dibumikan melalui resistor R
2
. Resistor ini dipakai untuk menyeimbangkan masukan untuk setiap arus offset masukan yang mungkin timbul.
Masukan tak membalik ditahan pada tegangan acuan 0 Volt. Selama perubahan positif sinyal masukan, keluaran akan – V
sat
. Ketika sinyal berubah dari nol menuju negatif, keluaran berbalik menuju + V
sat
. Perhatikan bahwa keluaran berbeda fasa terhadap masukan.
+ -
Vin R1
10k 9V
9V Vout
R2 10k
RL 10k
a
+1V
- 1V 0V
Vin
+8V
- 8V 0V
Vout
b Gambar 2.17 Pembanding Pengindraan Gelombang Sinus pada Masukan
Membalik: a Diagram Skematik, b Hubungan Tegangan Masukan Keluaran
30
2.12.2 Pengindraan Gelombang Sinus pada Masukan Tak Membalik
Kita dapat menempatkan sumber sinyal pada masukan tak membalik seperti dalam Gambar 2.18. kini masukan membalik ditahan sebagai acuan 0
Volt. Selama perubahan positif sinyal masukan, keluaran akan +Vsat. Dan ketika terjadi perubahan sinyal dari nol menuju negatif, keluaran akan berayun ke – Vsat.
Dengan konfigurasi rangkaian demikian, keluaran akan sefasa terhadap masukannya.
+ -
Vin R1
10k
9V 9V
Vout R2
10k RL
10k
a
+1V
- 1V 0V
Vin
+8V
- 8V 0V
Vout
b Gambar 2.17 Pembanding Pengindraan Gelombang Sinus pada Masukan Tak
Membalik: a Diagram Skematik, b Hubungan Tegangan Masukan Keluaran
31
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN REALISASI
3.1 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan spesifikasi kerja alat yang akan direalisasikan melaluai suatu pendekatan analisa perhitungan,
analisa rangkaian dasar serta pengembangannya sehingga didapat suatu kerangka kerja alat seperti yang diinginkan berdasarkan tujuan dan batasan masalah dari
tugas akhir ini. Dalam tugas akhir ini direalisasikan bagian penerima sesuai dengan blok diagram pada gambar 3.1, yang merupakan bagian terpenting dalam
sistem komunikasi.
3.2 Blok Diagram Perancangan
Pengkondisi Sinyal Filter LPF
Osilator Penerima
Pseudo Noise
PN
Clock Pembentuk Sinyal
Komparator Sinyal
DSSS Data
Adder Balanced
Demodulator Despreader
Gambar. 3.1. Blok Diagram Demodulator DSSS
32