Kriteria Pengujian OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

b. Hipotesis

H 01 ; ρ YX1 = 0, pelaksanaan program ketidak amanan dalam bekerja tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi. H 11 ; ρ YX1 ≠ 0, pelaksanaan program ketidak amanan dalam bekerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi. H 02 ; ρ YX2 = 0, komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. H 12 ; ρ YX2 ≠ 0, komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

c. Kriteria Pengujian

H o ditolak apabila t hitun g dari t tabel α = 0,05 Kriteria Penarikan Pengujian Jika menggunakan tingkat kekeliruan α = 0,01 untuk diuji dua pihak, maka criteria penerimaa atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut : a. Jika t hitung t tabel maka H ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan Variabel Y ada hubungannya. b. Jika t hitung t tabel maka H ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya. Gambar 3.2 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Sumber : Sugiyono, 2009 : 185 Daerah peneriman H Daerah penolakan H Daerah penolakan H t tabel -t tabel 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Gubernur Jenderal G.W Baron Van Inhof mendirikan kantor pos yang pertama kali dan membentuk Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon PTT di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746. Pada tanggal 27 September 1945 Angkatan Muda PTT AMPTT mengambil alih Kantor Pusat PTT di Bandung dari Pemerintahan Militer Jepang. Tanggal tersebut juga menjadi Hari Bukti Postel. Bidang usaha PT. Pos Indonesia bergerak dibidang jasa. Jasa yang dihasilkan antara lain : Customers Clearance, EMS Electronic Mail Service, Kargo Point to Point, Kargo Post Paket Pos Optimal, Kios Pos, Management Inventory, Marking and labeling praposting, Paket Pos, Paket Pos International, Paket Pos Kilat Khusus PPKH, Pos Express, SMS-POS, Surat Elektronik Ratron simpati, Surat Elektronik Ratron Lebaran, Surat Pos Kilat Khusus SKK, Sytem Online Payment Post SOPP dan lain-lain. Saat jawatan PTT di anggap telah memenuhi persyaratan untuk dapat Peraturan Pengganti Undang-Undang No 19 Tahun 1960, maka Jawatan PTT diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel berdasarkan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1961. Agar dalam mengembangkan usahanya dapat diperoleh kebebasan bergerak yang lebih luas selanjutnya PN Postel dipecah menjadi dua badan usaha, masing-masing PN Pos