KRITERIA KELESTARIAN HUTAN ALAM

Tegakan yang dapat dipanen, harus memenuhi kriteria di antaranya 1 kayu harus berasal dari lokasi yang telah ditentukan dan disepakati, 2 harus memenuhi diameter minimal yang ditentukan, 3 kayu sudah masak tebang sehingga tidak mungkin tumbuh lagi, 4 kayu sudah memenuhi batas diameter dan juga merupakan kayu yang dihargai tinggi di pasaran pada saat menebang. Masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu memilik metode pengelolaan hutan alam, dimana kearifan lokal juga hanya dapat diterapkan di daerah tersebut. Mereka selalu mencoba hidup harmoni dengan alam. Walaupun belum pernah diuji secara teoritis, namum kearifan local ini terbukti dapat digunakan secara konseptual dalam pencapaian kelestarian hutan pada ekosistem dan sistem sosial yang kompleks. Dalam penyelamatan hutan terdapat tiga kelompok masyarakat yakni kelompok masyarakat yang percaya bahwa hutan harus dilindungi mutlak dengan segala biayanya, konservasi hutan dapat mengurangi kemiskinan, dan yang percaya pada pemanfaatan secara lestari Purnomo, 2003. Kepercayaan masyarakat ini dapat dijadikan alasan dan pertimbangan untuk mengikutsertakan masyarakat berperan aktif dalam pengelolaan tegakan hutan alam.

III. KRITERIA KELESTARIAN HUTAN ALAM

Hutan dikelola dan dimanfaatkan dengan harapan fungsi dan manfatnya tetap dapat diambil di masa yang akan datang. Pengelolaan hutan dapat disebut lestari jika memenuhi beberapa kriteria dan indikator kelestariannya Dalam rangka mencapai pengelolaan hutan yang lestari, badan dunia ITTO mengeluarkan paduan pengelolaan hutan lestari yaitu melalui penentuan kriteria dan indikator pengelolaan hutan lestari. Kriteria kelestarian tersebut meliputi kelestarian ekologi, kelestarian sosial dan kelestarian ekonomi. A. Kriteria Ekologi Untuk menjamin kelestarian ekologi, prinsip ekologi dalam kelestarian pengelolaan hutan ditentukan sebagai ”ecosystem integrity is maintained”. Kriteria pertama adalah untuk memelihara keanekaragaman hayati. Biodiverisity merupakan keragaman dan kelimpahan bentuk kehidupan, proses, fungsi dan struktur tumbuhan, binatang dan organisme hidup lainnya termasuk kompleksitas spesies, masyarakat, gene pools dan ekosistem serta keruangan yang membentang dari lokal ke regional dan global. Manajemen hutan yang Samsuri : Mengelola Hutan Alam Dengan Luas 1000 Ha, Apakah Mungkin?, 2009 USU e-Repository © 2009 baik menuntut pemeliharaan keanekaragaman hayati untuk meneruskan dukungan kehidupan di bumi. B. Kriteria Ekonomi Sebuah unit pengelolaan hutan merupakan sebuah unit komersial pengelolaan hutan yang bertujuan yang menghasilkan produk dan jasa yang darinya diperoleh keuntungan ekonomi. Prinsip ekonomi ini ditentukan oleh kelestarian produk dan jasa, sangat dekat dengan prinsip kelestarian hasil, yang merupakan inti dari pengelolaan hutan tradisional. Kriteria ini menyatakan pentingnya konsep hutan normal yaitu komposisi tegakan hutan yang mencapai kondisi ideal dalam umur dan distibusi kelas diameter. Di tegakan hutan tidak seumur bentuk kurva J terbalik dapat menggambarkan hubungan antara jumlah pohon dan kelas diameter tegakan Meyer et all , 1961. Secara garis prinsip ini disusun dengan berlandaskan kepada beberapa sifat tegakan persediaan, yaitu: a jumlah pohon pada setiap kelas diameter, b waktu yang diperlukan oleh pohon-pohon dalam setiap kelas diameternya untuk mencapai kelas diameter pohon yang dapat ditebang, dan c besamya persen pengurangan jumlah pohon dalam setiap kelas diameter karena mati atau ditebang sebelum mencapai kelas diameter pohon yang dapat ditebang. 3. Kriteria Sosial Hutan merupakan sumberdaya alam yang menarik berbagai pihak. Masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan sangat bergantung pada hutan. Demikian juga pengusaha kayu sangat bergantung pada kemampuan hutan dalam memproduksi kayu. Lembaga Swadaya Masyarakat memberikan penguatan dan pendampingan bagi masyarakat local dalam mendapatkan hak-haknya, sementara pihak lain seperti perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian sangat menaruh perhatian terhadap kelestarian hutan. Salah satu darinya tidak mempunyai hak istimewa dalam mengelola hutan, tetapi harus secara bekerjasama melakukan pengelolaan hutan. Ini adalah suatu pilihan bagi prinsip kelestarian social Purnomo 2003. Samsuri : Mengelola Hutan Alam Dengan Luas 1000 Ha, Apakah Mungkin?, 2009 USU e-Repository © 2009

IV. PENGELOLAAN HUTAN ALAM 1000 HEKTAR