Keaslian Penulisan Sistematika Penulisan

18 a. Penelitian kepustakaan, yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa data yang berasal dari peraturan perundang-undangan, makalah-makalah, buku-buku, majalah ilmiah, dokumen-dokumen yang berhubungan erat dengan jasa pengurusan transportasi dan laporan penelitian yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini. b. Penelitian dilapangan yaitu studi penelitian yang dilakukan secara langsung ke perusahaan CV. Camar Indah yang bergerak dalam pengangkutan barang melalui laut untuk mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan materi skripsi dan dengan cara wawancara langsung dengan pimpinanstaf CV. Camar Indah sebagai perusahaan pengangkutan dan industri demi keilmiahan skripsi ini juga. 4. Analisa Data Pengolahan data menggunakan metode diskriptif analisis artinya data yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di perusahaan jasa CV. Camar Indah, kemudian dikaitkan dengan penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibahas, dianalisa, kemudian ditarik kesimpulan yang akhirnya digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada.

E. Keaslian Penulisan

Pembahasan skripsi ini dengan judul: ”Peranan dan tanggungjawab perusahaan jasa pengurusan transportasi terhadap kerusakan barang dagang dalam perjanjian pengangkutan laut studi pada CV. Damar Indah Medan. Permasalahan yang dibahas didalam skripsi ini adalah hasil pemikiran dari penulis yang dikaitkan dengan teori-teori hukum yang berlaku maupun dengan doktrin-doktrin yang ada, dalam rangka melengkapi tugas dan memenuhi syarat Universitas Sumatera Utara 19 guna memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Telah dilakukan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara tidak ada judul yang sama atau hampir sama baik judul maupun substansi nya, judul dan isi skripsi ini murni hasil karya ilmiah penulis. Apabila ternyata di kemudian hari terdapat judul dan permasalahan yang sama, penulis akan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap skripsi ini.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan dan Sistematika Penulisan. Bab II : Pengaturan Transportasi dalam Perjanjian Pengangkutan Laut Bab ini berisikan tentang pengertian Transportasi dan Perusahaan jasa pengurusan transportasi dan Ketentuan Hukum tentang Pengangkutan laut, Pengaturan tentang kapal sebagai alat angkut barang-barang di laut, pengaturan dan pengurusan transportasi pengangkutan laut dan pelaksana perjanjian pengangkutan melalui laut. Bab III : Pelaksanaan Perjanjian oleh Perusahaan Transportasi dalam Proses Perjanjian Pengangkutan Barang di laut. Bab ini berisikan tentang terjadinya perjanjian pengangkutan barang melalui kapal laut, Universitas Sumatera Utara 20 perusahaan jasa pengurusan transportasi sebagai operator dalam perjanjian pengangkutan barang di laut, akibat-akibat yang timbul dari perjanjian pengangkutan barang melalui kapal laut dan tanggungjawab perusahaan jasa pengurusan transportasi terhadap perjanjian pengangkutan barang. Bab IV : Peranan dan tanggungjawab Perusahaan Jasa Pengurusan transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang dalam Perjanjian Pengangkutan Laut CV. Camar Indah. Bab ini berisi tentang pelaksanaan angkutan barang oleh perusahaan jasa pengurusan transportasi oleh CV. Camar Indah, pertanggungjawaban pengangkutan dalam penyelenggaraan pengangkutan barang melalui laut oleh CV. Camar Indah, hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan atau kehilangan barang dalam pengangkutan laut dan pembayaran ganti rugi pihak pengangkutan terhadap kerusakan atau kehilangan barang dalam pengangkutan laut oleh CV. Camar Indah. Bab V : Kesimpulan dan Saran. Merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran- saran. Universitas Sumatera Utara 22 menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat istiadat dan budaya suatu bangsa atau daerah. Dalam hal ini, dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan suatu barangkomoditi berguna menurut waktu dan tempat. Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang muatan dan penumpang dari suatu tempat ke ketempat lain. Tinggi rendahnya demand akan jasa-jasa angkutan tergantung pada pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa. Dengan perkembangan teknologi modern dalam bidang pengangkutan, banyak pengaruhnya pada perdagangan dalam negeri dan luar negeri, pembangunan ekonomi serta penyebaran penduduk ke seluruh wilayah di Indonesia. Infrastruktur transportasi wilayah terdiri dari tiga kata, yaitu infrastruktur dan transportasi serta wilayah. Sedangkan transportasi wilayah merupakan keterangan. Infrastruktur dalam transportasi bermacam-macam yaitu jalan dalam angkutan darat, dermaga pelabuhan laut angkutan dan landasan pacuBandar udara angkutan udara. Sedangkan wilayah berarti suatu permukaan dengan batas- batasnya tertentu, dimana terjadi interaksi antar sumber daya yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya pembangunan lainnya. Dalam suatu wilayah, masing-masing pusat memiliki wilayah pengaruh dan antara pusat dan wilayah pengaruh dihubungkan oleh jaringan transportasi. Jadi, terdapat tiga unsur utama dalam pengembangan wilayah yaitu 1 ada pusat pertumbuhan 2 memiliki wilayah pengaruh dan 3 dihubungkan oleh jaringan transportasi. 10 Jaringan prasarana transportasi wilayah sudah di gunakan ke seluruh bagian wilayah yang tersebar. Seluruh bagian wilayah hampir semuanya telah terjangkau oleh pelayanan transportasi, berarti pembangunan daerah sudah merata ke seluruh bagian wilayah, interaksi pentingnya dimensi transportasi wilayah dalam pembangunan sosial dan perekonomian meningkat, serta mobilitas penduduk dan aksesibilitas transportasi lancar. 11 10 Ibid, hlm 4 11 Ibid, hlm 38 Universitas Sumatera Utara 23 Transportasi atau pengangkutan merupakan suatu bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar archipelago, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya, sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Secara umum transportasi memegang peranan penting dalam dua hal yaitu pembangunan ekonomis dan pembangunan non ekonomis. 12 Transportasi memberikan jasanya kepada masyarakat yang disebut jasa transportasi. Jasa transportasi akan habis dengan sendirinya, dipakai ataupun tidak dipakai. Jasa transportasi merupakan hasil atau keluaran output perusahaan transportasi yang memiliki jenis bermacam-macam sesuai banyaknya jenis alat transportasi seperti jasa pelayaran, jasa kereta api, jasa penerbangan, jasa transportasi bus, dan lain-lain. Dan sebaliknya, jasa transportasi merupakan salah satu faktor masukkan input dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian dan kegiatan ekonomi lainnya. Peranan transportasi tidak hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilitas manusia. Transportasi juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara maksimal. 13 1. Perusahaan-perusahaan Industri, perusahaan-perusahaan perdagangan dan lain sebagainya Adapun golongan pemakai jasa angkutan tersebar dalam masyarakat terdiri dari : 2. Pemakai jasa dari pihak pemerintah 12 Sinta Baskoro, Pengantar Transportasi : Moda Transportasi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, Penerbit Universitas Brawijaya, Malang, 2010, hlm 2 13 Ibid, hlm 7 Universitas Sumatera Utara 24 3. Pemakai jasa angkutan dalam masyarakat umum. 14 Dalam rangka pemanfaatan jasa-jasa angkutan agar diusahakan secara efisien dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat pengguna jasa transportasi. 15 Kemajuan bidang pengangkutan terutama yang digerakkan secara mekanik akan menunjang pembangunan diberbagai sektor, salah satunya sektor perdagangan. Indonesia sebagai negara kepulauan dalam rangka mencapai tujuan Memasuki era global seperti saat ini, dunia ekonomi dan perdagangan pada khususnya mengalami perubahan sistem yang signifikan. Pasar bebas berarti masuknya komoditi barang dan jasa bebas tanpa ada lagi perlakuan istimewa yang bersifat nasional maupun regional. Karena Indonesia negara kepulauan maka memerlukan sarana angkutan laut yang lebih dibandingkan dengan sarana yang lainnya. Hal ini diperlukan guna menghubungkan antara pulau yang satu dengan pulau yang lain, atau dengan negara lain, terutama yang belum terjangkau oleh sarana angkutan darat maupun sarana udara. Pengangkutan barang melalui laut skalanya lebih besar dibandingkan dengan pengangkutan barang melalui darat maupun udara. Dengan adanya hal tersebut berarti peluang terjadinya bahaya laut Sea Perils akan ada. Namun bahaya laut ini hanya dapat dikurangi intensitasnya atau diperkecil kemungkinannya, sebab bagaimanapun juga kemungkinan terjadinya kerugian karena adanya bahaya laut ini jauh lebih besar dari pada resiko akibat bahaya didarat dan diudara. Untuk keamanan, keselamatan dan kelancaran pengangkutan barang, baik eksportir maupun importir menggunakan sistem kontainer. 14 H. A. Abbas Salim, Manajemen Transportasi, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm 10-11 15 Ibid Universitas Sumatera Utara 25 cita-citanya seperti yang ditetapkan dalam konsep wawasan nusantara memerlukan sarana transportasi yang mantap. Salah satu sarana transportasi yang memegang peranan penting adalah angkutan laut. 16 Kita telah mengetahui bahwa hukum dagang ialah hukum perjanjian yang timbul khusus dari lapangan perusahaan. Pengurusan perusahaan adalah segala sesuatu yang berwujud benda maupun yang bukan benda, yang termasuk dalam lingkungan perusahaan tertentu. Meskipun dari sudut ekonomis, perusahaan itu mutlak harus merupakan satu kesatuan yang bulat, tetapi dari sudut juridis, perusahaan itu belum tentu merupakan satu kesatuan, sebab segala sesuatu yang merupakan pengurusan perusahaan itu mempunyai peraturan sendiri. 17 16 Perusahaan jasa pengurusan transportasi freight forwarding merupakan pemegang kuasa dari pengirim untuk mengirimkan barang yang diterimanya dari pengirim kepada penerima di tempat yang telah disepakati antara pengirim dan penerima. Perusahaan freight forwarding akan mengatur apakah barang tersebut harus dikirim dengan menggunakan kapal laut terlebih dahulu atau harus dengan menggunakan pesawat udara, atau dengan menggunakan kereta api atau cukup dengan menggunakan truck sebelum menggunakan moda transportasi lain. Freight forwarding dalam hal ini diberi kuasa penuh oleh pemilikpengirim barang untuk mengatur dapat diterima oleh penerima di pelabuhan yang dituju untuk itu. Freight forwarding adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayananpengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimoda transport baik melalui darat, laut dan udara. http:kwu.pakgaol.com201210hukum-laut-dan-pengangkutan.html diakses tanggal 19 Januari 2014 17 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Cetakan Ketiga belas, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003, hlm 23 Universitas Sumatera Utara 26 Disamping itu, freight forwarding juga melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-peraturan pemerintah Negara ekspor, Negara transit dan Negara impor. Serta sesuai dengan ruang lingkup usahanya, freight forwarding juga melengkapi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan letter of creditcertificate of receiptBill of ladingSe Way Air WaybillHause Bill of LadingFiata Bill of LadingDelivery Order dan sebagainya. Freight forwarding juga menyelesaikan biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan transportasi, penanganan muatan di pelabuhangudang, pengurusan dokumentasi, dan juga mencakup insurance liabilities yang umumnya diperlukan oleh pemilik barang. 18 Menurut Koleangan pengertian Freight Forwading adalah orang atau badan usaha yang melakukan jasa pengurusan dokumen dan atau definisi baku yang diberlakukan secara international, pengapalan barang atas permintaan importir atau eksportir dengan menerima pembayaran sebagai kompensasi. 19 Sedangkan menurut Suyono pengertian Freight Forwarding adalah badan usaha yang bertujuan memberikan jasa pelayananpengurusan atas seluruh kegiatan diperlukan bagi terlaksananya pengiriman , pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut atau udara. 20 Freight forwarder adalah badan usaha yang bertujuan memberikan jasa pelayananpengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dagang dengan 18 Sinta Uli, Pengangkutan : Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkut laut, Angkutan Darat dan Angkutan Udara, Cetakan Pertama, Penerbit USU Pers, 2006, hlm 6-7 19 Koleangan, D. Sistem Peti Kemas Container System, Jakarta, 2008, hlm 20 20 Suyono, R. P. Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi ke- 3. PPM, Jakarta, 2003, hlm 155 Universitas Sumatera Utara 27 menggunakan multimodal transport melalui darat, laut, danudara. Disamping itu, freight forwarder juga melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-peraturan pemerintah Negara export, Negara transit dan Negara import. 21 Freight Forwarder bertindak sebagai prinsipal apabila : 22 1. Freight Forwarder berlaku sebagai suatu kontraktor bebas independent contractor, bertanggung jawab atas namanya sendiri, tidak hanya kesalahnnya sendiri tetapi terhadap seluruh pelaksanaan angkutan termasuk periode barang selama dalam pengawasan carrier dan semua penangung jawab multimoda lainnya yang digunakan atas pekerjaan yang diminta pelanggan. 2. Bertanggung jawab atas tindakan dan kesalahan carrier dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan pelaksanaan kontrak angkutan. 3. Melakukan konsolidasi, yaitu mengumpulkan muatan partai kecil dari beberapa shipper dan mengirim muatan tersebut dalam satu shipment kepada agent consolidation di pelabuhan tujuan dan menyerahkannya kepada consignee. Apabila freight forwarder mengambil alih tugas angkutan darat, mengangkut sendiri barang yang menjadi tanggung jawabnya, melaksanakan konsolidasi dan multimodal transport, menerbitkan House Bill of Lading atau House Airwaybill sendiri, maka dapat dikatakan freight forwarder tersebut berlaku prinsipal. 23 Dalam sistem hukum pengangkutan Indonesia usaha freight forwarding ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 dimana dalam pasal 43 21 Ibid 22 Hamdani, Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor, Penerbit Yayasan Bina Usaha Niaga Indonesia, Jakarta, 2003, hlm 405 23 http:indahblgl.blogspot.com201303bisnis-freight-forwarding-di-indonesia.html diakses tanggal 19 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 28 dari peraturan pemerintah tersebut disebutkan bahwa jasa usaha penunjang angkutan laut meliputi: 1. Usaha bongkar muat barang 2. Usaha jasa pengurusan transportasi 3. Usaha ekspedisi muatan kapal laut 4. Usaha angkutan perairan pelabuhan 5. Usaha penyewaan peralatan angkutan lautperalatan angkutan laut 6. Usaha tally dan 7. Usaha depo dan petikemas Usaha jasa pengurusan transportasi freight forwarding adalah kegiatanusaha yang ditujukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang danatau hewan melalui angkutan darat, laut danatau udara. 24 Soal pengangkutan merupakan hal penting bagi pedagangan. Suatu perjanjian pengangkutan ialah suatu perjanjian di mana satu pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu tempat ke lain tempat. Sedangkan pihak yang lain menyanggupi akan membayar ongkosnya. Menurut undang-undang, seorang pengangkutan hanya menyanggupi untuk melaksanakan pengangkutan saja. Jadi tidak perlu ia sendiri mengusahakan sebuah alat pengangkutan, meskipun pada umumnya ia sendiri yang mengusahakannya. Selanjutnya menurut undang-undang, ada perbedaan antara seorang pengangkut dengan seorang expeditur, yang hanya memberikan jasa-jasanya dalam soal pengiriman barang saja. Pada hakikatnya mereka hanya merupakan perantara 24 Sinta Uli, Op.Cit, hlm 22 Universitas Sumatera Utara 29 antara orang yang hendak mengirimkan barang dengan orang yang akan mengangkutnya. 25 Penjelasan pasal 2 ayat 4 memuat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda bahwa yang dimaksud dengan “pengurusan transportasi” adalah kegiatan Jasa Pengurusan Transportasi JPT. Jasa Pengurusan Transportasi freight forwarding adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2010 tentang Angkutan Perairan Pasal 1 menyebutkan bahwa “Usaha Jasa Pengurusan Transportasi freight forwarding adalah kegiatan usaha yang ditujukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui angkutan darat, kereta api, laut, danatau udara. Di dalam ketentuan hukum tentang pengangkutan laut diatur yakni Undang- undang Nomor 20 tahun 2010 tentang Angkutan Perairan dimana Angkutan laut Pasal 3 terdiri atas: angkutan laut dalam negeri, angkutan laut luar negeri, angkutan laut khusus; dan, angkutan laut pelayaran-rakyat. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang mengatur mengenai kegiatan angkutan laut, angkutan sungai dan danau, angkutan penyeberangan, angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal danatau wilayah terpencil, kegiatan jasa terkait dengan angkutan di perairan, perizinan, penarifan, kewajiban dan tanggung jawab pengangkut, pengangkutan barang khusus dan barang berbahaya, pemberdayaan industri angkutan perairan, sistem informasi angkutan di perairan, dan sanksi administratif. 25 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Modul Hukum Dagang, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001, hlm 342 Universitas Sumatera Utara 30 terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, perkeretaapian, laut, danatau udara yang dapat mencakup kegiatan pengiriman, penerimaan, bongkar muat, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, pemesanan ruangan pengangkut, pengelolaan pendistribusian, perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi atas pengiriman barang, penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan, dan penyediaan sistem informasi dan komunikasi, serta layanan logistik. Hukum transportasi laut terdiri dari dua kata yakni hukum dan laut. Jadi hukum laut adalah hukum yang mengenai laut, baik bersifat publik, maupun bersifat ke perdataan . Hukum laut bersifat publik kalau menyangkut masalah umum, sebaliknya hukum laut bersifat perdata apabila menyangkut perseorangan. Khusus mengenai pengangkutan laut tidak di jumpai definisinya dalam KUHD. Namun dalam PP No. 17 tahun 1988 di jumpai mengenai pengangkutan laut. “Setiap kegiatan pelayaran yang menggunakan kapal laut untuk mengangkut penumpang, barang dan atau hewan untuk satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain antara beberapa pelabuhan”. Pasal 1 angka 1 PP No. 17 tahun 1988. Berkaitan dengan pengaturan pengangkutan laut, pada awalnya hanya di atur dalam KUHD buku II, Bab V karena KUHD ini merupakan warisan dari Hindia Belanda, namun kemudian di ganti menjadi I dan di sempurnakan pada tanggal 17 september 1992 dengan UU No. 21 tahun 1992 tentang pelayaran sekarang disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. 26 26 http:emyindah.blogspot.com201301hukum-pengangkutan-laut-darat-dan-udara.html diakses 18 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 31 Ketentuan yang bertentangan dengan jiwa UU No. 21 Tahun 1992 juga dapat ditemukan dalam PP No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Di Perairan. PP ini membenarkan usaha pelayaran dalam dan luar negeri melakukan usaha bongkar muat penumpang dan barang. Dengan kata lain PP ini telah memunculkan kembali sistem pengelolaan yang menghilangkan pembedaan antara fungsi usaha pokok dan fungsi usaha penunjang. Tidak adanya pembedaan antara fungsi usaha pokok dan usaha penunjang inilah yang justru ingin dieleminir oleh UU No. 21 Tahun 1992 karena telah melemahkan fungsi angkutan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan pelayaran ternyata lebih mengutamakan usaha bongkar muat barang karena sektor lebih menguntungkan secara finansial. Dalam jangka panjang kecenderungan ini akan melemahkan sistem pelayaran nasional. Selanjutnya UU Pelayaran Tahun 2008 masih berusaha menjalankan konsistensi pengaturan usaha bongkar muat seperti dalam UU No. 21 Tahun 1992. Walaupun undang-undang belum dapat diterapkan karena belum ada peraturan pelaksananya. 27

B. Pengaturan tentang kapal sebagai alat angkut barang-barang di laut

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit Dalam Perusahaan Pembiayaan ( Leasing ) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

3 81 156

Tangung Jawab Perusahaan Penerbangan Terhadap Barang Bagasi Penumpang

8 74 126

Tanggung Jawab Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara Dalam Perjanjian Angkutan Kargo Melalui Pengangkutan Udara

24 158 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarder) Dalam Proses Pengangkutan Barang Di Laut (Studi Kasus pada PT. Kartika Gloria Bahari Medan)

24 292 106

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

4 56 102

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 8

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 1

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 12

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 31

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Terhadap Kerusakan Barang Dagang Dalam Perjanjian Pengangkutan Laut (Studi CV. Camar Indah Medan)

0 0 3