Investasi INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

Tabel 9.1.Fixed capital investment I. Direct Production Cost Jumlah 1. Purchased equipment-delivered Rp 27.797.796.627 2. Purchased equpment installation Rp 27.797.796.627 3. Instrumentation dan controls installed Rp 10.645.964.666 4. Piping Biaya perpipaan Rp 39.035.203.774 5. Electrical installed Rp 6.505.867.296 6. Buildings Rp 10.645.964.666 7. Yard improvement Rp 5.914.424.814 8. Service facilities Rp 41.400.973.700 9. Tanah Rp 3.548.654.889 Total Direct Cost DC Rp 204.639.098.573 II. Indirect Cost 1. Engineering and supervision Rp 19.517.601.887 2. Construction expenses Rp 24.249.141.738 Total Indirect Cost IC Rp 43.766.743.625 III. Biaya tak terduga Rp 72.045.894.406 IV. Contractors Fee Rp 24.840.584.220 Fixed Capital Investment FCI Rp. 285.666.718.528 2. Working Capital Investment Modal Kerja WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir dalam proses yang sedang dibuat; uang diterima account receivable; uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi, seperti gaji, upah, dan bahan baku; uang terbayar account payable; dan pajak terbayar taxes payable. WCI untuk prarancangan pabrik butynediol adalah Rp .50.411.773.858 3. Manufacturing Cost Biaya Produksi Modal digunakan untuk biaya produksi, yang terbagi menjadi tiga macam yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak langsung. Biaya produksi langsung adalah biaya yang digunakan untuk pembiayaan langsung suatu proses, seperti bahan baku, buruh dan supervisor, perawatan dan lain- lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai hal-hal yang secara tidak langsung membantu proses produksi. Biaya produksi untuk pabrik butynediol ditunjukkan pada Tabel 9.2 Tabel 9.2 Manufacturing cost I .Manufacturing Cost A. Direct Production Cost Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 Raw Material Utilitas Operating labor Direct supervisory pengawas = Maintenance and repair cost Operating supplies Laboratory charges Patent and royalty Rp 18.234.348.843 Rp 188.648.224.438 Rp 81.331.741.081 Rp 12.199.761.162 Rp 17.140.003.112 Rp 2.571.000.467 Rp 8.133.174.108 Rp 5.422.116.072 Total Direct Production Cost

B. Fixed ChargesFixed Manufacturing Cost Rp 333.680.369.283

8 9 Depresiasi Pajak lokal Rp 28.779.591.146 Rp 11.426.668.741 10 Asuransi Rp 2.856.667.185 Total Fixed Charges C. Plant overhead Rp 43.062.927.073 Rp 55.335.927.678 11 Plant overhead Total Manufacturing Cost Rp 432.079.049.033 4. General Expenses Biaya Umum Selain biaya produksi, ada juga biaya umum yang meliputi administrasi, sales expenses, penelitian dan finance. Besarnya general expenses pabrik Butynediol ditunjukkan pada Tabel 9.3. Tabel 9.3.General expenses II. General Expenses Jumlah A B C D Administrative cost Distribution and Marketing Cost Research and Development Cost Financing Rp 6.037.200.000 Rp 54.221.160.721 Rp 16.266.348.216 Rp 33.607.849.239 Total General Expenses Rp 110.132.558.176 5. Total Production Cost TPC TPC = manufacturing cost + general expenses = Rp 542.211.607.208

B. EVALUASI EKONOMI

Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik butynediol dilakukan dengan menghitung return on investment ROI, payout time POT, break even point BEP, shut down point SDP, dan cash flow pabrik yang dihitung dengan menggunakan metode discounted cash flow DCF. 1. Return On Investment ROI Return On Investment merupakan perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh per tahun didasarkan pada kecepatan pengembalian modal tetap yang diinvestasikan Timmerhaus, hal 298. Laba pabrik sebelum pajak adalah Rp 102.293.389.593 dan laba setelah pajak Rp 81.834.711.675 Pada perhitungan ROI, laba yang diperoleh adalah laba setelah pajak. Nilai ROI pabrik butynediol adalah 28,65 .