Penanaman Pemeliharaan Pelaksanaan Penelitian 1. Penyiapan Lahan

Pekerjaan pembersihan lahan ini bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia jika lahannya tidak terlalu luas, bisa juga dengan menggunakan traktor buldozer jika lahannya luas.  Pembajakan atau Pencangkulan Lahan yang sudah dibersihkan bisa langsung dibajak atau dicangkul dengan kedalaman sekitar 30-40 cm. Sewaktu pencangkulan ini, rumput dan sisa tanaman lunak yang dibiarkan menumpuk sewaktu dilakukan pembersihan lahan bisa dicampur sekaligus dengan tanah sehingga membusuk dan dapat menjadi pupuk. Tujuan pencangkulan ini adalah untuk membalik tanah dan mengubah struktur tanah yang tadinya padat atau keras menjadi gembur atau remah, sehingga tanaman jagung dengan mudah dapat menembus tanah untuk mengambil zat makanan.  Pembuatan Guludan Tanah yang sudah dicangkul sebaiknya didiamkan terkena sinar matahari selama kurang lebih dua minggu supaya terjadi pertukaran udara dan bibit penyakit atau hama yang berada didalam tanah hilang. Setelah tanah terjemur, pekerjaan pembuatan guludan bisa langsung dilakukan. Guludan ini digunakan sebagai tempat penanaman jagung. Tujuannya untuk mencegah akar tanaman jagung tergenang air pada musim hujan, selain untuk mengatur jarak tanam. Untuk mengoptimalkan penyiran matahari, jarak antar guludan atau lebar parit adalah ± 40-60 cm dengan tinggi guludan ± 40 cm dan lebar guludan 40-60 cm.  Pemupukan Awal Pemupukan awal ini dilakukan sebelum gukudan ditanam, pemupukan pertama dengan menggunakan pupuk organik seperti kotoran sapi, kotoran kambing, ayam atau juga kuda. Pemupukan dilakukan dengan cara menyebarkan pupuk secara merata diatas guludan.

3.4.2 Penanaman

Penanaman jagung dilakukan dengan cara penugalan, kedalaman lubang tanam ±5 cm. Jumlah benih perlubang tanam sebanyak 2 biji ditambah Puraden dengan jarak tanam 75cm x 25 cm.

3.4.3 Pemeliharaan

 Penyulaman Bibit yang ditanam tdak semuanya dapat hidup sempurna. Bahkan, kadang-kadang ada yang mati. Hal ini, selain diakibatkan cara penanaman yang tidak benar, juga diakibatkan factor sinar matahari yang terlalu panas, hujan yang terlalu besar, atau serangan hama dan penyakit. Untuk menanggulangi hal tersebut, saat tanaman berumur 7-10 hari setelah penanaman. Penyulaman atau mengganti bibit tanaman jagung yang mati dengan bibit tanaman jagung yang baru.  Penjarangan Penjarangan dapat dilakukan 2-3 minggu setelah penanaman. Caranya dengan memotong batang tanaman menggunkan gunting atau pisau tajam. Tanaman yang diambil adalah tanaman yang pertumbuhannya sehat.  Pembumbunan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan membentuk guludan yang memanjang.  Pengendalian Hama Dan Penyakit  Hama  Penggerek Batang Hama penggerek batang jagung merupakan serangga jenis Sesamia inferens W. Serangga ini meletakkan telurnya pada daun. Setelah menetas, larvanya akan memakan batang jagung. Gejala serangan hama ini adalah munculnya lubang pada batang. Selain itu, penggerek batang juga menyerang rambut dan pucuk tongkol buah. Jika dibiarkan, hama ini bisa menurunkan produksi atau bahkan menyebabkan gagal panen. Pencegahan hama penggerek batang dilakukan dengan menanam jagung secara serempak, melakukan rotasi atau pergiliran tanaman yang terserang. Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Dursban, Decis, Matador, atau Curacron dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.  Lalat Hama lalat Atherigon exigua S berwarna abu-abu berukuran 0,3-0,5 mm. Hama ini meletakkan telurnya yang berwarna putih di bawah permukaan daun. Setelah beberapa hari, telur menetas menjadi larva lalu memakan daun, pangkal daun, dan pangkal batang. Serangan larva lalat menyebabkan munculnya lubang-lubang di seluruh bagian tanaman. Jika serangannya menghebat, batang akan patah karena pangkalnya habis dimakan. Pencegahan hama lalat antara lain dengan melakukan penanaman secara serentak, memakai benih varietas yang tahan serangan hama ini, memasang mulsa jerami di atas bedengan, dan selalu menjaga kebersihan bedengan dari gulma. Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Buldok 25 EC, Supracide 40 EC dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.  Ulat Tongkol Ulat Tongkol Heliotis armigera meletakkan telurnya yang berwarna putih di daun dan rambut tongkol. Setelah menetas, telur akan berubah menjadi larva berwarna kuning dengan kepala berwarna hitam. Larva inilah yang akan menyerang tongkol buah, dan menyebabkan kebusukan. Pencegahan hama ini dilakukan dengan mengambil dan memusnahkannya satu persatu. Jika serangannya menghebat, pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Matador, Thiodan, atau Curacron dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.  Ulat Tanah Ulat tanah Agrotis ipsilon menyerang bagian-bagian vital tanaman seperti batang dan buah. Hama ini sangat menjengkelkan, karena menyerang hanya pada malam hari dan akan bersembunyi di dalam tanah pada siang hari. Ulat tanah biasa menyerang tanaman yang masih muda. Batang tanaman yang terserang akan patah dan mati. Pencegahan hama ini dilakukan dengan menyemprot lahan tanam menggunakan pestisida sebelum masa tanam. Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Furadan 3G, Petrofur, atau insektisida yang bersifat sistemik yang meresap ke seluruh bagian tanaman dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.  Penyakit a. Penyakit Bulai Downy Mildew b. Penyakit Bercak Daun Leaf Bligh c. Penyakit Gosong Bengkak Cron SmutBoil Smut d. Penyakit Busuk Tongkol dan Biji e. Penyakit Karat Daun Rust  Pemupukan Susulan Pemupukan susulan dilakukan pada umur 2-3 minggu hari setelah tanam berupa campuran urea dan kcl sesuai P nya. Pemupukan dilakukan disekeliling batang jagung dengan jarak 5-10 cm. Pemupukan kedua ini pada perlakuan p0 hanya diberikan pupuk Urea saja menghijaukan daun  Sanitasi Lahan Salah satu perawatan yang harus dilakukan adalah menjaga sanitasi kebun. Sanitasi ini kebun meliputi penjagaan kebersihan kebun dari tanaman penggangu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

3.4.4. Panen dan Pasca Panen