Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit Dalam Perusahaan Pembiayaan ( Leasing ) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

(1)

TESIS

Oleh

KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

107011008/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

107011008/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG MEDAN)

Nama Mahasiswa : KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

Nomor Pokok : 107011008

Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)(Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH

Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 2. Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS

3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn


(5)

Nama : KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG

Nim : 107011008

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI

KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP

PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN

PEMBIAYAAN(LEASING)ATAS KLAIM DARI

TERTANGGUNG (STUDI PADA PERUSAHAAN

PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG

MEDAN)

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama :KIKI FITRI MAGDALENA MANURUNG


(6)

risiko itu dan berusaha agar risiko itu tidak terwujud. Atas pertimbangan ini, Pihak Leasing (perusahaan pembiayaan) harus dapat menghilangkan paling tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam setiap pemberian kredit. Permasalahan dalam tesis ini adalah Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagimana tata cara pelaksanaan klaim Asuransi kendaraan bermotor yang terjadi pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan Asuransi dan Customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan hukum normatif dan empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Peranan dan tanggung jawab perusahaan asuransi kepada perusahaan pembiayaan adalah sebagai pihak dalam pejanjian leasing atau perjanjian pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi obyekleasingdan tanggung jawabnya yaitu memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing apabila timbul pengajuan klaim, memberikan jaminan penggantian terhadap risiko- risiko yang termasuk dalam ketentuan Pasal 1 Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia 2) Pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh tertanggung ditempuh dengan cara melaporkan kejadian kecelakaan/kerusakan/kehilangan kendaraan tersebut baik kepada perusahaan pembiayaan (PT. Dipo Star Finance Cabang Medan) ataupun langsung kepada perusahaan Asuransi dimana kendaraan tersebut di asuransikan dapat dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor, telepon atau pun faximile

paling lama 3x 24 jam dimana dokumen- dokumen yang dibutuhkan haruslah dilengkapi. Berdasarkan penelitian dilapangan terdapat beberapa perbedaan tata cara pengajuan klaim antara klaim dikarenakan kendaraan tersebut mengalami kerusakan/kecelakaan dengan klaim dikarenakan kendaraan tersebut hilang. 3) Usaha penyelesaian sengketa lebih diupayakan dengan musyawarah mufakat, sampai terjadi perdamaian diantara kedua belah pihak, dimana apabila tidak ditemukan penyelesaiannya dengan cara musyawarah maka yang akan dilakukan melalui

arbitrase sesuai dengan ketentuan dalam Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia.Apabila telah ditempuh penyelesaian sengketa melalui Arbitrase namun belum terjadi kesepakatan maka jalan terakhir adalah melalui pengadilan. Namun sampai saat ini di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan tidak pernah ditemui sengketa dengan Lessee yang mengharuskan penyelesaiannya melalui arbitrase


(7)

bermotor, hendaknya tata cara dipermudah dan dipercepat, sehingga tertanggung/

lessee bisa lebih cepat menggunakan kendaraanya dalam beraktivitas dan tetap menjaga hubungan kerjasama yang telah terjalin antara pihak penanggung dan tertanggung. 3) Hendaknya apabila terjadi perselisihan antaraLesseedan perusahaan asuransi dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat saja dan tidak sampai ke penyelesaian sengketa melalui arbitrase ataupun ke pengadilan.

Kata Kunci : Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Asuransi, Tanggung Jawab, Asuransi Kendaraan Bermotor


(8)

risk which may occur in any credit extension. The purpose of this analytical descriptive study with empirical normative approach was to find out the what the responsibility of insurance company for credit agreement in the Leasing company of PT. Dipo Star Finance Medan Branch is, how the claim for motor vehicle insurance occurring in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is implemented, and how the claim related to the dispute occurred between the insurance company and the customer whose motor vehicle is leased in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is settled. The data for this study were obtgained through documentation study and direct interviews.

The result of this study showed that 1) The role of insurance company for Leasing company was as one of the parties in the Leasing agreement or consumer financing agreement providing protection to the object of leasing, and its responsibility was to provide compensation for the object of leasing if claimed, to provide replacement guarantee for the risks included in the provision of article 1 of the Standart Policy Od Indonesian Motor Vehicle Insurance, 2) Motor vehicle insurance could be claimed by the insured by reporting the accident/ damage/ loss of the vehicle either to Leasing company ( PT. Dipo Star Finance Medan Branch) or directly coming, calling or sending faximile to the insurance company where the vehicle was insured not later than 3x24 hours and with complete documents needed, in practice, there are several different procedures of failing a claim such as filing a claim because the vehicle is damaged/ experiencing an accident or lost/ missing, 3) The dispute occurred was usually settled through deliberation and consensus until both paties made peace. If this deliberation and consensus did not work, the dispute would be settled through arbitration in accordance with the provision in the Indonesian Motor Vehicle Insurance Policy. If arbitration did not work either , the dispute would eventually be brought to the court. Yet, up to now, PT. Dipo Star Finance Medan Branch has never been in a dispute with its lessee which required a settlement settled through arbitration or even to be brought to the court.

It is suggested that 1) The parties involved know own rights and responsibilities stated in their credit agreement either in the financing process or in the process of failing an insurance claim that they become more responsible in case undersirable things occur in the future. 2) The procedures in the process of fauling an insurance claim for motor vehicle should be simplified and speeded up that the insured/ lessee can use the vehicle earlier in his/ her activity and the cooperation between the insurer and the insured can be maintained, and 3) If there is a dispute between the Lessee and the insurance company, it is better to settle it through deliberation and consensus only not through arbitration or being in to the court.


(9)

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan tesis ini dengan baik, guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar master pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tesis ini mengenai “TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ( LEASING ) ATAS KLAIM DARI TERTANGGUNG (STUDI PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG MEDAN).”

Penulis sadar dalam penyusunan tesis ini banyak dibantu oleh pihak-pihak tertentu baik berupa bimbingan, kritik, saran bahkan pengarahan, oleh karenanya penulis pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini. Semoga Tuhan YME membalas orang-orang yang berbuat baik dan menolong saudaranya. Secara khusus disampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat komisi pembimbing yaitu: 1. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH, selaku Bapak Ketua Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sekaligus merupakan Ketua Komisi Pembimbing.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad.Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sekaligus merupakan Anggota Komisi Pembimbing.


(10)

Atas kesediaanya memberikan bimbingan penulisan yang baik juga arahan dan petunjuk demi kesempurnaan tesis ini, dimana berkat bimbingan yang diberikan sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Bapak dan Ibu dosen yang terhormat yaitu:

1. Ibu Dr. T. Kezerina Devi A, SH, CN, MHum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Penguji.

4. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKN selaku Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Penguji..

Atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, arahan serta masukan maupun saran terhadap penyempurnaan penulisan tesis ini, sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih terarah.

Selanjutnya ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M,Sc. (CTM), Sp.A (K) Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara .


(11)

4. Para pegawai/karyawan pada Program Magister Kenotariatan yang selalu membantu dengan sepenuh hati, terutama untuk memperlancar urusan administrasi yang diperlukan.

5. Bapak David Manggiring, Bapak Rudy, Bapak Andri Manurung (legal staff PT. Dipo Star Finance Cabang Medan), yang telah banyak memberikan bantuan dan data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini.

6. Ibu Nova Wirashanty (SPV Claim and underwriting/ Marketing PT.Asuransi Mitra Maparya Cabang Medan), yang telah banyak memberikan bantuan informasi dan data mengenai klaim asuransi kendaraan bermotor serta penyelesaiannya di PT. Asuransi Mitra Maparya Cabang Medan, beserta pemegang polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Mitra Maparya Cabang Medan yang telah bersedia memberikan waktunya untuk memberikan keterangan yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.

7. Keluargaku tercinta, papa M.T Manurung, mama A.Y. Iswahyuti, kakak ku Asri Martha N. Manurung, bang Said Andri dan ponakan kecilku Said Alvaro Araly, serta seluruh Keluarga Besar Manurung, yang sudah memberikan dukungan dan cinta yang begitu besar kepadaku. I Love You all.


(12)

9. Buat sahabat-sahabat ku di Magister Kenotariatan, Mami Mira, Ernawati Sitorus, Diah Handayani, Wilson Wijono, Joel Kaban, Milsa, bang Erwin dan Teman-teman Group B yang tak bisa ku sebut satu persatu, Sahabat kecil ku Paskalia Marlina Lumbanbatu, Regina Junho, Novianti Hutagalung, Maria Leonita Pinem, Lestari Viktoria, Kebersamaan menjadi indah karena berbagi tawa dan airmata., semoga persahabatan ini tidak terputus. Love you Guys.

10. Kepada semua orang yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu yang telah mencintaiku dan memberikan motivasi dalam hidup ku selama 25 tahun ini.

Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari semua pihak, semoga tesis ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2013 Penulis,


(13)

Nama : Kiki Fitri Magdalena Manuurng Tempat/ Tanggal Lahir : Torgamba / 6 Juli 1988

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Pelajar GG. Mestika No.7 Medan No Telepon : 082165271106

II. KELUARGA

Nama Ayah : M.T. Manurung Nama Ibu : A.Y Iswahyuti

Nama Kakak : Asri Martha N. Manurung

III. PENDIDIKAN

Tamat SD : Tahun 2000, SD ST. Maria Pekanbaru Tamat SMP : Tahun 2003, SMP ST. Thomas 4 Medan Tamat SMA : Tahun 2006, SMA ST. Thomas 1 Medan Tamat S-1 : Tahun 2010 Universitas Sumatera Utara Tamat S-2 : Tahun 2013, Universitas Sumatera Utara


(14)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR ISTILAH ASING... xii

DAFTAR SINGKATAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan... 12

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 13

E. Keaslian Penelitian ... 13

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 14

G. Metode Penelitian... 34

BAB II TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ... 38

A. Gambaran Umum Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan ... 38

B. Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor... 55

C. Pengaturan Klausula Asuransi Dalam Perjanjian Kredit…... 61


(15)

A. Gambaran Umum tentang Klaim Asuransi ... 85

B. Tata Cara Pengajuan Klaim Asuransi ... 88

C. Perlindungan Hukum terhadap pemegang polis... 98

D. Contoh Penyelesaian Klaim Asuransi ... 105

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ASURANSI 108 A. Pranata Alternatif Penyelesaian Sengketa ... 108

B. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor yang Dileasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 124

A. Kesimpulan... 124

B. Saran ... 126


(16)

(17)

Arbitrase : Penyelesaian sengketa alternative

Assured : Tertanggung

Assurantie : Asuransi/ Pertanggungan

Accident : Kecelakaan

Cover note : Nota penutup

Customer : Konsumen/ nasabah/ debitur

Customer Finance : Pembiayaan konsumen

Comprehensive : Gabungan

cash flow : Aliran dana

Cost of life : Kehilangan jiwa

Engineering insurance : Asuransi kerekayasaan

Endorsement : Perubahan

Executoir : Eksekusi

Field research : Penelitian lapangan

Garantie : Penjaminan

Insurer : Penanggung

Insurance : Asuransi

Indemnity : Prinsip jaminan atas ganti rugi


(18)

Joint Venture : Usaha Patungan

Klaim Report : Keterangan tempat terjadinya kejadian

Kans- overeenkommst : Perjanjian untung- untungan

Library Researsch : Studi kepustakaan

Leasing : Sewa Guna Usaha

Lessee : Nasabah / Konsumen

Lessor : Pihakleasingitu sendiri sebagai pemilik modal

leveransir : Penjual

Legal responsibility : Tanggung jawab hukum Marine Cargo : Asuransi pengangkutan barang

Motor Vehicle Insurance : Asuransi kendaraan bermotor

Over : Diatas

Own Risk/Deductible : Risiko sendiri

Off balance sheet : Aset/ Hutang/ aktifitas Finansial yang tidak dimasukkan dalam neraca keseimbangan perusahaan.

Personal Accident insurance : Asuransi kecelakaan diri

Pure Risk : Risiko murni


(19)

Risk controlling : Pengawasan risiko

Risk transferring : Memindahkan risiko

Risk transfer theory : Teori pengalihan risiko

Risk avoidance : Risiko yang dihindari

Risk reduction : Pengurangan risiko

Risk retention : Risiko yang ditekan/ ditahan

Risk sharing : Risiko yang dibagi

Reasuransi : Penanggung ulang

Sertificate : Sertifikat/ polis

Speculative risk : Risiko spekulatif

Self insurance : Menanggung sendiri risiko

Subrogation : Subrogasi- pengalihan hak

Supplier, : Penjual

Sparepart : Alat- alat kendaraan

Treaty : Ketentuan batas penutupan

Take it or leave it : Ambil atau lepaskan

Trustful : Prinsip Kepercayaan


(20)

Uncertainity : Ketidakpastian

Unmost goodfaith : Prinsip itikad baik

Underwritting : Teknik akseptase

Under insured : Dibawah harga

Vendor : Penjual


(21)

AAUI : Asosiasi Asuransi Umum Indonesia

DP : Down Payment

KUH Perdata : Kitab Undang- Undang Hukum Perdata KUHD : Kitab Undang- Undang Hukum Dagang

MOU : Memorandum of Understanding

PSKBI : Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia PMK : Peraturan Menteri Keuangan

TLO : Total Loss Only

UU : Undang- Undang

AOG : Act of God

RSCCTS : Riot, Strike, Civil, Commotion, Terrorism, Sabotase

CV : Commanditaire Vennootschap


(22)

risiko itu dan berusaha agar risiko itu tidak terwujud. Atas pertimbangan ini, Pihak Leasing (perusahaan pembiayaan) harus dapat menghilangkan paling tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam setiap pemberian kredit. Permasalahan dalam tesis ini adalah Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagimana tata cara pelaksanaan klaim Asuransi kendaraan bermotor yang terjadi pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan, Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan Asuransi dan Customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan hukum normatif dan empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Peranan dan tanggung jawab perusahaan asuransi kepada perusahaan pembiayaan adalah sebagai pihak dalam pejanjian leasing atau perjanjian pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi obyekleasingdan tanggung jawabnya yaitu memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing apabila timbul pengajuan klaim, memberikan jaminan penggantian terhadap risiko- risiko yang termasuk dalam ketentuan Pasal 1 Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia 2) Pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh tertanggung ditempuh dengan cara melaporkan kejadian kecelakaan/kerusakan/kehilangan kendaraan tersebut baik kepada perusahaan pembiayaan (PT. Dipo Star Finance Cabang Medan) ataupun langsung kepada perusahaan Asuransi dimana kendaraan tersebut di asuransikan dapat dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor, telepon atau pun faximile

paling lama 3x 24 jam dimana dokumen- dokumen yang dibutuhkan haruslah dilengkapi. Berdasarkan penelitian dilapangan terdapat beberapa perbedaan tata cara pengajuan klaim antara klaim dikarenakan kendaraan tersebut mengalami kerusakan/kecelakaan dengan klaim dikarenakan kendaraan tersebut hilang. 3) Usaha penyelesaian sengketa lebih diupayakan dengan musyawarah mufakat, sampai terjadi perdamaian diantara kedua belah pihak, dimana apabila tidak ditemukan penyelesaiannya dengan cara musyawarah maka yang akan dilakukan melalui

arbitrase sesuai dengan ketentuan dalam Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia.Apabila telah ditempuh penyelesaian sengketa melalui Arbitrase namun belum terjadi kesepakatan maka jalan terakhir adalah melalui pengadilan. Namun sampai saat ini di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan tidak pernah ditemui sengketa dengan Lessee yang mengharuskan penyelesaiannya melalui arbitrase


(23)

bermotor, hendaknya tata cara dipermudah dan dipercepat, sehingga tertanggung/

lessee bisa lebih cepat menggunakan kendaraanya dalam beraktivitas dan tetap menjaga hubungan kerjasama yang telah terjalin antara pihak penanggung dan tertanggung. 3) Hendaknya apabila terjadi perselisihan antaraLesseedan perusahaan asuransi dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat saja dan tidak sampai ke penyelesaian sengketa melalui arbitrase ataupun ke pengadilan.

Kata Kunci : Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Asuransi, Tanggung Jawab, Asuransi Kendaraan Bermotor


(24)

risk which may occur in any credit extension. The purpose of this analytical descriptive study with empirical normative approach was to find out the what the responsibility of insurance company for credit agreement in the Leasing company of PT. Dipo Star Finance Medan Branch is, how the claim for motor vehicle insurance occurring in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is implemented, and how the claim related to the dispute occurred between the insurance company and the customer whose motor vehicle is leased in PT. Dipo Star Finance Medan Branch is settled. The data for this study were obtgained through documentation study and direct interviews.

The result of this study showed that 1) The role of insurance company for Leasing company was as one of the parties in the Leasing agreement or consumer financing agreement providing protection to the object of leasing, and its responsibility was to provide compensation for the object of leasing if claimed, to provide replacement guarantee for the risks included in the provision of article 1 of the Standart Policy Od Indonesian Motor Vehicle Insurance, 2) Motor vehicle insurance could be claimed by the insured by reporting the accident/ damage/ loss of the vehicle either to Leasing company ( PT. Dipo Star Finance Medan Branch) or directly coming, calling or sending faximile to the insurance company where the vehicle was insured not later than 3x24 hours and with complete documents needed, in practice, there are several different procedures of failing a claim such as filing a claim because the vehicle is damaged/ experiencing an accident or lost/ missing, 3) The dispute occurred was usually settled through deliberation and consensus until both paties made peace. If this deliberation and consensus did not work, the dispute would be settled through arbitration in accordance with the provision in the Indonesian Motor Vehicle Insurance Policy. If arbitration did not work either , the dispute would eventually be brought to the court. Yet, up to now, PT. Dipo Star Finance Medan Branch has never been in a dispute with its lessee which required a settlement settled through arbitration or even to be brought to the court.

It is suggested that 1) The parties involved know own rights and responsibilities stated in their credit agreement either in the financing process or in the process of failing an insurance claim that they become more responsible in case undersirable things occur in the future. 2) The procedures in the process of fauling an insurance claim for motor vehicle should be simplified and speeded up that the insured/ lessee can use the vehicle earlier in his/ her activity and the cooperation between the insurer and the insured can be maintained, and 3) If there is a dispute between the Lessee and the insurance company, it is better to settle it through deliberation and consensus only not through arbitration or being in to the court.


(25)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian dunia yang begitu cepat, menyebabkan terjadinya kompetisi yang ketat di antara para pelaku pasar dalam penyediaan modal, di samping itu terjadinya peningkatan pelayanan jasa dalam kualitas dan kuantitas, yang melahirkan berbagai produk pasar yang serba memudahkan konsumen. Peningkatan pelayanan dan penyediaan fasilitas kemudahan yang diadakan oleh para pelaku pasar, bukannya tidak berisiko bagi investasi, karenanya para investor lebih menyukai suatu produk pelayanan yang memiliki aspek legalitas, seperti suatu aturan atau perundang-undangan yang menjamin usaha yang dimaksud.

Dewasa ini Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang perekonomiannya cukup pesat. Untuk menunjang pertumbuhan perekonomian yang pesat tersebut diperlukan dana yang cukup besar. Oleh karena itu sarana penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas.1

Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan tersebut disediakan oleh lembaga perbankan. Dalam rangka pembangunan dibidang ekonomi diperlukan tersedianya dana, yang salah satunya adalah dalam bentuk kredit

1 Siti Ismijati Jenie, Beberapa Perjanjian Yang Berkenaan dengan Kegiatan Pembiayaan,


(26)

yang diberikan oleh lembaga perbankan.2tetapi keberadaan lembaga perbankan tidak mencukupi kebutuhan akan dana tersebut, Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif pembiayaan lainnya selain bank. Adanya alternatif pembiayaan lainnya dimaksud dibutuhkan mengingat akses untuk mendapatkan dana dari bank sangat terbatas.

Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah pada tahun 1988 melalui Kepres Nomor. 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan dana guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut.

Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut lembaga pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir sama dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan perusahaan.

Sejak tahun 1988 pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk lebih memperkuat sistem lembaga keuangan nasional melalui pengembangan dan perluasan berbagai jenis lembaga keuangan, salah satunya adalah lembaga pembiayaan, yang bertujuan untuk memperluas penyediaan pembiayaan alternatif bagi dunia

2 M. Khoidin, Problematika Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan, Laksbang Pressindo,


(27)

bisnis/usaha sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan dana untuk menunjang kegiatan usaha.

Dalam perkembangan bisnis dan usaha, sering kita jumpai beberapa jenis usaha pelayanan, salah satunya lembaga pembiayaan leasing yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Kep.-122/MK/IV/2/1974, Nomor.32/M/SK/2/1974, Nomor 30/Kpb/I/1974 tertanggal 7 Februari 1974, tentang Perizinan Usaha Leasing.3 Lembaga pembiayaan leasing, dalam terjemahan bahasa Indonesia disebut dengan sewa guna usaha, merupakan suatu lembaga pembiayaan yang berorientasi pada pemberian atau peminjaman sejumlah modal kerja dalam bentuk alat-alat produksi. Fasilitas yang diadakan oleh perusahan leasing sebagai perusahaan pembiayaan, sangat meringankan beban konsumen/pasar yang kekurangan modal untuk membeli alat pendukung usaha. Oleh sebab itu lembaga pembiayaanleasingmenjadi alternatif untuk dalam peminjaman modal selain bank.4

PT. Dipo Star Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang pembiayaan konsumen (consumer finance) dan leasing (sewa guna usaha). Perusahaan ini berfokus pada pembiayaan otomotif yaitu kendaraan roda empat (mobil ) dan kendaraan niaga (truck) serta alat- alat berat yang memiliki kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Salah

3

Wihardi, NIM 047011076, tesis,Perlindungan Hukum terhadap Hak Tertanggung dalam Pelaksanaan Klaim Asuransi Kebakaran, 2006, hal.80.

4Kasmir,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafinso Persada, Jakarta, 2001,


(28)

satu cabangnya adalah PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Perjanjian pembiayaan konsumen pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan dibuat secara baku yaitu isi perjanjian telah disusun secara sepihak oleh perusahaan, sehingga pihak perusahaan dapat menerapkan kebijakan take it or leave it artinya bahwa isi perjanjian sudah tidak dapat ditawar lagi apabila konsumen setuju dengan perjanjian silahkan ambil, kalau tidak setuju silahkan mencari lembaga pembiayaan lain.

Kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor pada perusahaan ini dilakukan melalui sistem pemberian kredit yang dibayar oleh konsumen secara angsuran atau berkala. PT. Dipo Star Finance Cabang Medan memiliki keunggulan dalam pelayanan pembiayaan kendaraan bermotor seperti proses cepat, mudah, dan terjamin dalam arti merupakan perjanjian baku yang berkekuatan hukum, serta adanya pertanggungjawaban penyelesaian yang tuntas apabila terjadi masalah dikemudian hari. Perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan merupakan perjanjian utang piutang antara PT. Dipo Star Finance Cabang Medan dengan konsumen (lessee).

Seringkali hubungan lessor dan lessee hanya harmonis pada awal perjanjian, pada saat satu pihak membutuhkan sesuatu (modal pembiayaan) sedang pihak lain berusaha mendapatkan keuntungan, selanjutnya hubunganlessordan lesseediwarnai berbagai persoalan. Persoalan utama yang paling sering terjadi adalah tertundanya pemenuhan kewajiban dari lessee pada lessor dan timbulnya risiko- risiko pada barang modal tersebut.


(29)

Tidak terpenuhinya kewajiban lessee seperti yang tertera diperjanjian merupakan tindakan wanprestasi yang dalam perusahaan leasing merupakan risiko usaha. Kerugian-kerugian yang dapat dialami oleh perusahaan leasing /lessor antara lain kerusakan/ kehilangan obyekleasingyang mana status barang masih miliklessor

dan lessee hanya memiliki opsi membeli setelah berakhirnya pembayaran angsuran. Oleh sebab itu, kemungkinan-kemungkinan kerugian yang disebabkan wanprestasi pihak lessee dapat diperkecil risikonya dengan mempertajam klausula-klausula di dalam perjanjian pembiayaan, bahkan membuat akta-akta tambahan sebagai bentuk perjanjian lain yang disatukan dengan perjanjian pembiayaan.

Dalam pemberian kredit terkandung risiko yaitu pihak yang meminjam atau debitur tidak mampu melunasi kredit pada waktunya dan untuk memperkecil risiko itu biasanya kreditur meminta jaminan kepada debitur. Jaminan inilah yang kemudian menjadi sumber dana bagi pelunasan kredit dalam hal debitur tidak mampu melunasi kredit yang diterimanya. Namun hal yang lebih penting untuk diperhatikan adalah perlunya memikirkan bagaimana memiliki persiapan menghadapi risiko, baik risiko diri (jiwa) mapun risiko usaha yang ditekuni atau dijalankan. Menurut L. Athernm, risiko merupakan aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan faktor penting dalam asuransi. Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak menguntungkan yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak di inginkan.5

5 Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta


(30)

Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni(pure risk)dan risiko spekulatif.

6

Risiko murni (pure risk) adalah risiko yang akan memberikan kerugian apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, namun tidak akan memberikan kerugian maupun keuntungan apabila risiko tersebut tidak terjadi. Sedangkan risiko spekulatif (speculative risk) merupakan risiko yang menimbulkan dua peluang, yaitu peluang untuk merugikan dan atau peluang untuk memperoleh keuntungan. Apabila risiko ini terjadi maka akan merugikan, sedangkan apabila tidak terjadi akan menguntungkan. Risiko itu, apapun bentuknya seyogiyanya dikelola, agar tidak terjadi atau kalaupun terjadi akan berdampak keuntungan. Sejauh ini persepsi dan respon terhadap risiko adalah beraneka ragam. Ini artinya cara pandang dan jalan keluar dalam mengatasi risiko juga tidak sama.

Jadi pembahasan mengenai asuransi tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan mengenai risiko. Hal ini disebakan karena risiko merupakan pengertian inti dalam asuransi. Dalam ilmu asuransi risiko dapat dibedakan dalam beberapa arti, yang intinya kemungkinan terjadinya kerugian, yaitu:

1. Risiko dalam arti benda yang menjadi obyek bahaya.

2. Risiko dalam arti orang yang menjadi sasaran pertanggungan 3. Risiko dalam arti bahaya.7

Pengertian risiko diberi batasan sebagai kemungkinan terjadinya suatu keuntungan yang semula diharapkan tidak tercapai karena kejadian diluar kuasa

6Tuti Rastuti,Aspek Hukum Perjanjian Asuransi,Pustaka Yustisia Yogyakarta, 2011,hal 10 7H. Gunanto,Asuransi kebakaran di Indonesia, Tirta Pustaka, Jakarta.1984 hal. 11-12.


(31)

manusia (misalnya bencana seperti banjir dan gempa bumi), kesalahan sendiri atau perbuatan manusia.8 Risiko yang diderita dapat berupa kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan sehingga menyebabkan timbulnya upaya untuk menghindari dan mengalihkan risiko kepada pihak lain yang bersedia menanggungnya, dalam hal ini adalah pihak asuransi. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan akan rasa aman kepada masyarakat yaitu dengan mengadakan perjanjian pelimpahan risiko kepada pihak lain. Perjanjian ini disebut perjanjian asuransi.9

Menurut Emmy Pangaribuan Simmanjuntak, asuransi itu mempunyai tujuan pertama-tama ialah untuk mengalihkan risiko yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan terjadinya itu kepada orang lain yang mengambil risiko itu untuk mengganti kerugian.10 Risiko bersifat merugikan, dan sebagai suatu musibah atau malapetaka, risiko datangnya tidak pasti dan tidak dapat diduga dan dapat terjadi dengan tiba- tiba harus terjadi.

Pada umumnya, risiko tersebut direspon sebagai suatu kejadian yang merugikan, karena itu dikelola untuk dihindari (risk avoidance) dikurangi (risk reduction), ditahan atau ditekan (risk retention), dibagi (risk sharing) dan dialihkan atau ditransfer (risk transfer).11 Sementara jalan keluar yang lazim ditempuh dalam mengatasi risiko adalah dengan cara berasuransi. Seiring dengan terus terpenuhinya

8H.Gunanto,Ibid,hal. 13.

9 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta,

2000, hal. 8.

10

Emmy Pangaribuan Simmanjuntak,Hukum Pertanggungan ( Pokok- pokok Pertanggungan Kerugian Kabakaran dan Jiwa), FH-UGM, Yogyakarta, 1990, hal. 5.


(32)

kebutuhan manusia dari hari ke hari mengakibatkan manusia bukan hanya menginginkan jaminan keamanan bagi dirinya namun juga meningkatkan keinginannya untuk memiliki rasa aman terhadap harta bendanya, kesehatannya, bahkan tanggung jawab hukumnya.

Dengan kata lain, semakin seseorang tersebut melakukan pemenuhan terhadap setiap kebutuhannya, semakin besar rasa khawatir yang di rasakannya. Setiap manusia memiliki risiko atas apapun yang dia lakukan.12

Mencegah kemungkinan akan kehilangan (kerugian) miliknya karena berbagai sebab (yang tidak pasti) disebut menghadapi suatu risiko. Kemungkinan akan kehilangan ini merupakan sesuatu hal yang tidak diinginkan dah harus dihadapi oleh setiap orang. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah risiko tersebut untuk mencegah kehilangan atau kerugian. Namun pada kenyataannya upaya tersebut tidak selalu berhasil dalam menghadapi risiko yang dihadapi. Oleh karena itulah, maka orang mencari cara lain untuk mengatasi risiko tersebut. Usaha-usaha seseorang untuk memperalihkan risiko itulah yang menjadi dasar keberadaan lembaga asuransi atau lembaga pertanggungan didalam masyarakat. Dengan cara mengasuransikan sesuatu barang yang dimilikinya, maka orang yang menghadapi risiko atas harta kekayaannya bermaksud untuk mengalihkan risikonya itu atau setidaktidaknya membagi risiko itu dengan pihak lain yang bersedia menerima peralihan atau pembagian risiko itu.


(33)

Jadi, pilihan berasuransi bukanlah semata-mata untuk mengalihkan atau alat penyebaran risiko bisnis. Tetapi lebih jauh dari itu bahwa asuransi memberikan manfaat, berupa adanya rasa aman, perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan agunan untuk memperoleh kredit, berfungsi sebagai tabungan, alat penyebaran risiko dan membantu meningkatkan kegiatan usaha.

Perjanjian asuransi sebagai lembaga pengalihan dan pembagian risiko mempunyai kegunaan positif baik bagi masyarakat/konsumen, perusahaan maupun bagi pembangunan negara. Konsumen yang melakukan penutupan perjanjian asuransi akan merasa tenteram karena mendapat perlindungan dari kemungkinan terjadinya/tertimpa suatu kerugian. Suatu perusahaan yang mengalihkan risikonya melalui perjanjian asuransi akan dapat meningkatkan usahanya dan berani menggalang tujuan yang lebih besar. Demikian pula premi-premi yang terkumpul dalam suatu perusahaan asuransi dapat diusahakan dan digunakan sebagai dana untuk usaha pembangunan dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat. Selain itu pada pihak lain risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pembangunan juga dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi.

Asuransi atau pertanggungan yang merupakan terjemahan dari Isurance atau

Verzekering atau Assurantie, timbul karena kebutuhan manusia.13 Asuransi Kendaraan Bermotor, salah satu jenis asuransi kerugian yang diminati konsumen

13Man Suparman Sastrawidjaja,Aspek- aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, Alumni


(34)

karena asuransi ini memberikan pertanggungan atas kerugian/ berkurangnya nilai secara finansial atas obyek pertanggungan kendaraan bermotor yang disebabkan karena menabrak, ditabrak, dicuri, terbakar, dan tergelincir. Secara spesifik juga dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor. 74/PMK.010/2007 khususnya Pasal 1 ayat (2) : Asuransi Kendaraan Bermotor adalah produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.14

Asuransi Kendaraan Bermotor merupakan bagian dari asuransi umum yang menjamin kerugian atau kerusakan pada kendaraan bermotor yang dipertanggungkan terhadap risiko tabrakan, perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran dan sambaran petir, sesuai dengan kondisi yang tercantum dalam Polis Kendaraan Bermotor.Pasal 250 KUHD menyebutkan bahwa semua kepentingan dapat diasuransikan, termasuk asuransi kendaraan bermotor. Kenyataannya memang tidak sesederhana dan semudah itu dalam melakukan klaim, bahkan sering pemilik mobil kecewa pada saat melakukan klaim. Hal ini karena tidak semudah seperti yang dijanjikan semula pada saat melakukan penawaran, dimana segala sesuatunya digambarkan sangat mudah, tetapi pada saat melakukan klaim keadaannya bisa sangat berbeda. Akan tetapi, perusahaan asuransi juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

14Ronny Hanitijo Sumitra, Asuransi Kendaraan bermotor, Ghalia Indonesia, Jakarta. 1998,


(35)

Tidak sedikit pemilik mobil yang mencoba mengambil keuntungan secara tidak semestinya dari perusahaan asuransi.15

Walaupun banyak metode yang menangani risiko, namun asuransi adalah metode yang paling banyak dipakai, asuransi memberikan perlindungan terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan.16

Atas pertimbangan ini, Pihak Leasingharus dapat menghilangkan atau paling tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam setiap pemberian kredit. Salah satu caranya adalah dengan mengalihkan risiko tersebut kepada pihak lain yang memang dimungkinkan baik dari segi yuridis maupun dari segi bisnis, yang tak lain adalah asuransi.

Berdasarkan latarbelakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan sejauh mana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perusahaan Pembiayaan (Leasing) ini. Penelaahan ini nantinya akan dilakukan melalui suatu penelitian dengan judul “TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

(LEASING) ATAS KLAIM DARI TERTANGGUNG (STUDI PADA

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG MEDAN).

15

Rismalida Simarsoit, Nim 057011077/M.kn ,tesis,Perlindungan Hukum Terhadap

Pemegang Polis Asuransi Kendaraan bermotor (Studi Pada PT. Asuransi Wuwungan cabang Medan), Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2007, hal. 3


(36)

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan ?

2. Bagimana tata cara pelaksanaan klaim Asuransi kendaraan bermotor yang terjadi pada PT.Dipo Star Finance Cabang Medan?

3. Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan Asuransi dan Customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan 2. Untuk mengetahui tentang tata cara pelaksanaan klaim asuransi kendaraan

bermotor yang terjadi pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan.

3. Untuk mengetahui penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan Asuransi dan customer yang kendaraan bermotornya di leasingkan di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan.


(37)

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yang dapat diterapkan sesuai dengan acuan pada kerangka penelitian tersebut.

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbang saran dalam ilmu pengetahuan khususnya bagi ilmu asuransi dan lembaga pembiayaan yang berlaku, terutama yang mengatur tentang tanggung jawab perusahaan asuransi kendaraan bermotor kepada perusahaan pembiayaan.

b. Secara Praktis

Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberi manfaat untuk diterapkan oleh pengambilan kebijaksanaan dan pelaksanaan hukum dibidang hukum asuransi dan pembiayaan, tentang tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan pembiayaan (leasing)., khususnya di PT. Dipo Star Finance Cabang Medan.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis, terhadap literatur yang ada khususnya di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, sepanjang yang diketahui penulis belum ada suatu penelitian yang dilakukan oleh orang lain yang membahas tentang TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PERJANJIAN KREDIT DALAM PERUSAHAAN


(38)

PEMBIAYAAN ( LEASING ) ATAS KLAIM DARI TERTANGGUNG (STUDI PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. DIPO STAR FINANCE CABANG MEDAN), oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa sampai saat ini belum pernah ada penulis lain yang melakukan penelitian dengan judul diatas namun ada beberapa tesis yang membahas tentang asuransi kendaraan bermotor yaitu:

Tesis Rismalida Simarsoit (057011077/Mkn) dengan judul “ Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Kendaraan Bermotor (Studi pada PT.Asuransi Wuwungan Cabang Medan). Adapun Permasalahan yang diangkat oleh penulis adalah:

a. Bagaimana tata cara pelaksanaan klaim asuransi kendaraan bermotor yang terjadi di PT. Asuransi Wuwungan Cabang Medan?

b. Bagaimana tuntutan klaim dilakukann seandainya polis hilang?

c. Bagaimana penyelesaian klaim jika terjadi sengketa antara perusahaan dengan nasabah?

Dengan demikian sampai saat ini penelitian tesis ini benar-benar asli dan bukan hasil karya atau penulisan orang lain.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Dalam perkembangannya, ilmu hukum tidak terlepas dari ketergantungan pada berbagai bidang ilmu termasuk ketergantungannya pada metodologi, karena aktivitas penelitian hukum dan imajinasi sosial, juga sangat ditentukan oleh teori.


(39)

Teori bertujuan untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, dan satu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta- fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.17

Teori berasal dari kata Theoria dalam bahasa Latin yang berarti perenungan, yang pada gilirannya berasal dari katathea dalam bahasa Yunani yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut realitas. Menurut W.J.Neuman, yang pendapatnya dikutip dari Otje Salman dan Anton F. Susanto, menyebutkan bahwa:

“Teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan mengorganisasi pengetahuan tentang dunia. Ia adalah cara yang ringkas untuk berfikir tentang dunia dan bagaimana dunia ini bekerja”18

Teori merupakan suatu prinsip yang dibangun dan dikembangkan melalui proses penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah.19

Menurut M. Solly Lubis, bahwa:

“ Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya teori ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskan. Suatu penjelasan walau bagaimanapun menyakinkan, tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.”20

Jadi teori adalah seperangkat proposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefinisikan dan saling berhubungan antar variabel sehingga

17 J.J.J.M.Wuisman, Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial, Asas- Asas, penyunting : M. Hisyam,

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal.203.

18

J. Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal.5.

19 Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakrta, 1986, hal. 12. 20M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994 hal. 27.


(40)

menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu variabel dengan variabel lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variabel tersebut.21

Fungsi teori dalam penelitian adalah untuk mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian, membuat ramalan atau prediksi atas dasar penemuan-penemuan dan menyajikan penjelasan yang dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan. Artinya teori merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskan dan harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.22 Peter Mahmud Marzuki mengatakan bahwa penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori, atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.23 Sedangkan kerangka teori pada penelitian hukum sosiologis atau empiris yaitu kerangka teoritis yang didasarkan pada kerangka acuan hukum. Apabila tidak terdapat acuan hukumnya maka penelitian tersebut hanya berguna bagi sosiologi dan kurang relevan bagi ilmu hukum.

Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun atau memperkuat kebenaran dan permasalahan yang dianalisis. Kerangka teori yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kerangka pemikiran atau butir- butir pendapat, teori, tesis, dari para penulis ilmu hukum di bidang hukum perasuransian dan pembiayaan, yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis,

21Maria S.W. Sumardjono, Pedoman, Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia, Yogyakarta,

1989, hal. 12-13 dan Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta,1989, hal. 19.

22M. Solly Lubis (I),Op Cit, hal. 17.


(41)

yang mungkin disetujui atau tidak disetujui yang merupakan masukan bagi penulis tesis ini. Dalam penelitian ini, menetapkan suatu kerangka teori adalah suatu keharusan karena kerangka teori tersebut digunakan sebagai landasan berfikir untuk menganalisa permasalahan yang dibahas.

Adapun teori yang dapat dikaitkan dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah teori tanggung jawab dari Hans Kelsen, yakni suatu konsep yang berhubungan dengan konsep tanggungjawab hukum.24 Berdasarkan teori ini, tanggung jawab dilihat dari hubungan para pihak didalam perjanjian, dimana setiap hubungan hukum antara para pihak diawali dengan suatu perikatan atau perjanjian yang berakibat adanya tanggung jawab masing-masing perusahaan asuransi dan perusahaan pembiayaan. Para pihak dianggap wanprestasi apabila dia tidak melakukan apa yang disanggupi untuk dilaksanakan sebagai kewajibannya untuk memenuhi prestasinya.

Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana dijanjikan, melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat, atau melakukan sesuatu yang menurut kontrak atau perjanjian tidak boleh dilakukan. Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, peralihan risiko, maupun membayar biaya perkara.25 Dalam hubungan hukum para pihak akan menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang pada akhirnya menimbulkan tanggung jawab masing-masing.

24Hans Kelsen ( Alih Bahasa oleh Somardi), General Theory of Law & State ),Teori Umum

Hukum dan Negara, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif sebagai Ilmu Hukum Deskriptif-Empirik, Jakarta, BEE Media Indonesia, 2007, hal. 95.

25R. Subekti,Jaminan-Jaminan Untuk Memberikan Kredit Menurut Hukum Indonesia, Citra


(42)

Pada umumnya setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya, dengan demikian bertanggung jawab dalam pengertian hukum berarti adanya keterikatan atau tanggung jawab hukum. Tanggungjawab hukum dimaksudkan sebagai keterikatan terhadap ketentuan ketentuan hukum, dalam hal ini keterikatan antara pihak asuransi kepadalesseedi perusahaan pembiayaan.

Pada umumnya setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya, oleh karena itu bertanggung jawab dalam pengertian hukum berarti suatu keterikatan. Dengan demikian tanggung jawab hukum (legal responsibility) sebagai keterikatan terhadap ketentuan-ketentuan hukum. Bila tanggung jawab hukum hanya dibatasi pada hukum perdata saja maka orang hanya terkait pada ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan hukum diantara mereka. “Tujuan utama dari penerapan prinsip tanggung jawab dalam sistem hukum pada masyarakat primitif adalah untuk memelihara kerukunan antara individu-individu dengan cara penyelesaian yang dapat mencegah terjadinya pembalasan dendam. Namun, pada masyarakat modern ini dasar falsafah dan tujuan utama dari penerapan prinsip tanggung jawab adalah pertimbangan nilai-nilai dan rasa keadilan sosial secara luas baik dilihat dari segi moral maupun dari segi kehidupan sosial”.26Jadi segala sesuatu yang ditetapkan dan dilakukan yang akibatnya menyangkut orang banyak harus bisa dipetanggung jawabkan didalamnya mengandung unsur rasa keadilan sosial secara luas baik dilihat dari segi moralitas maupun segi kehidupan sosial.

26 HF Saefullah (tanpa tahun), Beberapa Masalah Pokok Tentang Tanggung jawab


(43)

Saat ini banyak pemilik kendaraan yang melakukan pembelian kendaraan dengan cara mencicil. Jika terjadi musibah, pemilik kendaraan tetap harus membayar cicilan hingga masa pembayaran usai. Dalam posisi kepemilikan seperti itu, memindahkan risiko menjadi sangat penting dilakukan. Disinilah peran perusahaan asuransi sebagai pengambil alih risiko tersebut, dimana tanggung jawab dari lessee

sebagai pemakai kendaraan beralih kepada perusahaan asuransi sebagai pihak yang bertanggung jawab apa bila kendaraan tersebut terkena musibah.

Hidup penuh dengan risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam yang terjadi pada tahun-tahun belakangan ini dan memakan banyak korban, baik korban jiwa maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya asuransi. Bagi setiap anggota masyarakat termasuk dalam dunia usaha, risiko untuk mengalami ketidakberuntungan seperti ini selalu ada. Dalam rangka mengatasi kerugian yang timbul, manusia mengembangkan mekanisme yang saat ini kita kenal sebagai asuransi.

Perasuransian di Indonesia diatur dalam Bab I Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.27 Sebelum diundangkannya undang-undang usaha perasuransian, kegiatan perasuransian di Indonesia hanya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan danOrdonantie op het Levensverzkering bedriff(Staatsblad 1941 No 101).

Menurut Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan


(44)

mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.28

Dalam pasal 246 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) memberikan batasan perjanjian asuransi sebagai berikut; Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.29

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu: a) Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi

kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.

b) Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

c) Suatu peristiwa(accident)yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).

28Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian 29Tuti Rastuti,Op.Cit,hal 29


(45)

d) Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu.

Perjanjian asuransi diatur dalam KUHD pada Buku 1 Bab IX secara terpencar- pencar mengatur tentang ketentuan umum asuransi, mulai pasal 246 sampai dengan pasal 289 KUHD dan Bab X tentang pertanggungan terhadap bahaya kebakaran, terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian yang belum dipanen dan tentang pertanggungan jiwa. Pembuat Undang-undang menyatakan bahwa asuransi termasuk dalam perjanjian untung- untungan (kans- overeenkommst) dimana dalam perjanjian ini selain asuransi ada bunga cagak hidup dan perjudian (videPasal 1774 KUHPerdata). Penegasan oleh pasal tersebut selanjutnya dikatakan asuransi diatur dalam pasal KUHD. Kemudian Undang- undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian (selanjutnya ditulis UU Nomor 2 Tahun 1992) yang diundangkan pada tanggal 11 Februari 1992 dan diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992, melengkapi ketentuan asuransi yang diatur dalam KUHD.

Jadi oleh karena asuransi atau pertanggungan itu merupakan suatu perjanjian, maka di dalamnya paling sedikit tersangkut dua pihak. Pihak yang satu adalah pihak yang seharusnya menanggung risikonya sendiri, tetapi kemudian mengalihkannya kepada pihak lain, pihak pertama ini lazim disebut sebagai tertanggung atau dengan kata lain ialah pihak yang potensial mempunyai risiko. Sedangkan pihak yang lain ialah pihak yang bersedia menerima risiko dari pihak pertama dengan menerima suatu pembayaran yang disebut premi. Pihak yang menerima risiko pihak yang satu


(46)

tersebut lazim disebut sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan/ asuransi).

Kewajiban utama penanggung dalam perjanjian asuransi sebenarnya adalah memberi ganti kerugian. Meskipun demikian kewajiban memberi ganti rugi itu merupakan suatu kewajiban bersyarat atas terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya suatu kerugian. Artinya, pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang telah diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya.

Untuk sampai pada suatu keadaan dimana penanggung/perusahaan harus benar-benar memberi ganti kerugian harus dipenuhi 3 (tiga) syarat berikut ini:30

1. Harus terjadi peristiwa yang tidak tertentu yang diasuransikan. 2. Pihak tertanggung harus menderita kerugian.

3. Ada hubungan sebab akibat antara peristiwa dengan kerugian

Apabila suatu kerugian terjadi sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak tertentu yang diperjanjikan, maka tentu saja penanggung harus memenuhi kewajibannya untuk memberi ganti kerugian. Meskipun demikian tidak setiap kerugian dan setiap adanya peristiwa selalu berakhir dengan pemenuhan kewajiban penanggung terhadap tertanggung, melainkan harus dalam suatu rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat.

30 http://www.datacon.co.id/Asuransi-2011 Pengertian/ Asuransi.html, diakses pada tanggal


(47)

Perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan tegas memberikan kriteria dan batasan luasnya proteksi atau jaminan yang diberikannya kepada tertanggung. Kriteria dan batasan tersebut dicantumkan di dalam polis, sesuai dengan jenis asuransi yang bersangkutan. Sehingga setiap polis tercantum jenis peristiwa apa saja yang menjadi tanggung jawab penanggung. Jadi apabila terjadi kerugian yang disebabkan karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung akan membayar ganti kerugian.

Dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) menyebutkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari perjanjian tersebut timbul suatu hubungan hukum antara dua pihak yang membuatnya yang dinamakan perikatan.31 Hubungan hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat hukum yang dijamin oleh hukum atau undang-undang. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi hak dan kewajiban secara sukarela maka salah satu pihak dapat menuntut melalui pengadilan.

Dalam hubungan hukum Perusahaan asuransi memiliki tanggung jawab kepada tertanggung dimana secara tidak langsung perusahaan asuransi juga bertanggung jawab kepada pihak lessor (perusahaan pembiayaan) karena mobil/ kendaraan milik tertanggung masih di kreditkan ke perusahaan pembiayaan. Pihak

lessee/ tertanggung diwajibkan untuk mengasuransikan kendaraanya sesuai dengan ketentuan dari kontrak/ perjanjian kredit.


(48)

Sebagai suatu perjanjian, leasing mempunyai alas hukum yang pokok yaitu asas kebebasan berkontrak.32 Seperti yang terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata, yang disebutkan: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.”

Setiap orang bebas melakukan perjanjian, asal perjanjian tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan mengenai sahnya perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata.33 Sepanjang memenuhi syarat seperti yang diatur oleh perundang-undangan, maka leasing berlaku dan ketentuan tentang perikatan seperti yang terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata, berlaku juga untuk leasing, namun demikian di samping alas hukum mengenai asas kebebasan berkontrak terdapat beberapa alas hukum lainnya yang lebih bersifat administratif.

Istilah perjanjian kredit secara definitif tidak dikenal di dalam UU Perbankan, namun bila ditelaah lebih lanjut mengenai pengertian kredit dalam UU Perbankan tercantum kata-kata persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam. Kata-kata tersebut menegaskan bahwa hubungan kredit adalah hubungan kontraktual (hubungan yang berdasar pada perjanjian) yang berbentuk pinjam-meminjam.

32Iswi Hariyani, dan R. Serfianto DP, GebyarBisnis dengan Cara Leasing.Pustaka Yustisia,

Yogyakarta, 2011, hal 115


(49)

Dari pengertian kredit, dapat ditemukan adanya unsur-unsur dalam kredit antara lain:

(1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa kredit tersebut akan dibayar kembali oleh si penerima kredit dalam jangka waktu tertentu yang telah diperjanjikan.

(2) Waktu, yaitu bahwa pemberian kredit dengan pembayaran kembali tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan melainkan dipisahkan oleh tenggang waktu.

(3) Risiko, yaitu bahwa setiap pemberian kredit mempunyai risiko akibat adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dengan pembayaran kembali. Semakin panjang jangka waktu kredit semakin tinggi risiko kredit tersebut.

(4) Prestasi, atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun dalam obyek kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan. Kredit pada awalnya lebih merupakan suatu bentuk perjanjian pinjam meminjam yang sebatas hanya terhadap sejumlah uang, namun dalam perkembangannya kredit juga mulai meliputi pembayaran sejumlah uang atas penggunaan atau pembelian suatu barang, terhadap kata penggunaan suatu barang berorintasi pada bentuk kredit pembiayaan untuk kepentingan produksi seperti pada kredit-kredit yang dipraktekkan pada lembaga pembiayaanleasing, sedangkan kredit


(50)

atas pembelian suatu barang berorintasi pada bentuk kredit pembelian barang yang bersifat konsumtif seperti yang dipraktekkan pada lembaga pembiayaan konsumen.

Perjanjian pembiayaan, lahir dari Kepres Nomor.1251/KMK.013/1988, KPTS Menteri Keuangan Nomor. 1169/KMK.01-1991 tentang kegiatan Sewa Guna Usaha (leasing). Perjanjian pembiayaan ini antara lain sebagai berikut :

a. Perjanjian sewa Guna Usaha; b. Perjanjian Anjak Piutang; c. Perjanjian Modal ventura; d. Perjanjian Kartu kredit;

e. Perjanjian pembiayaan konsumen; f. Perjanjian simpanan;

g. Perjanjian kredit; h. Perjanjian penitipan; i. Perjanjian bagi hasil.34

Leasingmerupakan suatu “kata atau peristilahan” baru dari bahasa asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia, yang sampai sekarang padanannya dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak atau belum ada yang dirasa cocok. Istilahleasing

ini sangat menarik karena bertahan dalam nama tersebut tanpa diterjemahkan dalam bahasa setempat, baik di Amerika yang merupakan asal-usul adanya lembagaleasing

ini, maupun di negara-negara yang telah mengenal lembagaleasingini.35

34

Mariam Darus Badrulzaman, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Buku III Tentang Hukum Perikatan Dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung, 1996, hal.31.

35

Charles Dulles Marpaung,Pemahaman Mendasar Atas Usaha Leasing, Integrita Press, Jakarta 1985, hal. 23.


(51)

Secara umum leasing artinya adalah equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak.36Adapun definisi lain darileasingdapat dikemukakan sebagai berikut Berdasarkan Pasal 1 Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian No.KEP.122/MK/ IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/I/ 1974, menyebutkan bahwa

leasingitu adalah

“Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaaan tertentu, berdasarkan pembayaran-penbayaran secara berkala, disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama”.

Sejak dikeluarkan Keputusan Bersama Tiga Menteri mengenai status hukum

leasing di Indonesia, maka para sarjana hukum di Indonesia bertanya-tanya tentang apakah sebenarnya leasing itu bila ditinjau dari segi hukum di Indonesia, sebab selama ini segi-segi ekonomislah yang lebih sering ditonjolkan dalam informasi tehnis yang diberikan oleh pihak- pihak yang bersangkutan, namun aspek yuridisnya belumlah dianalisis secara mendalam.

Bertalian dengan sifat hukum perdata dari leasing tampaknya ada dua pendapat yang berlawanan : Pendapat yang pertama menyatakan “Bahwa leasing

dalam pengertian yuridis adalah sewa-menyewa”. Sedangkan pendapat yang kedua

36 Amin Wijaya Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing.Rineka


(52)

menyatakan, “Bahwa kontrak lease berdasarkan hukum perdata tidak dapat ditetapkan di bawah satu penyebutan (nomen)37

Bandingkan dengan ketentuan Pasal 1 huruf (a) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169 Tahun 1991 Tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) :

“Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (Finance lease) maupun Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala”.

Pada prinsipnya pengertian dari lembaga leasing itu sendiri adalah sama dan harus terdiri dari unsur-unsur pengertian sebagai berikut38:

a. Pembiayaan perusahaan;

b. Penyediaan barang-barang modal; c. Adanya jangka waktu tertentu; d. Pembayaran secara berkala; e. Adanya hak pilih (optie);

f. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama.

Setiap perusahan yang bergerak dalam bidang leasing akan mewajibkan konsumen (pihak lessee) untuk mendapatkan asuransi atas barang yang sedang dileasingkan, hal ini bukan untuk perlindungan bagi lessee (konsumen) sebagai pemakai barang atas obyekleasing (kendaraan bermotor), tetapi terutama bagi pihak yang menyewakan (perusahan leasing/lessor) sebagai pemilik barang tersebut.

37

Komar Andasasmita,Leasing dan Praktek .Ikatan Notaris Bandung, 1993, hal 77.


(53)

Lembaga/institusi yang mempunyai kemampuan untuk mengambil alih risiko pihak lain ialah lembaga asuransi, dalam hal ini adalah perusahan asuransi.

1. Konsepsi

Konsep merupakan salah satu bagian penting dari sebuah teori. Peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstaksidan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abtsraksi yang digeneralisasikan dari hal- hal yang khusus yang disebut definisi operasional.39 Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.40

Suatu kerangka konsepsi merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep- konsep khusus yang ingin atau yang akan diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu

abstaksidari gejala Tersebut. Selain itu, konsepsi juga digunakan untuk memberikan pegangan pada proses penelitian. Oleh karena itu dalam rangka penelitian ini perlu dirumuskan serangkaian definisi operasional atas beberapavariable yang digunakan, sehingga dengan demikian tidak akan menimbulkan perbedaan penafsiran atas sejumlah istilah dan masalah yang dibahas. Disamping itu, dengan adanya penegasan kerangka konsepsi ini, diperoleh suatu persamaan pandangan dalam menganalisis masalah yang diteliti, baik dipandang dari aspek yurisis maupun dipandang dari aspek

39

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal.10.

40Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,


(54)

sosiologis.41 Oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan kerangka konsepsi sebagai berikut:

a. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihaklesseedalam bentuk barang modal.

b. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal darilessor.

c. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepadalesseedengan pembayaran secara tunai oleh d. Leasing (Sewa Guna Usaha) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan olehlessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

e. Polis merupakan alat bukti bahwa perjanjian asuransi telah terjadi, maka hak dan kewajiban bertimbal balik dari sipenanggung dan tertanggung dengan melalui pembuktian tulisan sesuai dengan ketentuan Undang- undang.

f. Polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.


(55)

g. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang di harapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.

h. Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.

i. Tertanggung adalah orang atau individu atau badan hukum yang memiliki kepentingan keuangan terhadap barang/property yang dipertanggungkan sehingga ia memiliki hak untuk membeli proteksi asuransi.

j. Penanggung adalah perusahaan asuransi yang akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian yang dideritanya sesuai dengan polis yang diterbitkannya.

k. Own Risk /Deductible/risiko sendiri adalah suatu bagian atau sejumlah nilai kerugian yang harus ditanggung oleh tertanggung terlebih dahulu untuk setiap


(56)

kejadian, baik berupa persentase maupun sejumlah nilai tertentu dari klaim yang dibayar.

l. Insurance Companyadalah perusahaan asuransi / lembaga penyedia asuransi m. Asuransi kerugian adalah asuransi muatan kapal, rangka kapal, penerbangan,

kebakaran, kontraktor, pemasangan mesin, mesin uang dalam khazanah dan uang dalam perjalanan, kendaraan bermotor, kecelakaan diri orang, tanggung gugat, biaya masuk rumah sakit, satelit.

n. Asuransi Kendaraan Bermotor adalah suatu pertanggungan yang memberikan perlindungan kepada pemilik kendaraan bermotor atau yang berkepentingan terhadap kerugian keuangan yang disebabkan kerusakan atau kerugian secara fisik kendaraan bermotor serta kerugian akibat tuntutan hukum yang harus dibayar oleh pemilik atau pemegang kendaraan bermotor terhadap pihak ketiga.

o. Kendaraan bermotor adalah kendaraan roda empat dan atau lebih yang digerakkan oleh motor letup atau mekanik lain dan memiliki izin untuk digunakan dijalan umum, tidak termasuk kendaraan yang bergerak diatas rel. p. Ikhtisar polis adalah suatu permohonan tertulis yang dilengkapi dengan

keterangan tertulis yang menjadi dasar yang tidak terpisahkan dalam ilmu polis dan tunduk pada kondisi ketentuan-ketentuan polis.

q. Tuntutan ganti rugi adalah tindakan-tindakan yang wajib dilakukan oleh tertanggung apabila terjadi suatu kerugian atau kerusakan atas kendaraan yang dipertanggungkan.


(57)

r. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya) sedangkan Bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya.

s. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

t. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang, atau mengadakan perjanjian perdagangan.

u. Perusahaan pembiayaan adalah lembaga keuangan yang memberikan pembiayaan dalam pengadaan aktiva tetap kepada pihak lain, baik individu maupun perusahaan, dan dananya tidak dikumpulkan secara langsung dari masyarakat.

v. Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

w. Klaim adalah tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas sesuatu. Pengertian klaim secara umum adalah merupakan suatu tuntutan atas suatu hak yang timbul karena


(58)

persyaratan perjanjian yang telah disepakati atau yang telah ditentukan telah terpenuhi.

x. Klaim Asuransi adalah ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung oleh perusahaan asuransi (Ceding Company)

sehubungan dengan telah terjadinya kerugian

G. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis. Yaitu menggambarkan semua gejala dan fakta serta menganalisa permasalahan yang ada sehubungan dengan tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap perjanjian kredit pada perusahaan pembiayaan yang dihubungkan kepada peraturan yang berlaku.

2. Metode Pendekatan

Penelitian ini mempergunakan pendekatan hukum normatif dan empiris Metode pendekatan hukum normatif yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang- undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum, dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum lainnya.42 Penelitian normatif merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum

42Jhonny Ibrahim,Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media


(59)

dari sisi normatifnya.43 Penelitian normatif seringkali disebut dengan penelitian doktrial yaitu penelitian yang objek kajiannya adalah dokumen peraturan perundang-undangan dan bahan kepustakaan.44

Metode pendekatan hukum empiris adalah dengan menitikberatkan pada analisis terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dihubungkan dengan praktek dibidang perasuransian dan pembiayaan dimana mencari data secara langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara untuk mencari data- data yang berhubungan dengan penelitian dimana data yang diperlukan menerangkan tentang tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap klaim dari tetanggung , tata cara pelaksanaan klaim serta penyelesaian klaim jika terjadi sengketa pada perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut: a. Studi Kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data sekunder baik

berupa peraturan perundang- undangan yang berlaku maupun teori- teori dan asas- asas hukum.

b. Penelitian lapangan (field research), yaitu metode pengumpulan data didasarkan atas penelitian dilapangan yang berhubungan erat dengan permasalahan yaitu tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap klaim dari tetanggung , tata cara pelaksanaan klaim serta penyelesaian klaim jika terjadi

43Ibid, hal 57


(60)

sengketa pada perusahaan pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Adapun penelitian lapangan dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan menemui pihak- pihak terkait (di perusahaan asuransi dan perusahaan pembiayaan / leasing) yang berhubungan dengan judul tesis untuk dapat dipertanggung jawabkan atas isi dan kebenaran fakta dilapangan. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:

1) David Manggiring,legal staffPT. Dipo Star Finance Cabang Medan 2) Rudy,legal staff PT. Dipo Star Finance Cabang Medan

3) Andri Manurung,legal staff PT. Dipo Star Finance Cabang Medan 4) Nova Wirashanty, SPV Claim and underwriting/ Marketing PT.Asuransi

Mitra Maparya Cabang Medan

5) Pemegang polis asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Mitra Maparya Cabang Medan

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek mana data dapat diperoleh. Mengingat jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, maka penelitian ini menggunakan dua sumber data yang meliputi :

a. Data primer

Yaitu data yang berasal dari sumber data utama yang berupa tindakan-tindakan sosial dan perkataan dari pihak-pihak yang terikat dengan masalah yang diteliti. Sehingga penulis mendapatkan informasi yang sebenarnya melalui informan dari pihak-pihak yang terkait didalamnya.


(61)

b. Data Sekunder

Yaitu sejumlah keterangan atau fakta-fakta yang secara tidak langsung atau data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang lain melalui studi kepustakaan, laporan, dokumen, peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan sumber-sumber lain yang ada hubungannya dengan obyek penelitian.

5. Analisis Data

Data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan tersebut dianalisis dengan cara kualitatif dengan mempelajari jawaban dari informan, sesuai dengan sifat penelitian deskriptif analistis, maka data yang dikumpulkan ,melalui wawancara yang diperoleh akan diteliti dan dipelajari secara utuh dan disesuaikan dengan data sekunder dan informan. Maka data yang diperoleh akan disusun secara sistematis dan selanjutnya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan sesuai dengan hasil penelitian yang berhubungkan dengan objek yang diteliti. Hasil analisis tersebut ditarik kesimpulan yang menggambarkan keadaan umum tentang status dan kondisi objek yang diteliti.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdul R, Saliman, Hermansyahm dan Ahmad Jalis,Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Cetakan I, Kencana / Prenada Media Group, Jakarta, 2005.

Abdulkadir Muhammad, SH, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006

Ali, A Hasymi, Bidang Usaha Asuransi, Cetakan I, Balai Aksara, Jakarta,1993

Ali, A Hasymi Agus Subekti, Wardana,Kamus Asuransi, Bumi Aksara , Jakarta , Cet I, Bumi Aksara 1996

Abdurahman ,Soejono H,Metode Peneltian Hukum,Bina Cipta, Jakarta, 2003

Andasasmita, Komar,Leasing dan Praktek .Ikatan Notaris Bandung, 1993. Anwari, Achmad,Leasing di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987. Darmawi Herman,Manajemen Asuransi, cetakan I, Bumi Aksara, Jakarta,2000 Darus Badulzaman, Mariam,Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung,1978

Darus Badrulzaman Mariam, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Buku III Tentang Hukum Perikatan Dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung, 1996 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 1990

Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2000

Djamin Djanius, SH.MS Syamsul Arifin SH.MH, Bahan Dasar Hukum Asuransi, Badan Penerbit STIE Tri karya, Medan, 1993.

Fuadi, Munir, Hukum Perkreditan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung, 2002.


(2)

H. Gunanto,Asuransi kebakaran di Indonesia, Tirta Pustaka, Jakarta.1984.

Hadisoeprapto, Hartono, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Jaminan, Liberty, Yogyakarta, 1984.

Hartono, Sri Redjeki, Hukum Asuransi dan perusahaan Asuransi, cetakan I, Sinar Grafika, Jakarta, 1992.

……….., Reasuransi, Kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan oleh penanggung guna memenuhi kewajibannya terhadap tertanggung, Tinjauan Yuridis, Disertasi, 1989

Huala Adolf, Analisis revaluasi Hukum Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase (UU NO 30 Tahun 1999), Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI,2006.

Hariyani, Iswi dan R. Serfianto DP, Gebyar Bisnis dengan Cara Leasing.Pustaka Yustisia, Yogyakarta,2011

Ismijati, Siti , Tinjauan Umum mengenai Leasing dan Peranannya dalam Usaha MemenuhiKebutuhan akan Alat-alat Produksi, Diktat Penataran Dosen Hukum Perdata Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1994

Ibrahim, Jhonny ,Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, 2005.

J. Supranto,Metode Penelitian Hukum dan Statistik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, J.J.J.M.Wuisman,Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial, Asas- Asas, penyunting : M. Hisyam,

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996

Kasmir,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafinso Persada, Jakarta, 2001

Kelsen, Hans ( Alih Bahasa oleh Somardi), General Theory of Law & State ),Teori Umum Hukum dan Negara, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif sebagai Ilmu Hukum Deskriptif-Empirik, Jakarta, BEE Media Indonesia, 2007.

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta,1989.


(3)

Lubis ,M. Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994 Mahmud, Peter Marzuki, Penelitian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Airlangga,

Surabaya, Cetakan ke I, 2005

Martokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Cetakan II, Liberty, Yogyakarta

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2002.

M. Khoidin,Problematika Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan, Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2005,

Masri Singarimbun,dkk,Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1999

Muhammad, Abdulkadir,Hukum Perikatan, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1992. Margono, Suyud ,ADR dan Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Ghalia

Indonesia, Bogor,2004.

Marpaung ,Charles Dulles, Pemahaman Mendasar Atas Usaha Leasing, Integrita Press,Jakarta 1985

Prakoso, Djoko dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan II, Bina Aksara, Jakarta, 1989

Prodjodikoro, Wirjono, Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan II, Pembimbing Djakarta 1958

Purba, Radiks, Memahami Asuransi Di Indonesia, Cetakan I, Pustaka Binaman, Pressindo, Jakarta,1992

Rahman, Hasanuddin, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998.

R. Subekti, R Tjitrosudibio, Kitab Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan, Cetakan kedua puluh tiga, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1997

R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Memberikan Kredit Menurut Hukum Indonesia, Citra Aditya Bakti, Jakarta ,1991


(4)

Rastuti, Tuti ,Aspek Hukum Perjanjian Asuransi,Pustaka Yustisia Yogyakarta, 2011 Sembiring, Sentosa,Sembiring, Sentosa, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung,

2000.

Sumitra ,Ronny Hanitijo, Asuransi Kendaraan bermotor, Ghalia Indonesia, Jakarta. 1998.

Simmanjuntak Emmy Pangaribuan, Hukum Pertanggungan ( Pokok- pokok Pertanggungan Kerugian Kabakaran dan Jiwa), FH-UGM, Yogyakarta, 1990. Singarimbun, Masri dkk, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1999Hukum

Perbankan, Mandar Maju, Bandung, 2000.

Simarsoit, Rismalida, Nim 057011077/M.kn ,tesis, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Kendaraan bermotor (Studi Pada PT. Asuransi Wuwungan cabang Medan), Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2007.

Setiawan, R,Pokok-pokok Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1979. Soekadi, Eddy, P,Mekanisme Leasing, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990 Soekanto, SoerjonoPengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakrta, 1986

Sumardjono Maria S.W., Pedoman, Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia, Yogyakarta, 1989.

Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta, 1995

Sunggono, Bambang,Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003

Suparman ,Man Sastrawidjaja, Aspek- aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, Alumni Bandung, 1997

Saefullah HF (tanpa tahun), Beberapa Masalah Pokok Tentang Tanggung jawab Pengangkutan Udara, Pusat Penerbitan Universitas LPPM UNISBA, Bandung.


(5)

Usman, Rachmadi Hukum Aribtrase Nasional, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta 2002

Utami ,Sri dan J. Sudiarto,Problematika Leasing di Indonesia, Arikha Media Cipta, Jakarta1983

Wihardi, NIM 047011076, tesis, Perlindungan Hukum terhadap Hak Tertanggung dalam Pelaksanaan Klaim Asuransi Kebakaran, 2006

Wijaya ,Amin Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing. Rineka Cipta Jakarta.1994.

Widjaja Gunawan dan Ahmad yani, Hukum Arbitrase, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003

William Ury, JM.Brett, S.B. Goldberg,Getting Dispute Resolved, Pan Books, 1993 B. Perundang- Undangan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3506) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 212, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4954. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/ MPK.012/2006 Tentang Perusahaan

Pembiayaan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan

Undang- undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 tanggal 12 Agustus 1999 tentangArbitrasedan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

C. Internet

http://www.datacon.co.id/Asuransi-2011 Pengertian/ Asuransi.html,diakses pada tanggal 24 April 2012


(6)

http://www.datacon.co.id/Pembiayaan-2010Leasing.html, diakses pada tanggal 24 April 2012

http://m.merdeka.com/uang/leasing-wajib-mulai-terapkan-dp-motor-20-persen.html, diakses pada tanggal 16 Agustus 2012

http://www.datacon.co.id/Pembiayaan-2010 manfaat/kerugianLeasing.html, diakses pada tanggal 24 April 2012

http://www.datacon.co.id/Asuransi-2011 Polis Asuransi /kendaraan bermotor.html, diakses pada tanggal 25 November 2012