Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
TESIS
Oleh
NADIA ELLA COMANECI 077011048/MKn
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
(2)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM
NASABAH PENGGUNA INTERNET BANKING BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Kenotariatan pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
NADIA ELLA COMANECI 077011048/MKn
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
(3)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Judul Tesis : TINJAUAN HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN
HUKUM NASABAH PENGGUNA INTERNET
BANKING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Nama Mahasiswa : Nadia Ella Comaneci
Nomor Pokok : 077011048 Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Sanwani Nasution, SH) Ketua
(Syafruddin Hasibuan, SH,MH,DFM) (Dr.T.Keizerina Devi A,SH,CN,MHum) Anggota Anggota
Ketua Program, Direktur,
(4)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Tanggal lulus : 24 Agustus 2009 Telah diuji pada
Tanggal : 24 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Sanwani Nasution, SH
Anggota : 1. Syafruddin Hasibuan, SH, MH, DFM 2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH,CN, MHum 3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS,CN
(5)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
4. Notaris Syahril Sofyan, SH, MKn
ABSTRAK
Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembangkan perekonomian suatu bangsa. bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sangat erat kaitannya dengan aturan-aturan hukum. Di era informasi, lembaga keuangan memberikan layanannya tidak saja melalui model- model konvensional, tetapi kini sudah mulai beralih pada pemanfaatan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan Internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis Internet. Salah satu aplikasi yang mulai mendapat perhatian adalah Internet Banking. Permasalahanpermasalahan dalarn tesis mi: Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah penguna internet banking? Bagaimanakah bentuk pertangung jawaban terhadap pengunaan internet banking bila teijadi masalah?Bagaimanakah bentuk penyelesaian sengketa terhadap penguna Internet Banking?
Penelitian ini bersifat yuridis-normatif, alat pengumpulan data yaitu Studi Dokumen atau studi kepustakaan dan wawancara, Analisis data dilakukan secara kualitatif.
Bentuk perlindungan hukum terhadap nasabah pengguna internet banking, antara lain terdiri dan berbagai aspek yang harus dipenuhi oleh setiap penyelengara internet banking (bank), antara lain adalah : Confidentiality, Integrity, Authentication, Non-repudiation , vailabilit. Bentuk pertanggung jawaban terhadap penggunaan internet banking bila terjadi masalah dapat dikategonikan sebagai berikut, yaitu: Apabila kerugian materil yang diderita oleh nasabah bank pengguna Internet banking tersebut diakibatkan oleh karena kesalahan dan nasabah bank pengguna internet banking itu sendiri, maka nasabah bank pengguna internet banking tidak dapat mengajukan tuntutan kepada pihak bank, bila diakibatkan oleh kanena kesalahan dari pihak bank, maka pihak bank harus memenuhi tuntutan nasabah bank pengguna Internet banking tersebut, Jika kerugian materiil yang didenita oleh nasabah bank pengguna Internet banking ternyata disebabkan karena perbuatan pihak ketiga, maka pihak ketiga yang bersalah tersebutlah yang harus memenuhi tuntutan serta bertanggung jawab. Adapun bentuk penyelesaian sengketa terhadap penggunaan internet banking, sengketa dapat dilakukan Gugatan secara perdata, atau para pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pemerintah perlu memperbaharui Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap perbankan, Bank Indonesia perlu membuat suatu aturan pelaksana terhadap pelaksanaan internet banking di Indonesia, Perlunya sosialisasi aktif dari perbankan kepada masyarakat)
(6)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
nasabah dan pegawai perbankan penyedia jasa internet banking mengenai bentuk-bentuk kejahatan yang dapat terjadi dengan produk/layanan Internet banking.
Kata Kunci: Perlindungan nasabah pengguna internet banking, Internet banking ABSTRACT
Financial institutions actually play a significant strategicrule in developing the economy of a natio. Bank in implementing the business activity is clocely related to the statutory rules. In imformation are, financial institutions deliver their service not only through conventional models, but also starts to shift in use of information technology. The advance in information technology, telecommunication and internet leads to internet based business application. One of the applications that get a special attention now is internet banking. The problems of the thesis : how the legal protection of internet banking consumers ? How the responsibility of using internet banking when the problem arise ? How the solution of conflict or dispute in use of internet banking ?
It is a juridical normative study with data collection methods of documentary study or library research and interview. The data were analyzed qualitatively.
The legal protection of internet banking customers consisted of some aspects that should be met by the implementer of internet banking such as confidentiality, integrity, authentication, non-repudiation, and availability. The responsibility of use of internet banking when the problem arise included ; when the material loss suffered by the customers of bank as the users of internet banking was caused by the mistake of customers as the users of internet banking, the customers and users of internet banking cannot to the bank,when it is caused by the default of bank, the bank has to respond the claim of customers as the users of internet banking. If the material loss of the customers of bank as the users of internet banking is caused by the third party has to be responsible and respond their claim. The settlement of conflict against the use of internet banking may be sued in civil litigation or through arbitrage or other alternative conflict resolution in pursuant to the statutory rules.
The government is required to renew the lauw no.10 of 1998 regarding banking. For control of banking. Central Bank of Indonesia is required to make a rule of operating internet banking in Indonesia. Active socialization is also required by the banking for the community or customers and the bankingofficial as the providers of internet banking service aboud the crimes related to the product/ service of internet benking.
(7)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, yang sangat luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini, dalam Penulisan tesis ini penulis memilili judul “TINJAUAN HUKUM TERHADAP
PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PENGGUNA INTERNET BANKING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotariatan. Dalam penyusunan tesis ini telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih yang mendalam dan tulus saya ucapkan secara khusus kepada Bapak Prof Sanwani Nasution, SH selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Syafruddin Hasibuan, SH, MH, DFM serta Ibu Dr. T.
Keizerina Devi A, SH, MHum, CN masing-masing selaku anggota Komisi
Pembimbing, yang telah memberikan pengarahan, nasehat serta bimbingan kepada penulis, dalam penulisan tesis ini.
(8)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Tidak lupa pula penulis sampaikan Terima kasih yang mendalam dan tulus secara khusus kepada Bapak Prof Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, dan
Bapak Notaris Syahril Sofyan, SH, MKn masing-masing selaku Dosen Penguji,
yang telah memberikan pengarahan, nasehat serta masukan kepada penulis, dalam penulisan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan path Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotaniatan.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotaniatan, dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga pam karyawan path Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotaniatan yang telah banyak membantu dalam penulisan ini dan awal hingga selesai.
(9)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada Suami tercinta Muhammad Eldiansyah, yang selalu memberikan cinta kasih, kasih sayang, perhatian dan doa, serta selalu memberikan dukungan moril, sehingga penulis dengan lapang dapat menyelesaikan penulisan dan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotariatan.
Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada Kakanda tersayang dan Adinda tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian dan doa, serta selalu memberikan dukungan moril, sehingga penulis dengan lapang dapat menyelesaikan penulisan dan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotariatan.
Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada teman-temanku dan sahabatku yang selalu mengingatkan pada saat lupa, memberi semangat dan selalu memberikan pemikiran, kritik dan saran, dan membantu penulis dalam proses penulisan tesis baik moril ataupun materil dan awal penulisan hingga selesainya penulisan tesis ini.
Penulis berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang setimpal dan Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang melimpah.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama kepada pernulis dan kalangan yang mengembangkan ilmu hukum, khususnya dalam bidang ilmu Kenotariatan.
(10)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Medan, Agustus 2009 Penulis
(11)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Nadia Ella Comaneci Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juni 1984
Status : Menikah
Alamat : Jl. Medan Area Selatan No. 410 Medan
II. ORANG TUA
Nama Ayah : H. Gazali Zuichaidir
Nama Ibu : Hj.Masniari
III. SUAMI : M. Eldiansyah. P. Ray, SE
Telp. : 061 - 7344372
Hp. : 08116024201
IV. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Bhayangkari Medan Tamat Tahun 1996 2. Sekolah Menengah Pertama Harapan Medan Tamat Tahun 1999 3. Sekolah Menengah Atas Negeri I Medan Tamat Tahun 2002 4. S-1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan Tamat Tahun 2007 5. S-2 Sekolah Pascasarjana Program Magister
(12)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR ISTILAH ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Keaslian Penelitian ... 10
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 10
1. Kerangka Teori ... 10
2. Konsepsi ... 18
G. Metode Penelitian ... 21
1. Sifat dan Jenis Penelitian ... 21
2. Teknik Pengumpulan Data ... 23
(13)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
4. Analisis Data ... 24
BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA INTERNET BANKING ... 26
A. Pengertian Internet Banking ... 26
B. Perbankan dan Sistem Pembayaran Internet ... 29
C. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Pengguna Internet Banking... 36
BAB III BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGGUNAAN INTERNET BANKING BILA TERJADI MASALAH ... 55
A. Pihak-Pihak Dalam Sistem Pembayaran Internet Berbasis SET ... 55
B. Model Pendekatan Hukum terhadap Internet Banking ... 58
C. Bentuk Pertanggungjawaban Terhadap Penggunaan Internet Banking Bila Terjadi Masalah ... 65
BAB IV BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP PENGGUNA INTERNET BANKING ... 76
A. Internet Banking Privacy Policy Telaah terhadap Eksistensi Self-Regulation ... 76
B. Digital Signature Sebagai Alat Bukti ... 83
C. Bentuk Penyelesaian Sengketa Terhadap Pengguna Internet Banking ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 114
A. Kesimpulan ... 114
B. Saran ... 116
(14)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
DAFTAR ISTILAH
Profits = Keuntungan
Marketshares = Pembangian pasar
Electronic mail = Surat Elektronik Library Reasearch = Studi Kepustakaan Field Reasearch = Studi Lapangan
Interview guide = Pedoman wawancara
Interview = Wawancara
Internationalization of Banking = Internasionalisasi perbankan
Withdarwals = Penarikan
Domestic funo = Dana domestik
A Digital Forgery = Pemalsuan tanda tangan digital
Real Money = Uang senyatanya
Collecteral = Jaminan
Medium Exchange = Mesin Pertukaran
Security = Aspek keamanan
Credit Risk = Resiko kredit
Single Industry = Industri tunggal Interest Rate Risk =Resiko suku bunga Liquidity Risk = Resiko likuiditas Transaction Risk = Resiko transaksi Compliance Risk = Resiko komplain Reputation Risk = Resiko reputasi
Borderles = Tanpa Batas
Consultation = Konsultasi
Agreement = Kesepakatan
Banker = Pelaku usaha
Trust = Kepercayaan
Insider Information = Informasi dari dalam Electronic Mail = Surat elektronik Bonderless States = Batas – Batas Negara
Confidentiality = Kerahasiaan
Integrity = Kejujuran, Keutuhan
Authentication = Pembuktian keaslian
Availability = Ketersediaan layanan
Non repudiation = Tidak menolak
Cardholder = Pemegang kartu
(15)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Acquierer = Memperoleh, Mendapatkan
Masquerade = Penyamaran
Theft = Pencurian
Virtual world law = Hukum dunia maya
Law of information technology = Hukum teknologi informasi Electronic Commerce = Sistem elektronik
Cyber Space = Ruang siber
Internet Banking = Bank
Network = Jaringan
Logging = Pencatatan
Roll Back = Proses mundur
Public key crypto system = Kripto kunci publik Democtratic Paradise = Surya demokrasi
Paper Commerce = Bentuk usaha konvensional
Typosquartter = Plesetan
Vacum of Law = Kekosongan hukum
A framework for Global electronic
commerce = Kerangka perdagangan elektronik
Choice = Pilihan
Appropiate levels of security = Tingkat keamanan yang layak Consumer awareness = Pengenalan konsumen
Awareness = Pengenalan
Privacy policies = Kebijakan privacy
Notification = Pemberitahuan
Consumer education = Pendidikan konsumen
Data Security = Keamanan data
Consumer Acces = Akses konsumen
(16)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembangkan perekonomian suatu bangsa. Oleh karena itu, jika dilihat dalam praktik perekonomian suatu negara, lembaga keuangan senantiasa ikut berperan aktif. Tumbuhnya perkembangan lembaga keuangan secara baik dan sehat akan mampu mendorong terhadap perkembangan ekonomi bangsa. Sebaliknya, kalau lembaga keuangan suatu bangsa mengalami krisis, dapat diartikan bahwa perekonomian suatu bangsa tersebut sedang mengalami keterpurukan (collapse).
Dalam Undang Nomor. 10 tahun 1998 mengenai Perubahan Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan disebutkan yang dimaksud dengan bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup orang banyak.
Dalam khazanah teoretis, dikenal dua kategori lembaga keuangan, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank1
1
Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, Rajawali Pers, Jakarta, 2005, hal. 5
. Pengkategorian ini dilakukan karena adanya persamaan dan perbedaan karakteristik. Letak persamaan kedua lembaga keuangan ini adalah keduanya sama-sama menjalankan fungsi sebagai pengelola dana yang dihimpun dari masyarakat. Perbedaannya adalah lembaga
(17)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
keuangan bank umumnya menarik dana langsung dari masyarakat, sementara lembaga keuangan nonbank tidak dapat menarik langsung dari masyarakat.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan seperti telah diubah oleh Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, maka menurut jenisnya, bank dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariat yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariat yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank dalam praktik perekonomian dapat berfungsi sebagai lembaga financial intermediary. Artinya, di satu sisi bank dapat melakukan penghimpunan dana dari masyarakat, dan di sisi lain, bank juga dapat melakukan penyaluran dana yang dihimpun dari masyarakat tersebut kepada masyarakat itu sendiri.
Secara lengkap, fungsi bank ini dapat dilihat sebagai berikut : 1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun menyaluran dana. Masyarakat akan mampu menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan, masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank, sendiri akan bersedia menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat, apabila dilandasi kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur
(18)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat, yaitu sektor moneter dan sektor riil merupakan sektor-sektor yang tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan jasa konsumsi barang serta jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi distribusi konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
3. Agent of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat seara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. 2
Dampak lebih jauh dari ketatnya pengaturan masalah bank ini akan menjamin kredibilitas dari bank itu sendiri. “Sebagai contoh, kasus yang sangat menarik mengenai pengaturan hukum tentang bank di Swiss. Di negara ini bank terkenal
Mengingat nilai strategis dari bank, bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sangat erat kaitannya dengan aturan-aturan hukum. Hal ini bukan berarti menjadikan usaha bank menjadi kompleks dan rumit, tetapi dengan adanya aturan-aturan yang ketat, diharapkan kepercayaan masyarakat serta kesinambungan usaha bank akan terus dapat dikembangkan.
2
(19)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
sangat memegang kuat asas kerahasiaan bank (bank secret) sehingga banyak para pelaku usaha menyimpan dananya pada bank Swiss”3
Di era informasi, lembaga keuangan memberikan layanannya tidak saja melalui model-model konvensional, tetapi kini sudah mulai beralih pada pemanfaatan teknologi informasi. Kondisi ini sebenarnya dipacu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
. Akan tetapi, akhirnya muncul juga implikasi negatifnya, yaitu ketika bank Swiss lebih menarik bagi para investor yang memperoleh uangnya dari cara yang tidak halal.
Pada era informasi dewasa ini, perilaku konsumen mulai banyak berubah. Dalam melakukan suatu transaksi, mereka kini sangat mengedepankan aspek kemudahan, fleksibilitas, efisiensi, dan kesederhanaan. Kenyataan ini tentunya merupakan tantangan besar bagi industri perbankan. Seperti diketahui, bank mempunyai peranan yang strategis dalam “memanjakan” konsumennya.
Dahulu lembaga keuangan bank dalam memberikan layanannya lebih menekankan kepada model face to face dan didasarkan kepada paper document. Namun sejak teknologi informasi mampu mendukung terhadap sistem transaksi
lembaga keuangan bank, model transaksi pun lebih mengedepankan pada model non-face to face dan paperless document atau digital document. Untuk saat ini, tren
yang berkembang dalam konteks transaksi seperti itu salah satunya yakni layanan internet banking.
3
(20)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan Internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis Internet. Salah satu aplikasi yang mulai mendapat perhatian adalah Internet Banking atau sering juga disebut e-Banking. Beberapa statistik menunjukkan naiknya jumlah pelaku e-Banking di dunia, di Indonesia sudah ada beberapa bank pelaku Internet Banking.
Menurut ICW. Neloe, sebuah bank seharusnya profesional memberikan pelayanan termasuk kesiapan untuk melayani nasabah secara on line dengan internet banking. Untuk itu, ketika nasabah menghendaki pelayanan dengan internet banking, bank harus siap. Neloe melihat, dari sisi bisnis, pelayanan nasabah melalui internet banking akan sangat menguntungkan, meski biaya pertama membangun sistem agak mahal.4
1. produk-produk yang kompleks dari bank dapat ditawarkan dalam kualitas yang ekuivalen dengan biaya yang murah dan potensi nasabah yang lebih besar; Oleh karena itu, kehadiran layanan internet banking sebagai media alternatif dalam memberikan kemudahan-kemudahan bagi nasabah suatu bank sepertinya menjadi solusi yang cukup efektif. Hal ini tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki internet itu sendiri, dimana seseorang ketika ingin melakukan transaksi melalui layanan internet banking, dapat melakukannya di mana dan kapan saja.
Sebenarnya, ada dua tujuan yang ingin dicapai oleh suatu bank ketika ia memperluas layanan jasanya melalui internet banking. Tujuan tersebut adalah:
4
http. www. Sinar Harapan.com//Menunggu Aturan ”Internet Banking”, diakses tanggal 25 Januari 2009.
(21)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
2. dapat melakukan hubungan di setiap tempat dan kapan saja, baik pada waktu siang maupun malam.5
Dengan kata lain, pemanfaatan layanan internet bangking menjadikan lembaga perbankan tidak lagi memerlukan pengembangan kantor baru atau wilayah layanan baru, di mana biaya yang diperlukan sangat besar. Persepsi ini didukung semata-mata karena adanya inovasi pada perusahaan yang memungkinkannya berinteraksi secara lebih baik dan sekaligus dapat mempromosikan layanannya sendiri.6
“Pengakses internet di Indonesia hanya 14,4 juta atau 6,6 persen di antara total penduduk. Namun, Indonesia menduduki peringkat ketiga kasus cyber crime di dunia. Posisi ketiga itu sudah mending. Sebab, pada tahun 2002 menurut data E-Commerce, Indonesia menduduki peringkat kedua, di bawah Ukraina. Dengan menggunakan Undang-Undang yang ada, seperti Undang-Undang informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Money Laundering,
Selanjutnya, hal ini juga mengarah kepada perbaikan suatu kompetisi lembaga perbankan dan bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa dengan internet banking, keuntungan (profits) dan pembagian pasar (marketshares) akan semakin besar dan luas.
Dalam hal pelaksanaan Internet banking masalah keamanan ini seringkali terabaikan (baik secara teknis dan non-teknis) sehingga terjadi beberapa masalah. Menurut Roy Suryo:
5
Juergen Seitz dan Eberhard Stickel, “Internet Bangking: Ank Overview,”
6
(22)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dan KUHP, Pemerintah bisa menjerat beberapa kejahatan dunia maya”7
Menurut ICW. Neloe ”pelayanan dengan internet banking akan menciptakan efisiensi, akan tetapi risiko pembobolan dana masyarakat melalui internet banking memang tidak ditampik, Tetapi dengan sistem keamanan yang canggih dalam sistem tersebut risiko itu akan bisa dikurangi”
.
Di Indonesia sudah ada beberapa masalah mengenai orang yang merasa uangnya dicuri melalui transaksi Internet Banking. Jika masalah ini tidak diatasi, maka kepercayaan masyarakat akan amannya transaksi Internet Banking menjadi luntur dan menyebabkan layanan ini dihindari. Masalah keamanan merupakan salah satu topik yang cukup kompleks.
8
Namun demikian, terlepas dari nilai lebih layanan internet banking, maka dari sudut pandang hukum kehadiran layanan internet banking masih menyimpan sejumlah permasalahan. Kondisi ini diperburuk lagi tatkala perubahan pada layanan internet banking baik dari sisi teknologi maupun bisnis sangat cepat. Awalnya layanan internet banking hanya berupa promosi terhadap produk-produk perbankan, sedangkan kini layanan internet banking sudah berkembang sedemikian rupa yang sifatnya online transaction.
.
7
Http//www. Jawapos.Com, Subyek: Kejahatan Dunia Digital, diposkan Oleh: ichan tanggal 06 Nov 2007, diakses Tanggal 25 Januari 2009
8
(23)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Oleh karena itu perlindungan terhadap konsumen (nasabah) dalam hal ini sebagai pengguna Internet Banking perlu diperhatikan dan dilindungi haknya baik dari segi manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan nasabah. Dalam perlindungan terhadap nasabah haruslah berdasarkan kepada ketentuan Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, yang telah Diundangkan pada tanggal 21 April 2008, dan telah didaftarkan pada Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843, yang mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya, baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya.
Pada Undang-Undang Informasi Dan Transaksi ini juga diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet. Undang-Undang Informasi Dan Transaksi diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah di pengadilan.
Dalam upaya terhadap perlindungan konsumen dalam hal Penguna layanan Internet Banking dari bank juga dapat dilakukan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Informasi dan Transaksi Elektronik, Oleh karena itu penulis
(24)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
memilih judul: “Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Penguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang perlu dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah penguna internet banking? 2. Bagaimanakah bentuk pertangung jawaban terhadap pengunaan internet
banking bila terjadi masalah?
3. Bagaimanakah bentuk penyelesaian sengketa terhadap penguna Internet Banking?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap nasabah penguna internet banking.
2. Untuk mengetahui bentuk pertangungjawaban terhadap pengunaan internet banking Bila terjadi masalah
3. Untuk mengetahui bentuk penyelesaian sengketa terhadap penguna Internet Banking
(25)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Adapun manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis hasil penelitian ini merupakan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum bidang perdata khususnya bidang hukum perbankan serta menambah khasanah perpustakaan.
2. Secara praktis bahwa penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan hukum perdata tentang hukum perbankan dan diharapkan penelitian ini juga dapat sebagai bahan pegangan dan rujukan dalam mempelajari hukum perbankan, khususnya pada penguna transaksi elektronik atau penguna layanan perbankan melalui internet banking baik akademisi, praktisi hukum perbankan, seluruh nasabah penguna internet banking dan pihak-pihak yang terkait lainnya.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian pada kepustakaan, khususnya di lingkungan Perpustakaan Hukum Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, belum ada penelitian yang menyangkut judul “Tinjauan hukum terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Penguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik”.
Dari penelusuran kepustakaan Penulis tidak ada menemukan tesis karya mahasiswa, yang mengangkat tentang Internet Banking, maka dengan demikian penelitian ini adalah asli, serta dapat dipertanggung jawabkan keasliannya.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
(26)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi9, dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya10
9
J.J.J M. Wuisman, dengan penyunting M. Hisman. Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid. 1, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal. 203
10
Ibid, hal. 216
(27)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Menetapkan landasan teori pada waktu diadakan penelitian ini tidak salah arah. Sebelumnya diambil rumusan Landasan teori seperti yang dikemukakan M. Solly Lubis, yang menyebutkan:
“Bahwa landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (problem) yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang dijadikan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan”11
“Seperangkat preposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefinidikan dan saling berhubungan antar variable sehingga menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu variable dengan variable lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variable tersebut”
.
Teori ini sendiri adalah serangkaian preposisi atau keterangan yang saling berhubungan dengan dan tersusun dalam sistem deduksi yang mengemukakan suatu penjelasan atas suatu gejala.
Adapun teori menurut Maria S.W. Sumardjono adalah:
12
Fungsi teori dalam penelitian tesis ini adalah untuk memberikan arahan/petunjuk dan ramalan serta menjelaskan gejala yang diamati. Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, kerangka teori diarahkan secara khas ilmu hukum. Maksudnya adalah penelitaian ini berusaha untuk memahami
11
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu Dan Penelitian, Bandung, Mandar Madju, 1994, hal. 80
12
Maria S.W. Sumarjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Yogyakarta, Gramedia, 1989, hal.12
(28)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
pengunaan internet banking secara yuridis, sebagai kaidah hukum atau sebagai isi kaidah hukum yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Teori yang dipakai dalam penulisan tesis ini adalah perubahan masyarakat harus diikuti oleh perubahan hukum13
1. Menghimpun dana dari masyarakat
. Yaitu hukum berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. Perubahan masyarakat dibidang hukum perbankan harus berjalan dengan teratur dan diikuti dengan pembentukan norma-norma sehingga dapat berlangsung secara harmonis. Perubahan hukum dalam perbankan dalam hal pengunaan fasilitas internet banking terjadi secara tertib melalui kebiasaan dan akhirnya dikukuhkan dalam undang-undang.
Bank mempunyai fungsi intermediary, yang mana bank di satu sisi dapat menghimpun dana dari masyarakat secara langsung, dan sekaligus dapat menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan berdasar kepada fungsi bank demikian, untuk jenis layanan yang disediakan oleh bank adalah sebagai berikut ini:
Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
a. Simpanan
13
Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia, Alumni, Bandung, 2006. hal.18. Filosof penemu ide perubahan adalah Heracleitos. Oleh Diogenes laertios, pandangan Herakleitos dilukiskan dengan perkataaan ”panta rhei kai uden menei”. Karl R. Popper, Masyarakat terbuka dan Musuh-musuhnya diterjemahkan dari The open society and Its enemies, teori tentang hukum dan perubahan sosial mencoba menunjukkan pola-pola perkembangan hukum sejalan dengan perkembangan masyarakatnya
(29)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Giro
Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan. c. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
d. Sertifikat deposito
Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan.
e. Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakti, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.
f. Surat Berharga
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepenting lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.
g. Penitipan
Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan kontrak antara bank umum dengan penitip yang di dalamnya ditentukan bahwa bank umum yang bersangkutan melakukan penyimpanan harta tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut.
2. Memberi kredit
Dalam memberikan kredit, bank wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memerhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang dijanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang saksama terhadap watak (character), kemampuan (capacity), modal (capital), agunan (collecteral) dan prospek usaha debitur (chance). Mengingat bahwa agunan menjadi salah satu unsur jaminan pemberian kredit, apabila berdasarkan unsur-unsur lain telah dapat diperoleh keyakinan atas kemampuan debitur
(30)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
mengembalikan utangnya, agunan hanya dapat berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Tanah yang kepemilikannya didasarkan pada hukum adat, yaitu tanah yang bukti kepemilikannya berupa girik, petuk, dan lain-lain yang sejenis dapat digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib meminta agunan berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai, yang lazim dikenal dengan “agunan tambahan”.
3. Memberikan surat pengakuan utang
Bank umum dapat menerbitkan surat pengakuan utang jangka pendek dan jangka panjang. Surat pengakuan utang jangka pendek adalah seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 100-229 KUHD yang dalam pasar uang dikenal Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), seperti promes, wesel dan jenis lain yang mungkin dikembangkan di masa yang akan datang. Surat pengakuan utang jangka panjang tersebut dapat berupa obligasi atau sekuritas kredit.
4. Membeli, menjual atau menjamin
Bank umum membeli, menjual atau menjamin risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya, yakni berupa :
a. Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud;
b. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud;
c. Kertas pembendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
e. Obligasi;
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun ;
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
5. Pemindahan uang
Bank menjalankan usaha memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
6. Menempatkan atau meminjamkan dana
Bank umum menjalankan usaha menempatkan dana pada, meminjmakan dana dari atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat sarana telekomunikasi maupun wesel unjuk (at sight), cet atau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dan melakukan perhitungan
Bank menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antarpihak ketiga. Kegiatan ini mencakup inkaso dan kliring.
(31)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Bank menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. Hal yang dimaksud dengan menyediakan tempat dalam ketentuan ini adalah kegiatan bank yang semata-mata melakukan penyewaan tempat penyimpanan barang dan surat berharga (safety box) tanpa perlu diketahui mutasi dan isinya oleh bank.
9. Melakukan kegiatan penitipan
Bank melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. Dalam melakukan kegiatan penitipan, bank menerima titipan harta penitip dengan mengadministrasikannya secara terpisah dari kekayaan bank. Mutasi barang titipan dilaksanakan oleh bank atas perintah penitip. Dalam hal bank mengalami kepailitan, semua harta yang dititipkan wajib dikembalikan kepada penitip yang bersangkutan.
10.Penepatan dana dalam bentuk surat berharga
Bank melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. Dalam kegiatan ini, bank berperan sebagai sebagai penghubung antara nasabah yang membutuhkan dana dengan nasabah yang memiliki dana.
11.Membeli agunan melalui pelalangan
Bank membeli semua atau sebagian agunan melalui pelelangan apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicarikan secepatnya. Kewajiban bank dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk melakukan pencairan secepatnya atas agunan yang dibeli dengan lelang agar dana hasil pencairan dari penjualan agunan tersebut dapat segera dimanfaatkan oleh bank. Dalam hal ini, terdapat sisa dari hasil pelelangan setelah diperhitungkan dengan kewajiban nasabah kepada bank yang dimanfaatkan oleh nasabah.
12.Anjak piutang dan kartu kredit
Bank melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat. Kegiatan anjak piutang merupakan kegiatan pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, yang dilakukan dengan cara pengambilalihan atau pembelian piutang tersebut. Usaha kartu kredit merupakan usaha dalam kegiatan pemberian kredit atau pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa yang penarikannya dilakukan dengan kartu. Secara teknik kartu kredit berfungsi sebagai sarana pemindahbukuan dalam melakukan pembayaran suatu transaksi.
13.Menyediakan pembiayaan bagi nasabah
Bank menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
(32)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Bank melakukan kegiatan yang lazim dan umum dilkukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 14
1. Melakukan penyeretan modal, kecuali melakukan kegiatan penyeretan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan dan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariat, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
Namun, dalam menjalankan usahanya, Bank dilarang untuk:
2. Melakukan usaha perasuransian;
3. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang sudah ditentukan di atas. 15 Revolusi informasi yang ditandai dengan kemunculan internet telah berdampak hampir di setiap aspek sektor kehidupan manusia, yang dimulai dari sektor pertahanan dan keamanan hingga sampai pada sektor perbankan.
Pada sektor perbankan, hasil dari revolusi informasi ini adalah ditemukannya sebuah konsep baru yang disebut internet banking.16
14
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti Bandung, 1999 hal. 361-366.
Pengertian Internet banking menurut Karen Furst adalah sebagai berikut :
15
Kadinnet, “Perbankan,”
16
Istilah ini dikenal juga dengan sebutan cyberbanking, electronic banking, virtual banking,
home banking, dan online banking. Lihat Efraim Turban, et.el, Elektronic Commerce A Manajerial Perspective, Prentice – Hall Inc,, New Jersy, 2000, hal. 173.
(33)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Internet banking is the use of the internet as remote delivery channel for banking services, including traditional services, such as opening a deposit account or transferring funds among different account, as well as new banking services, such as electronic bill presentment and payment, which allow customers to receive and pay bill over bank’s website. 17
Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan pendapatannya Efraim Turban, meskipun ia memberikan istilah internet banking dengan istilah online banking. Selengkapnya, ia menyatakan : “online banking, includes various banking activities conducted from home, business, or on the road instead of at a physical bank location”.18
1. Melalui bank konvensional (an existing bank) dengan representasi kantor secara fisik menetapkan suatu website dan menawarkan layanan internet banking pada nasabahnya dan hal ini merupakan penyerahan secara tradisional.
Dari pengertian ini, dapat didefinisikan secara sederhana bahwa internet banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh bank untuk mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online, baik dari produk yang sifatnya konvensional maupun yang baru.
Secara konseptual, lembaga keuangan bank dalam menawarkan layanan internet banking dilakukan melalui dua jalan, yaitu:
2. Suatu bank mungkin mendirikan suatu “virtual”, “cabang”, atau “internet” bank. Virtual bank dapat menawarkan kepada nasabahnya kemampuan untuk penyimpanan deposito dan tagihan dana pada ATM atau bentuk lainnya yang dimiliki.19
17
Karen Furst, et.al, “Internet Banking: Development and Prospects,” Program on
Information Resources Policy Harvad University, April 2002, hlm. 4. Lihat juga Karen Furst, “Who Offers Internet Banking,” Quarterly Journal, Vol. 19 No. 2 June 2000, hal. 30.
18
Efraim Turban, Op.Cit, hal. 173
19
(34)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Kehadiran layanan internet banking melalui home banking dan wireless banking, ternyata telah mengubah secara dramatis terhadap pola interaksi antara lembaga keuangan dengan nasabahnya. Dengan disediakannya fasilitas layanan internet banking, nasabah bank mendapatkan keuntungan berupa fleksibilitas untuk melakukan kegiatan setiap saat. Nasabah juga dapat mengakses layanan internet banking melalui personal computer, ponsel atau media wireless lainnya.
Namun demikian, layanan internet banking di-setting sebagai sebuah channel baru dan customer touchpoint. Untuk membuat layanan internet banking memberi keuntungan, lembaga keuangan bank harus menyediakan bagian integral dari strategi multichannel yang membolehkan nasabah bagaimanapun, kapanpun, di mana pun mereka dapat bertransaksi.20
Sebagai dasar untuk menciptakan strategi multichannel, lembaga keuangan bank harus menyediakan fasilitas layanan internet banking yang a real time dan cross-channel view dari semua informasi nasabah. Dengan pandangan demikian, lembaga keuangan bank dapat merespons dengan segera untuk setiap kontak/transaksi dengan nasabah, memperbaiki layanan nasabah, membuka kesempatan keuntungan untuk penjualan secara silang, dan juga dengan layanan internet banking ini
20
Next-generation Retail Banking, “http:www//zle.nonstop, compaq.com/view.asp?IO= INTBKGWP, diakses 22 Desember 2003.
(35)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
diharapkan lembaga keuangan mampu masuk pada generasi selanjutnya dari retail banking.21
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori, peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstraksi dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional
2. Konsepsi
22
Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis
.
Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil dalam penelitian ini yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain, seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan penting dalam hukum.
23
Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsionil pada hakikatnya merupakan suatu pengarah, atau pedoman yagn lebih konkrit dari pada kerangka teoritis yang seringkali masih bersifat abstrak. Namun demikian, suatu kerangka konsepsionil, kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak, sehingga diperlukan
definisi-.
21
Ibid.
22
Samadi Suryabrata, Metodelogi penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta,1998, hal. 3
23
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatrif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal. 7
(36)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
definisi operasional yang akan dapat pegangan konkrit didalam proses penelitian24
Selanjutnya, konsep atau pengertian merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, kalau masalahnya dan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian, dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala itu. “Maka konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variabel-variabel yang ingin menentukan adanya hubungan empiris”
.
25
1. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanankan kegiatan usahanya
.
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini perlu didefinisikan beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi, yaitu sebagai berikut :
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak;
24
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 1986, hal.133
25
Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1997, hal. 21
(37)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
3. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
4. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
5. Nasabah adalah pihak yang mengunakan jasa bank.
6. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange(EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
7. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
8. Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya.
(38)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
G. Metode Penelitian
1. Sifat dan Jenis Penelitian
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dasarnya pada metode. Sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya, kecuali itu maka diadakan pemerisaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian yang ditimbulkan di dalam gejala yang bersangkutan26
Penelitian ini bersifat yuridis-normatif. ”Disebut demikian karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau studi dokumen yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan hukum yang lain”.
.
27
26
Soejono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Press, Jakarta, 1981. hal.13
27
Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hal, 13
Penelitian ini meliputi penelitian terhadap azas-azas hukum, sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan, putusan-putusan pengadilan, yurisprudensi dan beberapa buku mengenai hukum perbankan khususnya pada fasilitas internet banking, dan hukum perlindungan konsumen serta hukum mengenai transaksi elektronik.
(39)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Tujuan dari penelitian hukum normatif ini adalah untuk mengetahui Perlindungan Hukum Nasabah Penguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Penelitian ini juga bertujuan untuk Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap nasabah penguna internet banking, Untuk mengetahui bentuk pertangung jawaban terhadap pengunaan internet banking bila terjadi masalah, Untuk mengetahui bentuk penyelesaian sengketa terhadap penguna Internet Banking.
Dengan demikian perlindungan hukum nasabah penguna internet banking dapat benar-benar berjalan dan diketahui secara umum dan luas oleh seluruh lapisan masyarakat, yang mengunakan fasilitas yang diberikan oleh bank, khususnya pada internet banking.
2. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang deperoleh melalui studi lapangan dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data ditempuh degan cara:
a. Studi kepustakaan (library reasearch) yaitu dilakukan untuk memperoleh atau mencari konsepsi-konsepsi terori-teori atau doktrin-doktrin yang berkaitan dengan permasalahan penelitian studi keputakaan meliputi bahan hukum
(40)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
tertier28. Bahkan menurut Ronny Hanitijo Soermitro dokumen peribadi dan pendapat ahli hukum termasuk dalam bahan hukum skunder29
b. Studi lapangan (field reasearch) yaitu dengan melakukan wawancara yang menggunakan pedoman wawancara(interview guide) untuk mendapatkan data primer dari responden dan nara sumber atau informan.
.
3. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang dipergunakan di dalam penelitian ini antara lain : a. Studi Dokumen atau studi kepustakaan
Penelitian pustaka dimaksud penelitian bahan hukum perimer yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum perbankan, yang berhubungan dengan perlindungan konsumen dan hukum transaksi elekroniik. Demikian pula dikaji bahan hukum sekunder berupa karya para ahli termasuk hasil penelitian. Untuk melengkapi bahan hukum tersebut ditunjang pula dengan bahan hukum tertier seperti kamus, ensiklopedia, media massa, dan lain sebagainya.
b. Wawancara
wawancara (interview) dengan para responden dan nara sumber dengan menggunakan pedoman wawancar (interview guide) agar lebih fokus dan sistematis.
28
Ibid. hal. 36
29
(41)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menggurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data30
Data yang didapat dari penelitian studi dokumen dan Data yang diperoleh dari wawancara akan disusun secara sistematik untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap nasabah penguna internet banking,Untuk mengetahui bentuk pertangung
.
Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara penguraian, menghubungkannya dengan peraturan-peraturan yang berlaku, menghubungkan dengan pendapat pakar hukum serta Perlindungan Hukum Nasabah Penguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Semua data yang diperoleh dari bahan pustaka serta data yang diperoleh dari wawancara dianalisis secara kualitatif. Kegiatan analisis dimulai dengan dilakukan pemeriksaan terhadap data yang terkumpul melalui penelitian kepustakaan dan wawancara yang dilakukan, inventarisasi peraturan, data-data yang berkaitan dengan judul penelitian, sehingga analisis yang dilakukan dapat memberikan jawaban terhadap perlindungan hukum nasabah penguna internet banking berdasarkan undang-undang informasi dan transaksi elektronik.
30
Lexy, Moelwong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 103
(42)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
jawaban terhadap pengunaan internet banking bila terjadi masalah, Untuk mengetahui bentuk penyelesaian sengketa terhadap penguna Internet Banking.
(43)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
BAB II
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGUNA
INTERNET BANKING
A. Pengertian Internet Banking
Di era informasi, lembaga keuangan memberikan layanannya tidak saja melalui model-model konvensional, tetapi kini sudah mulai beralih pada pemanfaatan teknologi informasi. Kondisi ini sebenarnya dipacu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Mungkin dahulu lembaga keuangan bank dalam memberikan layanannya lebih menekankan kepada model face to face dan didasarkan kepada paper document.
Sejak teknologi informasi mampu mendukung terhadap sistem transaksi lembaga keuangan bank, model transaksi pun lebih mengedepankan pada model non-face to non-face dan paperless document atau Digital Document. Untuk saat ini, tren yang berkembang dalam konteks transaksi seperti itu salah satunya yakni layanan internet banking. Berikut ini dipaparkan sekilas mengenai kajian konseptual dari layanan internet banking.
(44)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Revolusi informasi yang ditandai dengan kemunculan internet telah berdampak hampir ke setiap aspek sektor kehidupan manusia, yang dimulai dari sektor pertahanan dan keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari revolusi informasi ini adalah ditemukannya sebuah konsep baru yang disebut internet banking31
Internet banking is the use of the internet as remote delivery channel for banking services, including traditional services, such as opening a deposit account or transferring funds among different account, as well as new banking services, such as electronic bill presentment and payment, which allow customers to receive and pay hill over bank's website.
Pengertian internet banking menurut Karen Furst adalah sebagai berikut.
32
Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan pendapatnya Efraim Turban, meskipun ia memberikan istilah internet banking dengan istilah online banking. Selengkapnya, ia menyatakan: "online banking, includes various banking activities conducted from home, business, or on the road instead of at a physical bank location.33
31
Istilah ini dikenal juga dengan sebutan cyberbanking, electronic banking, virtual banking,
home banking, dan online banking. Lihat Efraim Turban, et.el, Electronic Commerce A Manajerial Perspective (New Jersey : Prentice – Hall.Inc, 2000)
32
Karen Furst, et.al, “Internet Banking : Development and Prospects,” Program on Information Resources Policy Harvad Offers Internet Banking, “Quarterly Journal, Vol. 19 No. 2 June 2000, hal. 30.
33
Efraim Turban, Op.Cit., hal. 173
(45)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Dari pengertian ini, dapat didefinisikan secara sederhana bahwa internet banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh bank untuk mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online, baik dari produk yang sifatnya konvensional maupun yang baru.
Secara konseptual, lembaga keuangan bank dalam menawarkan layanan internet banking dilakukan melalui dua jalan, yaitu pertama, melalui bank konvensional (an existing bank) dengan representasi kantor secara fisik menetapkan suatu website dan menawarkan layanan internet banking pada nasabahnya dan hal ini merupakan penyerahan secara tradisional. Kedua, suatu bank mungkin mendirikan suatu "virtual” "cabang," atau "internet" bank. didirikan suatu Virtual bank dapat menawarkan kepada nasabahnya kemampuan untuk penyimpanan deposito dan tagihan dana pada ATM atau bentuk lainnya yang dimiliki.34
Nasabah juga dapat mengakses layanan internet banking melalui personal computer, ponsel atau media wireless lainnya. Namun demikian, layanan internet Kehadiran layanan internet banking melalui home banking dan wireless banking, ternyata telah mengubah secara dramatis terhadap pola interaksi antara lembaga keuangan dengan nasabahnya. Dengan, disediakannya fasilitas layanan internet banking, nasabah bank mendapatkan keuntungan berupa fleksibilitas untuk melakukan kegiatan setiap saat.
34
(46)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
banking di-setting sebagai sebuah channel baru dan customer touchpoint. Untuk membuat layanan internet banking memberi keuntungan, lembaga keuangan bank harus menyediakan bagian integral dari strategi multichannel yang membolehkan nasabah bagaimanapun, kapanpun, di mana pun mereka dapat bertransaksi.35
Sebagai dasar untuk menciptakan strategi multichannel, lembaga keuangan bank harus menyediakan fasilitas layanan internet banking yang a real time dan cross-channel view dari semua informasi nasabah. Dengan pandangan demikian, lembaga keuangan bank dapat merespons dengan segera untuk setiap kontak/transaksi dengan nasabah, memperbaiki layanan nasabah, membuka kesempatan keuntungan untuk penjualan secara silang, dan juga dengan layanan internet banking ini diharapkan lembaga keuangan mampu masuk pada generasi selanjutnya dari retail banking.36
35
“Next-generation retail banking,” http://www.zle. nonstop. compaq. com/view.asp? IO = INTBKGWP, diakses 22 Juni 2009
36
Ibid
Dalam melakukan transaksi, baik antara bank dengan nasabahnya, bank dengan merchant, bank dengan bank, dan nasabah dengan nasabahnya. Namun demikian, kemudahan ini bukanlah berarti tanpa memiliki risiko. Di samping layanan internet banking memberikan kemudahan, juga pada kenyataannya memiliki beberapa risiko. Risiko ini sifatnya baru dan sekaligus merupakan tantangan bagi para praktisi di bidang layanan internet banking.
(47)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
B. Perbankan dan Sistem Pembayaran Internet
Globalisasi sistem keuangan telah diikuti oleh kecenderungan yang paralel dengan internasionalisasi perbankan (internationalization of banking) yang mengarah kepada konsolidasi globalisasi dari industri keuangan secara keseluruhan.37
Sistem pembayaran adalah instrumen sistem clan peraturan di mana sebuah lembaga mempertemukan pihak yang membayar dan menerima pembayaran. Dalam tataran ini, lembaga perbankan yang mempunyai fungsi intermediari, yaitu sebagai salah satu lembaga yang dapat mempertemukan pihak yang membayar dan menerima pembayaran dalam sistem pembayaran tersebut. Hal ini tidak terlepas dari peran lembaga perbankan dari sudut pandang yuridis, sebagai pihak yang dapat secara langsung memfasilitasi transfer dana antarpihak.
Di balik gencarnya fenomena internasional perbankan, model-model jasa perbankan mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan proses globalisasi dan liberalisasi perdagangan. Aspek yang menarik untuk dicermati saat ini menyangkut pada sistem pembayaran di dunia perbankan.
38
37
Jordi Canal, Universal Banking International Comparansons and Theoritical Perspectives (Oxford: Clarendon Press, 1997), hal. 242
38
Antar pihak yang dimaksudkan dapat berupa pihak antara individu dengan individu lainnya, individu dan badan hukum , dan badan hukum dengan badan lainnya
(48)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Saat ini, sistem pembayaran mengalami perluasan, tidak saja dalam lingkup nasional, tetapi sistem pembayaran itu sendiri sudah melewati batas-batas negara (bonderless states). Kenyataan ini tentunya telah menjadi suatu perhatian global.
Perlu diketahui, di dunia perbankan dikenal berbagai pembayaran di antaranya sistem electronic fund transfer. Electronic fund transfer system ini yang pada esensinya adalah proses pertukaran nilai dengan menggunakan media elektronik melalui perintah kredit maupun debit. Metode yang digunakan sebagai berikut.39
1. Point of sale transfers
Sistem ini memfasilitasi penggunaan kartu debit, di mana hal ini lebih baik daripada kartu kredit. Biasanya, sistem pembayaran ini digunakan di supermarket atau outlet-outlet lainnya.
2. Automatic Teller Machine (ATM)
Adalah terminal elektronik yang menyediakan jasa secara pasti, yang meliputi deposito, penarikan (withdrawals), transfer antar rekening, dan lain sebagainya. ATM secara umum dapat diakses 24 jam, caranya dengan memasukkan kartu dan password atau personal number (istilah lainnya PIN-Personal Identification Number). PIN disediakan untuk mesin unik yang
39
Paul Latimer, Australian Business Law (Sydney: CCH Australia Limited, Sydney, 1997), hal. 104-115
(49)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
dapat mengidentifikasi apakah seseorang mempunyai hak atau kewenangan untuk mengakses rekening. Sebuah kartu tanpa PIN tidak dapat mengakses ATM.
3. Transfer initiated by telephone
Fasilitas ini membolehkan nasabah untuk menelepon lembaga induk dari rekeningnya, kemudian memberi suatu kode atau bentuk lainnya dari identifikasi nasabah. Setelah itu lembaga atau pihak ketiga diperintahkan untuk menarik dana dari rekening nasabah tersebut guna pembayaran dari nasabah.
4. Electronic Data Interchange (EDI)
Adalah perdagangan tanpa kertas, perubahan bisnis elektronik kepada bisnis komunikasi seperti perintah penjualan dan dokumen pengapalan dari komputer ke komputer tanpa intervensi manusia. EDI mengurangi doku-mentasi kertas dan membolehkan untuk transaksi perdagangan secara otomatis. Masalah hukum dari EDI meliputi penyesuaian prinsip-prinsip hukum kontrak yang didasarkan pada kertas.
5. Virtual cash-payment on the internet
Yaitu metode pembayaran melalui internet untuk barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. Dalam sistem pembayaran ini, terdapat masalah, yakni dalam hal otentikasi dan keamanan. Akan tetapi, tingkat efisiensi dalam
(50)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
virtual cash ini sangat tinggi mengingat dalam pembayaran itu sendiri tidak berbasis pada kertas.
Di samping itu, ada beberapa sistem pembayaran pokok yang dapat dijelaskan di bawah ini sebagai berikut.40
1. SWIFT (The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) Sistem ini didirikan di Belgia pada tahun 1973. Sebuah perusahaan hasil kerja sama yang dibentuk oleh 2000 lembaga keuangan, meliputi bank-bank, dan worldwide. Secara objektif, SWIFT mempertemukan data komunikasi dan memproses kebutuhan dari masyarakat keuangan global. SWIFT merupakan penghubung pesan keuangan, perintah pembayaran, konfirmasi perubahan mata uang asing dan sekuritas antara lembaga keuangan dengan sistem jaringan di beberapa negara. Kemampuan jaringan hampir dipastikan dapat dilakukan nonstop 24 jam sehari.
2. FEDWIRE and CHIPS
Kedua sistem ini mempunyai nilai lebih yang sangat tinggi. FEDWIRE (The Federal Reserve's Fund Transfer System) adalah sistem transfer dengan penyelesaian real time untuk dana domestik (domestic fund) yang
40
Shelagh Hefferman, Modern Banking in Theory and Practice (England : John Wiley & Sons Ltd), hal. 77-78.
(51)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
dioperasikan oleh the Federal Reserve di Amerika Serikat. Pada tahun 1992, ada 68 juta transfer dana melalui FEDWIRE dengan nilai US$ 199 triliun.
CHIPS (the Clearing House Interbank Payments System) adalah sistem pembayaran pribadi di New York yang dioperasikan oleh The New York Clearing House Association sejak 1971. CHIPS merupakan sistem pembayaran elektronik online untuk transmisi dan memproses dari dolar internasional.
3. CHAPS (the Clearing House Automated Payment System)
Didirikan di London pada tahun 1984. Penyelesaiannya dilakukan oleh 14 bank yang meliputi Bank of England yang berkaitan dengan 400 perusa-haan keuangan lainnya sebagai sub anggota dan dapat secara langsung melakukan penyelesaian melalui CHAPS. Kerangka ini dibangun untuk mengantarkan penyelesaian secara real time, di mana dengan model ini, tidak lagi dibutuhkan penyelesaian setiap hari atau di akhir hari.
Sejumlah bank global mengarahkan sistem mereka pada sistem pembayaran elektronik, terutama untuk memfasilitasi pembayaran global internal. SWIFT merupakan sistem transfer dana elektronik yang lebih populer karena menawarkan penyelesaian real time 24 jam sehari jika dibandingkan sistem maksimum nonprofit.41
41
(52)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Dalam praktiknya, sistem SWIFT, CHIPS, dan CHAPS mendapat kritik karena membatasi jam buka. Hal ini sangat merugikan bagi kepentingan bank anggota. Misalnya, Bank Sentral di US (Amerika) mengkliring bank di UK (Inggris) sebagai dampak dari transaksi melalui SWIFT, CHIPS dan CHAPS sehingga para pesaing harus menggunakan bank UK sebagai agen mereka.
Di samping alasan di atas, ketiga sistem ini juga mempunyai masalah yang kompleks dan juga memakan biaya tinggi untuk melatih staf agar dapat menguasai tiga sistem ini. Sebagai pesaing potensial kedepannya, sistem keamanan di internet akan menjadi alternatif dengan menggunakan e-cash untuk penyelesaian transaksi di real time.
Di Amerika Serikat, beberapa bank regional Amerika pada tahapan pertama, menawarkan jasa perbankan melalui internet. Peraturan di sana membolehkan Security First Network Bank menawarkan perbankan maya di internet. Lembaga-lembaga nonbank juga diizinkan membuat tawaran ke dalam jasa keuangan internet.
Internet e-cash akan menempatkan banyak transaksi debit, kredit, dan smart card. Pada mulanya, e-cash akan mengizinkan kredit instan atau mendebitkan rekening untuk transaksi yang dinegosiasikan di internet.
Sebelum e-cash dimulai, bagaimanapun juga masalah verifikasi pada internet harus diputuskan sebab tidak ada cara membedakan antara uang senyatanya (real money) dan pemalsuan tanda tangan digital (a digital forgery) Salah satu
(1)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
cara-cara mengatasi/prefentif yang telah dilakukan oleh bank penyelenggara Internet banking, agar memberikan edukasi kepada nasabah penguna internet banking tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku- Buku dan Makalah
Adnan, Muhammad Aulia Aspek Hukum Protokol Pembayaran Visa/ Mastercard Secure Electronic Transaction (SET), Tesis Magister Hukum, Universitas Indonesia, 2001.
Anderson, Ronald A. Business Law, South Western Pblishing Co. Ohio: Cincinnati, 1978.
Badrulzaman, Mariam Daru, Aneka Hukum Bisnis, Bandung, Alumni, 1994.
Black, Henry Cambel, Black’s Law Dictionary 6 ed, st. Paul MN, West Publishing CO.
Caldwell, Kave, “Applaying Old Law to New Technology,” The Commerce Net Newsletter The Public Policy Report, Vol. 2 No. 7 Agustus 2000.
Canal, Jordi, Universal Banking International Comparansons and Theoritical Prespectives Clarendon Press, Oxford, 1997.
Cheseeman, Henry R. Business Law : The Legal, Ethical and International Environtment, Printice-Hall, New Jersey, Engelwood Cliffs, 1995.
Fox Jr. William F. International Commercial Agreement, Second Edition, Kluwer Law & Taxation Publisher, Boston.
Fuady, Munir, Arbitrase Nasional, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
Furst, Karen, “Who Offers Internet Banking,” Quarterly Journal, Vol. 19 No. 2 June 2000.
__________, Karen, et.al, “Internet Banking : Developmentand Prospect,” Progran on Information Resources Policy Harvad University, 2002.
(2)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
J.J.J M. Wuisman, dengan penyutingan M. Hisman. Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid 1, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.
Haanappel P.P.C dan Ejan Makaay, Nieuw Nederlands Burgerlijk Wetboek, Het Vermogenrechts, Kluwer, Deventer, 1990.
Harahap, M Yahya, ADR Merupakan Jawaban Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Masa Depan, Yogyakarta 2003.
Heffman, Shelagh, Mondern Banking in Theory and Practise, Jhon Wiley and Son Ltd, England.
Heffman, Shelagh, Mondern Banking in Theory and Practise, Jhon Wiley and Sons Ltd, England.
Kamelo, Tan, Hukum Jaminan Fidusia, Alumni, Bandung, 2006.
Kian, Catherine Tay Swee dan Tang See Chim, Contract Law, Times Books International, Singapore, 1993.
Koentjoronigrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga, Jakarta, Granedia Pustaka Utama, 1997.
Kusunohamidjojo, Budiono, Dasar-Dasar Merancang Kontrak, Grasindo, Jakarta, 1998.
Latimer, Paul, Australian Business Law, CCH Australia Limited, Sydney, 1997. Lubis, M. Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung, Mandar Madju, 1994.
Lexy, Moelwong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002.
Lutifulhayat, Atif, Perlindungan Data Pribadi Dalam Perdagangan Secara Elektronik(E-Comers), Jurnal Hukum Bisnis Vol 18, 2002.
Maria S.W. Sumarjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Yogyakarta, Gramedia, 1989.
Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta. 1999.
(3)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Moelwong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002.
Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti Bandung, 1999.
Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti Bandung, 1999.
Ohorella H.M.G. dan H Amiruddin Salle, Arbitrase di Indonesia ( Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase pada Masyarakat di Pedesaaan Sulawesi Selatan) Ghalia, Jakarta, 1995.
Pattiradjawane, Rene L. (Globalisasi dan Teknologi Menuju Keseimbangan Baru,” Harian Kompas, 28 April 2000.
Pohan, David, Pertanggung Jawaban Yuridis Dalam Pelaksanaan Internet Banking Pada BCA Sebagai Upaya Mewujudkan Bank Yang Sehat, Thesis Magister HukumUniversitas Indonesia, Jakarta, 2007.
Prastyo, Brian Ami, Permasalahan Hukum Terkait Internet Banking dan Solusi Penyelesaiannya, Bank Indonesia dan LKHT FHUI Buletin Hukum Volume 3, Nomor 2, Jakarta 2005.
Riswandi, Budi Agus, Hukum Dan Internet Di Indonesia, UII Press, Yogyakarta. Satrio, J. Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjajian, Buku I, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1995.
Silalahi, Darwin, Banyak Negara Bersiap dengan Ekonomi Berbasis Internet, Harian Kompas, 10 April 2000.
_________, Aspek Hukum Internet Banking, Rajawali Pers, Jakarta, 2005.
Soekamto, Soejono, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Press, Jakarta, 1981.
_________, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.
Suryabrata, Samadi, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta 1998. Susilo, Y. Sri, Bank & Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta, 2000.
(4)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Sutrisno, Nandang, “Dasar-Dasar Penyelesaian Sengketa Alternatif.” Makalah disampaikan pada Pelatihan Alternative Dispute Resolution (ADR), diselenggarakan oleh FH UII bekerjasama dengan The Asia Foundation, Yogyakarta 19s/d 22 Agustus 1999.
Waluyo, Bambang, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1996
Wibowo, Arrianto Muki, Kerangka Hukum Digital Signature dalam Elektronik Comerse, Universitas Indonesia, Depok, 1999.
Wijaya, Gunawan, dan Ahmad Yani, Hukum Arbitrase, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000 Suyud Margono, Alternative Dispute Resolution dan Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2000. Wuisman, J.J M. dengan penyunting M. Hisman> Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid.
I, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.
Turban, Efraim, et.el, Elektronic Commerce A Manajerial Prespective, Prentice Hall Inc,, New Jersy, 2000.
B. Peraturan Perndang-Undangan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 mengenai Perubahan Undang-Undang Nomor.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
C. Internet
(5)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Http/www. Jawapos.com, Subyek: Kejahatan Dunia Digital, diposkan Oleh: ichan tanggal 06 Nov 2007, diakses tanggal 25 Januari 2009.
tanggal 21 Desember 2008.
Http. www. Sinar Harapan. com//Menunggu Aturan “Internet Banking” , diakses tanggal 25 Januari 2009.
Banking: Ank Overview,” diakses 4 Januari 2009.
Desember 2003.
tanggal 25 januari 2009.
Http://www. Arraydev. Com./Commerce/Jibc/980i-8.Htlm,Juergen Seitz dan Ebenhard Stickel, “ Internet Banking: Ank Overview,”diakses tanggal 4 Januari 2009.
Http//www. Jawapos.Com,Subyek: Kejahatan Dunia Digital, diposkan oleh: Ichan tanggal 06 Nov 2007, diakses tanggal 25 Januari 2009.
Http:www//zle.nonstop, compaq.com/view.asp? OI= INTBKGWP Next-generation Retail Banking, “, diakses 22 Desember 2008.
Http:www//zle.nonstop, compaq.com/view.asp? OI= INTBKGWP Next-generation Retail Banking, “, diakses 22 Juni 2009.
Http//www.zle Marketbiz.net, diakses pada tanggal 13 Mei 2009.
Http://www .google.com, “Internet and Charters 90 Comptroller”s Corporate Manual, “diakses tanggal 16 Juni 2009.
(6)
Nadia Ella Comanect : Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009.
Privacy,” diakses tanggal 16 Juni 2009.