Manajemen Produksi PRARANCANGAN PABRIK BUTYNEDIOL DARI ACETYLENE DAN FORMALDEHYDE KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN

159 Manajemen produksi meliputi manajemen perencanaan dan pengendalian produksi. Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah mengusahakan agar diperoleh kualitas produksi yang sesuai dengan rencana dan dalam jangka waktu yang tepat. Dengan meningkatnya kegiatan produksi maka selayaknya untuk diikuti dengan kegiatan perencanaan dan pengendalian agar dapat dihindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak terkendali. Perencanaan ini sangat erat kaitannya dengan pengendalian, dimana perencanaan merupakan tolak ukur bagi kegiatan operasional, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dan selanjutnya dikendalikan ke arah yang sesuai.

1. Perencanaan Produksi

Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor eksternal dan internal. Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap jumlah produk yang dihasilkan, sedang faktor internal adalah kemampuan pabrik. a. Kemampuan Pasar Dapat dibagi menjadi dua kemampuan :  Kemampuan pasar lebih besar dibandingkan kemampuan pabrik, maka rencana produksi disusun secara maksimal.  Kemampuan pasar lebih kecil dibandingkan kemampuan pabrik 160 Ada tiga alternatif yang dapat diambil, yaitu :  Rencana produksi sesuai dengan kemampuan pasar atau produksi diturunkan sesuai dengan kemampuan pasar, dengan mempertimbangkan untung dan rugi.  Rencana produksi tetap dengan mempertimbangkan bahwa kelebihan produksi disimpan dan dipasarkan tahun berikutnya.  Mencari daerah pemasaran lain dengan menggunakan fasilitas-fasilitas pemasaran yang mudah diakses seperti menggunakan e-bussines. b. Kemampuan Pabrik Pada umumnya kemampuan pabrik ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :  Material bahan baku Dengan pemakaian yang memenuhi kualitas dan kuantitas maka akan mencapai target produksi yang diinginkan.  Manusia tenaga kerja Kurang terampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian pabrik, untuk itu perlu dilakukan pelatihan atau training pada karyawan agar keterampilan meningkat.  Mesin peralatan Ada dua hal yang mempengaruhi kehandalan dan kemampuan peralatan, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam kerja mesin efektif adalah kemampuan suatu alat untuk beroperasi pada kapasitas yang diinginkan pada periode tertentu. Kemampuan mesin adalah kemampuan suatu alat dalam proses produksi. 161

2. Pengendalian Produksi

Setelah perencanaan produksi dijalankan perlu adanya pengawasan dan pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses produksi diharapkan menghasilkan produk yang mutunya sesuai dengan standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang tepat sesuai jadwal. Untuk itu perlu dilaksanakan pengendalian produksi sebagai berikut : 1. Pengendalian kualitas Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku kurang baik, kesalahan operasi dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil monitoranalisa pada bagian laboratorium pemeriksaan. 2. Pengendalian kuantitas Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan mesin, keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama dan lain- lain. Penyimpangan tersebut perlu diidentifikasi penyebabnya dan diadakan evaluasi. Selanjutnya diadakan perencanaan kembali sesuai dengan kondisi yang ada. 3. Pengendalian waktu Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula. 4. Pengendalian bahan proses Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan, maka bahan untuk proses harus mencukupi. Untuk itu diperlukan pengendalian bahan proses agar tidak terjadi kekurangan. Gambar 8.1 Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Butynediol Direktur Teknik Produksi Direktur Keuangan Umum KABAG Produksi KABAG Pemasaran KABAG Teknik KASIE Litbang KASIE Utilitas KASIE Pemeliharaan KASIE Personalia KASIE Pembelian KASIE Pemasaran KASIE Keamanan KASIE Humas KARYAWAN KABAG Keuangan Staf Ahli KASIE Kas KASIE Administrasi Direktur Utama DEWAN KOMISARIS KASIE Proses KABAG Umum KASIE Lab. PP

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan ekonomi pabrik.

A. Investasi

Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working capital investment, manufacturing cost dan general expenses. 1. Fixed Capital Investment Modal Tetap Fixed Capital Investment merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik secara fisik. FCI terdiri dari biaya langsung Direct Cost dan biaya tidak langsung Indirect Cost. Fixed capital investment pada prarancangan pabrik Butynediol ditunjukkan pada Tabel 9.1. Tabel 9.1.Fixed capital investment I. Direct Production Cost Jumlah 1. Purchased equipment-delivered Rp 27.797.796.627 2. Purchased equpment installation Rp 27.797.796.627 3. Instrumentation dan controls installed Rp 10.645.964.666 4. Piping Biaya perpipaan Rp 39.035.203.774 5. Electrical installed Rp 6.505.867.296 6. Buildings Rp 10.645.964.666 7. Yard improvement Rp 5.914.424.814 8. Service facilities Rp 41.400.973.700 9. Tanah Rp 3.548.654.889 Total Direct Cost DC Rp 204.639.098.573 II. Indirect Cost 1. Engineering and supervision Rp 19.517.601.887 2. Construction expenses Rp 24.249.141.738 Total Indirect Cost IC Rp 43.766.743.625 III. Biaya tak terduga Rp 72.045.894.406 IV. Contractors Fee Rp 24.840.584.220 Fixed Capital Investment FCI Rp. 285.666.718.528 2. Working Capital Investment Modal Kerja WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir dalam proses yang sedang dibuat; uang diterima account receivable; uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi, seperti gaji, upah, dan bahan baku; uang terbayar account payable; dan pajak terbayar taxes payable. WCI untuk prarancangan pabrik butynediol adalah Rp .50.411.773.858 3. Manufacturing Cost Biaya Produksi Modal digunakan untuk biaya produksi, yang terbagi menjadi tiga macam yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak langsung. Biaya produksi langsung adalah biaya yang digunakan untuk pembiayaan langsung