I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Satuan Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, 23 dan 24 Tahun 2006 tentang Pendidikan dituntut untuk
mengembangkan serta melaksanakan kurikulum tingkat kesatuan pelajaran sesuai dengan kebijakan yang ada.
Mengingat pentingnya peraturan kebijaksanaan tersebut serta ikut berpartisipasi
dalam mengembangkannya guru dituntut untuk melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan Pendidikan Nasional adalah
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, sehat jasmani dan rohani.
Dalam hal ini tentu guru dalam proses belajar mengajar harus dapat menyajikan
materi pelajaran mengadakan pendekatan dengan siswa. Pelajaran yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan siswa, minat belajar siswa, lingkungan siswa dan
menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat.
Di SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu khusus di kelas IV empat ditemukan bahwa dari 32 siswa 18 diantaranya belum mencapai standar nilai KKM
66 dalam ujian mata pelajaran PKn di semester genap tahun ajaran 2011 2012. Artinya hanya 14 siswa atau 45 siswa yang berhasil mendapatkan nilai di atas 75. Dan 8 siswa
diantaranya bahkan mendapatkan nilai di bawah 50 jadi ada 55 . Nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 48, jadi nilai rata-rata 62,12. Siswa yang gagal menunjukkan bahwa belum tercapai
ketuntasan dalam belajar siswa dan terdapat permasalahan yang harus ditemukan solusinya. Hasil analisis pra penelitian ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran PKn sangat
variatif. Siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM tampak aktif dalam proses belajar mengajar dan cepat memahami konsep yang dijelaskan oleh guru, sebaliknya siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM umumnya kurang aktif dan cenderung lebih banyak mendengarkan penjelasan guru ada juga sebagian yang ribut. Selama pembelajaran ini yang
dilakukan oleh guru untuk mata pelajaran PKn dengan metode ceramah dan tanya jawab serta memberikan pekerjaan rumah PR.
Berdasarkan uraian di atas maka aktivitas belajar siswa kurang aktif, terutama siswa yang
tidak menyukai metode ceramah, siswa akan bosan mendengarkan penjelasan guru tentang bahan ajar yang diberikan. Dengan demikian bahan ajar yang disampaikan guru kurang
diserap oleh siswa. Begitu juga dengan metode tanya jawab siswa yang pemalu dan penakut kalau dalam proses belajar ada pelajaran yang kurang jelas atau kurang dimengerti siswa
tersebut tidak berani bertanya kepada guru. Atau sebaliknya kalau ada pertanyaan dari guru siswa yang pemalu dan penakut tidak berani menjawab karena takut jawabannya salah.
Dengan metode pemberian PR yang terus menerus siswa terkadang bosan atau tidak mengerjakan karena dengan alasan-alasan tertentu. Jadi metode-metode diatas kurang
berhasil dalam mencapai ketuntasan.
Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar merupakan proses pendidikan yang berhubungan dengan
keseharian siswa sehingga siswa mampu mengerti dan memahami kehidupan dirinya sebagi makhluk sosial dan tampil hidup di lingkungan. Pembelajaran PKn berkaitan erat dengan
kehidupan anak baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Pembelajaran yang dilakukan di kelas IV di SD Negeri 1 Parerejo kurang menarik, sehingga
hasil belajar yang diperoleh belum maksimal karena metode pembelajaran tersebut belum menciptakan suasana yang dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar secara optimal
dan siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan masalah tersebut maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang mampu menciptakan keaktifan siswa saat
pembelajaran. Salah satu upaya menciptakan keaktifan siswa yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaan kooperatif ini menempatkan siswa sebagai
bagian dari suatu sistem kerjasama, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara anggota kelompok akan meningkatkan hasil belajar. Melalui kerja kelompok, banyak terlibat
dalam pembelajaran dan memiliki banyak pengalaman yang dapat berimbas pada meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran kooperaif yang digunakan pada
materi pokok mengidentifikasi lembaga pemerintah tingkat pusat adalah model pembelajaran STAD.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dimana siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan menangani konsep-
konsep yang sulit jika mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya yang memiliki
wawasan yang lebih tinggi, sedangkan siswa yang lebih tinggi kemampuannya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor sebaya sehingga pemahamannya semakin baik. Untuk
mencapai tujuan tersebut pembelajaran STAD sangat membantu agar proses belajar mengajar
berjalan lebih bermakna. Strategi pembelajaran ini tidak mengharuskan siswa menghafal, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk menemukan pengetahuan dibenak mereka
sendiri. Melalui pengamatan yang dilihat selama ini oleh penulis pada kelas IV SD Negeri 1 Parerejo
Kecamatan Gadingrejo, pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif masih kurang. Terutama pada pelajaran PKn. Ini mungkin terjadi karena guru masih belum menerapkan
metode yang sesuai dengan pembelajaran, serta kurang memanfaatkan sumber belajar dan media yang tepat, tentu saja hal ini sangat berpengaruh pada suasana pembelajaran dan
prestasi belajar yang di raih siswa. Berdasarkan uraian di atas maka agar hasil belajar PKn kelas IV di SD Negeri 1 Parerejo
dapat lebih baik dari sebelumnya, perlu dilakukan penelitian mengenai peningkatan prestasi belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SD
Negeri 1 Parerejo. 1.2
Identifikasi Masalah
Pada prinsipnya tujuan belajar mengajar adalah siswa dapat menguasai bahan-bahan pelajaran sesuai dengan tujuan. Seorang guru sudah berupaya mulai dari penyusunan RPP,
penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa prestasi pada mata pelajaran PKn masih di bawah maksimum.
Penyebab prestasi belajar mata pelajaran PKn menurun dikarenakan faktor-faktor ini : a.
Aktivitas belajar rendah disebabkan model pembelajaran yang dilaksanakan lebih doniman pada guru, sehingga kurang memberi kesempatan pada siswa untuk diskusi saat
belajar.
b. Minat belajar kurang, dikarenakan pembelajaran kurang menarik.
c. Hasil belajar rendah sebab kurangnya aktivitas dan minat belajar siswa.
1.3 Rumusan Masalah