Pengaruh Kualitas Audit dan Komposisi Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of audit quality and composition of the board of commissioners toward the earnings management. In this study, audit quality was measured by Public Accounting Firm (KAP) Big Four and Non Big Four. The composition of the board of directors is measured by the proportion of the independent board.

This study is explanatory research. Target population are the industrial company in manufacturing sector that listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2013, and obtained a sample of 100 companies. The analytical method used is multiple regression models. Data were obtained through the Indonesia Stock Exchange site.

The results showed that the quality audit significantly has a negative effect on earnings management, this means that audit quality can control the earnings management. The results also show that the composition of the board of commissioners has no effect on earnings management, this means that the composition of the board of directors does not affect the management profit action.

Keywords: Quality Audit, Composition of the Board of Commissioners, Earnings Management


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit dan komposisi dewan komisaris terhadap manajemen laba. Kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four dan Non Big Four. Komposisi dewan komisaris diukur dengan seberapa banyak proporsi dewan komisaris independen.

Penelitian ini bersifat eksplanatory. Populasi target adalah perusahaan industri sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013, dan diperoleh sebanyak 100 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan adalah multiple regression model. Data penelitian diperoleh melalui Web Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap manajemen laba, hal ini berarti bahwa Audit yang berkualitas dapat mengendalikan tindakan manajemen laba. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, hal ini berarti bahwa komposisi dewan komisaris tidak memiliki kemampuan untuk memengaruhi tindakan manajamen laba.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Kegunaan Penelitian... 11

BAB II Tinjauan Pustaka ... 13

2.1. Landasan Teori ... 13

2.1.1. Teori Keagenan ... 13

2.1.2. Good Corporate Governance ... 15

2.1.3. Pengertian dan Jenis Audit ... 18


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.2 .Audit Ketaatan ... 20

2.1.3.3. Audit Laporan Keuangan... 21

2.1.4. Laporan Keuangan ... 21

2.1.5. Kualitas Audit ... 24

2.1.6. Dewan Komisaris ... 26

2.1.6.1. Pengertian Dewan Komisaris ... 26

2.1.6.2. Komposisi Dewan Komisaris ... 28

2.1.6.3. Fungsi Dewan Komisaris... 30

2.1.7. Manajemen Laba ... 32

2.1.7.1. Pengertian Manajemen Laba ... 32

2.1.7.2. Strategi Manajemen Laba ... 33

2.1.7.3. Motivasi Melakukan Manajemen Laba ... 34

2.1.7.4. Mendeteksi Manajemen Laba ... 35

2.2. Rerangka Teoritis ... 40

2.3. Rerangka Pemikiran ... 41

2.4. Peneliti Terdahulu ... 42

2.5. Hipotesis ... 49

2.6. Model Penelitian ... 50

BAB III METODE PENELITIAN... 52

3.1. Jenis Penelitian ... 52

3.2. Populasi dan Sampel ... 53

3.3. Tehnik Pengambilan Sampel... 54


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 56

3.6. Metode Analisis Data ... 60

3.6.1. Uji Regresi Berganda ... 60

3.6.2. Statistik Deskriptif ... 61

3.6.3. Uji Asumsi Klasik ... 63

3.6.3.1. Uji Normalitas ... 63

3.6.3.2. Uji Multikolinearitas ... 64

3.6.3.3. Uji Autokorelasi ... 65

3.6.3.4. Uji Heteroskedastisitas ... 66

3.6.4. Uji Hipotesis... 67

3.6.4.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 68

3.6.4.2. Uji F (F-Test) ... 68

3.6.4.3. Uji t (t-Test) ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 71

4.2. Analisis Data ... 75

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 75

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 79

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 79

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 80

4.2.2.3. Uji Hetroskedastisitas... 82

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 83


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.4. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengaruh Kualitas Audit, Komposisi Dewan Komisaris Terhadap

Manajemen Laba Secara Simultan dan Parsial ... 85

4.4.1. Pengaruh Kualitas Audit, Komposisi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba ... 85

4.4.2. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba ... 87

4.4.3. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba ... 89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1. Simpulan ... 91

5.2. Keterbatasan ... 92

5.3. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN ... 101


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Rerangka Teoritis ... 40 Gambar 2.2. Rerangka Pemikiran ... 41 Gambar 2.3. Model Penelitian. ... 51


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu ... 42

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ... 55

Tabel 4.1. Data Hasil Pemilihan Sampel ... 72

Tabel 4.2. Deskripsi Perusahaan yang Dijadikan Objek Penelitian ... 73

Tabel 4.3. Hasil Statistik Deskriptif Manajemen Laba ... 75

Tabel 4.4. Hasil Statistik Deskriptif Komposisi Dewan Komisaris ... 77

Tabel 4.5 Hasil Statistik Deskriptif Kualitas Audit ... 78

Tabel 4.6. Uji Normalitas ... 80

Tabel 4.7. Uji Multikoleniaritas ... 81

Tabel 4.8. Uji Heteroskedastisitas. ... 82

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Regresi Variabel Kualitas Audit dan Komposisi Dewan Komisaris Terhadap Manajamen Laba ... 85


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Daftar Kelompok dan Sub Kelompok

Industri Manufaktur ... 101

Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian Emiten Industri Manufaktur ... 102

Lampiran 3 Daftar Emiten Menurut Kelompok Industri ... 111

Lampiran 4 Perhitungan Komposisi Dewan Komisaris dan Kualitas Audit... 117

Lampiran 5 Perhitungan Manajemen Laba ... 123

Lampiran 6 Perhitungan Manajemen Laba ... 129

Lampiran 7 Perhitungan Manajemen Laba ... 134

Lampiran 8 Perhitungan Manajemen Laba ... 139

Lampiran 9 Hasil Uji Regresi WC i & Δ REV ... 145

Lampiran 10 Statistik Deskriptif ... 147

Lampiran 11 Uji Asumsi Klasik ... 148

Lampiran 12 Uji Multikolinearitas... 150

Lampiran 13 Uji Heteroskedastisitas ... 152


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan keuangan perusahaan merupakan kunci utama bagi stakeholder untuk menilai baik buruknya kinerja perusahaan, dan memiliki peranan penting dalam memberikan informasi bagi para pemakainya. Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2006). Tujuan laporan keuangan adalah (Nungraheni, 2010):

1. Informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas. 2. Pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber dana.

3. Membantu pengguna laporan keuangan untuk memprediksi arus kas masa depan.

Laporan keuangan memiliki pertanggungjawaban manajemen perusahaan atas sumber daya yang dipercayakannya. Terdapat komponen laporan keuangan didalam laporan keuangan yaitu:

a) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode b) Laporan laba rugi komprehensif selama periode c) Laporan arus kas selama periode

d) Catatan atas laporan keuangan

e) Laporan posisi keuangan awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, menyajikan


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

kembali, atau mereklasifikasi pos-pos laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009).

Laporan keuangan didalam penyajiannya yang diutamakan adalah transparansi dan relevan, karena laporan keuangan akan berguna bagi para investor dan pemakai lainnya. Dalam praktiknya, banyak perusahaan yang ingin mempercantik laporan keuangan sehingga banyak sekali timbulnya kecurangan, dimana salah satunya adalah manajemen laba.

Manajemen laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya. Penipuan mengabarkan volatilitas keuangan sesungguhnya. Semua itu dilakukan untuk menutupi konsekuensi dari keputusan-keputusan manajer (Sulistyanto, 2008). Menurut Wild et al. (2007) menyatakan bahwa : “An earning (also reffered as

income) is the net of revenues and gains less expenses and losses. It is determined using acrual basis of accounting and annually reported into income statement.”

Apabila diterjemahkan adalah sebagai berikut:

“Laba adalah pendapatan bersih dan keuntungan dikurangi dengan beban-beban dan kerugian. Laba tersebut ditentukan dengan menggunakan dasar akrual dan secara tahunan dilaporkan dalam laporan laba rugi.”

Laba meringkas aktivitas operasi bisnis perusahaan. Wild et al. (2007) berkomentar bahwa laba merupakan informasi perusahaan yang paling diinginkan dalam pasar keuangan. Laba memberikan baik pengukuran terhadap perubahan ekuitas perusahaan pada suatu periode maupun estimasi kekuatan laba perusahaan di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang dianggap mampu menjadikan upaya rekayasa manajerial ini membudaya dalam pengelolaan sebuah perusahaan. Pertama,


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

aturan dan standar akuntansi, transparansi dan auditing yang masih lemah. Kedua, sistem pengawasan dan pengendalian sebuah perusahaan yang belum optimal. Ketiga, moral hazard pengelola perusahaan yang memang cenderung mendahulukan dan mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan pribadi dan kelompoknya (Sulistyanto, 2008).

Motivasi manajemen melakukan manajemen laba adalah adanya program bonus, perusahaan akan go public, motivasi perjanjian utang, pergantian Chief

Executive Officer (CEO), meningkatkan kepercayaan kreditor dan investor, ataupun

menghindari pajak dan kebijakaan pemerintah (Scott, 2009). Menurut Scott (2009), manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka atau nilai pasar perusahaan. Manajemen memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk modifikasi laba yang dilaporkan, salah satu cara dalam mengurangi manajemen laba adalah kualitas audit yang baik.

Menurut Putri dan Yuyetta (2013) terjadinya manajemen laba selain karena tindakan manajemen yang oportunistik, manajemen terjadi karena kurangnya pengawasan dan kontrol pada perusahaan. Struktur kepemilikan (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial) dipercaya mampu memengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki. Selain itu untuk mendeteksi praktik manajemen laba dibutuhkan pihak lain yang independen yaitu auditor. Auditor yang berkualitas baik akan bertindak sebagai pencegah manajemen


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

laba yang efektif karena manajemen akan hancur dan nilai perusahaan akan turun apabila pelaporan keuangan yang salah ini terdeteksi dan terungkap.

Praktik manajemen laba yang seringkali dilakukan manajemen dapat menurunkan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan, selain itu tindakan ini dapat merugikan investor karena mereka akan memperoleh informasi yang tidak sesuai mengenai posisi keuangan perusahaan. Praktik manajemen laba dianggap telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh kalangan praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan dalam beberapa dekade terakhir (Wardhani dan Joseph dalam Nabila dan Daljono, 2013).

Tahun 2011, jumlah pemeriksaan yang ditangani badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan mengalami peningkatan, dari 130 kasus di tahun 2010, menjadi 178 kasus. Dari jumlah 178 kasus tersebut diantaranya 59 kasus telah selesai dan dikenakan sanksi administratif oleh Bapepam-LK dan atau perintah untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran, 4 kasus ditutup demi hukum karena tidak terbukti adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal, 81 kasus telah selesai pada tahap proses pemeriksaan namun masih menunggu proses pengenaan sanksi dan proses lebih lanjut, dan 34 kasus masih dalam proses pemeriksaan. Dari 178 kasus pemeriksaan, 81 kasus terkait transaksi dan Lembaga Efek, 78 kasus terkait Emiten atau Perusahaan Publik, dan 19 kasus terkait pelanggaran di bidang pengelolaan investasi. Sementara itu, jumlah kasus yang dalam proses penyidikan tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sejumlah dua belas kasus. Dari 12 kasus penyidikan, 8 diantaranya merupakan kasus terkait transaksi dan Lembaga Efek, 2 kasus terkait Emiten atau Perusahaan Publik, dan 2 terkait


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

Pengelolaan Investasi (Bapepam-LK, 2011). Terjadinya banyak kasus dalam pasar modal menjadi fenomena yang sulit dipercaya karna dampak dari kasus tersebut merugikan banyak pihak, yaitu investor, karyawan, manajer, KAP lain yang tidak terlibat kasus tersebut ikut terbawa dengan keadaan sebagai profesinya auditor, hingga publik sebagai pengamat pasar modal ikut dirugikan, tidak sedikit publik yang kecewa dengan banyaknya kasus pelanggaran pasar modal karena jika perusahaan di Indonesia tidak dapat berkembang maka akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri.

Terdapat kasus kecurangan yang sangat fenomenal yaitu PT. Kimia Farma Tbk. Kasus ini sempat menjadi pembicaraan banyak pihak dan mempertanyakan independensi dan kejujuran auditor, dimana di audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan terdapat laba bersih sebesar Rp 132 milyar, kemudian laporan keuangan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Kementerian BUMN dan BAPEPAM menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar serta mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar (24,7%) dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan tersebut timbul pada unit industri bahan baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit pedagang besar farmasi berupa

overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

PT. Kimia Farma Tbk. dilakukan untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada PT. Kimia Farma. (Fitrawansyah, 2014).

Adanya kasus PT. Kimia Farma Tbk. tersebut menjadi fenomena yang cukup besar dalam dunia akuntansi. Kasus PT. Kimia Farma Tbk. ini membuat masyarakat jadi lebih enggan untuk percaya kepada akuntan publik di Indonesia. Kemudian KAP di Indonesia pun harus berusaha kembali untuk membentuk kepercayaan masyarakat pada kualitas audit. Kualitas audit yang tinggi diharapkan akan mengurangi terjadinya kasus manipulasi laba dan memberikan hasil yang menguntungkan

stakeholders dan perusahaan, salah satunya berupa laporan keuangan yang

transparan dan relevan. Selain itu, diharapkan perusahaan bersikap konsisten dalam menyajikan laporan keuangan yang akan di-publish dengan laporan keuangan untuk perusahaan sendiri. Perusahaan dikatakan konsisten apabila menerapkan perlakuan akuntansi untuk kejadian yang serupa dari satu periode ke periode berikutnya, tetapi dimungkinkan perubahan perlakuan akuntansi dilakukan tanpa melanggar sebuah konsistensi apabila lebih preferable dari perlakuan yang lama (Kieso et al., 2010). Selain itu, investor harus selalu berhati-hati terhadap perusahaan yang akan ditanamkan modalnya, investor juga diharapkan untuk bisa menganalisis laporan keuangannya, apakah benar perusahaan ini menyajikan laporan keuangannya dengan benar atau tidak.

Menurut Praptitorini dan Januarti (2011), hanya auditor yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang dihasilkannya reliable. Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dalam menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien (Deangelo, dalam Nataline, 2007). Semakin tinggi kualitas audit dapat dihasilkan oleh auditor


(16)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha

independen, maka semakin tinggi pula kepercayaan para pemakai informasi untuk menggunakan laporan keuangan. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi, maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Elfarini, 2007).

Kualitas audit dapat diukur melalui nama baik auditor, dimana di Indonesia dulu Kantor Akuntan Publik (KAP) dikenal dengan nama Big Five yaitu Artur Andersen, Ernst & Young, Deloitte & Touche, KPMG, Peat Marwick Mitchell dan Price Waterhouse Coopers, kemudian pada tahun 1998 bergabung menjadi Price Waterhouse and Coopers & Lybrand. Dari tahun 2002 hingga saat ini Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi baik dikenal dengan Big Four, yaitu Ernst & Young, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG dan Price Waterhouse Coopers. Empat besar KAP tersebut hampir mengaudit semua perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Praktik manajemen laba dapat dikurangi, selain kualitas audit yang baik, komposisi dewan komisaris juga ikut berperan dalam mengurangi praktik manajemen laba, dimana berfungsi untuk mengurangi manajemen laba, dewan komisaris ditunjuk lansung melalui rapat pemegang saham, mereka akan memilih orang yang berkompeten dan independen untuk menjadi dewan komisaris independen, oleh karena itu jika dewan komisaris independen semakin banyak seharusnya perusahaan dapat lebih baik lagi dalam menyajikan laporan keuangan. Dewan komisaris mempunyai tugas dalam bertanggung jawab dan mengawasi tindakan Direksi serta membentuk komite audit. Oleh sebab itu, independensi Komisaris sangat diperlukan. Dalam surat Keputusan Menteri BUMN, ada kewajiban bahwa proporsi Komisaris yang berasal dari luar perusahaan, dibandingkan terhadap


(17)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha

total Komisaris minimal adalah 20%. Karena tanggung jawabnya yang besar, Komisaris yang independen akan menuntut kualitas audit yang lebih baik. Hal ini dikarenakan keharusan mereka untuk menjaga reputasi mereka (Hay et al, 2008).

Banyak yang mengatakan bahwa semakin besar komposisi dewan komisaris indepen maka praktik manajemen laba akan semakin kecil, hal itu dikarenakan lebih banyaknya pihak yang independen untuk mengontrol suatu perusahaan agar berjalan dengan baik. Pihak yang independen ini biasanya akan lebih memberikan masukan yang mementingkan kepentingan perusahaan bukan kepentingan individu setiap pemegang saham, tetapi ada pula yang mengatakan semakin besar proporsi dewan komisaris independen maka semakin besar pula praktik manajemen laba yang dikarenakan ketidak efisienan dalam memberikan pengawasan dan tanggungjawabnya (Nuryaman, 2008).

Menurut Limantauw (2012), karakteristik dewan komisaris terkait dengan proporsi komisaris independen perlu diperhatikan supaya terdapat independensi dalam proses pengawasan yang dilakukan terhadap kinerja perusahaan. Dengan adanya komisaris yang independen, pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris akan lebih ketat sehingga akan cenderung mensyaratkan akuntansi yang konservatif untuk mencegah sikap oportunistik manajer. Kepemilikan saham oleh komisaris yang terafiliasi dapat memengaruhi kinerja suatu perusahaan. Apabila komisaris yang terafiliasi bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas pengawasannya, dengan memiliki sebagian saham perusahaan akan membuat komisaris menjalankan fungsi pengawasannya dengan lebih ketat. Hal tersebut dikarenakan komisaris memiliki kepentingan finansial di dalam perusahaan sehingga lebih mensyaratkan akuntansi yang konservatif. Akan tetapi, apabila kepemilikan


(18)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha

saham oleh komisaris yang terafiliasi tersebut justru mendorong komisaris melakukan pengambil alihan perusahaan maka prinsip akuntansi yang digunakan kurang konservatif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian Siregar dan Utama (2005) menemukan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan Ujiyantho dan Pramuka (2007) menemukan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Adapula penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan bagaimana pengaruh kualitas audit yang diukur dengan Big four atau non Big four salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gerayli, et al. (2011) menyatakan bahwa ukuran auditor berhubungan negatif dengan manajmen laba diukur dengan discretionary accrual, sehingga menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan auditor Big four maka manajemen laba akan lebih rendah dengan perusahaan yang diaudit oleh non Big four.

Analisis lebih lanjut lagi diungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas audit dan manajemen laba hanya signifikan dalam perusahaan yang di audit oleh Big four. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gerayli, et al. (2011) bahwa kualitas audit memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Sebaliknya penelitian yang dilakukan Guna dan Herawaty (2010), kepemilikan institusi dan kepemilikan manajerial serta independensi auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan ketidak konsistenan hasil penelitian, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi hasil jika diterapkan pada sampel yang berbeda.

Dari penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan kualitas audit dan komposisi dewan komisaris sebagai variabel independen. Kualitas audit diukur


(19)

BAB I PENDAHULUAN 10

Universitas Kristen Maranatha

berdasarkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Big four dan KAP non Big Four, kemudian komposisi dewan komisaris diukur dengan berapa banyak proporsi dewan komisaris independen jika dibandingkan dengan total dewan komisaris. Variabel dependen adalah manajemen laba. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya ialah terletak dari keseluruhan variabel independen.

Dalam penelitian ini, badan usaha yang digunakan adalah badan usaha yang bergerak di bidang manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti tertarik untuk meneliti karena badan usaha ini menarik untuk dicermati dan diteliti, dimana terdapat banyak kasus manipulasi pasar modal yang mendominasi pelanggaran di bidang transaksi dan Lembaga Bursa Efek (www.bapepam.go.id).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul:

Pengaruh Kualitas Audit dan Komposisi Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan diatas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kualitas auditor berpengaruh terhadap manajemen laba ?

2. Apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba ?


(20)

BAB I PENDAHULUAN 11

Universitas Kristen Maranatha

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah kualitas auditor berpengaruh terhadap manajemen laba.

2. Untuk mengetahui apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba.

1.4. Kegunaan Penelitian

Praktik manajemen laba menjadi hal yang sering dilakukan oleh para manajer kepada

stakeholders dan dengan melihat tujuan penelitian diatas, diharapkan dengan adanya

penelitian yang saya buat ini diharapkan kedepanya: 1. Penulis

Bagi penulis, penelitian ini diharakan agar dapat menambah wawasan tentang bagaimana pengaruh kualitas audit dan kompisisi dewan komisaris terhadap manajemen laba, serta dapat membandingkan teori dengan keadaan sebenarnya.

2. Investor

Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga investor dapat mendeteksi adanya manajemen laba dan pengambilan keputusan yang baik.

3. Perusahaan

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan lebih mendalam mengenai manajemen laba, sehingga


(21)

BAB I PENDAHULUAN 12

Universitas Kristen Maranatha

perusahaan dapat mendetksi adanya potensi manajemen laba di perusahaan.

4. Pihak lain

Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi semua pihak, khususnya bagi anda yang akan melakukan studi penelitian sejenis.


(22)

91 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh komposisi dewan komisaris dan kualitas audit terhadap Manajemen Laba, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar proporsi dewan komisaris independen maka semakin kecil manajamen laba. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruhnya tidak signifikan karena di Indonesia umumnya kepemilikan saham terkonsentrasi pada individu atau kelompok tertentu. Sehingga mungkin saja komisaris independen di tempatkan hanya sebagai formalitas saja, mereka berasal dari kelompoknya sendiri sehingga komisaris independen tidak menjalankan fungsinya sebagai mana mestinya. Dari hasil penelitian ini berarti bahwa hipotesis tersebut ditolak.

2. Kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kualitas audit maka semakin kecil manajemen laba. Hal ini berarti perusahaan memakai KAP big four bukan semata menarik investor tetapi menekan tingkat manajemen laba perusahaan


(23)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 92

Universitas Kristen Maranatha

agar laporan keuangan semaksimal mungkin disajikan transparan. Dari hasil penelitian ini berarti bahwa hipotesis tersebut diterima.

5.2. Keterbatasan

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI bukan pada seluruh perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan tidak terdaftar di BEI.

2. Adjusted R square sebesar 1,50% dinyatakan cukup rendah, hal ini berarti

bahwa masih ada faktor lain yang lebih besar yang berpengaruh terhadap manajemen laba. Tujuan penelitian ini bersifat eksplanatori, yaitu menjelaskan hubungan antara kualitas audit dan komposisi dewan komisaris terhadap manajemen laba, oleh karena itu adjusted R square yang rendah masih dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel penelitian.

3. Dalam mendeteksi manajemen laba peneliti hanya menggunakan variabel komposisi dewan komisaris dan kualitas audit, sedangkan dalam mendeteksi adanya praktik manajemen laba dalam perusahaan manufaktur masih ada variabel lain yang dapat digunakan seperti mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan konsentrasi kepemilikan.


(24)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 93

Universitas Kristen Maranatha

4. Terdapat perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang masih belum menerbitkan laporan keuangan tahun 2013 yang sudah di audit oleh KAP dan terdapat perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan US Dollar, sehingga perusahaan yang dapat dijadikan sampel jumlahnya berkurang. 5. Keterbatasan waktu yang diberikan dalam penelitian, sehingga peneliti tidak

bisa memperbanyak jumlah sampel.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil analisis serta keterbatasan penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Sampel penelitian di perbanyak dengan memasukan seluruh perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.

2. Bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang akan membuktikan adanya praktik manajemen laba dalam perusahaan manufaktur sebagai contoh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan konsentrasi kepemilikan.

3. Bagi investor diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat lebih berhati-hati dalam menanamkan modal pada perusahaan yang diinginkan.

4. Bagi perusahaan diharapkan dapat lebih memperhatikan proporsi dewan komisaris indepen yang memadai untuk mengontrol jalannya perusahaan dan


(25)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 94

Universitas Kristen Maranatha

meningkatkan kualitas audit agar dapat terhindar dari praktik manajemen laba dan menyajikan laporan keuangan dengan transaparan.

5. Memilih tahun dimana perusahaan yang terdaftar di BEI seluruhnya sudah menerbitkan laporan keuangan yang sudah di audit oleh KAP, sehingga lebih banyak perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian yang akan menghasilkan penelitian ini lebih tepat dan akurat.


(26)

95 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno., dan Hoesada, J. (2009). Bunga Ramping Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Andayani, Tutut Dwi. (2010). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Indepen

Terhadap Manajemen Laba. Tesis, Semarang: Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro.

Badan Pengawasasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. (2011). Laporan Tahunan

2011. Diakses pada 20 Maret, 2015, dari www.bapepam.go.id.

Banker, Rajiv., Seok Young Lee and Gardon Potter. (1996). A Field Study of the Impact of a Performance Based Incentive Plan. Journal of accounting and Economics. 21, 195-226.

Busman, Robert., Raffi Indjejikian and Abbie Smith. (1996). CEO Compensation : The Role of Individual Performance Evaluation. Journal of Accounting and

Economics. 21, 161-193.

Daito, Apollo. (2005). Beberapa Faktor Yang Mempengaruh Earning Management

Serta Penerapannya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan. Disertasi,

Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjajaran.

Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Elder. Randal. J., Beasley, Mark. S., Arens, Alvin. A., dan Jusuf, Amir. Abadi. (2011).

Jasa Audit dan Assurance. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Elfarini, E. C. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Kualitas Audit

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah). Skripsi,

Semarang; Universitas Negeri Semarang.

Faisal, Achmad. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance dan Human Capital

Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Telekominukasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Disertasi, Bandung: Program Pasca sarjana Universitas Katolik

Parahyangan.

Fitrawansyah. (2014). Fraud & Auditing. Jakarta: Mitra Wacana Media.


(27)

96 Universitas Kristen Maranatha

Gerayli, M.S., Ma’atofa., dan Yane Sari A.M. (2011). Impact of audit quality on Earning Managemment. International Research Jurnal of Finance and Economics. 66, 77-84.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponogoro.

Gujarati, Damodar., dan Sumarno, Zain. (1993). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Guna, W.I., dan Herawaty, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit Dan Faktor Lainya Terhadap

Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan akuntansi. Vol 12 (No. 1), hal 175-188. Harahap, Sofyan S. (2006). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Hartono, Jogiyanto. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Hasan, Iqbal. (2002). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hay, D., Knechel, W. R., and Ling, H. (2008). Evidence on the Impact of Internal

Control and Corporate Governance on Audit Fees. International Jurnal of

Auditing. Vol 12 (No.1), hal 9-24.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Projesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia (2012). Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2001, Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan . Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan

Indonesia.

Indra, A. Zubaidin., Zahron, Agus., dan Rosianawati, Ana. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). Jurnal

Akuntansi dan Keuangan. Vol 16 (No.1), hal 1-22.

Indriani, Yohana. (2010). Pengarug Kualitas Auditor, Corporate Governance, Leverage

dan Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Semarang: Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Jensen, M.C., and Meckling, W.H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. 3, 1-77.


(28)

97 Universitas Kristen Maranatha

Kasmir. (2010). Penantar Manajemen Keuangan. Edisi Kesatu. Jakarta: Prenada Media. Kieso, D. E., Weygandt, Jerry. J., and Warfield, Terry. D. (2010). Intermediate

Accounting. 13th Edition. New Jersey: John Wiley and Sons.

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2004). Pedoman Tentang Komisaris

Independen. Diakses pada 30 Maret, 2015, dari

http:/www.governance-indonesia.or.id/main.htm.

Lai, L.H. (2005). Are Independent Directors Effective in Lowering Earnings

Management in China. Disertasi, Texas: A &M University.

Limantauw, Shirly. (2012). Pengaruh Karakteristi Dewan Komisaris Sebagai Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Akuntansi. Vol 1 (No.1), hal 48-52.

Mardalis. (2003). Metode penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moeljono, Djokosantoso. (2005). Good Corporate Culture Sebagai Inti dari Good

Corporate Governance. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Munawaroh. (2013). Panduan Memahi Metedologi Penelitian. Jawa Timur: Intimedia Jatim.

Nabila, Afifa dan Daljono, (2013). Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba, Diponegoro

Journal Of Accounting. Vol 2 (No. 1), hal 1-10.

Narbuko, Cholid., dan Achmadi, Abu. (2001). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Narimawati, Umi. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

danAplikasi. Bandung: Agung Media.

Nataline. (2007). Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing,

Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.


(29)

98 Universitas Kristen Maranatha

Nihlati, H., dan Meiranto, W. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Earning Management. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol 3 (No. 3), hal 1-10.

Nini dan Trisnawati, E. (2009). Pengaruh Independensi Auditor Pada KAP Big Four Terhadap Manajemen Laba Pada Industri Bahan Dasar Kimia Dan Industri Barang Konsumsi. Jurnal Bisnis dan akuntansi. Vol. 11. (No. 3), hal 175-188. Nungraheni, B. Linggar. Yekti. (2010). PSAK nomor 1 (revisi 2009). Makalah

dipresentasikan pada Seminar Nasional dan Workshop Konvergensi IFRS dan Implementasi PSAK Unika Soegijapranata Semarang.

Nuryaman. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dan Pengungkapan Sukarela. Disertasi, Bandung: Progam Pasca Sarjana Universitas

Padjadjaran.

Pradhana, S.W., dan Rudiawarni, F.A. (2013). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap

Earning Management Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di

BEI Periode 2008-2010. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol 2. (No. 1), hal 1-17.

Praptitorini, Mirna. Dyah., dan Indira, Januarti. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going

Concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 8 (No. 1), hal 78-93.

Prastiti, Anindyah. (2013). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit

Terhadap Manajemen Laba. Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro.

Prastiti, A., dan Meiranto W. (2013). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol 2 (No. 4), hal 1-12.

Purwandari, Indri. W. (2011). Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance, Profitabilitas, dan Laverage Terhadap Praktek Manajemen Laba (Earning Management). Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro.

Putri, N.D., dan Yuyetta, E.N.A. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol 2 (No. 3), hal 1-13.

Sanjaya, I Putu Sugiartha. (2008). Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 11 (No. 1), hal 97-116.


(30)

99 Universitas Kristen Maranatha

Scott, William. R. (2009). Financial Accounting Theory. 4th edition. Ontario: Pearson

Education Canada, Inc.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Edisi 2. Bandung: PT Refika Aditama. Singgih, Santoso. (2002). Statistik Parametrik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Singleton, Hall. (2007). Information Technology Auditing and Assurance. Jakarta:

Salemba Empat.

Siregar, Veronica. Silvia., dan Utama, Siddharta. (2005). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management ). Pada Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Afabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2009). Metode Riset Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013).

Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sulistyanto, Sri. (2008). Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: PT. Grasindo.

Susilo, Budi. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris

Independen, Jumlah Komite Audit, Dan Keahlian Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

UIN.

Sutejo, S., dan Aldridge, E.J. (2005). Good Corporate Governance. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka.

Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance. (2006). Pedoman

Tentang Komisaris Independen. Diakses pada 20 Maret, 2015, dari


(31)

100 Universitas Kristen Maranatha

Tunggal, Amin widjaya. (2008). Tata Kelola Perusahaan Teori dan Kasus. Jakarta: Havarindo.

Tunggal, Amin Widjaja. (2013). Pokok-Pokok Auditing & Jasa Asurans. Jakarta: Harvarindo.

Ujiyantho, Muh. Arief., dan Pramuka, Bambang. Agus. (2007). Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur). Makalah dipresentasikan pada Simposium

Nasional Akuntansi X.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Whittington, O. Ray., dan Kurt, Pany. (2012). Principles of Auditing, and Other

Assurance Services, 18th Edition. New York: Mc-Graw-Hill.

Wijaya, Tony. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Wild, John J.K.R., Subramanyam, Robert. F dan Halsey. (2005). Financial Statement

Analysis. Jakarta: Salemba Empat.

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. (2008). Good Corporate Governance Pada Badan Usaha


(1)

95 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno., dan Hoesada, J. (2009). Bunga Ramping Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Andayani, Tutut Dwi. (2010). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Indepen Terhadap Manajemen Laba. Tesis, Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Badan Pengawasasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. (2011). Laporan Tahunan 2011. Diakses pada 20 Maret, 2015, dari www.bapepam.go.id.

Banker, Rajiv., Seok Young Lee and Gardon Potter. (1996). A Field Study of the Impact of a Performance Based Incentive Plan. Journal of accounting and Economics. 21, 195-226.

Busman, Robert., Raffi Indjejikian and Abbie Smith. (1996). CEO Compensation : The Role of Individual Performance Evaluation. Journal of Accounting and Economics. 21, 161-193.

Daito, Apollo. (2005). Beberapa Faktor Yang Mempengaruh Earning Management Serta Penerapannya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan. Disertasi, Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjajaran.

Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Elder. Randal. J., Beasley, Mark. S., Arens, Alvin. A., dan Jusuf, Amir. Abadi. (2011). Jasa Audit dan Assurance. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Elfarini, E. C. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah). Skripsi, Semarang; Universitas Negeri Semarang.

Faisal, Achmad. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance dan Human Capital Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Telekominukasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Disertasi, Bandung: Program Pasca sarjana Universitas Katolik Parahyangan.

Fitrawansyah. (2014). Fraud & Auditing. Jakarta: Mitra Wacana Media.


(2)

96 Universitas Kristen Maranatha

Gerayli, M.S., Ma’atofa., dan Yane Sari A.M. (2011). Impact of audit quality on Earning

Managemment. International Research Jurnal of Finance and Economics. 66, 77-84.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponogoro.

Gujarati, Damodar., dan Sumarno, Zain. (1993). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Guna, W.I., dan Herawaty, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit Dan Faktor Lainya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan akuntansi. Vol 12 (No. 1), hal 175-188. Harahap, Sofyan S. (2006). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Hartono, Jogiyanto. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Hasan, Iqbal. (2002). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hay, D., Knechel, W. R., and Ling, H. (2008). Evidence on the Impact of Internal

Control and Corporate Governance on Audit Fees. International Jurnal of Auditing. Vol 12 (No.1), hal 9-24.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Projesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia (2012). Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2001, Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan . Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.

Indra, A. Zubaidin., Zahron, Agus., dan Rosianawati, Ana. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 16 (No.1), hal 1-22.

Indriani, Yohana. (2010). Pengarug Kualitas Auditor, Corporate Governance, Leverage dan Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Jensen, M.C., and Meckling, W.H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. 3, 1-77.


(3)

97 Universitas Kristen Maranatha Kasmir. (2010). Penantar Manajemen Keuangan. Edisi Kesatu. Jakarta: Prenada Media. Kieso, D. E., Weygandt, Jerry. J., and Warfield, Terry. D. (2010). Intermediate

Accounting. 13th Edition. New Jersey: John Wiley and Sons.

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2004). Pedoman Tentang Komisaris Independen. Diakses pada 30 Maret, 2015, dari http:/www.governance-indonesia.or.id/main.htm.

Lai, L.H. (2005). Are Independent Directors Effective in Lowering Earnings Management in China. Disertasi, Texas: A &M University.

Limantauw, Shirly. (2012). Pengaruh Karakteristi Dewan Komisaris Sebagai Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol 1 (No.1), hal 48-52.

Mardalis. (2003). Metode penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moeljono, Djokosantoso. (2005). Good Corporate Culture Sebagai Inti dari Good Corporate Governance. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Munawaroh. (2013). Panduan Memahi Metedologi Penelitian. Jawa Timur: Intimedia Jatim.

Nabila, Afifa dan Daljono, (2013). Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba, Diponegoro Journal Of Accounting. Vol 2 (No. 1), hal 1-10.

Narbuko, Cholid., dan Achmadi, Abu. (2001). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Narimawati, Umi. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori danAplikasi. Bandung: Agung Media.

Nataline. (2007). Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.


(4)

98 Universitas Kristen Maranatha Nihlati, H., dan Meiranto, W. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap

Earning Management. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol 3 (No. 3), hal 1-10.

Nini dan Trisnawati, E. (2009). Pengaruh Independensi Auditor Pada KAP Big Four Terhadap Manajemen Laba Pada Industri Bahan Dasar Kimia Dan Industri Barang Konsumsi. Jurnal Bisnis dan akuntansi. Vol. 11. (No. 3), hal 175-188. Nungraheni, B. Linggar. Yekti. (2010). PSAK nomor 1 (revisi 2009). Makalah

dipresentasikan pada Seminar Nasional dan Workshop Konvergensi IFRS dan Implementasi PSAK Unika Soegijapranata Semarang.

Nuryaman. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dan Pengungkapan Sukarela. Disertasi, Bandung: Progam Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran.

Pradhana, S.W., dan Rudiawarni, F.A. (2013). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di BEI Periode 2008-2010. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol 2. (No. 1), hal 1-17.

Praptitorini, Mirna. Dyah., dan Indira, Januarti. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 8 (No. 1), hal 78-93. Prastiti, Anindyah. (2013). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit

Terhadap Manajemen Laba. Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro.

Prastiti, A., dan Meiranto W. (2013). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol 2 (No. 4), hal 1-12.

Purwandari, Indri. W. (2011). Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas, dan Laverage Terhadap Praktek Manajemen Laba (Earning Management). Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro.

Putri, N.D., dan Yuyetta, E.N.A. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol 2 (No. 3), hal 1-13.

Sanjaya, I Putu Sugiartha. (2008). Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 11 (No. 1), hal 97-116.


(5)

99 Universitas Kristen Maranatha Scott, William. R. (2009). Financial Accounting Theory. 4th edition. Ontario: Pearson

Education Canada, Inc.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Edisi 2. Bandung: PT Refika Aditama. Singgih, Santoso. (2002). Statistik Parametrik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Singleton, Hall. (2007). Information Technology Auditing and Assurance. Jakarta:

Salemba Empat.

Siregar, Veronica. Silvia., dan Utama, Siddharta. (2005). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management ). Pada Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Afabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2009). Metode Riset Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sulistyanto, Sri. (2008). Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: PT. Grasindo.

Susilo, Budi. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Jumlah Komite Audit, Dan Keahlian Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN.

Sutejo, S., dan Aldridge, E.J. (2005). Good Corporate Governance. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka.

Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance. (2006). Pedoman Tentang Komisaris Independen. Diakses pada 20 Maret, 2015, dari www.governance-indonesia.com.


(6)

100 Universitas Kristen Maranatha Tunggal, Amin widjaya. (2008). Tata Kelola Perusahaan Teori dan Kasus. Jakarta:

Havarindo.

Tunggal, Amin Widjaja. (2013). Pokok-Pokok Auditing & Jasa Asurans. Jakarta: Harvarindo.

Ujiyantho, Muh. Arief., dan Pramuka, Bambang. Agus. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur). Makalah dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi X.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Whittington, O. Ray., dan Kurt, Pany. (2012). Principles of Auditing, and Other Assurance Services, 18th Edition. New York: Mc-Graw-Hill.

Wijaya, Tony. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Wild, John J.K.R., Subramanyam, Robert. F dan Halsey. (2005). Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat.

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. (2008). Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainya. Bandung: Alfabeta.