Karya Akhir ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnan Karya Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Karya Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2009 Penulis


(4)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Pembahasan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan ... 6

2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (maintenance)... 8

2.2.1 Preventive Maintenance ... 8

2.2.2 Breakdown Maintenance ... 11

2.3 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik ... 12

2.4 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik ... 14

2.6 Metode Analisis Permasalahan Maintenance ... 15

2.7 Pemeliharaan Pabrik ... 17

2.7.1 Pemeliharaan Rutin... 18

2.7.2 Pemeliharaan Berkala ... 18

2.10 Man Power ... 19

2.10.1 Pengertian Man Power ... 19

2.10.2 Jumlah Man Power dalam Kaitan dengan Keahlian ... 20


(5)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III METODOLOGI

3.1 Mesin Diesel Enterprise ... 23

3.1.1 Pentingnya Pemeliharaan dan Persyaratan Operasi Mesin Diesel ... 23

3.1.2 Perawatan Mesin Diesel pada 4000 Jam Kerja... 23

3.1.3 Perawatan Mesin Diesel pada 6000 Jam Kerja... 31

3.2 Radiator ... 37

3.4.1 Sistem Pendingin Mesin ……… 37

3.4.2 Perawatan Radiator pada 4000 Jam Kerja ……. 38

3.4.3 Preventive Maintenance Radiator... 38

3.3 Oil Bath Filter …………. 39

3.3.1 Sistem Pemasukan Udara……….. 39

3.3.2 Perawatan Oil Bath Filter pada 4000 Jam Kerja ... 40

3.3.3 Preventive Maintenance ... 41

3.4 Generator ... 41

3.4.1 Perawatan Generator pada 6000 jam kerja 41

3.4.2 Preventive Maintenance Generator ... 43

3.5 Exiter ... 44

3.5.1 Sistem Exitasi ... 44

3.5.2 Perawatan Exiter pada 6000 jam kerja ... 45

3.5.3 Preventive Maintenance Exiter ... 46

3.6 Transformator ... 46

3.6.1 Karakteristik Transformator ... 46

3.6.2 Perawatan Transformator pada 6000 jam kerja ... 48

3.6.3 Preventive Maintenance Transformator ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hubungan Biaya dengan Man Power ... 50

4.2 Hubungan Biaya dengan Man Hour ... 50

4.3 Hubungan Biaya dengan Man Tool ... 51

4.4 Hubungan Biaya dengan Man Equipment ... 53


(6)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

4.6 Hubungan Biaya dengan Man Consumable ... 55 4.7. Analisa PM Pada Mesin Diesel... 56 4.8 Analisa PM Pada Radiator ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 72 5.2 Saran ... 73


(7)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit (crude palm oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel palm oil) dari biji.

Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu telah banyak membantu para teknisi dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan suatu efisiensi kerja yang tinggi. Dengan adanya penemuan-penemuan baru di bidang teknologi merupakan suatu bukti manusia terus menerus berpikir bagaimana cara merancang, menciptakan serta menemukan suatu hal yang baru guna mempermudah pekerjaan yang akan dilakukan didalam suatu bidang teknologi.

1.1 Latar Belakang

Kualitas minyak yang baik bermula di lapangan karena bagaimana pun juga baiknya proses di pabrik, kualitas minyak yang dihasilkan tidak dapat lebih baik dari keadaannya saat diterima di pabrik. Dan pabrik juga tidak dapat memproduksi minyak lebih banyak dari yang dikandung oleh TBS. Pabrik hanya dapat menekan sekecil mungkin perubahan kualitas dan loses selama proses.

Namun demikian, tidak berarti pengawasan mutu serta perawatan dan perbaikan mesin dapat diabaikan selama pengolahan karena perlakuan yang salah selama pengolahan dapat mengakibatkan kerusakan mutu produksi dan rendahnya efisiensi pengolahan.


(8)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Mutu dan rendemen hasil olahan sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Mutu tandan adalah derajat kesempurnaan buah yang ditentukan oleh kesempurnaan penyerbukan pada tandan. Penyerbukan yang tidak sempurna, menghasilkan banyak buah yang tidak jadi (partenokarpi) sehingga berat tandan berkurang, hasil minyak dan inti berkurang. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu panen adalah derajat kematangan, kegiatan pengutipan brondolan, dan perlakuan terhadap tandan buah kelapa sawit.

Tandan mentah mengandung minyak dan ALB yang rendah dan tandan yang lewat matang mengandung kadar ALB yang tinggi. TBS mentah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan efisiensi pengutipan minyak rendah. Hal ini disebabkan TBS di continuous settling tank akan membentuk buih yang banyak sehingga proses pemisahan minyak menjadi tidak sempurna. Untuk mendapatkan hasil yang bagus pada proses pengolahan minyak kelapa sawit, kita harus memperhatikan kinerja mesin yang digunakan. Karena akan sangat berpengaruh pada hasil yang diproduksi, oleh karena itu kita harus selalu mengecek mesin pada saat beroperasi, agar minyak yang dihasilkan oleh pabrik dapat memenuhi standar.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem Pemeliharaan dengan sistem Preventive Maintenance pada pabrik minyak kelapa sawit di PT. Socfindo Perkebunan Tanah Gambus yang diterapkan untuk mendapatkan produktivitas produksi yang tinggi dengan menggunakan metode-metode kerja yang ada. Dan di samping itu pula dibahas tentang Man Power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan serta Man Hour yaitu


(9)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung dalam jam. Dengan demikian diterapkan sistem pemeliharaan dan perawatan pada pabrik dengan baik dan benar diharapkan dapat mengurangi kesalahan dan kerugian.

1.3 Batasan Masalah

Kemajuan yang cepat dapat dilihat dalam bidang industri yang memerlukan banyak sarana penunjang guna untuk mendukung kelancaran pekerjaan di dalam suatu pabrik, seperti halnya pada proses pengolahan kelapa sawit, perawatan dan perbaikan mesin pabrik secara berkala, serta pemahaman satuan operasinya adalah mutlak diperlukan demi keberlangsungan operasi suatu pabrik pengolahan kelapa sawit.

Sehubungan dengan kompleksnya pembahasan masalah yang terdapat pada industri pengolahan kelapa sawit, maka penulis melakukan pambatasan terhadap pembahasan masalah dalam karya akhir ini.

Karya akhir ini hanya akan membahas seputar preventive maintenance yang dikupas secara umum terhadap suatu pabrik pengolahan kelapa sawit, dimana penulis telah melakukan survey lapangan yang dilaksanakn pada sebuah perusahaan di Pt Socfindo Perkebunan Tanah Gambus di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara

1.4 Metode Penulisan

Beberapa metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan karya akhir ini, dimana antara metode yang satu dengan yang lain akan sangat terkait


(10)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

dan saling mendukung penyelesaian karya akhir ini. Berikut terdapat beberapa metode yang telah dilaksanakan oleh penulis, antara lain :

a. Metode Survey

Penulis melaksanakan survey pada perusahaan yang dituju dan melakukan peninjauan langsung terhadap operasi pengolahan pada pabrik kelapa sawit b. Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara tanya-jawab kepada pihak yang berkompeten pada perusahaan tersebut seputar proses pengolahan dan perawatan maupun perbaikan mesin yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

c. Studi Literatur

Untuk mendukung penyelesaian tugas akhir ini, penulis melaksanakan studi literatur seputar industri pengolahan kelapa sawit sehingga pembahasan pada karya akhir ini lebih sempurna.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan karya akhir ini dibagi atas beberapa bab yang saling melengkapi, dimana bab dapat diringkas secara garis besar sebagai berikut

Bab I Merupakan bab pendahuluan yang membahas seputar industri

pengolahan kelapa sawit, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II Merupakan studi literatur pendukung mengenai industri pengolahan kelapa sawit.


(11)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Bab III merupakan sistem pemeliharaan periodik (Preventive Maintenance) di Pabrik Kelapa Sawit. Diantaranya sistem pemeliharaan pada Mesin Diesel (Genset), Ketel Uap, Turbin Uap.

Bab IV Merupakan analisa sistem preventive maintenance yang berlaku di Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Tanah Gambus.

Bab V Merupakan bagian kesimpulan dan saran atas hasil pembahasan dan perhitungan yang telah dilaksanakan sebelumnya.


(12)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikianlah pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga produksinya berjalan lancar.

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan (lubrication), dan perbaikan atau reperasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan prodiksi suatu


(13)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi. [1]

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharaan atau maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.

Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau

menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian maupun penggantikan yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peraltan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau peeralatan prodiksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.


(14)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhnya.

e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan

keselamatan kerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuaa utama perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of invesment yang sebaik mungkin dan total biaya rendah.

2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenace)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.

2.2.1 Preventive Maintenace

Pengertian Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang


(15)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.

Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam

kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih cepat. Preventive Maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.

b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.

d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut cukup besar atau mahal.

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintence dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih


(16)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

besar dalam waktu yang yang relatif singkat.

Dalam praktiknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas :

• Routine Maintenace • Periodic Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.

Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat

daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat

dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.


(17)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

2.2.2 Breakdown Maintenace

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi.

Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi, dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi


(18)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada

preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang

melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan

breakdown maintenance saja.

2.3 Oraganisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik

Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu, adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yang diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik. Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan baik dan efektif, misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau tidak diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan terhenti atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan


(19)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat dicegah timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses produksinya.

Besar-kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan. Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang umumnya dilakukan oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut:

a. Pemeliharaan bangunan b. Pemeliharaan peralatan pabrik c. Pemeliharaan peralatan elektris

d. Pemeliharaan tenaga pembangkit (power plant)

e. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik f. Pemeliharaan peralatan material handling dan transportasi g. Pemeliharaan halaman dan taman pabrik

h. Pemeliharaan peralatan service i. Pemeliharaan peralatan gudang, dsb.


(20)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

2.4 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik

Kegiatan atau tugas pemeliharaan dapat digolongkan salah satu dari keempat tugas pokok berikut:

a. Kegiatan Inspeksi (Inspection)

Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.

b. Kegiatan Teknik (Engineering)

Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan (pengetesan) terhadap peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.

c. Kegiatan Produksi (Production)

Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.


(21)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

d. Kegiatan Administrasi (Administration)

Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spare parts) yang dibutuhkan,

progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu

dilaksanakannnya inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut, serta informasi komponen suku cadang yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi, dalam kegiatan ini termasuk penyusunan planning dan schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di-service,

dan direparasi.

e. Pemeliharaan Bangunan (Housekeeping)

Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi, kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.

2.5 Metode Analisis Permasalahan Maintenance

Dalam masalah industri proses sering dijumpai persoalan keadaan yang tidak pasti (uncertainity). Pasti persoalan ini harus dipecahkan untuk menentukan keputusan apa yang akan diambil dan dijalankan. Salah satu metode untuk memecahkan masalah ini adalah metode coba-coba dan jika salah diganti (trial and error). Metode ini tentunya mempunyai banyak resiko, yaitu jika perusahaan

ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan akan memperoleh kerugian besar dan jika sering terjadi kesalahan, maka makin besar pula


(22)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan dihasilkan, dimana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku dipasaran, akibatnya perusahaan akan menderita kerugian.

Oleh karena itu, maka dibutuhkan cara yang lebih baik, dimana beberapa alternatif solusi diperbandingkan untuk beberapa kriteria yang ada dan solusi yang terbaiklah yng dipilih. Untuk memperoleh cara yang lebih baik, maka sering digunakan perhitungan-perhitungan untuk perbandingan yang bersifat matematis, statistik atau probabilitas, dan linear programming. Dalam hal ini Monte Carlo menggunakan cara yang bersifat statistik maupun probability dalam analisis persoalan uncertainity yang sering disebut “Monte Carlo Analysis” yang sering digunakan dalam permasalahan maintenance. [1]

Teknik Monte Carlo menggunakan sisyem random number dan poisson distribution. Misalnya suatu perusahaan memiliki 12 unit, maka cumulative

probability bahwa rata-rata mesin rusak 5 dalam satu hari tabel cumulative

probability-nya adalah sebagai berikut:

= =

− =

= c b

c c c e m b P 0 5 ! 5 ) 5 / (

Tabel 2.1 Tabel Cummulative Probability pada PT Socfindo

Jlh Mesin Rusak (b)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

P (B,5) 0.01 0.03 0.08 0.14 0.18 0.18 0.14 0.11 0.16 0.04 0.02 0.01 0

P (b,5) 0.01 0.04 0.12 0.26 0.44 0.62 0.76 0.87 0.93 0.97 0.99 1.00 1 Dengan mengetahui besarnya probabilitas mesin yang rusak dalam perusahaan, maka dapatlah ditentukan banyaknya tenaga maintenance, alat-alat pemeliharaan, dan persediaan spare parts, serta ruangan bengkel yang perlu disediakan untuk menjamin kelancaran pekerjaan pemeliharaan di suatu pabrik.


(23)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

2.6 Pemeliharaan Pabrik Kelapa Sawit

Pengolahan Buah kelapa sawit yang umumnya disebut dengan tandan buah segar dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit dari daging buah dan inti sawit dari biji. Perlakuan terhadap TBS mulai dari panen, transportasi dan proses pengolahan di pabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang akan dihasilkan. Pada Prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi minyak dan inti sawit dapat dibagi dalam beberapa stasiun, antara lain :

• Stasiun Penerimaan Buah • Stasiun Perebusan

• Thressing Machine • Stasiun Pengempaan • Stasiun Klarifikasi • Stasiun Kernel

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang telah direncanakan. Berikut ini merupakan tujuan utama dari fungsi pemeliharaan, antara lain :

a. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.


(24)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya.

e. Menghindari kegiatn pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat hubungannya dengan fungsi-fungsi utama dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.

Sasaran-sasaran tersebut di atas dapat dicapai dengan jalan melaksanakan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance). Pemeliharaan dengan pencegahan dapat dibedakan atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.

2.6.1 Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan, pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan.

2.6.2 Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1 (satu)


(25)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun sekali.

Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal pemeliharaannya, yaitu:

• Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan • Pemeliharaan alat-alat listrik

• Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan • Mesin-mesin pembangkit tenaga

2.7 MAN POWER

2.7.1 Pengertian Man Power

Man power adalah tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan untuk

melakukan perawatan pada mesin – mesin yang ada dipabrik tersebut. Masing-masing pabrik akan mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.

Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal, kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.

Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.


(26)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin, maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.

2.7.2 Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian

Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.

Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar.


(27)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Kegunaan juru tulis dalam perawatan

1. Pekerjaan-pekerjaan penulisan laporan secara konsisten lebih bisa dihemat dengan operasi dan pengawasan yang lebih akurat. Staff juru tulis bisa merencanakan kemungkinan-kemungkinan tambah atau tidaknya jumlah pengawas secara tersusun, baik hitam di atas putih secara terus menerus. 2. Lebih baik lagi bila disana juga dapat direkam perhitungan-perhitungan

pembiayaan dan neraca serta arus keluar masuknya uang. Dan demikian juga informasi dari manajemen yang lebih tinggi pula cetakan-cetakan utama untuk meningkatkan efisiensi administrasi dari bagian perawatan mesin.

3. Staff-staff yang terlibat di sini diharapkan bisa menyimpan dan mencatat informasi keluar maupun masuk guna mendukung pengawasan unit-unit personal dan biaya untuk meningkatkan profit perusahaan.

4. Kebutuhan tenaga administrasi atau juru tulis ini berfariasi. Kelompok administrasi secara praktis melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya langsung.

2.8 MAN HOUR

Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua metode yang dapat dipakai, yaitu:


(28)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.

b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun jurnal-jurnal pendukung yang relevan.

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada. Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir, seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.

Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan-laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.

Supervisor harus mengawasi setiap jam kerja para pekerja termasuk

overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan

dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.


(29)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

METODOLOGI

Dalam Pabrik Kelapa Sawit khususnya PT.Socfindo Perkebunan Tanah Gambus penggerak mula yang dipakai adalah turbin uap. Disamping itu disediakan juga mesin diesel (genset) sebagai pembangkit pertama untuk menghidupkan blower pada ketel uap sampai ketel uap dapat menghasilkan uap masuk turbin.

3.1 MESIN DIESEL (GENSET)

Disamping pembangkit listrik tenaga uap (Turbin).dibutuhkan juga pembangkit listrik tenaga diesel (Genset) genset tersebut memiliki daya 180kw. Penggunaan mesin ini terutama dipakai pada waktu turbin uap belum / tidak beroprasi atau pada waktu pemutaran blower untuk mensuplay udara pembakaran, sampai ketel uap tersebut dapat menghasilkan listrik sendiri dan selanjutnya genset dapat dimatikan tanpa mengganggu operasi turbin

3.1.1 Konstruksi Dan Komponen Mesin Diesel

A. Sistem Suplay Bahan Bakar

Bahan bakar mesin diesel adalah solar, dan sistem suplay bahan

bakarnya secara injeksi, dimana clearancenya sangat halus, sehingga perlu diperhatikan kebersihan solar.


(30)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Suplay bahan bakar dikendalikan oleh governoor yang mengatur ke nozzle dimana solar akan di injeksikan. Sedangkan jumlah solar yang akan di injeksikan di atur oleh rack yang mengatur bukan plunger

B.Sistem Pendingin

Sistem pendingin terdiri dari peralatan : •

Peralatan ini berpungsi sebagai heat exchanger, dimana panas yang di ambil air pendingin dari mesin dilepaskan disini.

Radiator

Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasi air pendingin. Water Pump

Merupakan alat untuk mendinginkan minyak pelumas, sistim kerjanya mirip radiator, tetapi fluida pendinginnya bukan udara tetapi air pendingin.

Oil Cooler

Alat ini merupakan sensor, untuk menghidupkan / mematikan aliran air pendingin (water pump) atau kipas pendingin. Prinsip kerjanya dengan mekanisme bimetal untuk buka / tutup valve.

c. Turbocharging / Supercharging

Untuk Diesel Engine yang berkapasitas besar biasanya dilengkapi dengan Turbocharger / Supercharger, peralatan ini untuk meningkatkan effisiensi mesin, dimana gunanya untuk mengkompresikan umpan udara panas keruang bakar.


(31)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 3.1 Genset / Diesel

3.1.2 Perawatan Periodik Mesin Diesel

- Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari debu, tumpahan minyak dan benda cair lainnnya.

- Buang air kondensat dan kotoran dari tangki : udara, fuel oil (bahan bakar), tangki penampungan kebocoran.

- Periksa level oli pada sump tank dan lakukan penambahan bila kekurangan oli.

- Periksa minyak pelumas dari kecampuran bahan bakar (solar) - Periksa dan perbaiki kebocoran minyak pelumas

- Periksa dan perbaiki kebocoran sistem bahan bakar - Periksa dan perbaiki kebocoran sistem air pendingin - Periksa dan perbaiki kebocoran sistem udara start

- Periksa dan perbaiki glen packing, spinder coupling pompa jacket water

3.1.3 Preventive Maintenanace pada Mesin Diesel

• Man Power : 4 orang • Man Hour : 6 jam


(32)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Tool : - kunci ring pas 1 ¼, 1 1/6, 3/4, 9/16

- kunci shock 5/8, 9/16

- obeng minus dan obeng plus - tang 2

- box tampungan - martil

• Material : - glen packing jacket water • Consumable : solar, oli, kain lap, deterjen

3.2 KETEL UAP (BOILER)

Ketel uap berfungsi untuk steam dari pipa – pipa air di boiler. Pipa – pipa air tersebut dipanaskan dengan mengalirkan udara panas dari hasil pembakaran di refractorysehingga udara di butuhkan untuk proses pembakaran

PT Socfindo Perkebunan Tanah Gambus memilih penggunaan tenaga uap sebagai alternatif utama untuk pembangkit tenaga listrik. Pemilihan ini dilakukan dengan alasan:

Pabrik pengolahan minyak kelapa sawit PT. Socfindo memiliki dua ketel uap. Ketel yang dipakai yaitu ketel pipa api jenis jenis scott merek Takuma yang berfungsi menghasilkan uap (steam). Kebutuhan uap pada PT Socfindo Perkebunan Tanah Gambus mencapai 20 ton/jam.

3.2.1 Bagian-Bagian Ketel Uap

Ketel uap mempunyai bagian – bagian yang akan diterangkan sebagai berikut :


(33)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

a. Drum Atas (Upper Drum)

Drum atas berfungsi sebagai : 1. Tempat masuknya air umpan ke drum.

2. Tempat pembentukan uap yang dilenkapi dengan sekat – sekat penahan butir – butir air terbawa oleh uap

b. Drum bawah (lower drum)

Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang di dalamnya dipasang plat – plat pengumpul endapan endapan halus untuk memudahkan pembuangan keluar (blow down).

c.Pipa – Pipa Air (Header)

Pipa – pipa ini berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang dibuat sebanyak mungkin sehingga penyerapan panas lebih merata dan efisiensi lebih tinggi .pada pipa – pipa air (Header ) perpindahan panas terjadi secara konveksi (paksa) yang berfungsi untuk mempercepat pemanasan air ketel . pipa – pipa ini terdiri atas :

1. Pipa – pipa air yang yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah. 2. Pipa – pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header belakang. d. Pembuangan Gas Bekas

Gas bekas dari pembakaran dihisap oleh blower dihisap (induced draft fan) kemudian dibuang keudara bebas melalui cerobong asap (chinney). Pada PKS PT Socfindo Perkebunan Tanah Gambus ,terdapat dua buah ketel pipa air (water tube boiler).


(34)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

e.Alat – Alat Pengaman

Mengingat tekanan kerja dan temperatur ketel tinggi, maka ketel harus dilengkapi dengan alat – alat pengaman. Adapun alat – alat pengaman tersebut antara lain

a. Katup Pengaman

Alat ini bekerja membuang uap pada tekanan yang telah ditentukan sesuai dengan 21 kg/cm2 , sedangkan pada katub pengaman tekanan uap lanjut

(super heated steam) disetel pada tekanan 20,5 kg/cm2. jika tekanan kerja dalam

ketel melampaui batas setting dari katup pengaman, maka katup ini harus dapat membuang uap, sehingga tekanan yang ada tidak lebih tinggi dari yang di ijinkan untuk mencegah meledaknya / pecahnya ketel. Agar lebih aman setiap ketel uap menggunakan dua buah katup pengaman.

b. Gelas Penduga (Sight Glass)

Gelas penduga ini berguna untuk menunjukkan tinggi rendahnya permukaan air dalam ketel . prinsip kerjanya adalah menurut hukum bejana berhubungan. Gelas penduga adalah sebuah tabung gelas dengan garis tengah kira – kira 20 mm, panjangnya rata – rata 30 cm dan tebal dinding kira – kira 2 – 2,5 mm, kedua gagang dan peralatan tersebut terbuat dari tembaga dan dilengkapi dengan keran ( pada kedua ujung ), dimana gagang atas dihubungkan dengan ruang uap dari ketel dan gagang bawah dihubungkan dengan ruang uap dari ketel dan gagang bawah dihubungkan dengan ruang air. Bila gelas penduga bekerja dengan baik, maka tinggi air dalam gelas akan sama dengan tinggi air didalam drum.


(35)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Gelas Penduga Refleks

Gelas penduga refleks banyak digunakan, karena pada gelas penduga ini terdapat perbedaan yang jelas antara air dan uap. Bagian yang berisi memperlihatkan warna yang agak kehitaman, sedangkan bagian yang berisi uap kelihatan bersih, gelas ini disebelah dalam diberi alur – alur dengan penampang berbentuk segi tiga sama kaki dengan sudut puncak sebesar 900. Perbedaan warna

itu terjadi karena perbedaan pantulan cahaya pada bidang batas antara gelas dengan uap. Gelas penduga ini dilengkapi dengan alat pengontrol air otomatis yang akan berbunyi dan lampu merah akan menyala pada waktu kekurangan air, pada waktu kelebihan air bell akan berbunyi dan lampu hijau menyala.

c. Katup Penguras (Blow Drum Valve)

Katup penguras ini digunakan untuk membuang atau mengosongkan ketel sebagian atau seluruhnya, dimana pengosongan ini dimaksud untuk membuang lumpur yang terdapat didalam drum bawah ketel dan untuk mencegah timbulnya kerak ketel dan buntu pipa.

Manometer adalah pengukur tekanan uap di dalam ketel yang dipasang satu buah untuk tekanan uap dipanasi lanjut dan satu buah lagi untuk tekanan uap basah. Manometer yang digunakan adalah manometer baurdon, manometer baurdon ini terdiri dari sebuah pipa yang melengkung dan berpenampang elips, dimana penampang ujungnya tertutup dan satu lagi terbuka dan dihubungkan dengan tekanan yang akan di ukur. Bagian pipa yang tertutup dihubungkan dengan roda gigi, dimana akibat dari desakan uap dari roda gigi


(36)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

berputar sehingga jarum penunjuk berputar, biasanya antara ketel dengan manometer dipasang pipa yang mengandung air guna melindungi pipa baurdon yang tersumbat dari kuningan agar pembacaan tidak dipengaruhi oleh suhu air

1. Alat penghembus debu pada pipa air ketel (Mecanical Sool Blower). e. Kran Uap Induk (Gate Valve)

Kran pemasukan air ini terdiri dari dua buah kran yaitu satu buah kran ulir dan satu lagi kran satu arah (Non Return Valve). Kedua alat ini di buat dari bahan yang tahan panas dan tekanan tinggi.

Perlengkapan lain yang diperlukan untuk ketel uap adalah :

2. Pemasukan air ketel otomatis (Automatic Feed Water Regulator). 3. Panel – panel listrik kran elit dengan alat – alat ukur.

4. Meter pencatat tekanan temperatur (Manometer / Temperatur Recorder) 5. Kran – kran buangan air

Gambar.3.2 Boiler Spesifikasi Boiler:

• Kapasitas = 20 ton/jam

• Tekanan kerja = 20 kg/cm2 • Temperatur kerja = 390 oC


(37)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Temperatur Superheater = 280 0C • Temperatur Air Umpan = 105 0C

3.2.2 Pengoperasian Ketel Uap (Boiler)

Ketel uap dioperasikan, bilamana memenuhi kondisi - kondisi sebagai berikut :

a. Tangki air umpan berada dalam keadaan penuh dan kondisi air telah memenuhi persyaratan untuk air umpan boiler.

b. Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi baik dimana pompa-pompa dapat digerakkan oleh tenaga listrik maupun tenaga uap.

c. Peralatan pengaman ketel pada umumnya siap dioperasikan, dimana peralatan tersebut seperti berikut:

Katup pengaman (safety valve) • Manometer dan thermometer • Gelas penduga

• Panel listrik

d. Ketinggian permukaan air dalam ketel sesuai dengan batas pada garis yang telah ditentukan digelas penduga

e. Ruang bakar harus tetap bersih dan bahan bakar tersedia dengan cukup f. Dosing pump internal treatment tetap dalam kondisi baik dan siap

dioperasikan, termasuk bahan kimia internal treatment sudah tersedia. Dalam mengoperasikan ketel uap dengan benar perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Buka kran dan buang udara pada drum superheater b. Blow down air pada gelas penduga


(38)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

c. Hidupkan pompa air umpan yang digerakkan oleh listrik dan buka kran buangan air pada drum (blow down) selama lebih-kurang ½ menit yang tujuannya untuk mengeluarkan sisa-sisa air kondensat yang terkandung kemudian ditutup kembali dan ketinggian air diatur sampai batas yang ditentukan.

d. Lakukan pembakaran di ruang bakar atau dapur sampai menyala

e. Hidupkan induce draft fan pada posisi pintu dapur tertutup rapat dan nyala api cukup besar.

f. Dioperasikan pengantar bahan bakar (fuel conveyor) termasuk high pressure dan Low Pressure Fan

g. Hidupkan Force Draft Fan, perhatikan tekanan udara dalam ruang bakar diantara -5 sampai dengan -30 mmHg

h. Pada tekanan 5 kg/cm2 pompa uap (steam pump) atau turbin pompa dicoba

untuk digerakkan

i. Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa di-blow down dengan

membuka kran selama ½ menit

j. Buka kran induk secara perlahan-lahan sampai terbuka penuh dan kran buang ditutup pada Super Heater

k. Naikkan tekanan ketel sampai tekanan kerja

l. Diupayakan temperatur air Deaerator tank mencapai 95 – 1000 C selama

pengoperasian

m. Kegiatan pengoperasian agar secara up to date dicatat pada kertas jurnal pengoperasian boiler.


(39)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

3.2.3 Perawatan Periodik Ketel Uap

Untuk dapat mempertahankan kondisi ketel dalam operasi normal tetap baik, perlu dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Apabila kran utama membuang, supaya dicatat tekanan pada saat mulai pembuangan (Blow off) dan tekanan pada saat berhentinya pembuangan. Yakinkan bahwa kran pengaman tersebut berfungsi dengan akurat, jangan mengencangkan kran hanya dengan mengencangkan pernya saja.

2. Selalu mengganti instrumen pengatur panas untuk memeriksa apakah semua nilai faktor memadai atau tidak. Setiap instrumen pengatur panas ditest secara priodik untuk memriksa tingkat akurat dari pada fungsinya.

3. Setiap peralatan harus di inspeksi atau di tes untuk menjamin amannya operasi ketel, seperti berikut:

a. Setiap 8 jam

- Membersihkan meteran level air - Melakukan soot blowing

- Menjatuhkan abu dari api

- Melakukan sample test untuk air pengisi ketel b. Setiap 24 jam

Memberi pelumasan pada bagian yang berputar, bergerak dan bagian yang bergesekan


(40)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

c. Setiap 1 minggu

Menginspeksi dan membersihkan strainer minyak dan setiap bagian dari ketel

d. Setiap 1 bulan

Membuang abu dari ketel e. Pada waktu ketel berhenti

- Menginspeksi dinding dapur yang di inginkan dengan air (water wall)

- Menginspeksi dinding batu bata

- Menginspeksi dan membersihkan peralatan pembakaran - Menginspeksi dan membersihkan perlengkapan

f. Setiap 2 sampai 6 bulan

Menginspeksi bagian dalam dan luar ketel dan mengganti Rooster yang rusak

g. Setiap 1 tahun

- Menginspeksi dan memelihara Casing ketel - Menginspeksi dan membersihkan cerobong

- Menginspeksi dan membersihkan Controller dan Regulator atau setiap instrumen pengukur

- Menginspeksi dan membersihkan kran pipa dan memeriksa keseluruhan plan (Over haule).

3.2.4 Preventive Maintenanace Pada Ketel Uap


(41)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Man Hour : 6 jam

• Tool : - kunci ring pas 1 ¼, 1 1/6, 3/4, 9/16

- kunci shock 5/8, 9/16

- obeng minus dan obeng plus - tang 2

- box tampungan - martil

• Material : - Instrumen pengatur panas • Consumable : kain lap, deterjen

3.3 TURBIN UAP

Turbin uap (steam turbine) merupakan suatu mesin penggerak mula yang mengolah energi potensial uap menjadi energi kinetis dan energi kinetis ini selanjutnya dirubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin.

Turbin uap secara umum diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu turbin impuls, turbin reaksi.

a.

Design turbin impuls steam dialirkan melalui nozzel diarahkan kesudu – sudu bergerak, dimana sudu akan memutar poros dan energi yang dikandung steam akan turun. Jika roda turbin lebih dari satu stage, maka steam akan masuk ke sudu tetap (sudu pengarah) yang mengarahkan steam kembali ke sudu – sudu bergerak stage berikutnya.

Turbin PKS umumnya menggunakan rotor tunggal, dua jenis stage dan jenis sudu impuls.


(42)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Casing b. Turbin Reaksi

Design turbin Reaksi setiap sudu berfungsi sebagai nozzle, oleh karena itu memiliki pengaruh impuls di setiap stage. Sudu bergerak didesign sedemikian rupa sehingga saat steam mengalir akan terjadi penurunan kecepatan steam saat menggerakkan rotor sehingga rotor berputar dengan kecepatan tinggi. Turbin jenis ini mempunyai efisiensi tinggi, sehingga jarang di jumpai di PKS.

3.3.1 Komponen – komponen Turbin Uap

Komponen – komponen Turbin adalah :

• Rotor • Bearing • Seal • Nozzele

• Sistem pelumasan • Governor

a. Casing

Casing terbuat dari konstruksi baja, dengan rotor bisa ditengahnya di antara dua bearing

b. Rotor

Umumnya terbuat dari baja, sudu diselipkan pada celah - celah peripheral. c. Seal


(43)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Berbentuk karbon ring dipadukan dengan per keliling dan dipasangkan pada gland housing, pada umumnya terdiri dari tiga tau empat bagian Seal ini akan men seal steam pada casing dan mencegah kebocoran steam keluar.

Ada juga turbin yang menggunakan Seal labirin, biasanya pada turbin kondensasi.

d. Nozzle

Merupakan komponen Turbin yang berfungsi untuk mengarahkan dan menaikan kecepatan steam ke sudu bergerak turbin. Hal ini karena bentuk penampang nozzle yang sempit pada pangkalnya dan melebar di ujungnya d. Governoor

Kecepatan turbin harus dikontrol agar out put generator dengan frekwensi 50 Hz. Sistem governoor adalah semacam bandul yang diputar pada poros, sehingga akibat gaya sentrifugal bandul bergerak keluar, dan menarik pengendali plunger dan menggerakkan pembukaan Inlet Valve Steam

Turbin uap dapat dioperasikan apabila memenuhi persyaratan pengoperasian sebagai berikut :

a. Klep pengaman (trip emergency Valve) dalam kondisi bebas.

b. Kran uap bekas pada bejana tekanan balik (back pressure vessel) terbuka c. Air pendingin turbin cukup tersedia

d. Kran uap induk dalam posisi tertutup dan kran-kran condensat pada kondisi terbuka


(44)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Adapun spesifikasi turbin uap yang dipakai pada pabrik kelapa sawit PT.Socfindo Perkebunan Tanah Gambus adalah sebagai berikut :

Gambar.3.3 Turbin Uap Spesifikasi Turbin Uap:

• Kapasitas daya = 700 KW

• Tekanan kerja = 21 kg/cm2

• Temperatur kerja = 1800C • Temperatur Bearing = 55-60 0C

• Tekanan Exhaust = 3 Bar

3.3.2 Pengoperasian Turbin

Tata cara dalam mengoperasikan Turbin pada pabrik kelapa sawit dilakukan sebagai berikut :

a. Buka kran air pendingn b. Buka kran kondensat

c. Buka kran uap buangan turbin ke back pressure vessel (bpv) d. Aturlah load limit pada kedudukan skala sesuai ketentuan


(45)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

e. Aturlah speed drop pada kedudukan skala sesuai dengan ketentuan

f. Buka kran uap induk atas sedikit yaitu + 2 draad dan kran uap induk bawah dibuka berlahan-lahan sampai penuh

g. Buka stang chest dan turbin mulai berjalan

h. Periksa putaran dengan melihat rpm pada tachometer. Putar speed control bilamana putaran normal belum tercapai

i. Buka kran uap induk bagian atas perlahan-lahan sampai batas maksimum j. Setelah turbin berjalan normal dan pada voltase 400 volt, saklar induk

pada switch board dimasukkan dalam turbin siap dibebani k. Kegiatan pengoperasian dicatat dalam laporan operasi turbin uap

3.3.3 Perawatan Periodik Turbin Uap

- Periksa baut pondasi turbin - Periksa bearing turbin

- Lakukan pelumasan dengan motor digunakan saat start atau putaran turbin itu sendiri digunakan saat turbin beroperasi

3.3.4 Preventive Maintenance pada Turbin Uap

• Man Power : 2 orang

• Man Hour : 4 jam

• Tool : - kunci ring pas 3/4, 15/16 - kunci shock

- tang - martil


(46)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

- obeng minus dan obeng plus

• Material : -

• Consumable : deterjen, oli, kain lap

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Biaya dengan Man Power

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk man power dapat dihitung sebagai berikut. Jumlah man power adalah jumlah man power tiap unit pengerjaan selama tiga bulan jika dalam satu jam upah tiap man power = Rp 15.000, maka untuk menghitung biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk plant maintenance adalah : jumlah Man Hour dikali dengan jumlah upah pekerja dalam satu jam MH x Rp 15.000.

Tabel 4.1 Man Power tiap unit perawatan pada

Nama Unit Man Power Biaya MH x Rp 15.000

Mesin Diesel (Genset) 4 orang 72 x Rp15.000 = Rp1.080.000

Ketel Uap 6 orang 108 x Rp15.000 = Rp1.620.000

Turbin Uap 2 orang 24 x Rp15.000 = Rp 360.000

TOTAL 12 orang Rp3.060.000


(47)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk man hour dapat dihitung sebagai berikut : jumlah man hour tiap unit pengerjaan selama tiga bulan. Jika dalam satu jam upah pekerja = Rp 15.000, maka untuk menghitung biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk plant maintenance adalah jumlah man hour dikali dengan upah pekerja dalam satu jam MH x Rp 15.000

Tabel 4.2 Man hour tiap unit perawatan

Nama Unit Man Hour Biaya MH x Rp 15.000

Mesin Diesel (Genset) 6 Jam 72 x Rp15.000 = Rp1.080.000

Ketel Uap 6 Jam 108 x Rp15.000 = Rp1.620.000

Turbin Uap 4 Jam 24 x Rp15.000 = Rp 360.000

TOTAL 16 Jam Rp3.060.000

4.3 Hubungan Biaya dengan Tool

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tool dapat dihitung sebagai berikut total biaya tool adalah jumlah biaya tool tiap unit pengerjaan selama tiga bulan. Untuk mengetahui jumlah biaya tool selama tiga bulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.3 Tool tiap unit perawatan

Nama Unit Tool Jlh Tool Biaya (Rp)

Mesin diesel - kunci ring pas

- kunci pneumatic - kunci shock - obeng

6 1 1 1

180.000 340.000 35.000 8.000


(48)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

- tang

- brush kawat - martil 2 2 1 20.000 10.000 12.000

Ketel Uap - kunci ring pas

- tang - obeng - sekrap - brush kawat

3 2 2 1 1 90.000 20.000 16.000 5.000 5.000

Turbin Uap - kunci ring pas

- tang - obeng - martil 2 2 2 1 60.000 20.000 16.000 12.000 Jlh Total Biaya = 849.000

4.4 Hubungan Biaya dengan Equipment

Dalam waktu sebulan perusahaan tidak memakai equipment untuk perawatan. Berarti perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk equipment selama sebulan.

Tabel 4.4 Equipment tiap unit perawatan per bulan

Nama Unit Equipment Jlh Equipment Biaya (Rp)

Mesin Diesel 0 0 0

Ketel Uap 0 0 0

Turbin Uap 0 0 0


(49)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

4.5 Hubungan Biaya dengan Material

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk material dapat dihitung sebagai berikut jumlah total material tiap unit pekerjaan selama sebulan. Untuk mengetahui jumlah biaya material selama sebulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Material tiap unit perawatan per bulan

Nama Unit Material Jlh Material Biaya (Rp)

Mesin Diesel - glen packing 6 1.440.000

Ketel Uap -Instrumen pengatur panas 1 550.000

Turbin Uap - seal pelumas awal 6 720.000

Total Biaya Material Rp 2.710.000

4.6 Hubungan Biaya dengan Consumable

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk consumable dapat dihitung sebagai berikut jumlah total consumable tiap unit pekerjaan selama sebulan . Untuk mengetahui jumlah biaya consumable selama sebulan dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.6 Consumable Tiap Unit Perawatan

Nama Unit Consumable Jlh Consumable Biaya (Rp)

Mesin Diesel - solar

- kain lap - oli - deterjen

18 Liter 4 Helai 60 Liter 3 Kg

90.000 30.000 900.000 60.000


(50)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Ketel Uap - deterjen

- kain lap

1 Kg 3 Helai

20.000 22.500

Turbin Uap - oli

- deterjen - kain lap

4 Liter 1 Kg 2 Helai

60.000 20.000 15.000 Total Biaya Consumable Rp 1.217.500

4.7 Analisa Preventive Maintenance (PM) pada Mesin Diesel (Genset)

Dari segi pemeliharaan dan perbaikan, Bagian-bagian mesin diesel yang sering melakukan pergantian adalah bantalan, cincin torak, saringan minyak pelumas dan saringan bahan bakar. Pada PKS PT. Socfindo terdapat 3 unit mesin diesel pembangkit utama sebagai penggerak mula untuk menghasilkan energi listrik yang merupakan mesin diesel 4 tak dengan konstruksi mesin V engine.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk service preventive adalah Rp 15.000, biaya repair setelah Breakdown (CR) = Rp 100.000.000. Dari data tersebut dapat dihitung probability breakdownnya. Perhitungannya dapat dilihatpada tabel berikut :

Tabel 4.7. Probability Mesin Diesel (Genset) dalam 1 Tahun pada PT Socfindo

Waktu (i) Probability (Pi) Pi x i

1 0,070 0,070

2 0,075 0,150

3 0,065 0,195


(51)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

915 , 6

3

Jarak Waktu Perawatan Selama 1 Tahun

0 2 4 6 8 10 12 14

P robabi lit y x Wak tu P eraw at an (P i x i ) 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4

5 0,080 0,400

6 0,075 0,450

7 0,085 0,595

8 0,090 0,720

9 0,100 0,900

10 0,090 0,900

11 0,095 1,045

12 0,100 1,200

Total 1 6,915

Total jumlah kerusakan (MTBF) = 6,915 TC = Rp 100.000.000 x

= Rp 43.383.950


(52)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Grafik 4.1 Probability Mesin Diesel (Genset) Selama 1 Tahun

Perhitungan berikut menunjukkan harga Bj (jumlah breakdown) diantara PM interval, biaya interval PM dapat dihitung dan ditabelkan sebagai berikut : B1 = M . P1

= 3 (0,070) = 0,21

B2 = M (P1 + P2) + (B1 . P1)

= 3 (0,070 + 0,075) + (0,21 . 0,070) = 0,435 + 0,0147

= 0,449

B3 = M (P1 + P2 + P3) + (B2 . P1) + (B1 . P2)

= 3 (0,070 + 0,075 + 0,065) + (0,449 . 0,070) + (0,21 . 0,075) = 0,63 + 0,031 + 0,015

= 0,676

B4 = M (P1 + P2 + P3 + P4) + (B3 . P1) + (B2 . P2) + (B1 . P3)

= 3 (0,070 + 0,075 + 0,065 + 0,075) + (0,676 .0,070) + (0,449 . 0,075) +(0,21 . 0,065)

= 0,855+ 0,047 + 0,033 + 0,013 = 0,948

B5 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5) + (B4 . P1) + (B3 . P2) + (B2 . P3) + (B1 . P4)

= 3 (0,07 + 0,075 + 0,065 + 0,075 + 0,08) + (0,948 .0,070) + (0,676 . 0,075) +(0,449 . 0,065) + (0,21 . 0,075)

= 1,095 + 0,066 + 0,050 + 0,029 + 0,07 = 1,31


(53)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

B6 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6) + (B5 . P1) + (B4 . P2) + (B3 . P3) + (B2 . P4)

+ (B1 . P5)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080) + (1,31 .0,075) + (0,948 . 0,085) +(0,676 . 0,090) + (0,449 . 0,075) + (0,21 . 0,1)

= 1,395 + 0,084 + 0,080 + 0,060 + 0,033 + 0,021 = 1,673

B7 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7) + (B6 . P1) + (B5 . P2) + (B4 . P3) + (B3

. P4) + (B2 . P5) + (B1 . P6)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060) + (1,673 .0,075) + (1,31. 0,085) +(0,948 . 0,090) + (0,676 . 0,075) + (0,449 . 0,1) + (0,21 . 0,080)

= 1,575 + 0,125 + 0,111 + 0,085 + 0,050 + 0,044 + 0,016 = 2,006

B8 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8) + (B7 . P1) + (B6 . P2) + (B5 . P3)

+ (B4 . P4) + (B3 . P5) + (B2 . P6) + (B1 . P7)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070) + (2,006 . 0,075) + (1,673 . 0,085) +(1,31 . 0,090) + (0,948 . 0,075) + (0,676 . 0,1) + (0,449 . 0,080) + (0,21 . 0,060)

= 1,785 + 0,15 + 0,142 + 0,117 + 0,071 + 0,067 + 0,035 + 0,012 = 2,446

B9 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9) + (B8 . P1) + (B7 . P2) + (B6 .


(54)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070 + 0,085) + (2,446 . 0,075) + (2,006 . 0,085) + (1,673 . 0,090) + (1,31 . 0,075) + (0,948 . 0,1) + (0,673 . 0,080) + (0,449 . 0,060) + (0,21 . 0,070)

= 1,83 + 0,183 + 0,170 + 0,150 + 0,098 + 0,094 + 0,053 + 0,026 + 0,014 = 2,618

B10 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9 + P10) + (B9 . P1) + (B8 . P2) +

(B7 . P3) + (B6 . P4) + (B5 . P5) + (B4 . P6) + (B3 . P7) + (B2 . P8) + (B1 . P9)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070 + 0,085 + 0,090) + (2,618 . 0,075) + (2,446. 0,085) +(2,006 . 0,090) + (1,673. 0,075) + (1,31 . 0,1) + (0,948 . 0,080) + (0,673 . 0,060) + (0,449 . 0,070) + (0,21 . 0,085)

= 2,1 + 0,196 + 0,207 + 0,180 + 0,125 + 0,013 + 0,075 + 0,04 + 0,031 + 0,017

= 2,984

B11 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 +P9 + P10 + P11) + (B10 . P1) + (B9 .

P2) + (B8 . P3) + (B7 . P4) + (B6 . P5) + (B5 . P6) + (B4 . P7) + (B3 . P8) + (B2 .

P9) + (B1 . P10)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070 + 0,085 + 0,090 + 0,075) + (2,984 . 0,075) + (2,618 . 0,085) +(2,446 . 0,090) + (2,006 . 0,075) + (1,673 . 0,1) + (1,31 . 0,080) + (0,948 . 0,060) + (0,673 . 0,070) + (0,449 . 0,085) + (0,21 . 0,090)

= 2,325 + 0,223 + 0,222 + 0,220 + 0,150 + 0,167 + 0,090 + 0,056 + 0,047 + 0,038 + 0,012


(55)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

B12 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9 + P10 + P11 + P12) + (B11 . P1)

+ (B10 . P2) + (B9 . P3) + (B8 . P4) + (B7 . P5) + (B6 . P6) + (B5 . P7) + (B4 . P8)

+ (B3 . P9) + (B2 . P10) + (B1 . P11)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,075) + (3,55 . 0,075) + (2,948 . 0,085) +(2,618 . 0,090) + (2,446 . 0,075) + (2,006 . 0,1) + (1,673 . 0,080) + (1,31 . 0,060) + (0,948 . 0,070) + (0,673 . 0,085) + (0,449 . 0,090) + (0,21 . 0,075) = 2,55+ 0,266 + 0,212 + 0,235 + 0,183 + 0,200 + 0,133 + 0,067 + 0,066 +

0,057 + 0,040 + 0,015 = 4,024

Tabel 4.8 Harga Bj (Jumlah breakdown) diantara PM interval

Waktu jarak perawatan selama 1 tahun Harga Bj

1 0,210

2 0,449

3 0,676

4 0,948

5 1,310

6 1,673

7 2,006

8 2,446

9 2,618


(56)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

11 3,550

12 4,024

H

ar

g

a B

j

Jarak Waktu Perawatan


(57)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

      i Bj CR.       i M CP.

Dari perhitungan didapatkan harga Bj, jumlah breakdown diantara (PM) interval. Dan dari harga-harga Bj akan dapat dihitung biaya alternative (PM), dengan menggunakan preventive maintenance atau tanpa menggunakan sistem preventive maintenance.

Berikut ini merupakan hasil perhitungan untuk jumlah breakdown dalam sebulan (Bj), biaya perbulan untuk repair breakdown , biaya perbulan untuk preventive service , dan biaya satu tahun repair (TC).

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Prentive Maintenance Mesin Diesel No i Bj CR . i M CP. TC

1. Rp. 21.000.000 Rp. 45.000 21.000.000 + 45.000 = Rp. 21.045.000 2. Rp. 22.450.000 Rp. 22.500 22.450.000 + 22.500 = Rp. 22.472.500 3. Rp. 22.533.333 Rp. 15.000 22.533.333 + 15.000 = Rp. 22.548.333 4. Rp. 23.700.000 Rp. 22.500 23.700.000 + 11.250 = Rp. 23.711.250 5. Rp. 26.200.000 Rp. 9.000 26.200.000 + 9.000 = Rp. 26.209.000 6. Rp. 27.833.333 Rp. 7.500 27.833.333 + 7.500 = Rp. 27.840.833 7. Rp. 28.657.143 Rp. 6.428 28.657.143 + 6.248 = Rp. 28.663.391 8. Rp. 30.575.000 Rp. 5.625 30.575.000 + 5.625 = Rp. 30.580.625 9. Rp. 29.088.890 Rp. 5.000 29.088.890 + 5.000 = Rp. 29.093.890 10. Rp. 29.840.000 Rp. 4.500 29.840.000 + 4.500 = Rp. 29.844.500


(58)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

      i Bj CR. % 59 , 51 % 100 950 . 383 . 43 950 . 383 . 22 = x Rp Rp

11. Rp. 32.272.730 Rp. 4.090 32.272.730 + 4.090 = Rp. 32.276.820 12. Rp. 33.533.330 Rp. 3.750 33.533.330 + 3.750 = Rp. 33.537.080

Maka biaya 1 tahun untuk merepair breakdown

- Biaya merepair Mesin Diesel (Genset) sebesar = Rp 33.537.080

- Terlihat jika memakai PM dalan jangka waktu satu tahun akan

menghasilkan biaya rata-rata paling murah kira-kira = Rp 21.000.000 - Harga ini akan lebih murah, sebesar Rp 43.383.950 - Rp 21.000.000 = Rp

22.383.950 persatu tahun jika memakai Preventive Maintenance.

- Jika perusahaan menggunakan sistem PM ini akan dapat mengurangi biaya sebesar

4.8 Analisa Preventive Maintenance Pada Ketel Uap

Pabrik pengolahan minyak kelapa sawit PT. Socfindo memiliki dua ketel uap. Ketel yang dipakai yaitu ketel pipa api jenis jenis scott merek Takuma yang berfungsi menghasilkan uap (steam). Kebutuhan uap pada PT Socfindo Perkebunan Tanah Gambus mencapai 20 ton/jam.

Dari segi pemeliharaan dan perbaikan, ketel uap tergolong unit yang tidak banyak menimbulkan masalah, khususnya yang menyangkut dinding tabung ketel. Hal ini disebabkan karena tidak adanya bagian-bagian yang bergerak dan bergesek satu sama lain sehingga menjadi aus dan memerlukan pergantian secara periodik.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk service preventive adalah Rp 15.000, biaya repair setelah Breakdown (CR) = Rp 2.000.000.000. Dari data


(59)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

915 , 6 2 P robabi lit y x Wak tu P eraw at an (P i x i ) 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4

tersebut dapat dihitung probability breakdownnya. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Probability Ketel Uap dalam 1 Tahun pada PT Socfindo

Waktu (i) Probability (Pi) Pi x i

1 0,070 0,070

2 0,075 0,150

3 0,065 0,195

4 0,075 0,300

5 0,080 0,400

6 0,075 0,450

7 0,085 0,595

8 0,090 0,720

9 0,100 0,900

10 0,090 0,900

11 0,095 1,045

12 0,100 1,200

Total 1 6,915

Total jumlah kerusakan (MTBF) = 6,915 TC = Rp 2.000.000.000 x

= Rp 578.452.640.


(60)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Grafik 4.3 Probability Ketel Uap Selama 1 Tahun

Perhitungan berikut menunjukkan harga Bj (jumlah breakdown) diantara PM interval, biaya interval PM dapat dihitung dan ditabelkan sebagai berikut : B1 = M . P1

= 2 (0,070) = 0,14

B2 = M (P1 + P2) + (B1 . P1)

= 2 (0,070 + 0,075) + (0,14 . 0,070) = 0,29 + 0,098

= 0,299

B3 = M (P1 + P2 + P3) + (B2 . P1) + (B1 . P2)

= 2 (0,070 + 0,075 + 0,065) + (0,299 . 0,070) + (0,14 . 0,075) = 0,42 + 0,029 + 0,010

= 0,45

B4 = M (P1 + P2 + P3 + P4) + (B3 . P1) + (B2 . P2) + (B1 . P3)

= 2 (0,070 + 0,075 + 0,065 + 0,075) + (0,45 .0,070) + (0,299 . 0,075) +(0,14 . 0,065)


(61)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

= 0,632

B5 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5) + (B4 . P1) + (B3 . P2) + (B2 . P3) + (B1 . P4)

= 2 (0,07 + 0,075 + 0,065 + 0,075 + 0,08) + (0,632 .0,070) + (0,45 . 0,075) +(0,299 . 0,065) + (0,14 . 0,075)

= 0,73 + 0,044 + 0,033 + 0,019 + 0,010 = 0,836

B6 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6) + (B5 . P1) + (B4 . P2) + (B3 . P3) + (B2 . P4)

+ (B1 . P5) = 2 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080) + (0,836

.0,075) + (0,632 . 0,085) +(0,45 . 0,090) + (0,299 . 0,075) + (0,14 . 0,1) = 0,93 + 0,062 + 0,053 + 0,040 + 0,022 + 0,014

= 1,121

B7 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7) + (B6 . P1) + (B5 . P2) + (B4 . P3) + (B3

. P4) + (B2 . P5) + (B1 . P6)

= 2 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060) + (1,121 .0,075) + (0,836. 0,085) +(0,632 . 0,090) + (0,45 . 0,075) + (0,299 . 0,1) + (0,14 . 0,080)

= 1,05 + 0,084 + 0,071 + 0,056 + 0,031 + 0,029 + 0,011 = 1,33

B8 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8) + (B7 . P1) + (B6 . P2) + (B5 . P3)

+ (B4 . P4) + (B3 . P5) + (B2 . P6) + (B1 . P7)

= 2 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070) + (1,33 . 0,075) + (1,121 . 0,085) + (0,836 . 0,090) + (0,632 . 0,075) + (0,45 . 0,1) + (0,299 . 0,080) + (0,14 . 0,060)


(62)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

= 1,662

B9 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9) + (B8 . P1) + (B7 . P2) + (B6 .

P3) + (B5 . P4) + (B4 . P5) + (B3 . P6) + (B2 . P7) + (B1 . P8)

= 2 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070 + 0,085) + (1,662 . 0,075) + (1,33 . 0,085) +(1,121 . 0,090) + (0,836 . 0,075) + (0,632 . 0,1) + (0,45 . 0,080) + (0,299 . 0,060) + (0,14 . 0,070)

= 1,36 + 0,124 + 0,113 + 0,100 + 0,062 + 0,063 + 0,036 + 0,017 + 0,009 = 1,884

B10 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9 + P10) + (B9 . P1) + (B8 . P2) +

(B7 . P3) + (B6 . P4) + (B5 . P5) + (B4 . P6) + (B3 . P7) + (B2 . P8) + (B1 . P9)

= 2 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070 + 0,085 + 0,090) + (1,884 . 0,075) + (1,662 . 0,085) +(1,33 . 0,090) + (1,121 . 0,075) + (0,836 . 0,1) + (0,632 . 0,080) + (0,45 . 0,060) + (0,299 . 0,070) + (0,14 . 0,085)

= 1,54 + 0,141 + 0,141 + 0,119 + 0,084 + 0,083 + 0,050 + 0,027 + 0,020 + 0,011

= 2,216

B11 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 +P9 + P10 + P11) + (B10 . P1) + (B9 .

P2) + (B8 . P3) + (B7 . P4) + (B6 . P5) + (B5 . P6) + (B4 . P7) + (B3 . P8) + (B2 .

P9) + (B1 . P10)

= 2 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070 + 0,085 + 0,090 + 0,075) + (2,216 . 0,075) + (1,884 . 0,085) + (1,662 . 0,090) + (1,33 . 0,075) + (1,121. 0,1) + (0,836 . 0,080) + (0,632 . 0,060) + (0,45 . 0,070) + (0,299 . 0,085) + (0,14 . 0,090)


(1)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

= 2 (0,10 + 0,15 + 0,15 + 0,20 + 0,20) + (1,396 .0,10) + (0,88 . 0,15) +(0,52 . 0,15) + (0,20 . 0,20)

= 1,6 + 0,139 + 0,132 + 0,078 + 0,04 = 1,989

B6 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6) + (B5 . P1) + (B4 . P2) + (B3 . P3) + (B2 . P4)

+ (B1 . P5)

= 2 (0,10 + 0,15 + 0,15 + 0,20 + 0,20 + 0,20) + (1,989 .0,10) + (1,396 . 0,15) +(0,88 . 0,15) + (0,52 . 0,20) + (0,20 . 0,20)

= 2 + 0,198 + 0,209 + 0,132 + 0,104 + 0,04 = 2,683

Tabel 4.14 Harga Bj (Jumlah Breakdown) diantara PM interval

Jarak waktu perawatan selama 6 bulan Harga Bj

1 0,20

2 0,52

3 0,88

4 1,396

5 1,989


(2)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

   

 

i Bj CR.

   

 

i M CP.

Ha

rg

a B

j

Jarak Waktu Perawatan

Grafik 4.6 Harga Bj dengan Jarak Waktu Perawatan Selama 6 Bulan

Dari perhitungan didapatkan harga Bj, jumlah breakdown diantara (PM) interval. Dan dari harga-harga Bj akan dapat dihitung biaya alternative (PM), dengan menggunakan preventive maintenance atau tanpa menggunakan sistem preventive maintenance.

Berikut ini merupakan hasil perhitungan untuk jumlah breakdown dalam sebulan (Bj), biaya perbulan untuk repair breakdown , biaya perbulan untuk preventive service , dan biaya perenam bulan repair (TC).


(3)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

      i Bj CR. % 61 % 100 520 . 480 . 519 520 . 450 . 319 = x Rp Rp i Bj CR. i M CP.

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Preventive Maintenance Turbin Uap

I TC

1 Rp 200.000.000 Rp 30.000 Rp 200.000.000 + Rp 30.000 = Rp200.030.000 2 Rp 260.000.000 Rp 15.000 Rp 260.000.000 + Rp 15.000 = Rp 260.015.000 3 Rp 293.333.330 Rp 10.000 Rp 293.333.330 + Rp 10.000 = Rp 293.343.330 4 Rp 349.000.000 Rp 7.500 Rp 349.000.000 + Rp 7.500 = Rp 349.007.500 5 Rp 397.800.000 Rp 6.000 Rp 397.800.000 + Rp 6.000 = Rp 397.800.000 6 Rp 447.166.670 Rp 5.000 Rp 447.166.670 + Rp 5.000 = Rp 447.171.670

Maka biaya enam bulan untuk merepair breakdown

- Biaya merepair Turbin Uap sebesar = Rp 447.171.670

- Terlihat jika memakai PM dalan jangka waktu enam bulan akan

menghasilkan biaya rata-rata paling murah kira-kira = Rp 200.030.000 - Harga ini akan lebih murah, sebesar Rp 519.480.520 - Rp 200.030.000 =

Rp 319.450.520 perenam bulan jika memakai Preventive Maintenance. - Jika perusahaan menggunakan sistem PM ini akan dapat mengurangi biaya

sebesar


(4)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi dan hubungan biaya Preventive Maintenance, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :

1. Hubungan Man Power, Man Hour, Material, Tool, dan Consumable adalah berbanding lurus dengan biaya. Semakin banyak / besar tingkat kesulitan dari pekerjaan Preventive Maintenance maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

2. Pemakaian sistem Preventive Maintenance pada suatu perusahaan akan lebih menguntungkan daripada menggunakan sistem Breakdown Maintenance. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan sebagai berikut :

a. Waktu mean diantara kerusakan (MTBF) untuk tiap-tiap unit adalah : a) Drum Unit : 98.40 bulan

b) Telescopic Mast :140.40 bulan c) Anode Tong : 98.40 bulan d) Wire Rope : 10.24 bulan e) Wire Rope : 13.36 bulan

3. Kebijakan perusahaan dengan memakai system Preventive Maintenance pada bagian hoisting system (Drum Unit, Telescopic Mast, Anode Tong. Lock Device, dan Wire Rope) akan mengurangi biaya rata-rata sebsar 27 % dibawah biaya perbaikan unit bila rusak.


(5)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

4. Setiap unit dalam Hoisting system yang memakai system Preventive Maintenance ternyata mendapatkan biaya termurah pada periode tertentu, yaitu :

a. Drum Unit mendapatkan biaya termurah setiap 60 bulan sekali. b. Telescopic Mast mendapatkan biaya termurah setiap 108 bulan sekali. c. Anode Tong mendapatkan termurah setiap 60 bulan sekali.

d. Lock Device mendapatkan biaya termurah setiap 6 bulan sekali. e. Wire Rope mendapatkan biaya termurah setiap 10 bulan sekali.

5.2. Saran

1. Perusahaan dalam melakukan pemeliharaan pabrik sebaiknya menggunakan system Preventive Maintenance secara menyeluruh untuk semua equipment-equipment yang ada, daripada menggunakan system Breakdown Maintenance karena biaya perawatannya lebih murah dan kerusakan dapat diperkirakan /diramalkan.

2. Dalam pekerjaan perawatan (Maintenance), agar dapat berjalan dengan baik gunakanlah tool, Consumable, Material, Man Power, Man Hour dengan efektif dan efisien agar biayanya dapat diminimalkan.

3. Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan system pemesanan maupun penyediaan barang secara lebih akurat untuk setiap pekerjaan Man Power Man Hour, Tool., Material, dan Consumable.

4. Perusahaan Sebaiknya lebih meningkatkan standar prosedur kerja yang lebih baik guna keselamatan dalam setiap pekerjaan perawatan.


(6)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Hamsi, Alfian. 2004. pemeliharaan pabrik dengan sisitem preventive

maintenance. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Ir. M. J. Djoko Sekarjo Ketel Uap.

Priambodo, Bambang. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga. Jakarta. 1986.