untuk memperoleh data jenis tanah dan koefisien permeabilitas tanah, seperti pada.
2 Dari data perpustakaan digital Institute Teknologi Bandung, seperti : Tahapan-tahapan dalam penguraian zat organik, serta makhluk hidup yang
berperan dalam penguraian zat organik tersebut, seperti pada lampiran 1.6. 3 Dari Data Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika BMKG Balai
Besar Wilayah I Medan seperti : data curah hujan harian maksimum daerah Medan Selayang dan sekitarnya, seperti pada lampiran 1.7.
b. Pembuatan Lubang Resapan Biopori
Pembuatan lubang resapan biopori dilakukan di lapangan sepak bola dan di pelataran parkir mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
c. Penelitian di Lapangan
Melakukan penelitian dilapangan dengan prosedur sebagai berikut :
Penyediaan alat pembuatan lubang resapan biopori, yaitu alat pengebor tanah manual hand bor .
Membuat Lubang Resapan Biopori, Lubang Resapan Biopori tersebut
berdiameter 10-30 cm dan memiliki kedalaman 100-80 cm, dalam pengujian lubang berjumlah 8 delapan lubang, dan masing-masing
lubang berjarak tertentu radius minimal 100 m. Dikarenakan ini hanya sebuah contoh pengujian untuk memperoleh data peresapan air tanah dan
penguraian sampah, jumlah lubang dan jarak masing-masing lubang diasumsikan terlebih dahulu, dan setelah dibandingkan dengan informasi
Universitas Sumatera Utara
yang telah terbukti, untuk selanjutnya, untuk menentukan jumlah dan jarak lubang akan diformulasikan.
Mengisi lubang-lubang tersebut dengan sampah-sampah organik, berupa
dedaunan. Dan dibiarkan selama beberapa hari agar terbentuk lubang resapan biopori dan sampah tersebut terurai menjadi kompos. Serta
mencatat berapa lama waktu yang dibutuhkan sampah tersebut dapat berubah menjadi kompos. Berikut disajikan proses kimia pengomposan
oleh bakteri baik secara aerob maupun secara anaerob :
Mikroba Aerob
Bahan organik + O
2
H
2
O + CO
2
+ Hara + Humus + Energi
N, P, K Mikroba Anaerob
Bahan organik CH
4
+ Hara + Humus
N, P, K
Melakukan pengujian secara eksperimental, dengan memasukkan air pada
lubang resapan biopori yang telah terbentuk, untuk mendapatkan data : •
Kecepatan resapan air dalam Lubang Resapan Biopori. •
Debit resapan air dalam Lubang Resapan Biopori
Mengambil contoh tanah dan melakukan pengujian sample tanah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara, untuk mendapatkan nilai permeabilitas tanah.
d. Pengolahan data
dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
Universitas Sumatera Utara
1 Melakukan pengukuran infiltrasi dengan menggunakan alat Single Ring
Infiltrometer. 2
Melakukan pengukuran kecepatan infiltrasi dalam Lubang Resapan Biopori.
3 Menganalisa Laju infiltrasi dengan menggunakan rumus Horton 1939
f = f
c
+ f – f
c
x e
-kt
………………………………………………….. I.1 4
Mengambil sampel tanah dan melakukan pengujian sample tanah untuk mengetahui jenis tanah dan koefisien permeabilitas tanah tersebut.
Gbr.I.1 Penampang Lubang Resapan Biopori
Universitas Sumatera Utara
Gbr.I.2 Hand Bor
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir
MAKSUD
Untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian apabila digunakan beberapa prosedur
TUJUAN
Untuk menganalisa apakah Lubang Resapan Biopori dapat menjadi salah satu alternatif
TINJAUAN PUSTAKA PENGAMBILAN DATA
Analisa frekuensi curah hujan maksimum pengamatan penguraian sampah
Kecepatan infiltrasi
ANALISA DAN PERBANDINGAN KESIMPULAN
Parameter yang digunakan :
ph
perubahan warna
tekstur Metode yang digunakan :
•
Metode HORTON Metode yang digunakan :
Metode Van Breen
Hasper Der Weduwen
Kombinasi metode dengan pola Talbot
SARAN
PERMASALAHAN
Perlunya kajian mengenai permasalahan terkait dengan perubahan tata guna lahan, berkurangnya volume air tanah dan permasalahan sampah organik
Universitas Sumatera Utara
II.1 Gambaran Umum Tentang Biopori
Kondisi kota besar seperti DKI Jakarta, Medan, dan kota besar lain yang memiliki lahan resapan air yang sangat sedikit sekali disertai dengan penggunaan air tanah
yang sangat berlebihan menyebabkan penurunan permukaan tanah serta mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan air berkualitas baik dan cukup di
kawasan tersebut.
Dengan demikian keseimbangan lingkungan yang harus terus menerus dilestarikan dan dijaga pun semakin rusak dan tidak terkendali. Untuk itulah diperlukan adanya
gerakan pelestarian alam sekitar yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak serta berkesinambungan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah mengalirnya air hujan ke selokan yang kemudian terbuang percuma ke laut lepas adalah dengan pembuatan
lubang biopori resapan atau LBR.
Teknologi Lubang Resapan Biopori ini ditemukan oleh Ir. Kamir R. Brata M. Sc. , yang merupakan seorang staf pengajar di salah satu perguruan tinggi negri di Bogor.
Arti definisi dan pengertian lubang biopiro adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 80 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang
berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga
membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan. Sedangkan Biopori sendiri pengertiannya adalah
pori-pori berbentuk lubang terowongan kecil yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar
Universitas Sumatera Utara
tanaman Gambar 1. Gambar 2 menunjukkan penampang dari lubang resapan biopori.
Gambar II.1 . Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing dan Akar pada Matriks Tanah
dalam lingkaran kuning
GambarII.2. Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori
Universitas Sumatera Utara
II.1.1 Manfaat Lubang Resapan Biopori LRB :
1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar. 3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut. 5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. 7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
8. Memperbaiki kondisi ekosistem tanah yang dapat menghidupi keanekaragaman hayati di dalam tanah biodiversitas tanah.
9. Mengurangi dampak emisi gas CO
2
akibat pembakaran sampah organik. 10. Sebagai tempat pengolahan sampah organik.
11. Meningkatkan kualitas tanah.
Gambar II.3. skema fungsi LRB
Universitas Sumatera Utara
II.1.2 Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan
kedalaman 80-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada orang yang terperosok.
3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dan sebagainya. Sampah dalam
lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus
= intensitas hujan mmjam x luas bidang kedap air meter persegi laju resapan air perlubang liter jam.
Gambar II.4. Cara Pembuatan LRB
Universitas Sumatera Utara
II.1.3 Tempat yang dapat dibuat dipasang lubang biopori resapan air :
1. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya. 2. Di sekeliling pohon.
3. Pada tanah kosong antar tanaman batas tanaman.
4. Pada dasar saluran.
3. Pada areal kosong, dimana areal tersebut sudah ditutup bagian Top Soilnya
dilapisi oleh suatu lapisan beton, paving block untuk suatu keperluan,
seperti lahan parkir dan sebagainya.
Gambar II.5. Lokasi Pembuatan Lubang Resapan Biopori a. pada dasar saluran
Universitas Sumatera Utara
b. di sekeliling pohon c. pada batas tanaman
II.1 Cara Pengumpulan Data