VIF Variance Inflation Factor masing-masing variabel independen, jika nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya Ghozali, 2007 dalam Rahayu, 2010. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas, yaitu jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam suatu model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 Ghozali, 2005 dalam
Rahayu, 2010. Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson.
3.5 Pengujian Hipotesis
Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda multiple regression
analysis. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda menggunakan
taraf signifikansi pada level 5 �=0,05. Model regresi yang dikembangkan
untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. H
1
ABSDACC
t
= ß0 + ß1 KM
t
+ ε
diuji dengan analisis regresi linear sederhana simple regression analysis.
2. H
2
ABSDACC
t
= ß0 + ß1 KM
t
+ ß2 KDK
t
+ ß3 KM
diuji dengan analisis regresi linear berganda multiple regression analysis.
t
Keterangan:
KDK
t
+ ε
ABSDACCt = Nilai absolut akrual diskresioner pada tahun t KMt
= Kecakapan manajerial perusahaan pada tahun t KDK
t
ε =
Error = Komposisi dewan komisaris perusahaan pada tahun t
BAB V SIMPULAN
5.1 Simpulan dan Implikasi
5.1.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan interaksi antara kecakapan manajerial dan
komposisi dewan komisaris dapat mengurangi keinginan manajer untuk melakukan manajemen laba. Variabel yang diteliti adalah kecakapan manajerial,
komposisi dewan komisaris, dan manajemen laba. Kecakapan manajerial diuji dengan menggunakan Data Envelopment Analysis DEA. Komposisi dewan
komisaris diukur dengan menggunakan persentase dari dewan komisaris independen dibagi dengan total komisaris perusahaan. Manajemen laba diuji
dengan menggunakan model Jones. Data yang digunakan adalah data sekunder Indonesian Capital Market Directory ICMD dan website Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara statistis, kecakapan manajerial berpengaruh positif secara
signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh angka koefisien regresi B sebesar 0.309 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,026 p 0,05, maka H
1
2. Secara statistis, komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap
hubungan kecakapan manajerial dengan manajemen laba. Dari hasil pengujian diperoleh angka koefisien regresi B sebesar -0.106 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.519 p 0,05, maka H diterima. Hal ini
disebabkan oleh adanya asimetri informasi dan perbedaan kepentingan antara pemilik saham dengan manajer agency theory. Manajer yang
cakap dapat leluasa untuk memanfaatkan peluang pada komponen akrual demi kepentingan pribadinya.
2
5.1.2 Implikasi
tidak terdukung
atau ditolak. Hal ini disebabkan pengangkatan dewan komisaris oleh
perusahaan hanya dilakukan untuk pemenuhan ketaatan terhadap regulasi saja, tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate
Governance GCG dan rata-rata komposisi dewan komisaris saat ini relatif rendah, sehingga secara kolektif komisaris independen tidak
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan dewan komisaris.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pemegang saham tentang bagaimana kecenderungan perilaku manajer yang melakukan
manajemen laba. Hasil ini diharapkan mampu memotivasi penelitian berikutnya yang sejenis di masa yang akan datang.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian yaitu: 1.
Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur dalam pengambilan sampel sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan pada jenis perusahaan lain seperti perbankan, BUMN, telekomunikasi atau transportasi .
2. Penelitian ini hanya meneliti perusahaan manufaktur selama 3 tahun.
Diharapkan penelitian berikutnya mampu melakukan pengamatan yang lebih panjang dengan jumlah perusahaan yang lebih banyak.
5.3 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1.
Di Indonesia, variabel kecakapan manajerial yang diukur dengan menggunakan DEA ini relatif masih baru. Untuk penelitian yang akan
datang, variabel kecakapan manajerial ini dapat diuji pengaruhnya terhadap variabel-variabel lain seperti kualitas laba, kinerja perusahaan,
harga saham dan lain-lain. 2.
Terkait dengan tidak signifikannya interaksi antara komposisi dewan komisaris dan kecakapan manajerial terhadap manajemen laba, penelitian
yang akan datang bisa mencari variabel-variabel pemoderasi lainnya untuk melihat variabel pemoderasi manakah yang signifikan mempengaruhi
hubungan kecakapan manajerial terhadap manajemen laba. Sesuai dengan saran Isnugrahadi dan Kusuma 2009 bahwa variabel-variabel yang dapat
diuji sebagai variabel pemoderasi misalnya adalah porsi kepemilikan
manager atas saham perusahaan, good corporate governance, komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional, perspektif etis manajemen dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Bayu Aji. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Semarang.
Universitas Diponegoro. Dechow, P., Sloan, R., Sweeny, A. 1995. Detecting Earnings Manajement.
The Accounting Review, 72, April. Demerjian, P., B. Lev, dan S. McVay. 2006. Manajerial ability and accruals
quality. Working paper. Stem School of Business. Diah Ayu Pertiwi. 2010. Analisis Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai
Perusahaan dengan Peranan Praktik Corporate Governance sebagai Moderating Variabel pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005-2008.. Semarang. Universitas Diponegoro.
Egon Zehnder International. 2000. Corporate Governance and the Role of the Board of Directors.
Fama, E.F. and Jensen,MC. 1983, Sepration of Ownership and Control, Journal of law and Economics, 26, 301-325.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang. Universitas Diponegoro.
Gunarsih, T dan Hartadi, B. 2002. Pengaruh Pengunguman Pengangkatan Komisaris Independen Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol 2, No. 2, hal. 104- 120.
Healy, P. 1985. The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions. Journal of Accounting and Economics 7
Healy, P. 1996. Discussion of a Market-based Evaluation of Discretionary Accrual Models. Journal of Accounting Research 34.