D. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan menurut Muhammad adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik yang
dilakukan sendiri ataupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Dengan kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
15
Kasmir mengatakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
16
M. Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu memberikan fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak yang merupakan defisit unit.
17
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan merupakan pendanaan berupa uang atau barang modal yang diberikan oleh suatu
15
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah Yogyakarta: UPPAMP YKPN, 2005, h. 17.
16
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h.102.
17
Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik Jakarta: Gema Insani, 2001, h.160.
pihak, baik bank maupun lembaga keuangan lain untuk mendukung kegiatan investasi atau usaha seseorang, yang dengan itu diwajibkan pengembalian disertai
dengan imbalan atau bagi hasil pada waktu yang telah disepakati oleh kedua pihak.
2. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan terdiri atas dua yaitu bersifat makro dan mikro. Tujuan yang bersifat makro, antara lain:
18
a. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan
akses ekonomi. b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan
usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh dari pembiayaan. Pihak surplus dana menyalurkan kepada pihak yang
minus dana. c. Meningkatkan produktivitas dan memberi peluang bagi masyarakat
untuk meningkatkan daya produksinya. d. Membuka lapangan kerja baru.
Sedangkan tujuan yang bersifat mikro antara lain: a. Memaksimalkan laba.
18
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah Yogyakarta: UPP AMP YKPN, h. 17-18.
b. Meminimaliasikan risiko kekurangan modal pada suatu usaha. c. Pendayagunaan sumber daya ekonomi.
d. Penyaluran kelebihan dana dari yang surplus dana ke yang minus dana.
3. Jenis Pembiayaan