446 jelaslah bahwa pembukuan begitu penting bagi manajerpimpinan dalam
rangka mengevaluasi atau mengambil keputusan dibidang keuangan. 1. Kegunaan
Pembukuan a. Bagi
perusahaan 1 Sebagai alat untuk membantu mengingat kegiatankejadian yang
telah dilakukan oleh perusahaan. 2 Sebagai sarana pemisah antara harta perusahaan dengan harta
pribadi. 3 Sebagai bahan informasi bagi pemilikpimpinan perusahaan dalam hal
maju mundurnya kegiatan perusahaan. b. Bagi pihak luar
1 Sebagai bahan informasi pada pihak creaditur pemberi kredit. 2 Sebagai pedoman bagi kantor inspeksi pajak untuk menetapkan
besarnya pajak. 2. Macam dan Bentuk Pembukuan
Pada hakikatnya bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembukuan adalah bertahap yaitu dari mencatat setiap data transaksi sampai data
tersebut diolah, sehingga dapat memberikan informasi tentang kekayaan, modal dan keuangan. Pada masing-masing tahap mempunyai sistem
pembukuan dengan nama buku yang berlainan, antara lain: a. Buku
harian Buku harian adalah catatan semua transaksi yang dilakukan setiap
waktu. Pada pelaksanaannya akan selalu menurut tertib waktu, yaitu dimulai dari tanggal dan bulan yang termuda, sampai tanggal dan bulan
tertua. Semua transaksi yang dicatat dalam buku ini berdasarkan bukti pembukuan antara lain:
1 Kwitansi. 2 Pertinggal kwitansi.
3 Tembusan faktur penjualan. 4 Faktur pembelian.
5 Nota kredit. 6 Nota
debet. b. Buku
jurnal Buku jurnal adalah catatan berupa pendebetan dan pengkreditan
transaksi secara kronologis beserta penjelasan yang diperlukan. Sebagai data transaksi yang dimasudkan dalam buku jurnal adalah data yang
telah dicatat pada buku harian. Buku jurnal membantu perusahaan untuk pencatatan ke dalam buku
besar, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan mencatat mudah dikontrol dan diperbaiki. Syarat-syarat jurnal adalah sebagai berikut:
1 Bila harta + ĺ dicatat sebelah kiridebet.
2 Bila harta - ĺ dicatat sebelah kanankredit.
447 3 Bila utang +
ĺ dicatat sebelah kanankredit 4 Bila utang -
ĺ dicatat sebelah kiridebet. 5 Bila modal +
ĺ dicatat sebelah kanankredit 6 Bila modal -
ĺ dicatat sebelah kiridebet. Persyaratan di atas harus mengikuti persamaan pembukuan yaitu :
HARTA = HUTANG + MODAL Buku jurnal yang biasa dipakai pada perusahaan adalah jurnal umum.
Dengan bentuk jurnal 2 kolom dan jurnal 4 kolom. c. Buku
besar Buku besar adalah pengelompokkan menurut jenis sesuai dengan
kelompok permasalahan yang mengacu pada kelompok harta, hutang, dan modal yang mempunyai kartu-kartu perkiraan sendiri.
H. Merekrut dan Memilih Staf
Dalam pelaksanaan pengrekrutan dan pemilihan staf disesuaikan dengan bidang keahlian yang dibutuhkan. Teknik merekrut staf untuk
bidang tata kecantikan rambut harus dilakukan tes keterampilan. Loyalitasnya terhadap perusahaan seperti memiliki kepribadian,
menerima tamu, melayani pelanggan, menghadap atasanpimpinan, menjaga rahasia perusahaan, memiliki disiplin yang tinggi.
I. Merencanakan Serangkaian Program Pelatihan
Dari beberapa keterampilan yang telah dimiliki dalam bidang tata kecatikan rambut perlu disusun rencana program pelatihan agar
keterampilan tersebut dalam diaplikasikan dalam dunia usaha. Susunan rangkaian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan jenis pelatihan dan usaha pekerjaan untuk mencapai
tujuan, seperti pelatihan berdasarkan tipe-tipe salon kecantikan tipe A, B,C dan D.
Selain dari itu program pelatihan ini dapat pula menurut jenis bahan kosmetika yang digunakan misalnya salon kecantikan modern atau
tradisional.
2. Melaksanakan sesuai dengan perencanaan program pelatihan di atas.
3. Pengawasanpengontrolan, sesuai dengan program pelatihan yang telah diputuskan diperlukan pengawasan yang maksimal agar
pelatihan dapat berjalan lancar. Bidang pengawasan perlu melakukan pencatatanadministrasi yang menyangkut pelatihan yang
dilaksanakan.
4. Menilai, sangat dibutuhkan agar semua rencana dapat diketahui apakah tercapai atau tidak dan sekaligus untuk mencegah
kemungkinan-kemungkinan yang tidak yang tidak diinginkan. 5. Mengembangkan, program pelatihan yang telah dilaksanakan dapat
dikembangkan dengan memperhatikan data-data yang telah dicatat.
448
J. Etika Jabatan
Tata rias rambut meliputi pekerjaan dengan rambut yang hidup dan tumbuh yang terdiri atas:
1. Membersihkan. 2. Memangkas.
3. Mengeriting. 4. Memberi.
5. Menghilangkan
warna. 6. Menata.
7. Memelihara rambut.
Seorang penata rambut dalam pekerjaannya akan menghadapi berbagai cara dan persoalan bahagian yang mana harus dikuasai
sepenuhnya untuk mencapai tujuannya. Tujuan dari penataan rambut yang sempurna tercapai dengan
menerapkan keahlian yang artistik menurut ilmu kesenian dan pengetahuan yang dalam, yang ditujukan untuk mempesonakan keadaan
langganan pelanggan, dengan cara yang memuaskan langganan maupun yang mengerjakannya ahli penata rambut atau yang disebut
juga dengan hairdresser. Hal-hal yang penting bagi seorang ahli penata rambut atau hairdresser adalah sebagai berikut:
1. Hampir semua bahan-bahan dan alat-alat, baik alat-alat perawatan
maupun alat-alat pratata dan penataan rambut menyentuh dan dapat mempengaruhi tubuh manusia, maka perlu menguasai pengetahuan
tentang anatomi, fisiologie, higiene, bakterologie dan dasar-dasar ilmu kimia dan kosmetologie.
2. Hubungan dan pergaulan memegang peranan yang penting sekali dalam dunia tata kecantikan dan harus benar-benar dipatuhi. Untuk
mencapai hubungan yang sempurna dan apik, maka tata tertib jabatan, sopan santun, hubungan sosial sangat perlu diperhatikan.
Kita harus mempertimbangkan watak sifat-sifat seseorang, hubungan dagang dan hubungan sosial dalam masyarakat. Kita harus
menghargai seni, keindahan dan efeknya dalam kehidupan sosial.
3. Pelayanan langganan yang tertib dan menyenangkan, perhatian terhadap keluh kesah, pengertian terhadap kesukaran mereka,
komunikasi yang tepat merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi kelangsungan karier seorang penata rambut atau hairdresser.
Agar tujuan dari seorang penata rambut tercapai dengan baik dan sebagai pengusaha salon kecantikan tidak kehilangan langganan serta
dapat memuaskan pelanggan maka perlu diperhatikan dan ditaati hal sebagai berikut:
1. Tata Tertib
Jabatan a. Dalam setiap jabatan perlu ada peraturan dan ketenatuan yang
memberi petunjuk sehubungan dengan pendirian, sikap, kelakuan