9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, bidang transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda
kehidupan perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta memengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan Negara. Peranan transportasi
dalam banyak segi kehidupan ini tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa angkutan bagi pengangkutan orang serta barang dari dan ke
seluruh pelosok tanah air, bahkan dari dalam dan keluar negeri. Dengan peningkatan jumlah jasa angkutan yang ada perlu pula dikuti
dengan adanya suatu perlindungan terhadap penumpang dan barang yang diangkut. Dalam hal tersebut ditetapkan berdasarkan pada Undang-Undang yang dibuat dan
ditetapkan oleh Pemerintah maupun yang berdasarkan pada perjanjian pengangkutan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal
pengangkutan, yang terdiri dari pengangkutan, pengirim, penumpang, penerima, ekspeditur, pengatur muatan dan pengusaha penggudangan.
Di dalam praktek, sering didapati bahwa pengirim tidak dapat melakukan sendiri perjanjian tersebut. Pihak pengirim beranggapan bahwa tidaklah efisien
waktu yang digunakan bila pengirim sendiri yang mengurus langsung pengiriman barangnya, sehingga untuk hal ini ia menyerahkan kepada perantara pengangkutan
untuk mengurusnya, yaitu orang yang mempunyai keahlian di bidang penyelenggaraan pengangkutan.
1
Universitas Sumatera Utara
10
Pengangkut sebagai salah satu pihak dalam proses pengangkutan memiliki tanggung jawab yang sangat berat di dalam menjalankan tugasnya. Dalam Pasal
468 KUHD yang dapat dikatakan sebagai suatu pasal mengenai pertanggungjawaban pengangkut menyatakan bahwa pengangkut bertanggung
jawab atas keselamatan barang-barang yang diangkutnya sejak barang diterima dari si pengirim sampai barang diserahkan kepada penerima atau mulai barang berada
di pelabuhan pemuatan sampai ke pelabuhan pembongkaran. Usaha jasa pengurusan transportasi freight forwarding adalah kegiatan
usaha yang ditunjukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang danatau hewan angkutan darat, laut danatau
udara.
2
Adapun cakupan kegiatan usaha jasa transportasi freight forwarding seperti kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, pengukuran,
penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta
penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterimanya oleh orang yang berhak
menerimanya.
3
Pengangkutan memegang peranan penting, terutama dalam memperlancar arus barang maupun jasa dalam suatu alur perekonomian masyarakat, nasional
bahkan global. Pengangkutan sebagai bagian dari sistem tata niaga, terutama berperan untuk memperlancar aliran suatu produk terutama dalam sistem
perekonomian. Sebagai sarana fisik, pengangkutan merupakan suatu sarana yang
2
Pasal 1 butir 17 PP No.82 Tahun 1999
3
Hasim Purba, Hukum Pengangkutan di Laut, Penerbit Pustaka Bangsa Pers, Medan, 2005, hal 163
Universitas Sumatera Utara
11
sangat vital atau dengan kata lain memegang peran yang penting dalam kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena keduanya saling mempengaruhi, dan
menentukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengangkutan atau sistem transportasi itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam
memperlancar arus barang dan lalu lintas barang maupun orang yang timbul sejalan dengan perkembangan masyarakat dan semakin tingginya mobilitas,
sehingga menjadikan pengangkutan itu sendiri sebagai suatu kebutuhan utama bagi masyarakat.
4
Dengan demikian semua kerugian dan kerusakan atau musnah barang karena bahaya laut menjadi kewajiban dan tanggungjawab penanggung. Mengenai
perubahan jurusan atau arah kapal perlu dibedakan antara perubahan karena terpaksa dan perubahan karena kehendak sendiri. Apabila terjadi perubahan jurusan
karena terpaksa sehingga menimbulkan kerugian, maka kerugian tersebut menjadi tanggungjawab penanggung. Akan tetapi, apabila terjadi perubahan jurusan itu
Pengangkutan barang didalam pelaksanaanya didahului dengan adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang ingin mengadakan pengangkutan barang.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam bentuk perjanjian pengangkutan yang akan menimbulkan hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang berbeda dari masing-
masing pihak. Sebagai tanda bahwa pengangkut telah menerima barang-barang yang akan diangkut dan sedianya, kemudian untuk menyerahkan kepada pihak
yang telah ditunjuk di tempat, digunakan surat bukti muatan yang disebut konosemen atau Bill of Lading.
4
Donald Supit, Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Pengangkutan kargo Udara
Domestik, Jurnal Hukum Bisnis Vol.INo.3, Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado, 2013
Universitas Sumatera Utara
12
karena kehendak bebas nakhoda, pengusaha kapal atau tertanggung sendiri, maka kerugian yang timbul karena bukan menjadi beban penanggung.
5
Dalam praktik pengangkutan di CV Camar Indah mengalami klaim atau tuntutan ganti kerugian yang diajukan oleh pemilik barang berupa kekurangan
Pengangkut dalam melaksanakan pengangkutan barang wajib menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaan sampai diserahkan atau
diterimanya barang tersebut sedangkan pengirim berkewajiban untuk membayar ongkosnya. Terkait terhadap tanggung jawab pengangkut, pengangkut diwajibkan
untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh rusak atau hilangnya barang- barang baik seluruh atau sebagian, sehingga pengangkut tidak dapat menyerahkan
barang-barang yang diangkut. Namun pengangkut dapat melepaskan diri dari kewajiban tersebut asalkan pengangkut dapat membuktikan bahwa peristiwa
tersebut adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari atau dicegah Pasal 468 dan 477 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.
Perusahaan jasa pengurusan transportasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam ekspor import, karena perusahaan jasa pengurusan
transportasi akan menjadi penghubung antara pihak pengirim shipper dengan pihak perusahaan pengangkutan laut shipping line. Sebagai pihak yang telah
diberi kepercayaan oleh pihak pengiriman shipper untuk melaksanakan pengiriman barang, maka sudah sepantasnya apabila perusahaan jasa pengurusan
transportasi diberi tanggung jawab untuk melindungi kepentingan pengirimpemilik barang antara lain menjaga agar barang-barang yang telah
dipercayakan kepadanya tersebut selamat sampai tujuan.
5
H.K. Martono Eka Budi Tjahjono, Asuransi Transportasi Darat, Laut, dan Udara, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 2011, hal 132
Universitas Sumatera Utara
13
jumlah koli daripada barang yang diangkut, karena sifat dari barang terutama bahan Diesel engine and spare parts, Vietnamese glutinous rise beras dari Vietnam,
computer parts, double coin with flap ban, sunstone and range tyres ban, elora mechanic tools peralatan mekanik dan joss stick hio China sehingga pada batas
tertentu adanya kesusutan atau kerusakan tak mungkin dihindarkan. Untuk kesusutan ini diberikan batas pembebasan klaim sesuai dengan barang tersebut.
Barang rusak diantaranya sweeping, basah, barang turun mutu sebagai akibat kurang sempurnanya pemeliharaan dan seluruh barang termasuk barang rusak
harus diserahkan kepada penerima barang. Keterlambatan penyelesaian angkutan diserahkan seluruh barang dalam shipping instruction di gudang penerima.
Keterlambatan tersebut bukan merupakan kesalahan atau kelalaiannya. Berikutnya perbedaan kualitas barang timbul apabila terbukti kelalaian pengirim dan
pengangkut barang yang terangkut tidak sesuai dengan shipping instruction. Perjanjian pengangkutan terjadi karena adanya kesepakatan antara pengirim
shipper dengan pengangkut carrier, dimana pengangkut mengikatkan dirinya untuk menyelenggarakan pengangkutanya ketempat tujuan tertentu dan pihak
pengirim mengikatkan dirinya untuk membayar ongkosnya. Dan sebagai tanda terimanya carrier akan menerbitkan Bill of Lading yang merupakan dokumen
pengangkutan itu sendiri. Bill of Lading mempunyai arti yang sangat penting baik bagi pengangkut maupun bagi pengirim sehingga kesalahan tulis data pada Bill of
Lading akan menempatkan pengangkut pada tanggungjawab yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Di dalam perjanjian pengangkutan laut, ada dua pihak yang terkait yaitu pengirim barang shipper dan pengangkut carrier dimana keduanya mempunyai
Universitas Sumatera Utara
14
tanggung jawab yang berbeda. Tanggung jawab itu sendiri pada hakekatnya terdiri dari dua aspek yaitu yang bersifat kewajiban responsibility dan tanggung jawab
ganti rugi liability. CV. Camar Indah sebagai pengangkut berkewajiban menyelenggarakan pengangkutan dan menjaga keselamatan barang yang diangkut
hingga diserahkan pada penerima barang di pelabuhan tujuan. Sedangkan tanggung jawab pengirim adalah memberikan informasi yang
sebenar-benarnya mengenai sifat, jenis dan jumlah barang yang akan diangkut tersebut serta membayar biaya pengapalannya. Menyangkut tanggung jawabnya,
CV. Camar Indah karena alasan kelangsungan bisnis pernah membayar suatu tuntutan ganti rugi yang disebabkan karena keterlambatan barang, meskipun
keterlambatan itu bukan merupakan kesalahanya. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan bisnis dan kelangsungan bisnis semata.
Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis
dalam bentuk skripsi dengan judul “Peranan dan Tanggungjawab perusahaan jasa pengurusan transportasi terhadap kerusakan barang dagang dalam
perjanjian pengangkutan laut studi pada CV. Camar Indah Medan.”
B. Perumusan Masalah
Adapun merupakan permasalahan yang timbul dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaturan transportasi dalam perjanjian pengangkutan
laut? 2.
Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian oleh Perusahaan transportasi dalam proses perjanjian pengangkutan barang dilaut?
Universitas Sumatera Utara
15
3. Bagaimanakah peranan dan tanggungjawab perusahaan jasa pengangkutan
terhadap kerusakan barang dagang dalam perjanjian pengangkutan laut CV. Camar Indah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian