dengan ukuran masing-masing 2,6 x 5,7 Å dan 6,7 x 7,0 Å serta mempunyai total volume rongga 28 Parikesit, Eko, 2003. Pada umumnya mordernit
mengandung ion Na, Ca dan K. Sifat adsorpsi mordenit ditentukan oleh ukuran rongga, sehingga hanya molekul-molekul yang berdiameter lebih kecil yang dapat
diserap oleh mordenit terhidrasi Judawati, Janis, 1993.
Gambar 2. Struktur Stereotip Mordenit
2.4.6. Aktivasi Zeolit
a Aktivasi dengan Pemanasan Pemanasan bertujuan untuk menguapkan air yang terperangkap di dalam
pori-pori kristal zeolit, sehingga luas permukaannya bertambah Khairinal, 2000. Pemanasan dilakukan selama 2 – 3 jam, tergantung besarnya kandungan unsur
pengotor yang ada serta stabilitas zeolit terhadap panas. Stabilitas ini dipengaruhi oleh jenis mineral zeolit yang terkandung. Proses pemanasan zeolit dikontrol,
karena pemanasan yang berlebihan kemungkinan akan menyebabkan zeolit tersebut rusak.
22
b Aktivasi secara Kimia Aktivasi zeolit secara kimia dilakukan dengan cara perendaman dan
pengadukan zeolit dalam larutan asam H
2
SO
4
atau HCl ataupun dalam larutan basa NaOH. Aktivasi ini bertujuan untuk membersihkan permukaan pori,
membuang senyawa pengotor dan mengatur kembali letak atom yang dapat dipertukarkan. Proses aktivasi dengan asam dapat meningkatkan kristalinitas,
keasaman dan luas permukaan zeolit Hari, 2001. Perlakuan asam telah berhasil melepaskan alumunium dari kerangka zeolit dan mampu meningkatkan keasaman
zeolit. Peningkatan keasaman zeolit mampu memperbesar kemampuan penyerapan zeolit. Hal itu terjadi karena banyaknya pori-pori zeolit yang terbuka
dan permukaan padatannya menjadi bersih dan luas Heraldy, et al, 2003. Zeolit dapat dimodifikasi menggunakan NaCl untuk menjadi zeolit unikation Na-zeolit.
Zeolit ini cenderung bersifat netral pH 6,8. Kondisi yang cenderung netral ini dapat meningkatkan penyerapan zeolit Amsiri, 2010.
2.4.7. Zeolit Alam Karangnunggal
Zeolit merupakan salah satu mineral yang banyak terdapat di daerah sepanjang pantai selatan Provinsi Jawa Barat dan Banten. Salah satu daerah yang
banyak terdapat bijih zeolit adalah Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Tasikmalaya memiliki penyebaran deposit zeolit di
Karangnunggal, Cipatujah dan Cikalong dengan deposit kurang lebih 39.435.125 ton. Sampai saat ini usaha penambangan zeolit masih didominasi oleh usaha
penambangan tradisional skala kecil, sebagian juga usaha pertambangan skala menengah dengan melibatkan pengusaha lokal. Zeolit dari Tasikmalaya diolah di
23
luar Kabupaten Tasikmalaya sehingga nilai tambah zeolit masih rendah. Zeolit dari Tasikmalaya pada umumnya digunakan untuk keperluan pertanian seperti
bahan pelengkap penyerap pupuk, perikanan udang untuk menetralisir amonia dan untuk keperluan industri penjernihan air Sulistiyono, et al, 2009.
Zeolit alam Tasikmalaya berwarna kehijauan dan mempunyai kapasitas
tukar kation 114,5 – 162,2 meq100g. Hasil analisis kandungan senyawa oksida
dan prosentase yang terkandung dalam mineral zeolit alam Karangnunggal menggunakan XRF dapat dilihat pada tabel 5. Hasil analisis menunjukkan bahwa
zeolit hijau Karangnunggal merupakan zeolit dengan rasio SiAl sebesar 5,05. Hasil analisis lebih lajut menggunakan XRD untuk menentukan karakteristik
batuan zeolit menunjukkan bahwa zeolit hijau Karangnunggal merupakan jenis mineral mordenit yang merupakan senyawa utama dari sampel Na
2
, Ca, K
2
Al
2
Si
10
O
24
.7 H
2
O Sulistiyono, et al, 2009. Tabel 5. Hasil Analisa XRF Zeolit Alam Karangnunggal
Sumber : Sulistiyono, Eko dan Murni Handayani, 2009
Senyawa Jumlah
CaO 1,65 Na
2
O 2,77 K
2
O 0,72 SiO
2
78,92 Al
2
O
3
15,62 MgO
0,05 SiO
2
Al
2
O
3
5,05
24
2.5. Scanning Electron Microscopy SEM