Perencanaan dan pengawasan merupakan dua fungsi manajemen yang saling berhubungan satu sama lain. Perencanaan tanpa pengawasan adalah seperti
kapal tanpa kemudi dan pengawasan tanpa perencanaan adalah seperti kapal tanpa kompas. Pengawasanpengendalian sangat penting bagi perusahaan karena
pengendalian membantu para manajer mengetahui apakah tujuan perusahaan telah tercapai atau belum, pemberdayaan karyawan serta melindungi perusahaan dari
asetnya. Pengawasan merupakan suatu kegiatan penting yang dilakukan oleh setiap
perusahaan. Karena pegawasan bertujuan untuk: 1 mengetahui lancar atau tidaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan 2
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat dengan melihat kelemahan- kelemahan, kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalan dan mengadakan
pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan baru, 3 mengetahui apakah penggunaan fasilitas
pendukung kegiatan telah sesuai dengan rencana atau terarah pada pasaran, 4 mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan semula, 5 mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan dapatkah diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut sehingga mendapatkan
efisiensi yang besar. Agar setiap perencanaan yang sudah disusun dapat berjalan dengan efektif
dan efisien maka perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan membuat pengawasan. Pengawasan ini berguna untuk mengendalikan
pengeluaran atau biaya operasional, mencegah terjadinya pemborosan, serta
sebagai alat pembanding apakah rencana biaya yang dibuat sesuai dengan realisasinya. Pengawasan pada perusahaan ini dilakukan oleh departemen tertentu
yang disebut sebagai Departemen Pengendali Intern yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan-kegiatan operasional perusahaan dan penambahan formulir
baru atas sistem dan prosedur yang sudah dijalankan. Divisi ini akan melakukan audit atas apa yang terjadi dan melaporkan penyelewengan kepada perusahaan.
Adapun pengawasan operasional yang dilakukan pada perusahaan ini terdiri dari
tiga, yaitu:
1. Pengawasan Produksi, maksudnya adalah penentuan dan penetapan
kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan mengawasi kegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil
produkai agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dan tujuan yang di harapkan dapat tercapai. Dalam hal ini Kantor Wilayah Medan
mengawasi berapa banyak Surat Permintaan Asuransi Jiwa SPAJ yang dihasilkan oleh setiap kantor cabang dalam sebulan, apakah sudah sesuai
dengan yang targetkan atau belum. 2.
Pegawasan Konservasi, dalam pengawasan ini perusahan mengawasi setiap pendapatan premi yang masuk dari masing-masing kantor cabang,
agar pendapatan premi yang masuk tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Pengawasan Pengelolaan Dana, dalam pengawasan ini perusahan
mengawasi setiap dana yang masuk baik dari kantor pusat ataupun dari
kantor cabang atau pihak lain agar dimanfaatkan sebaik mungkin untuk aktifitas dan kelangsungan hidup perusahaan.
E. Analisis Biaya Operasional
Pengendalian biaya pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan didasarkan pada perbandingan antara anggaran dengan realisasi biaya. Anggaran
dan Realisasi biaya pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan disajikan
pada tabel berikut ini: Tabel 3.1
Ratio Pengeluaran Biaya atas Target Kantor Wilayah Medan
2014
BULAN Anggaran
000’Rp Realisasi
000’Rp Deviasi
000’Rp Ratio
Januari 4.445.767
4.162.939 282.828
4,79 Februari
4.445.767 3.352.418
1.093.349 2,51
Maret 4.445.767
3.597.969 847.798
2,90 April
3.386.225 3.041.102
345.123 3,64
Mei 3.386.225
2.813.578 572.647
5,74 Juni
3.386.225 3.798.815
412.590 8,05
Juli 3.386.225
3.625.438 239.213
10,62 Agustus
3.386.225 3.049.998
336.227 4, 83
September 3.386.225
2.951.734 434.491
3,91 Oktober
3.386.225 3.206.560
179.665 3,75
November 3.386.225
3.151.541 234.684
5,07 Desember
3.386.225 3.347.593
38.632 9,01
Pada tabel 3.1 bisa dilihat jelas berapa biaya yang dianggarkan perusahaan setiap bulan serta realisasinya. Namun dalam kenyataanya terjadi perbedaan
antara biaya yang di anggarkan dengan realisasinya hal ini disebut sebagai ketidaksesuaian atau variance. Ketidaksesuaian ini terjadi dalam dua
kemungkinan: 1.
Ketidaksesuaian yang menguntungkan favorable variance Ketidaksesuaian menguntungkan jika realisasi lebih kecil dari anggaran.
berikut biaya yang mengalami ketidaksesuaian yang menguntungkan: a.
Bulan Januari, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp 282.828.000 dengan ratio 4,79
b. Bulan Februari, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp
1.093.349.000 dengan ratio 2,51 c.
Bulan Maret, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp 847.798.000 dengan ratio 2,90
d. Bulan April, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp
345.123 dengan ratio 3,64 e.
Bulan Mei, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp 572.647.000 dengan ratio 5,74
f. Bulan Agustus, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp
336.227.000 dengan ratio 4,83 g.
Bulan September, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp 434.491.000 dengan ratio 3,91
h. Bulan Oktober, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp
179.665.000 dengan ratio 3,75 i.
Bulan November, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp 234.684.000 dengan ratio 5,07
j. Bulan Desember, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp
38.632.000 dengan ratio 9,01 2.
Ketidaksesuai yang tidak menguntungkan unfavorable variance Ketidaksesuai yang dianggap merugikan jika realisa lebih besr dari
anggaran. Berikut biaya yang mengalami ketidaksesuain yang tidak menguntungkan:
a. Bulan Juni, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp
412.590.000 dengan ratio 8,05 b.
Bulan Juli, terjadi deviasi antara anggaran dan realisasi sebesar Rp 239.213.000 dengan ratio 10,62
Untuk mengevalusi biaya yang dianggarkan dengan realisasinya,
perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan menggunakan ratio ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi kinerja perusahaan, bisa dilihat pada
tabel 3.1. Kondisi kinerja perusahaan dikatakan baik apabila biaya yang dianggarkan lebih besar dari realisasinya atau sebaliknya kinerja perusahaan
buruk jika realisasinya lebih besar dari biaya yang dianggarkan. Pada laporan ratio pengeluaran biaya atas target AJB 1912 Bumiputera
Kantor Wilayah Medan pada tahun 2014 dimulai dari Bulan Januari sampai Desember 2014 dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan sudah berjalan